Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar Motivasi

1.1.1 Definisi Motivasi

Motivasi merupakan tenaga pengerak dan kadang-kadang dilakukan dengan

mengenyampinag hal hal yang di anggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan

Lestari (2015). Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang Lestari (2015).

Motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat

seseorang melakukan sesuatu sebagai respon Lestari (2015). Motivasi kerja adalah

suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan

memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja Lestari (2015).

Istilah motivasi (motivation) berasal dari Bahasa latin, yakni movere yang

berate “menggerakan” (to move). Motivasi merupakan proses psikologi yang

membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-

directed behavior (2015). Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang

memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi sebagai proses yang

menyebabkan insensitas, arah, dan usaha terus menerus individu menuju pencapaian

tujuan. Secara sederhana urgensi motivsi adalah menciptakan semangat dan gairah

kerja sehingga produktivitas kerja meningkat, jadi motivasi adalah sesuatu yang

pokok yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja. Ada beberapa teori motivasi,

yaitu: teori hirarki kebutuhan dari Maslow, reori dua faktor dari Herzberg, teori

6
prestasi dari Mc Clelland, teori harapan, teori keadilan, teori klasik dari F.W. Taylor

dan teori Human Relations.

1.1.2 Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dilakukan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya

untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu

(Nursalam, 2018). Disini akan disebutkan tujuan tujuan dari motivasi adalah sebagai

berikut:

1) Meningkatkan moral dan kepuasan perawat

2) Meningkatkan produktivitas kerja perawat

3) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan perawat

4) Meningkatkan kedisiplinan dan menurut absensi perawat

5) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

6) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi perawat

7) Meningkatkan kesejahteraan perawat

8) Mempertinggi rasa tanggung jawab perawat terhadap tugas-tugasnya

1.1.3 Teori Motivasi

Gibson mengelompokan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli

tersebut ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori kepuasan dan teori proses

(Nursalam, 2018).

1. Teori kepuasan (Content Theory).

7
Pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang

menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori memusatkan

perhatian pada faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung

dan menghentikan perilakunya, yang memotivasi semangat orang bekerja adalah

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materil dan nonmaterial yang diperoleh

dari hasil perkerjaan. Teori kepuasan (Content Theory) dikenal antara lain :

a. Teori Motivasi Klasik

b. Teori Hirarki Kebutuhan

c. Teori Dua Faktor

d. Teori Motivasi Human Relation

e. Teori ERG (Existence, Related, and Growth)

f. Teori Motivasi Prestasi

2. Teori Motivasi Proses (Process Theory)

Teori ini merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang berkerja serta hasil apa

yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh baik

untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan

yang dilakukan seseorang, hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin.

Teori Motivasi Proses (Process Theory), yaitu:

a. Teori Harapan

b. Teori Keadilan

c. Teori Pengukuran

8
Dari kedua teori motivasi diatas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

1. Teori Kepuasan

a. Teori Motivasi Klasik (teori kebutuhan tunggal)

Teori ini dikemukakan oleh Federick Winslow Taylor, menurut teori ini motivasi

pekerjaan hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologisnya saja.

Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi,

jika pendapatan yang diberikan cukup besar. Jadi jika pendapatan karyawan dinaikan

semangat bekerja meningkat.

b. Teori Motivasi Dua Faktor

Pada teori dua faktor menunjukan adanya 2 kelompok faktor yang memengaruhi kerja

seseorang dalam organisasi, yaitu faktor kepuasan (satisfaction factor)atau

pemeliharaan atau hygienic factors. Teori ini dikemukakan oleh Herzberg menurut

motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk

melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk

mengembangkan keahlian. Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan

pekerjaannya dipengeruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu:

1) Faktor motivasi adalah sejumlah faktor instrinsik yang menyangkut kebutuhan

psikologis yaitu perasaan yang sempurna dalam melakukan pekerjaan. Yang

9
termaksuk dalam faktor motivasi adalah prestasi, tanggung jawab, pengakuan,

pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi individu, pencapaian.

2) Faktor pemeliharaan adalah sejumlah kondisi ekstrinsik yang apabila tidak

adamenyebabkan ketidakpuasan, yaitu: gaji, jaminan pekerjaan, kebijakan

perusahan, status.

c. Teori Motivasi Prestasi dan David McClelland

McClelland menemukan bahwa kebutuhan berprestasi dapat dikembangkan pada

orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki karakteristik

tertentu yang dapat dikembangkan , yaitu:

1) Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi keterampilan

2) Menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil

yang dicapai

3) Kencendruang menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resikoyang

telah diperhitungkan

4) Memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan

5) Mempunyai keterampilan perencanaan jangka Panjang dan memiliki kemampuan

organisasi

Teori McClelland ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada kebutuhan Maslow

yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan seseorang untuk

belajar agar menguasi keterampilan yang memungkinkan seseorang mencapai

prestasi.

d. Teori Motivasi Human Relation

10
Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dalam lingkungannya. Menurut teori ini

seseorang akan berprestasi baik jika ia diterima di lingkungan, diakui dalam

pekerjaan serta lingkungannya. Teori ini menekankan peran aktif pimpinan

organisasi. Memelihara hubungan dan kontak pribadi dengan bawahanya dan

membangkitkan gairah kerja. Teori ini mengajukan bila dalam memotivasi bawahan

memerlukan kata-kata, hendaknya kata-kata itu mengandung kebijakan, sehingga

dapat menimbulkan rasa dihargai dan sikap optimis.

e. Teori ERG

Teori ini dikemukankan oleh Clayton Alderfer merupakan teori penyempurnaan dari

teori Maslow. Teori ini menurut para ahli lebih mendekati keadaan sebenarnya

berdasarkan fakta empiris. Mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan,

yaitu: kebutuhan akan keberadaan, kebutuhan akan afiliasi, dan kebutuhan akan

kemajuan.

2. Teori Motivasi Proses

a. Teori Pengharapan

Teori pengharapan ini dikenal dengan Victor Vroom, menyatakan bahwa kekuatan

yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam pekerjaannyatergantung

hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil

pekerjaan itu. Bebeapa besa ria yakni perusahaan akan memberikan pemuasanbagi

didasarkan atas, harapan, nilai, peraturan.

b. Teori Keadilan

11
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi

atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Penilaian dan pengakuan

mengenai perilakuk bawahan harus dilakukan secara objektif bukan atas suka dan

tidak suka. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik oleh pimpinan maka semangat

kerja bawahan cenderung meningkat.

c. Teori Pengukuhan

Teori ini didasarkan 2 prinsip, yaitu: prinsip hukum ganjaran, prinsip respon dan

rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan mengalami penguatan

tangka laku bila mendapat ganjaran positif/menyenangkan. Seseorang yang merasa

berhasil menunaikan pekerjaan/kewajibannya dengan sangat memuaskan,

memperoleh dorongan positif untuk bekerja keras lagi dimasa yang akan dating

sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar melakukan kewajiban/tugas

makamendapat teguran dari atasannya, teguran merupakan faktor negative oleh yang

bersangkutan yang dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atau

kesalahan sehingga dimasa depan situasi ketidakberhasilan tidak terulang Kembali.

Pada dasarnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Motivasi Internal

Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Keperluan dan keinginan yang ada

dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi instrinsiknya. Kekuatan ini akan

memengaruhi pikirannya yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang

tersebut. Motivasi instrinsik dikelompokan menjadi dua.

12
a. Fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah seperti rasa lapar, haus, dan lain-

lain.

b. Psikologis, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori dasar.

1) Kasih sayang, motivasi untuk menciptakan kehangatan, keharmonisan, kepuasan

batin/emosi dalam berhubungan dengan orang lain.

2) Mempertahankan diri, untuk melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan

psikologis, menghindari dari rasa malu dan ditertawakan orang, serta kehilangan

muka, mempertahankan gengsi dan mendapatkan kebanggaan diri.

3) Memperkuat diri, mengembangkan kepribadian, berprestasi, mendapatkan

pengakuan dari orang lain, memuaskan diri dengan penguasaannya terhadap orang

lain.

2. Motivasi Eksternal

Motivasi ekstrinsik tidak dapat dilepaskan dari motivasi instrinsik. Motivasi

eksitinsik adalah motivasi yang timbul dari luar/lingkungan. Misalnya: motivasi

ekstrinsik dalam belajar antara lain berupa pengahargaan, pujian, hukuman, atau

celaan yang diberikan oleh guru, teman atau keluarga.

1) Hirarki Kebutuhan Dasar Manusia

Teori tentang motivasi yang dikenal dengan teori hirarki kebutuhan manusia.

Maslow menyebutkan bahwa faktor pendorong yang menyebabkan seseorang bekerja

13
adalah motivasi. Indikador fisik dan fisiologis untuk menggambarkan secara rinci

hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow dalam Nursalam (2018) sebagai berikut:

a) Fisiologis; lapar, haus, seks, rasa enak, tidur dan istirahat.

b) Rasa aman; menghindari bahaya dan bebas dari rasa takut atau terancam.

c) Rasa memiliki; rasa bahagia berkumpul dan berseikat, perasaan diterima

dikelompok, rasa bersahabat dan afeksi.

d) Penghargaan; menerima keberhasilan diri, berkompetisi, keyakinan, rasa diterima

orang lain, aspirasi, rekognisi, keyakinan, dan martabat.

e) Aktualisasi diri; keinginan mengembangkan diri secara maksimal melalui usaha

diri, kreativitas, ekspresi diri.

2) Teori Hiegini-Motivasi dari Herzberg

Teori motivasi yang ditemukan oleh Herzberg tentang motivasi yang

mempertajam pengertian mengenai efektifitas dari situasi dalam situasi kerja. Teori

tersebut terkenal dengan teori Hygiene-motivasi atau teori dua faktor, yaitu faktor

internal dan eksternal. Herzeberg menyatakan apabila pekerja merasa puas dengan

pekerjaannya, kepuasan itu didasarkan pada faktor yang internal sebaliknya apabila

para pekerja tidak puas dengan pekerjaannya, ketidakpuasan itu pun umumnya

dikaitkan dengan sifatnya eksternal, baiknya faktor internal maupun faktor eksternal

berpengaruh besar terhadap motivasi seseorang. Faktor internal meliputi prestasi,

pekerjaan, penghargaan, perkembangan, kemajuan, dan tanggung jawab. Faktor

eksternal meliputi status rekan kerja, supervisi, gaji, kondisi kerja, kebijakan

perusahaan dan keamanan kerja.

14
3) Teori Harapan

Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin

dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan

mengarahkan kepada hasil yang di inginkannya itu. Artinya apabila seseorang sangat

menginginkan sesuatu, jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang

bersangkutan akan berupaya mendapatkan (Victor H. Vrom dalam Nursalam, 2018).

4) Teori Penentuan Tujuan

Kejelasan tujuan yang hendak di capai seseorang dalam melaksanakan

tugasnya menumbuhkan motivasi yang semakin besar, semakin tinggi tingkat

penerimaan para penerimaan atas kepantasan dan kelayakan tujuan tertentu, semakin

tinggi pula pencapaian tujuan tersebut.

1.1.4 Prinsip-Prinsip dalam Memotivasi Kerja Pegawai

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai (Mangkunegara,

dalam Nursalam, 2018):

1) Prinsip partisipatif

Pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi menentukan tujuan yang

akan dicapai oleh pemimpin dalam upaya memotivasi kerja.

2) Prinsip komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha

pencapian tugas. Informasi yang jelas akan membuat kerja pegawai lebih mudah

dimotivasi.

3) Prinsip mengakui adil bawahan

15
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai adil dalam usaha

pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut pegawai akan lebih mudah

dimotivasi.

4) Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin akan memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan

untuk dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya

sewaktu-waktu. Hal ini akan membuat pegawai yang besangkuatan menjadi

termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapakan oleh pemimpin.

5) Prinsip memberi perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai

bawahannya, sehingga bawagan akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan

pemimpin.

1.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Herzberg (Motivation-Hygiene Theory) bahwa staf atau pegawai

dapat dibagi menjadi golongan besar: mereka yang termotivasi oleh faktor-faktor

instrinsik, yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing, dan faktor-

faktor ektrinsik, yaitu pendorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari

organisasi tempat bekerja. Makna dari teori ini adalah bahwa orang yang bekerja

terdorong secara instrinsik atau lebih mudah diajak meningkatkan kinerjanya

dibandingkan mereka yang terdorong secara ekstrinsik (Nursalam, 2018). Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi movitasi:

1) Faktor fisik

16
Motvasi yang ada di dalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam

rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda

atau berkaitan dengan alam.

2) Fasilitas

Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan

dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.

3) Situasi dan Kondisi

Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong

memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.

4) Program dan Aktifitas

Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang

didasari adanya kegiatan rutin dengan tujuan tertentu.

5) Media

Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang didapat dari perantara

sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu.

6) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi seseorang kuat dalam

melakukan sesuatu hal.

1.1.6 Proses Motivasi

17
Setaip manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang

menuntut untuk dipuaskan. Secara umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan

yang mendorong perbuatan kearah tujuan tertentu. Proses bagaimana perilaku

seseorang ditunjukan oleh motivasinya dimulai Ketika seseorang menyadari bahwa

dirinya memiliki kebutuhan tertentu. Maka Langkah selanjutnya adalah mengambil

Tindakan dengan mencari pemuasan akan kebutuhannya, misalnya dengan mencari

alternatif pekerjaa atau dengan bekerja lebih keras lagi. Hal-hal yang perlu

diperhatikan untuk memotivasi karyawan/pegawai menurut Hasibuan, (2020), antara

lain adalah:

1). Tujuan

Sebelum memotivasi pegawai hal yang harus dilakukan terlenih dahulu adalah

menentukan tujuan organisasi.

2). Kepentiangan

Dengna mengetahui keinginan pegawai, maka pimpinan tidak hanya melihat dari

sudut pandang atasan atau organisasi saja.

3). Komunikasi yang efektif

Pegawai harus tahu apa yang menjadi kewajibannya jika ia ingin mendapatkan apa ia

inginkan.

4). Integritas tujuan

Tujuan organisasi dan tujuan pegawai harus dapat disatukan agar kedua belah pihak

bisa saling memperoleh apa yang diinginkan.

18
5). Fasilitas

Fasilitas penting untuk menunjang kelancara aktivitas organisasi.

6). Teom work

Team work penting untuk menyatukan berbagai bagian yang ada dalam organisasi.

2.1 Konsep Dasar Perawat

2.1.1 Definisi Perawat

Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan professional memiliki peran

sebagai pemberi asuhan, pendidik, advokat klien, konselor, agen pengubah,

pemimpin, manajer, manajer kasus, serta penelitian dan pengembang praktik

keperawatan. (Wahyudi, 2020).

2.1.2 Peran Perawat

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang. Sesuai kedudukannya didalam sistem peran perawat utama dari

perawat kesehatan masyarakat adalah memberikan asuhan keperawatan pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau

yang mempunyai masalah kesehatan keperawatan apakah itu dirumah, sekolah, panti

dan sebagainya sesuai kebutuhan (Depkes, dalam Jumariah, 2017).

Perawat dalam menjalankan perannya, dipengaruhi oleh keadaan sosial baik

dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Adapun

19
peran-peran perawat sejak Lokakarya Nasional Keperawatan 1983 (Retno, 2017),

peran perawat di Indonesia disepakati sebagai berikut:

1) Peran Pelaksana (care giver) yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada

individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat berupa asuhan keperawatan

yang komprehensif meliputi pemberian asuhan keperawatan, memberikan

bantuan langsung pada individu/pasien dan keluarga atau masyarakat yang

mengalami masalah terkait dengan kebutuhan keamanan.

2) Peran Educator dimana pembelajaran merupakan dasar dari Health Education

yang berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan.

Perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan

keluarga dalam hal pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit, menyusun

program Health Education serta, memberikan informasi yang tepat tentang

kesehatan.

3) Pengamat kesehatan dalam hal perawat melaksanakan monitoring terhadap

perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan, observasi

serta pengumpulan data.

4) Role Model yaitu perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan

atau contoh bagi individu, keluarga, masyarakat atau lingkungan dimana perawat

berada.

5) Peran koordinator pelayanan kesehatan yaitu perawat mengkoordinir seluruh

kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dalam lingkup rumah sakit,

20
puskesmas, maupun tempat layanan kesehatan lainnya dalam mencapai tujuan

kesehatan malalui kerjasama dengan tim kesehatan lain sehingga pelayanan yang

diberikan merupakan kegiatan yang menyeluruh.

6) Peran koordinasi dimana perawat melakukan koordinasi terhadap semua

pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga, dan bekerja sama dengan

keluarga dalam perencanaan pelayanan keparawatan serta sebagai penghubung

dengan institusi pelayanan kesehatan lain, supervisi terhadap askep yang

dilaksanakan anggota tim.

7) Peran pembaharu dimana perawat dapat berperan sebagai inovator terhadap

individu, keluarga dan masyarakat dalam merubah perilaku

dan pola hidup yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pemeliharaan

kesehatan.

8) Peran pengorganisir pelayanan kesehatan, dimana perawat memberikan motivasi

untuk meningkatkan keikutsertaan individu, keluarga dan kelompok dalam setiap

upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di masyarakat.

9) Peran fasilitator dimana perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat

untuk memecahkan masalah kesehatan. Diharapkan perawat dapat memberikan

solusi mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

10) Modifikasi lingkungan, perawat harus dapat memodifikasi lingkungan baik

lingkungan rumah sakit, maupun lingkungan masyarakat agar tercipata

lingkungan yang sehat dalam menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan.

21
11) Peneliti, dimana perawat berperan dalam pengembangan ilmu kesehatan

khusunya keperawatan dalam hal menuju arah yang lebih baik.

2.1.3 Fungsi Perawat

Fungi perawat adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang

ada, perawat dalam menjalankan perannya memiliki beberapa fungsi, seperti berikut:

1) Fungsi Independen

a) Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter.

b) Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan.

c) Perawat bertanggung jawab terhadap klien, akibat yang timbul dari tindakan

yang diambil.

2) Fungsi Dependen

a) Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan

khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya tindakan dokter,

seperti pemasangan infuse, pemberian obat, dan melakukan suntikan.

b) Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab

dokter.

3) Fungsi Interdependen

a) Tindakan perawat berdasarkan kerja sama dengan tim perawatan atau tim

kesehatan.

22
b) Contohnya untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat

bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan

kebutuhan makanan yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin.

2.3 Alur Penelitian

Situasi Sosial

Motivasi Perawat dalam produktivitas kinerja perawat

Partisipan

Pengumpulan Data

- Observasi
- Wawancara
- Studi dokumentasi

Reduksi Penyajian Pengolahan Verifikasi Penarikan

Data Data Data Data Kesimpulan


23
Hasil dan
Analisis

Kesimpulan

2.3.1 Alur Pikir

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan alur pikir dijelaskan


melalui bagian dibawah ini :

Alur Pikir ( Teoritis )

Motivasi

- Internal
- Ekternal

Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

1. Faktor fisik
2. Fasilitas
3. Situasi dan Kondisi
4. Program dan Aktifitas
5. Media 24
6. Umur
Prinsip Motivasi Kerja Pegawai

1. Prinsip partisipan
2. Prinsip komunikasi
3. Prinsip mengakui adil bawahan
4. Prinsip pendelegasian
wewenang
5. Prinsip memberi perhatian

25

Anda mungkin juga menyukai