Anda di halaman 1dari 9

a.

Pengertian Motivasi

Istilah motivasi dalam kaidah bahasa Indonesia berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang
ada dalm diri individu , yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku, berupa rangsangan,
dorongan atau pembangkit tenaga untuk melakukan tingkah laku tertentu.[2] Sedangkan dalam
mengartikan motivasi para ahli mempunyai pendapat masing-masing, diantaranya:

1.Hellriegel dan Slocum: “Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan, kekuatan ini dirangsang oleh berbagai macam kebutuhan.”
2.Petri(1981) :” Motivasi adalah kekuatan yang bertindak pada organisme yang mendorong dan
mengarahkan perilakunya” 3.Morgan dkk.(1986):”
Motivasi adalah suatu kekuatan yang memggerakkan dan mendorong terjadinya perilaku yang
diarahkan pada tujuan tertentu.[3]

Dari serangkaian uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan
yang ada pada diri seorang individu yang menyebabkan individu tersebut melakukan aktivitas atau
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Motivasi mengandung 3 komponen penting yang saling berkaitan erat, yaitu:

a. kebutuhan. Kebutuhan timbul dalam diri individu apabila si-individu merasa adanya kekurangan
dalam dirinya (ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang menurut persepsi si-
individu harus dimiliki ).

b. dorongan: Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, dalam diri si-individu akan timbul

DORONGAN berupa usaha pemenuhan kebutuhan secara terarah.

Maka, DORONGAN biasanya berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang/individu, dan inilah INTI dari MOTIVASI.

C.tujuan
Komponen ketiga dari motivasi adalah TUJUAN. Pencapaian TUJUAN berarti mengembangkan
keseimbangan dalam diri seseorang/si-individu.

Pemahaman terhadap MOTIVASI individu berkaitan pula dengan pemahaman tentang MOTIF, yaitu
kebutuhan, keinginan, tekanan, dorongan, dan desakan hati yg membangkitkan & mempertahankan
gairah hidup individu untuk mengerjakan sesuatu.

Menurut Mc Clelland dalam Hasibuan (2016:95) dimensi motivasi :

1. Kebutuhan untuk berprestasi

a. Bertanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan.

b. Antusias berprestasi tinggi.

c. Konsisten menjalankan tugas sesuai dengan keputusan yang telah di sepakati.

2. Kebutuhan untuk berafiliasi

a. Keinginan untuk bekerja dengan orang lain.

b. Keinginan mengambil resiko.

c. Keinginan bekerja lebih baik dari orang lain.

3. Kebutuhan untuk berkuasa.

a. Komunikasi kepada sesama karyawan.


b. Pemimpin terhadap bawahannya.

c. Kerjasama antar karyawan.

3. Dimensi Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, peranan motivasi yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah
untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh beberapa kesulitan. Motivasi yang tinggi dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan membuat

siswa merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang

dipelajarinya.

Dalam menilai motivasi pada siswa diperlukan dimensi

pengukuran. Menurut Aritonang, motivasi belajar siswa meliputi

beberapa dimensi16, yaitu:

a. Ketekunan dalam belajar

Suatu keadaan dimana individu memiliki suatu perilaku yang

bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tujuan yang akan

dicapainya.
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan

Kesulitan dan hambatan dalam kegiatan belajar pasti ada dan

tidak dapat dihindarkan. Seorang siswa yang memiliki

kegigihan dalam menghadapi masalah dalam belajarnya, maka

akan dapat keluar dari permasalahan belajar.

c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

Seorang siswa dalam meraih tujuan belajarnya harus memiliki

minat yang kuat karena dengan memiliki minat yang kuat

sudah pasti siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang

tinggi untuk meraih dan mengejar tujuan belajarnya.Ketajaman dan perhatian dalam belajar dapat
digambarkan

sebagai usaha seorang siswa dalam berkonsentrasi dan

bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tujuan belajar yang

telah direncanakan.
d. Berprestasi dalam belajar

Kesuksesan dan keberhasilan dari suatu tujuan belajar banyak

dilihat dari hasil belajarnya yakni prestasi belajar. Prestasi

belajar yang tinggi dapat diraih jika seseorang memiliki

motivasi belajar yang tinggi sehingga seseorang akan selalu

berusaha dan tidak mudah puas dengan hasil belajarnya dan

senantiasa berusaha meraih prestasi belajar.

e. Mandiri dalam belajar

Kemandirian dalam belajar sangatlah penting karena dengan

kemandirian seseorang akan selalu berusaha secara individu

dan tidak selalu bergantung pada orang lain.

Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

motivasi belajar siswa yakni:17


a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai

materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan

belajarnya.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Siswa merasa senang dan memiliki rasa membutuhkan

terhadap kegiatan belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita di masa yang akan datang.

Siswa memiliki harapan dan cita-cita atas materi yang

dipelajarinya.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

Siswa merasa termotivasi oleh hadiah atau penghargaan dari

guru atau orang-orang disekitarnya atas keberhasilan belajar


yang ia capai.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Siswa merasa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik

Siswa merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat ia

belajar.

2.2 Pentingnya Motivasi dalam Organisasi

Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau
bekerja. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan termotivasi oleh kebutuhan yang
dimilikinya. Pendapat ini sejalan dengan Robin yang mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang di kondisikan
oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.[3] Motivasi ini dapat pula
dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri. Terkait dengan motivasi organisasi
lima fungsi utama manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada
pelaksanaanya, setelah rencana dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun personalianya , langkah
berikutnya adalah menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di
tentukan . Fungsi pengarahan ini secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi organisasi merupakan kegiatan
kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi untuk memotivasi
anggotanya akan sangat menentukan efektifitas ketua. Ketua harus dapat memotivasi para anggotanya
agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat. Jika ketua membiarkan anggotanya
berjalan tanpa motivasi, maka bisa di pastikan kinerja organisasi yang memburuk , menemukan
kegagalan program kerja bahkan terancam bubar. Menurut Atkinson, suatu organisme (dalam diri
manusia dan hewan) yang dimotvasi akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih
efisien daripada yang tidak di motivasi. Motivasi organisasi sebisa mungkin memahami masalah
anggotanya , sehingga bisa memecahkan masalah secara formal maupun informal . Baik secara
organisatoris maupun pendekatan secara personal. Sebagai pimpinan organisasi , sebisa mungkin
memahami masalah anggotanya sehingga bisa memecahkan masalah secara bersama. Peran evaluasi
sangat penting dalam hal ini. Sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa menjalankan roda
organisasi. Apalagi jika organisasi bersifat sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya.

2.3 Proses Timbulnya Motivasi dalam Organisasi

Proses motivasi terdiri beberapa tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo, 1997) sebagai berikut:[1]

1) Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan tersebut belum
terpenuhi maka akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.

2) Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan mencari jalan bagaimana
caranya untuk memenuhi keinginannya

3) Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus didukung oleh
kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.

4) Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
dilakukan secara bertahap

5) Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan
dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran

6) Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat mempertimbangkan
seberapa besar kebutuhan yang bisa terpenuhi dari gaji atau imbalan yang mereka terima.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari karyawan.[2]

1. Faktor Internal

Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:

a. Keinginan untuk dapat hidup;

b. Keinginan untuk dapat memiliki;


c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan;

d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan;

e. Keinginan untuk berkuasa.

2. Faktor Eksternal

Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor
ekstern itu adalah:

a. Kondisi lingkungan kerja;

b. Kompensasi yang memadai;

c. Supervise yang baik;

d. Adanya jaminan pekerjaan;

e. Status dan tanggung jawab;

f. Peraturan yang fleksibel.

Anda mungkin juga menyukai