Anda di halaman 1dari 15

Nama : Nurhikmah

Kelas : Ikom C

NIM : 50700123102

Pengaruh Persepsi Konsumen dan Motivasi Konsumen Terhadap


Pengambilan Keputusan Untuk Bergabung Sebagai Anggota Dalam Bisnis
Multi-Level Marketing

❖ Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen
dan motivasi multi-level marketing terhadap pengambilan keputusan
bergabung dengan PT. Harmoni Dinamik Indonesia di kotamadya
Samarinda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan
menggunakan simple random sampling, diambil 130 karyawan sebagai
subjek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala pengambilan keputusan, persepsi konsumen, dan
motivasi konsumen. Kemudian hasil penelitian dengan menggunakan uji
regresi linier berganda menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%
(1) terdapat persepsi konsumen yang positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan dengan koefisien beta (β) = 0,582, dan nilai t
hitung> t tabel (7,351> 1,979 dan nilai p = 0,000 ( p t tabel (2,439> 1,979)
dan nilai p = 0,016 (p f tabel (68,103)> 3,07) dan nilai p = 0,000 (p <0,05).
Besarnya sumbangan pengaruh (R²) persepsi dan motivasi konsumen
terhadap pengambilan keputusan adalah 0,517 (51,7 persen).

❖ Latar Belakang
Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai
macam persaingan di segala bidang. Salah satunya adalah persaingan bisnis
yang semakin ketat yang mengakibatkan perubahan perilaku konsumen di
dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk ataupun untuk
mengambil keputusan sebagai anggota.
Mengingat perkembangan teknologi yang makin dinamis, semakin
pesat, dan semakin maju manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk
bertindak agar tidak kalah bersaing. Melihat kondisi tersebut menyebabkan
pebisnis semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam
memenuhi target penjualan. Dengan demikian, setiap perusahaan harus
memahami perilaku dan persepsi konsumen pada pasar sasarannya karena
kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha
memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada
perilaku dan persepsi konsumennya. Salah satu bisnis yang ada di Indonesia
adalah pemasaran jaringan atau yang biasa dikenal dengan multi level
marketing. Pemasaran jaringan atau multi level marketing adalah salah satu
bentuk bisnis yang revolusioner, yaitu perubahan sosial yang terjadi secara
menyeluruh atau mendasar bagi masyarakat.
Indonesia adalah salah satu perusahaan pemasaran yang memasarkan
produknya dengan menggunakan sistem Multi-Level Marketing. Dengan
posisinya sebagai perusahaan multi level marketing, PT. HDI cenderung
didominasi oleh keberadaan distributor yang jumlahnya begitu
banyak. Sehingga dalam membangun bisnis multi level marketing
diperlukan adanya pandangan dan dorongan yang baik terhadap bisnis
tersebut, sebelum para calon anggota mengambil keputusan untuk dapat
bergabung di dalamnya.

❖ Teori-teori
1. Pengambilan Keputusan
Menurut Hasan (2002) keputusan adalah hasil pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pernyataan.
Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang
dibicarakan dalam hubungannya dalam dalam perencanaan.
Keputusan dapat berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang
menyimpang dari rencana semula (Hasan, 2002). Menurut Hasan
(2002) aspek yang mempengaruhi pengambilan keputusan ada lima,
yaitu pengenalan keadaan, mempelajari alternatif yang ada atau
yang tersedia, mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen,
dan bersikap tenang walaupun mendapatkan respon negatif. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan menurut
Hasan (2002), yaitu posisi atau kedudukan, masalah, situasi,
kondisi, tujuan, dan persepsi berbisnis.

2. Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen merujuk pada cara konsumen mengenali,
menafsirkan, dan merespons informasi yang mereka terima dari
lingkungan sekitarnya, terutama dalam konteks pembelian dan
konsumsi produk atau layanan. Menurut Lestari dan Fadila (dalam
Sangadji & Sopiah, 2013), persepsi adalah proses memilih,
mengatur, dan menginterpretasikan informasi yang diterima oleh
seseorang melalui kelima indra yang dimilikinya meliputi
penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan. Dari
definisi umum ini dapat dilihat bahwa persepsi seseorang akan
berbeda dari yang lain.
Kotler dan Amstrong (2012) menyebutkan bahwa persepsi
adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia
yang berarti. Kotler dan Amstrong (2012) menyebutkan bahwa
orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan
yang sama karena tiga proses perseptual: atensi selektif, distorsi
selektif, dan retensi selektif. Menurut Robbin dan Judge (2006) ada
tiga faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen menurut, yaitu
pelaku persepsi, target dan obyek, serta situasi.
3. Motivasi Konsumen
Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mampu mendorong
seseorang bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada
waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis (kebutuhan
muncul dari tekanan biologis, seperti lapar, haus, tidak nyaman).
Kebutuhan yang bersifat psikogenis (kebutuhan muncul dari
tekanan psikologis, seperti kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok). Kebutuhan akan
menjadi motif jika didorong hingga mencapai level intensitas yang
memadai (Kotler & Keller, 2009).
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) motivasi konsumen
adalah kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa
mereka untuk melakukan tindakan dimana kekuatan dorongan
tersebut dihasilkan dari suatu tekanan yang diakibatkan oleh belum
atau tidak terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan permintaan.
Kemudian bersama-sama dengan proses kognitif (berfikir) dan
pengetahuan yang sebelumnya didapat, maka dorongan akan
menimbulkan perilaku untuk mencapai tujuan atau pemenuhan
kebutuhan.
Menurut Maslow (2002) ada lima faktor yang mempengaruhi
motivasi konsumen, yaitu kebutuhan fisiologis (phsyological
needs), kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan cinta dan
memiliki (belongingness and love needs), kebutuhan penghargaan
(esteem needs), dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization
needs).

❖ Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berjenis
regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota PT.
Harmoni Dinamik Indonesia di Kota Samarinda yang berjumlah 1089
orang. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik non-
probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel.
Teknik non-probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Metode ini menggunakan kriteria yang telah
dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel
terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi. Untuk pengambilan sampelnya
ditentukan dengan Purposive Sampling, dan peneliti mengambil sampel
berjumlah 130 orang. Purposive Sampling adalah teknik sampling yang
cukup sering digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah
dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel
terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi (Sugiyono, 2015).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala. Metode skala digunakan untuk mengungkap variabel bebas
(persepsi konsumen, dan motivasi konsumen) dan variabel terikat
(pengambilan keputusan), yang disusun sendiri oleh peneliti. Pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan teknik try out terpakai.

❖ Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Schiffman dan Kanuk
(Huriartanto, Hamid & Shanti, 2015) bahwa dalam mengambil sebuah
keputusan akan selalu dipengaruhi oleh faktor psikologis konsumen yang
terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap. Sama
halnya dengan Sangadji dan Sopiah (2013) yang menjelaskan bahwa salah
satu faktor utama yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu faktor
psikologis. Adapun faktor psikologis yang dimaksud diantaranya mencakup
persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepribadian. Sebagaimana
penelitian ini yang memfokuskan pada faktor psikologis khususnya persepsi
dan motivasi sebagai variabel bebas yang telah terbukti secara kuantitatif
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen untuk bergabung sebagai
anggota dalam bisnis MLM pada PT. HDI di Kota Samarinda. Didukung
dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan beberapa
konsumen di PT. HDI yaitu salah satunya yang berinisial YR dan
wawancara dilakukan di kantor PT HDI Kota Samarinda lantai 2, juga dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen untuk bergabung
dalam bisnis MLM berawal dari munculnya persepsi saat memperoleh
informasi yang didukung dengan adanya motivasi untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa motif
menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah perilakunya.
Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang
menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan, atau ancaman bagi produknya.
Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa persepsi
konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan
keputusan untuk bergabung sebagai anggota dalam bisnis multi level
marketing PT HDI Kota Samarinda, dibuktikan dengan koefisien beta (β)
sebesar 0.662, serta nilai t hitung sebesar 9.540 lebih besar daripada t tabel
sebesar 1.979 dan nilai p sebesar 0.000 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu H1 diterima dan H0
ditolak.

❖ Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anggota PT HDI Kota
Samarinda, yaitu Pak SA pada tanggal 12 Juli 2019, beliau mengatakan
bahwa awal mula dia bergabung di PT HDI ± 10 tahun, alasannya dia
bergabung di HDI karena HDI merupakan salah satu perusahaan besar yang
bisa membantu kesejahteraan rakyat melalui bisnisnya, rekan-rekannya juga
memiliki persepsi yang sama seperti dirinya.
Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dari
tanggal 19 Agustus 2019 sampai dengan 23 Agustus 2019, terlihat bahwa
para anggota PT HDI yang berada di Kota Samarinda setiap hari menemani
serta membantu rekan kerjanya yang sedang membutuhkan bantuan. Seperti
salah satu anggota menemani dan membantu rekan kerjanya untuk bertemu
klien, membantu dan para anggota lainnya ketika anggota lainnya tidak
minta bantuan (peka). Sehingga para anggota HDI lainnya menjadi
termotivasi dengan keadaan yang seperti itu karena di HDI kerjasama
timnya sangat terlihat.

❖ Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh persepsi konsumen terhadap pengambilan keputusan
untuk bergabung sebagai anggota dalam bisnis multi level marketing
PT HDI Kota Samarinda.
2. Ada pengaruh motivasi konsumen terhadap pengambilan keputusan
untuk bergabung sebagai anggota dalam bisnis multi level marketing
PT HDI Kota Samarinda.
3. Ada pengaruh persepsi konsumen dan motivasi konsumen terhadap
pengambilan keputusan untuk bergabung sebagai anggota dalam
bisnis multi level marketing PT HDI Kota Samarinda.

Beberapa hal yang saya pahami/pelajari setelah membaca jurnal “Pengaruh


Persepsi Konsumen dan Motivasi Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan
Untuk Bergabung Sebagai Anggota Dalam Bisnis Multi-Level Marketing” bahwa
dalam teori psikologi untuk mengambil sebuah keputusan dipengaruhi oleh
persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepribadian.

LAMPIRAN JURNAL
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:289-296 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Pengaruh Persepsi Konsumen dan Motivasi Konsumen Terhadap


Pengambilan Keputusan Untuk Bergabung Sebagai
Anggota Dalam Bisnis Multi-Level Marketing
Muhammad Shidiq Kridani1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. This research aims to discover the effect of consumer’s perception and motivation of multi-
level marketing towards the decision making to join PT. Harmoni Dinamik Indonesia in Samarinda
municipality. This research uses quantitative approach. Using simple random sampling, 130 employees are
taken as the subjects of this research. Data-collecting method which used in this research are decision
making scale, consumer’s perception, and consumer’s motivation. Then, the data which are collected will be
analyzed using multiple linear regression tests on Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 2.4 for
windows. The result shows that with 95% trust level: (1) there are positive and significant consumer’s
perception towards the decision making with beta (β) coefficient = 0.582, and t count value > t table (7.351 >
1.979 and p value = 0.000 (p < 0.05); (2) there are positive and significant consumer’s motivation towards
the decision making with beta (β) coefficient = 0.193, and t count value > t table (2.439 > 1.979) and p value
= 0.016 (p < 0.05); (3) there are real and significant consumer’s perception and motivation towards the
decision making with f count value > f table (68.103) > 3.07) and p value = 0.000 (p < 0.05). The amount of
effect contribution (R²) consumer’s perception and motivation towards the decision making is 0.517 (51.7
percent).

Keywords: consumer’s perception, consumer’s motivation, decision making

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen dan motivasi multi-level
marketing terhadap pengambilan keputusan bergabung dengan PT. Harmoni Dinamik Indonesia di kotamadya
Samarinda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan simple random
sampling, diambil 130 karyawan sebagai subjek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala pengambilan keputusan, persepsi konsumen, dan motivasi konsumen. Kemudian,
data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda pada Paket Statistik
Ilmu Sosial (SPSS) 2.4 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%:
(1) terdapat persepsi konsumen yang positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan dengan koefisien
beta (β) = 0,582, dan nilai t hitung> t tabel (7,351> 1,979 dan nilai p = 0,000 ( p <0,05); (2) terdapat motivasi
konsumen yang positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan dengan koefisien beta (β) = 0,193, dan
nilai t hitung> t tabel (2,439> 1,979) dan nilai p = 0,016 (p <0,05) (3) Terdapat persepsi dan motivasi
konsumen yang nyata dan signifikan terhadap pengambilan keputusan dengan nilai f hitung> f tabel
(68,103)> 3,07) dan nilai p = 0,000 (p <0,05). Besarnya sumbangan pengaruh (R²) persepsi dan motivasi
konsumen terhadap pengambilan keputusan adalah 0,517 (51,7 persen).

Kata Kunci: persepsi konsumen, motivasi konsumen, pengambilan keputusan

1
Email: shidiqkridani09@gmail.com
289
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:289-296 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PENDAHULUAN Hal ini berdasarkan sesuai hasil wawancara


yang dilakukan oleh peneliti pada hari senin tanggal
Perkembangan usaha dewasa ini telah
18 Februari 2019 pada beberapa subjek, yaitu subjek
diwarnai dengan berbagai macam persaingan di
yang berinisial AR dan subjek AR bergabung
segala bidang. Salah satunya adalah persaingan
bersama PT. HDI pada tahun 2015 dan AR
bisnis yang semakin ketat yang mengakibatkan
mengatakan bahwa memilih untuk bergabung
perubahan perilaku konsumen di dalam mengambil
dengan perusahaan HDI karena sistem yang ada di
keputusan untuk membeli suatu produk ataupun
perusahaan tersebut jelas, subjek SH mengatakan
untuk mengambil keputusan sebagai anggota.
bahwa dia bergabung dengan perusahaan HDI
Mengingat perkembangan teknologi yang makin
karena dipaksa oleh sahabatnya, subjek FF
dinamis, semakin pesat, dan semakin maju manusia
bergabung karena di HDI benar-benar nyata dan
dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar
tidak menipu masyarakat yaitu dengan adanya
tidak kalah bersaing.
perhitungan bonus yang sangat jelas dan benar.
Melihat kondisi tersebut menyebabkan
Sehingga membuat mereka memutuskan untuk
pebisnis semakin dituntut untuk mempunyai strategi
memilih bergabung di perusahaan HDI. Sedangkan,
yang tepat dalam memenuhi target penjualan (Petter
subjek MR menyatakan bahwa dia bergabung karena
& Jerry, 2013). Dengan demikian, setiap perusahaan
di HDI memiliki produk-produk yang sangat
harus memahami perilaku dan persepsi konsumen
berkualitas, aman, dan alami.
pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup
Pengambilan keputusan merupakan suatu
perusahaan tersebut sebagai organisasi yang
proses melalui kombinasi individu atau kelompok
berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para
dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan
konsumen sangat tergantung pada perilaku dan
tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan
persepsi konsumennya (Setiadi, 2015). Salah satu
tindakan. Menurut Siagian (dalam Hasan, 2002)
bisnis yang ada di Indonesia adalah pemasaran
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
jaringan atau yang biasa dikenal dengan multi level
yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang
marketing (MLM). Pemasaran jaringan atau multi
dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
level marketing adalah salah satu bentuk bisnis yang
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
revolusioner, yaitu perubahan sosial yang terjadi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
secara menyeluruh atau mendasar bagi masyarakat
pengambilan keputusan pada dasarnya cukup
(Kiyosaki, Fleming, & Kiyosaki 2013).
kompleks dan saling terikat satu sama lain. Menurut
Syarat perusahaan berbasis multi level
Sangadji dan Sopiah (2013) ada tiga faktor utama
marketing yang baik adalah yang tergabung di APLI
yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil
(Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia), namun
keputusan, yaitu faktor psikologis, situasional.
tidak semua perusahaan multi level marketing
Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi,
terdaftar di APLI, hanya ada 86 perusahaan multi
pembelajaran, sikap dan kepribadian. Faktor
level marketing yang terdaftar di APLI. Salah satu
situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana
perusahaan berbasis multi level marketing yang
tempat belanja, waktu berbelanja, penggunaan
terdaftar di APLI, yaitu PT. Harmoni Dinamik
produk, dan kondisi saat pembelian. Dari beberapa
Indonesia. PT. Harmoni Dinamik Indonesia (PT.
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
HDI) yang menggunakan nama High-Desert
konsumen tersebut, penelitian ini akan memfokuskan
Indonesia adalah salah satu perusahaan pemasaran
pada dua faktor psikologis yang mencakup persepsi
yang memasarkan produknya dengan menggunakan
dan motivasi. Faktor persepsi dan motivasi
sistem Multi-Level Marketing. Dengan posisinya
merupakan yang paling utama dalam pengambilan
sebagai perusahaan multi level marketing, PT. HDI
keputusan karena konsumen ataupun anggota sangat
cenderung didominasi oleh keberadaan distributor
membutuhkan motivasi supaya dalam menjalankan
yang jumlahnya begitu banyak. Sehingga dalam
suatu bisnis dapat berjalan dengan lancar.
membangun bisnis multi level marketing diperlukan
Berdasarkan screening yang dilakukan oleh peneliti
adanya pandangan dan dorongan yang baik terhadap
bahwa para anggota yang bergabung dengan
bisnis tersebut, sebelum para calon anggota
perusahaan HDI mulai tahun 2014 sampai tahun
mengambil keputusan untuk dapat bergabung di
2019 ada beberapa orang yang masih kekurangan
dalamnya.
290
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:289-296 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

motivasi, seperti kurangnya informasi tentang orang- dapat mempengaruhi persepsi yaitu meliputi pelaku
orang yang berhasil di perusahaan HDI. persepsi, target dan obyek, serta situasi.
Salah satu faktor penting yang dapat Salah satu faktor penting selanjutnya yang
mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang dapat mewujudkan pengambilan keputusan untuk
untuk bergabung sebagai anggota yaitu dengan bergabung sebagai anggota yaitu dengan adanya
adanya persepsi dalam berbisnis atau persepsi motivasi dalam berbisnis. Menurut Schiffman dan
konsumen (Hasan, 2002). Persepsi konsumen Kanuk (Sangadji & Sopiah, 2013) motivasi adalah
berkaitan erat dengan kesadarannya yang subjektif kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang
mengenai realitas, sehingga apa yang dilakukan oleh memaksa mereka untuk melakukan tindakan dimana
seorang konsumen merupakan reaksi terhadap kekuatan dorongan tersebut dihasilkan dari suatu
persepsi subjektifnya, bukan berdasarkan realitas tekanan yang diakibatkan oleh belum atau tidak
yang objektif. Jika seorang konsumen berpikir terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan permintaan.
mengenai realitas, itu bukanlah realitas yang Sangadji dan Sopiah (2013) menyebutkan bahwa
sebenarnya, tetapi merupakan pikirannya mengenai dalam menjalankan sebuah bisnis, para eksekutif
realitas yang akan mempengaruhi tindakannya, dituntut untuk memahami konsep-konsep dasar
seperti keputusan membeli ataupun dalam dalam ilmu pemasaran dan perilaku konsumen, yaitu
mengambil keputusan (Muflih, 2006). Persepsi juga kebutuhan, keinginan dan permintaan. Ketepatan
muncul dalam diri konsumen sehingga menjadi hal pemahaman atas konsep-konsep dasar ini akan
terpenting dalam pengambilan keputusan. Persepsi memudahkan produsen menyiapkan konsep
setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda- pemasaran yang tepat untuk menghadapi perilaku
beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat konsumen yang selalu berubah dari waktu ke waktu.
subjektif. Persepsi merupakan suatu proses yang Hal di atas sesuai dengan hasil wawancara
timbul akibat adanya sensasi, di mana pengertian yang dilakukan oleh peneliti pada hari kamis tanggal
sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab 24 Januari 2019 pada beberapa subjek, yaitu mereka
keadaan emosi yang menggembirakan. Persepsi menyatakan bahwa sebagian dari mereka ada yang
dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran menginginkan penghasilan yang lebih untuk
dan lingkungan sekitarnya (Setiadi, 2015). Menurut menopang kehidupan, subjek AY menyatakan bahwa
Robbin dan Judge (2006) persepsi merupakan suatu dia bergabung dengan HDI mempunyai motivasi
proses dimana individu mengorganisasikan dan ingin mengabdi sosial atau ingin mempunyai jiwa
menginterpretasikan kesan sensorik mereka untuk sosial yang lebih baik melalui HDI, subjek LN
memberi arti pada lingkungan mereka. mempunyai motivasi ingin menambah pengetahuan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan mental dan menambah wawasan pengetahuan
oleh peneliti pada hari kamis tanggal 24 Januari melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh HDI,
2019 pada beberapa subjek, yaitu subjek ML subjek IM mempunyai motivasi seperti pelayanan
menyatakan bahwa dia mempunyai persepsi bahwa dari perusahaan HDI yaitu ingin pergi liburan ke
perusahaan HDI adalah perusahaan besar yang bisa Luar Negeri secara gratis melalui HDI. Sedangkan,
membantu kesejahteraan rakyat melalui bisnisnya, subjek NP mempunyai motivasi ingin menjaga
subjek AR mempunyai persepsi bahwa bisnis Multi- kesehatan tubuh dirinya maupun keluarganya dengan
Level Marketing itu tidak baik bahkan disamakan cara mengkonsumsi produk-produk perlebahan alami
dengan yang namanya Money Game. Sedangkan, dari HDI.
subjek YR mempunyai persepsi bahwa setiap usaha Keberhasilan suatu perusahaan untuk
bisnis termasuk bisnis Multi-Level Marketing itu menciptakan anggota yang memiliki motivasi yang
harus dipelajari terlebih dahulu serta seseorang akan baik terhadap bisnis yang dijalaninya harus
termotivasi dalam berbisnis. Itulah alasan sesorang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
tertarik untuk bergabung dalam bisnis multi-level motivasi bisnis. Menurut Engel, Blackwell, dan
marketing. Miniard (2001), terdapat empat faktor yang dapat
Pihak perusahaan harus memperhatikan faktor- mempengaruhi motivasi yaitu meliputi produk,
faktor yang mempengaruhi persepsi bisnis untuk harga, pelayanan, dan lokasi. Lebih lanjut Sangadji
menciptakan anggota supaya memiliki persepsi yang & Sopiah (2013) menyebutkan bahwa motivasi bisa
baik terhadap bisnis yang dijalaninya (Setiadi, 2015). muncul jika seseorang merasakan adanya kebutuhan
Menurut Robbin (2006), terdapat tiga faktor yang terhadap suatu hal atau barang dan berharap akan

291
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:289-296 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

memperoleh manfaat tertentu dari barang atau hal komitmen, dan bersikap tenang walaupun
tersebut. mendapatkan respon negatif. Adapun faktor-faktor
Persepsi konsumen dan motivasi konsumen yang mempengaruhi pengambilan keputusan
merupakan pusat perhatian dari perusahaan untuk menurut Hasan (2002), yaitu posisi atau kedudukan,
meningkatkan dalam mengambil keputusan untuk masalah, situasi, kondisi, tujuan, dan persepsi
bergabung sebagai anggota dalam bisnis multi level berbisnis.
marketing. Fenomena ini merupakan sebuah Persepsi Konsumen
gambaran tentang perilaku pengambilan keputusan Menurut Lestari dan Fadila (dalam Sangadji &
yang relatif banyak dipengaruhi oleh faktor Sopiah, 2013), persepsi adalah proses memilih,
psikologis seperti :motivasi, persepsi, pembelajaran, mengatur, dan menginterpretasikan informasi yang
keyakinan dan sikap yang pada masing-masing diterima oleh seseorang melalui kelima indra yang
konsumen berbeda. Ini akan sangat berpengaruh dimilikinya meliputi penglihatan, perasaan,
terutama pada keputusan konsumen untuk bergabung pendengaran, penciuman, dan sentuhan. Robbin dan
sebagai anggota dalam bisnis multi level marketing Judge (2006) mendefinisikan persepsi ialah suatu
pada PT. Harmonik Dinamik Indonesia di Kota proses dimana individu mengorganisasikan dan
Samarinda. menginterpretasikan kesan sensorik mereka untuk
Berdasarkan rangkaian permasalahan yang memberi arti pada lingkungan mereka.
diuraikan diatas tujuan dari penelitian ini adalah Menurut Schifmann & Kanuk (2010) persepsi
untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen dan konsumen adalah suatu proses seorang individu
motivasi konsumen terhadap pengambilan keputusan dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan
untuk bergabung sebagai anggota dalam bisnis multi menterjamahkan stimulus- stimulus informasi yang
level marketing pada PT. Harmoni Dinamik datang menjadi suatu gambaran yang mempunyai
Indonesia di Kota Samarinda. pengaruh kuat bagi konsumen untuk menentukan
keputusan pembelian. Menurut Schifmann dan
TINJAUAN PUSTAKA Kanuk (Prasetijo & Ihalauw, 2004) menyebutkan
bahwa persepsi adalah cara orang memandang dunia
Pengambilan Keputusan
ini. Dari definisi umum ini dapat dilihat bahwa
Menurut Hasan (2002) keputusan adalah hasil
persepsi seseorang akan berbeda dari yang lain.
pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.
Kotler dan Amstrong (2012) menyebutkan bahwa
Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti
persepsi adalah proses dimana orang memilih,
terhadap suatu pernyataan. Keputusan harus dapat
mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan
membentuk gambaran dunia yang berarti. Kotler dan
dalam hubungannya dalam dalam perencanaan.
Amstrong (2012) menyebutkan bahwa orang dapat
Keputusan dapat berupa tindakan terhadap
membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan
pelaksanaan yang menyimpang dari rencana semula
yang sama karena tiga proses perseptual: atensi
(Hasan, 2002). Menurut Schifmann & Kanuk (2004)
selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif.
keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan atau
Menurut Robbin dan Judge (2006) ada tiga faktor
lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus
yang mempengaruhi persepsi konsumen menurut,
tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.
yaitu pelaku persepsi, target dan obyek, serta situasi.
Sedangkan menurut Baron and Byrne (2008)
pengambilan keputusan merupakan suatu proses
Motivasi Konsumen
melalui kombinasi individu atau kelompok dan
Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mampu
mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan
mendorong seseorang bertindak. Seseorang memiliki
memilih satu dari berbagai kemungkinan tindakan.
banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
Menurut Siagian (dalam Hasan, 2002) pengambilan
kebutuhan bersifat biogenis (kebutuhan muncul dari
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
tekanan biologis, seperti lapar, haus, tidak nyaman).
terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
Kebutuhan yang bersifat psikogenis (kebutuhan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan
muncul dari tekanan psikologis, seperti kebutuhan
merupakan tindakan yang paling tepat. Menurut
akan pengakuan, penghargaan, atau rasa
Hasan (2002) aspek yang mempengaruhi
keanggotaan kelompok). Kebutuhan akan menjadi
pengambilan keputusan ada lima, yaitu pengenalan
motif jika didorong hingga mencapai level intensitas
keadaan, mempelajari alternatif yang ada atau yang
yang memadai (Kotler & Keller, 2009). Dalam
tersedia, mempertimbangkan alternatif, membuat
292
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:289-296 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

menjalankan suatu usaha atau bisnis supaya antara tahun 2014-2019 dan subjek yang berumur
mempelajari dan mengetahui prinsip-prinsip mulai dari 17-55 tahun.
pemasaran. Menurut Keegan (2007) prinsip Metode pengumpulan data yang digunakan
pemasaran ada tiga, yaitu: nilai pelanggan dan dalam penelitian ini adalah skala. Metode skala
persamaan nilai, keunggulan kompetitif atau digunakan untuk mengungkap variabel bebas
diferensial, dan fokus. (persepsi konsumen, dan motivasi konsumen) dan
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) variabel terikat (pengambilan keputusan), yang
motivasi konsumen adalah kekuatan dorongan dari disusun sendiri oleh peneliti. Pengumpulan data pada
dalam diri individu yang memaksa mereka untuk penelitian ini menggunakan teknik try out terpakai.
melakukan tindakan dimana kekuatan dorongan Hasil uji validitas dan reliabilitas pada skala
tersebut dihasilkan dari suatu tekanan yang pengambilan keputusan didapat 2 butir gugur dengan
diakibatkan oleh belum atau tidak terpenuhinya alpha 0.877, skala persepsi konsumen didapat 0 butir
kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kemudian gugur dengan alpha 0.960, skala motivasi konsumen
bersama-sama dengan proses kognitif (berfikir) dan didapat 0 butir gugur dengan alpha 0.882, dan skala
pengetahuan yang sebelumnya didapat, maka komitmen organisasi didapat 0 butir gugur dengan
dorongan akan menimbulkan perilaku untuk alpha 0.886.
mencapai tujuan atau pemenuhan kebutuhan. Perhitungan statistik dalam penelitian ini
Menurut Maslow (2002) ada lima faktor yang menggunakan bantuan program komputer SPSS
mempengaruhi motivasi konsumen, yaitu kebutuhan versi 2.4 for windows. Pada hasil uji normalitas pada
fisiologis (phsyological needs), kebutuhan rasa aman variabel pengambilan keputusan didapatkan nilai
(safety needs), kebutuhan cinta dan memiliki Kolmogrov-Smirnov = 0.072 dan p = 0.091 yang
(belongingness and love needs), kebutuhan berarti sebaran data dapat dikategorikan normal.
penghargaan (esteem needs), dan kebutuhan Pada hasil uji normalitas pada variabel persepsi
aktualisasi diri (self-actualization needs). konsumen didapatkan nilai Kolmogrov-Smirnov =
0.077 dan p = 0.055 yang berarti sebaran data dapat
METODE PENELITIAN dikategorikan normal. Pada hasil uji normalitas pada
variabel motivasi konsumen didapatkan nilai
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
Kolmogrov-Smirnov = 0.067 dan p = 0.200 yang
kuantitatif berjenis regresi linier berganda. Populasi
berarti sebaran data dapat dikategorikan normal.
dalam penelitian ini adalah anggota PT. Harmoni
Pada uji linieritas antara variabel persepsi
Dinamik Indonesia di Kota Samarinda yang
konsumen dengan pengambilan keputusan yaitu
berjumlah 1089 orang. Sedangkan pengambilan
dengan nilai F= 0.750 dan P= 0.831 > 0.05 yang
sampel menggunakan teknik non-probability
berarti hubungannya dinyatakan linier. Pada uji
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
linieritas antara variabel motivasi konsumen dengan
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
pengambilan keputusan yaitu dengan nilai F= 1.540
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
dan P= 0.055 > 0.05 yang berarti hubungannya
sampel. Teknik non-probability sampling yang
dinyatakan linier.
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
Pada uji multikolinieritas antara variabel
sampling. Menurut Sugiyono (2015) Purposive
persepsi konsumen dengan pengambilan keputusan
Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering
yaitu dengan nilai koefisiensi tolerance variabel =
digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang
0.909 dan nilai VIF = 1.100 yang berarti tidak terjadi
telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel.
problem multikolinieritas. Pada uji multikolinieritas
Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria
antara variabel motivasi konsumen dengan
inklusi dan eksklusi. Untuk pengambilan sampelnya
pengambilan keputusan yaitu dengan nilai
ditentukan dengan Purposive Sampling, dan peneliti
koefisiensi tolerance variabel = 0.909 dan nilai VIF
mengambil sampel berjumlah 130 orang. Purposive
= 1.100 yang berarti tidak terjadi problem
Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering
multikolinieritas.
digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang
Pada uji heteroskedastisitas antara variabel
telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel.
persepsi konsumen dan motivasi konsumen terhadap
Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria
pengambilan keputusan diperoleh keseluruhan nilai
inklusi dan eksklusi (Sugiyono, 2015). Adapun
signifikansi diperoleh nilai sig lebih dari 0.05
untuk kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini
adalah subjek yang bergabung dengan perusahaan
293
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:289-296 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

terhadap absolute residual (Abs_Res) maka akan sangat berpengaruh pada perilaku yang pada
hubungan dinyatakan bebas heteroskedastik. akhirnya menentukan faktor-faktor yang dipandang
sebagai motivasional atau dorongan untuk
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN melakukan sesuatu. Oleh karena itu, berdasarkan
umen berpengaruh secara nyata dan signifikan penelitian yang telah dilakukan semakin positif
terhadap pengambilan keputusan untuk bergabung persepsi yang dimiliki konsumen dan semakin tinggi
sebagai anggota dalam bisnis multi level marketing tingkat motivasi konsumen maka akan semakin
PT HDI Kota Samarinda, dibuktikan dengan nilai f meningkat pula jumlah konsumen yang memutuskan
hitung sebesar 45.514 lebih besar daripada f tabel untuk bergabung sebagai anggota dalam bisnis MLM
sebesar 3.07 dan nilai p sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal pada PT. HDI di Kota Samarinda. Kemudian dari
ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dalam hasil analisis regresi parsial didapatkan hasil bahwa
ada tiga aspek variabel X memiliki hubungan positif
penelitian ini diterima dan ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dan signifikan yaitu dengan nilai seleksi
Schiffman dan Kanuk (Huriartanto, Hamid & Shanti, menghasilkan nilai koefisien beta (β) = 0.593, t
2015) bahwa dalam mengambil sebuah keputusan hitung = 5.345 > 1.979 (t hitung > t tabel) dan nilai p
akan selalu dipengaruhi oleh faktor psikologis = 0.000 (p < 0.05), organisasi menghasilkan
konsumen yang terdiri dari motivasi, persepsi, nilai koefisien beta (β) = 0.200, t hitung = 2.490 >
pembelajaran, kepribadian dan sikap. Sama halnya 1.979 (t hitung > t tabel) dan nilai p = 0.014 (p <
dengan Sangadji dan Sopiah (2013) yang 0.05), dan harga menghasilkan nilai koefisien
menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang beta (β) = 0.135, t hitung = 2.720 > 1.979 (t hitung >
mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu faktor t tabel) dan nilai p = 0.007 (p < 0.05) dan juga
psikologis. Adapun faktor psikologis yang dimaksud berdasarkan analisis regresi model akhir didapatkan
diantaranya mencakup persepsi, motivasi, hasil nilai = 0.727 (72.7 persen), f hitung =
pembelajaran, sikap dan kepribadian. Sebagaimana 169.408 > 3.07 (f hitung > f tabel) dan p = 0.000 (p <
penelitian ini yang memfokuskan pada faktor 0.05).
psikologis khususnya persepsi dan motivasi sebagai Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan
variabel bebas yang telah terbukti secara kuantitatif bahwa bahwa persepsi konsumen berpengaruh
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen positif dan signifikan terhadap pengambilan
untuk bergabung sebagai anggota dalam bisnis MLM keputusan untuk bergabung sebagai anggota dalam
pada PT. HDI di Kota Samarinda. bisnis multi level marketing PT HDI Kota
Didukung dari hasil wawancara yang telah Samarinda, dibuktikan dengan koefisien beta (β)
dilakukan peneliti dengan beberapa konsumen di PT. sebesar 0.662, serta nilai t hitung sebesar 9.540 lebih
HDI yaitu salah satunya yang berinisial YR dan besar daripada t tabel sebesar 1.979 dan nilai p
wawancara dilakukan di kantor PT HDI Kota sebesar 0.000 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan
Samarinda lantai 2, juga dapat disimpulkan bahwa bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu
pengambilan keputusan konsumen untuk bergabung
diterima dan ditolak.
dalam bisnis MLM berawal dari munculnya persepsi
Faktor pertama yang mempengaruhi
saat memperoleh informasi yang didukung dengan
pengambilan keputusan adalah persepsi konsumen.
adanya motivasi untuk memenuhi keinginan dan
Persepsi setiap orang akan berbeda-beda. Oleh
kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Salah satu
karena itu, persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi
persepsi yang muncul, yaitu subjek YR mengatakan
merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya
dengan adanya dia bergabung di HDI ini dirinya
sensasi, di mana pengertian sensasi adalah aktivitas
beserta keluarganya menjadi lebih sehat karena
merasakan atau penyebab keadaan emosi yang
mengkonsumsi produk-produk perlebahan alami dari
menggembirakan. Persepsi dibentuk oleh seseorang
HDI secara rutin.
dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
(Sangadji dan Sopiah, 2013).
disimpulkan bahwa motif menggiatkan perilaku
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
orang dan persepsi menentukan arah perilakunya.
satu anggota PT HDI Kota Samarinda, yaitu Pak SA
Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui
pada tanggal 12 Juli 2019, beliau mengatakan bahwa
hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan,
awal mula dia bergabung di PT HDI ± 10 tahun,
kesempatan, atau ancaman bagi produknya.
alasannya dia bergabung di HDI karena HDI
Interpretasi seseorang mengenai lingkungan tersebut
294
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:289-296 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

merupakan salah satu perusahaan besar yang bisa KESIMPULAN DAN SARAN
membantu kesejahteraan rakyat melalui bisnisnya,
Kesimpulan
rekan-rekannya juga memiliki persepsi yang sama
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
seperti dirinya.
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
Selanjutnya, hasil penelitian ini juga
berikut:
menunjukkan bahwa motivasi konsumen
1. Ada pengaruh persepsi konsumen terhadap
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan untuk bergabung sebagai
pengambilan keputusan untuk bergabung sebagai
anggota dalam bisnis multi level marketing PT
anggota dalam bisnis multi level marketing PT HDI
HDI Kota Samarinda.
Kota Samarinda, dibuktikan dengan koefisien beta
2. Ada pengaruh motivasi konsumen terhadap
(β) sebesar 0.148, serta nilai t hitung sebesar 2.141
pengambilan keputusan untuk bergabung sebagai
lebih besar daripada t tabel sebesar 1.979 dan nilai p
anggota dalam bisnis multi level marketing PT
sebesar 0.034 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan
HDI Kota Samarinda.
bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu
3. Ada pengaruh persepsi konsumen dan motivasi
diterima dan ditolak. konsumen terhadap pengambilan keputusan untuk
Faktor kedua yang mempengaruhi bergabung sebagai anggota dalam bisnis multi
pengambilan keputusan adalah motivasi konsumen. level marketing PT HDI Kota Samarinda.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) motivasi
adalah kekuatan dorongan dari dalam diri individu Saran
yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
dimana kekuatan dorongan tersebut dihasilkan dari maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai
suatu tekanan yang diakibatkan oleh belum atau berikut:
tidak terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan 1. Bagi anggota/konsumen PT HDI Kota Samarinda
permintaan. Kemudian bersama-sama dengan proses a. Sebagai anggota/konsumen PT. HDI dalam
kognitif (berfikir) dan pengetahuan yang sebelumnya memilih perusahaan MLM hendaknya
didapat, maka dorongan akan menimbulkan perilaku melakukan seleksi berupa informasi terlebih
untuk mencapai tujuan atau pemenuhan kebutuhan. dahulu agar dalam menjalankan bisnis berjalan
Seperti yang telah dikatakan oleh Sangadji & Sopiah dengan lancar dengan cara melalui radio,
(2013) bahwa motivasi bisa muncul jika seseorang media cetak dan lain-lain.
merasakan adanya kebutuhan terhadap suatu hal atau b. Sebagai anggota/konsumen hendaknya
barang dan berharap akan memperoleh manfaat meningkatkan interpretasi positif atau
tertentu dari barang atau hal tersebut. Namun, pandangan-pandangan positif dengan cara
namanya manusia memiliki sifat yang umum yaitu selalu aktif mengikuti pelatihan atau seminar
terkadang semangat dan terkadang juga turun, itu yang diadakan oleh perusahaan.
yang membuat tidak sedikit anggota yang berhenti 2. Bagi perusahaan PT HDI Kota Samarinda
menjalankan suatu bisnis. Para anggota sangat a. Pihak perusahaan supaya memberikan
membutuhkan dorongan semangat dan motivasi informasi-informasi yang positif dan menarik
supaya bisa menjalankan bisnis dengan lancar dan kepada konsumen melalui media online seperti
baik. instagram, facebook, dan lain-lain ataupun
Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi yang offline seperti radio, iklan, dan lain-lain.
dilakukan peneliti dari tanggal 19 Agustus 2019 b. Pihak perusahaan hendaknya bisa membuat
sampai dengan 23 Agustus 2019, terlihat bahwa para pandangan-pandangan yang positif tentang
anggota PT HDI yang berada di Kota Samarinda Multi Level Marketing kepada para anggotanya
setiap hari menemani serta membantu rekan kerjanya sehingga para konsumen bisa ikut bergabung
yang sedang membutuhkan bantuan. Seperti salah di perusahaan dengan cara pihak perusahaan
satu anggota menemani dan membantu rekan selalu aktif mengadakan seminar, pelatihan
kerjanya untuk bertemu klien, membantu dan para ataupun demo produk.
anggota lainnya ketika anggota lainnya tidak minta c. Pihak perusahaan hendaknya meningkatkan
bantuan (peka). Sehingga para anggota HDI lainnya pelayanan yang ada menjadi lebih baik
menjadi termotivasi dengan keadaan yang seperti itu terutama ketika kantor sedang keadaan ramai
karena di HDI kerjasama timnya sangat terlihat. dikunjungi oleh konsumen yaitu dengan cara
menambah palayannya dan juga membuat
295
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:289-296 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

informasi-informasi tentang produk yang Joseph, G. (2013). Motivasi, Persepsi, Kualitas


dimiliki perusahaan bahwa produk tersebut Layanan, dan Promosi Pengaruhnya Terhadap
sangat aman dan sangat dibutuhkan oleh Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di
masyarakat. Manado. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis,
3. Bagi peneliti selanjutnya dan Akuntansi.1 (4): 2253-2262.
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk Keegan, W. R. (2007). Manajemen Pemasaran
meneliti lebih lanjut tentang motivasi konsumen Global. Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: PT
pada anggota disarankan agar dapat Indeks.
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang Kiyosaki, R. T., Fleming, J., & Kiyosaki, K. (2013).
mungkin berpengaruh terhadap motivasi The Business of the 21st Century. Jakarta:
konsumen, misalnya kebutuhan penghargaan, Gramedia Pustaka Utama.
kebutuhan cinta dan memiliki. Bagi peneliti yang Kotler, P., & Amstrong, G. (2004). Dasar-dasar
tertarik melanjutkan penelitian ini maka dapat Pemasaran. Jilid 2. Edisi Kesembilan. Jakarta:
melakukan penelitian dengan memperluas PT. Prenhallindo.
orientasi kancah penelitian pada bidang pekerjaan Kotler, P. & Keller. (2009). Manajemen Pemasaran.
lain dengan karakteristik subjek yang berbeda Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga.
sehingga dapat mengungkap banyak wacana baru Muflih, M. (2006). Perilaku Konsumen dalam
dengan gaya generalisasi yang lebih luas. Perspektif Ilmu Ekonomi Islam. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
DAFTAR PUSTAKA Petter, J. P., & Jerry, C. O. (2013). Perilaku
Konsumen dan Strategi Konsumen, edisi ke 9.
Arikunto, S. (2006). Metodelogi penelitian.
Jakarta: Salemba Empat.
Yogyakarta: Bina Aksara.
Prasetijo, R. & Ihalauw, J. J. O. I. (2004). Perilaku
Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan Validitas.
Konsumen. Yogyakarta: ANDI.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Robbin, P. S., & Judge, T A. (2006). Perilaku
Baron., & Byrne. (2008). Social Capital Critical
Organisasi Edisi ke-12. Jakarta: Salemba
Perspective. New York: Oxford University
Empat.
Press.
Sangadji, E. M. & Sopiah. (2013). Perilaku
Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard, P. W.
Konsumen: Pendekatan Praktis Disertai
(2001). Perilaku Konsumen. Edisi Keenam.
Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta:
Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
ANDI.
Gunawan, M. A. (2013). Statistik untuk Penelitian
Santoso, S. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi
Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing.
20. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Hasan, M. I. (2004). Pokok-pokok Materi
Schifmann, L. G., & Kanuk, L. (2004). Perilaku
Pengambilan Keputusan. Bogor: Ghalia
Konsumen, Edisi Ketujuh. Jakarta: PT Indeks.
Indonesia.
Setiadi, N. J. (2015). Perilaku Konsumen: Perspektif
Imancezar, R. G (2011). Pengaruh Motivasi
Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan
Konsumen, Persepsi Konsumen dan Sikap
Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana.
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian
Sugiyono. (2015). Statistika Untuk Penelitian.
(Studi pada DistroDistrictsides di Semarang).
Cetakan ke-26. Bandung: Alfabeta.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 10
(1): 1-30.

296

Anda mungkin juga menyukai