PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan manusia – kebutuhan konsumen – merupakan dasar bagi semua pemasaran
modern. Kebutuhan merupakan intisari dari konsep pemasaran. Kunci bagi kelangsungan hidup
perusahaan, kemampuan untuk memperoleh laba, dan bertumbuh dalam lingkungan pemasaran yang
sangat kompetitif adalah kemampuan untuk mengenali dan memuaskan kebutuhan konsumen yang
belum terpenuhi secara lebih baik dan lebih awal daripada pesaingnya. Pada era globalisasi seperti
sekarang ini serta seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin pesat
sangat mempengaruhi minat para konsumen untuk membeli produk yang beredar di pasaran oleh
karena itu para produsen saling berlomba untuk meningkatkan mutu dan daya jual prodak mereka
masing-masing. Sikap dan motivasi para konsumen untuk membeli sangat di perhatikan sekali oleh
para produsen. Upaya untuk memuaskan pelanggan sangatlah penting, upaya ini memanglah tidak
mudah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mempertahankan pelanggan lebih sulit.
Pemahaman terhadap kebutuhan, keinginan dan perilaku konsumen juga sangat penting agar
perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang sangat tepat dalam rangka memuaskan
pelanggannya, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para
pesaingnya dengan menampilkan produk yang terbaik.
Hal inilah yang kemudian membuat para produsen semakin kreatif untuk mengetahui
motivasi apa saja yang memengaruhi para konsumen ketika memutuskan untuk membeli suatu
produk. Mereka semakin kreatif membuat produk yang cukup menarik perhatian para konsumen.
Dimakalah ini akan dibahas secara teoritis tentang motivasi konsumen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah utama yang
dirumuskan dalam makalah ini adalah mengetahui apa sebenarnya motivasi konsumen dari kacamata
para ahli dan apa saja yang berkaitan dengan motivasi konsumen
C. Tujuan
Makalah ini memiliki tujuan untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk motivasi
konsumen secara teoritis.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Kebutuhan
Setiap orang memiliki kebutuhan, yang sebagian bersifat bawaan (Innate) dan sebagian
lainnya karena diperoleh (acquired) atau dipelajari. Kebutuhan bawaan merupakan kebutuhan
visiologi atau biologis, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan seks.
Karena kebutuhan tersebut untuk mempertahankan kehidupan biologis, maka semua itu disebut
sebagai kebutuhan Primer dan motif yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut disebut
sebagai motif primer.
Sementara itu, kebutuhan yang bersifat diperoleh adalah kebutuhan yang dipelajari sebagai
respons terhadap budaya atau lingkungan. Kebutuhan ini antara lain meliputi rasa harga diri ( self-
esteem), prestise, afeksi, kekuasaan, dan pembelajaran. Karena bersifat psikologis, maka semua
kebutuhan tersebut disebut sebagai kebutuhan sekunder, yang dihasilkan dari keadaan psikologis
seseorang dan hubungan atau interaksinya dengan orang lain. Motif yang mendorong memenuhi
kebutuhan sekunder disebut sebagai motif sekunder. Kebutuhan sekunder mencerminkan keinginan
seseorang karena timbul sebagai respon terhadap budaya atau lingkungan yang dipelajari.
E. Tujuan
Tujuan merupakan perilaku termotivasi yang tampak atau terlihat. Semua perilaku
berorientasi pada tujuan. Selama ini pembahasan ditekankan pada tujuan umum (Generic Goal), yaitu
kelompok tujuan yang dipilih konsumen untuk memenuhi kebutuhan. Pemasar, selain berkepentingan
dengan tujuan spesifik produk, yaitu produk dengan merk tertentu yang dipilih oleh konsumen untuk
memenuhi kebutuhannya.
1. Seleksi Tujuan
Untuk tiap kebutuhan tertentu tersedia berbagai tujuan yang tepat dan berbeda. Tujuan
yang dipilih oleh seseorang tergantung pada pengalaman pribadinya, kapasitas fisiknya, norma
dan nilai budayanya, serta aksebilitas tujuan tersebut dalam lingkungan fisik dan lingkungan
social.
F. Jenis Motivasi
Motivasi, sebagai kekuatan mental individu memiliki tingkat-tingkat. Para ahli ilmu jiwa
mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Perbedaan pendapat tersebut
umumnya didasarkan pada kajian tentang perilaku berbagai eksperimen objek. Secara umum motivasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis (1) Motivasi Primer, dan (2) Motivasi Sekunder.
1. Motivasi Primer
Motivasi ini didasarkan pada motif-motif dasar yang pada umumnya berasal dari segi
biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya
terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Mc. Dougall misalnya, berpendapat bahwa
tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan, perasaan subjektif, dan dorongan mencapai
kepuasan. Insting tersebut memiliki tujuan dan memerlukan pemuasan. Tingkah laku insting
tersebut dapat diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan, dan dapat di organisasikan.
2. Motivasi Sekunder
Motivasi ini merupakan motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi
primer. Sebagai ilustrasi orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk
memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan
baik orang harus belajar bekerja. “Bekerja dengan baik” merupakan motivasi sekunder. Bila
orang bekerja dengan baik, maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan
penguat motivasi sekunder. Uang merupakan penguat umum, agar orang bekerja dengan baik.
Bila orang memiliki uang, setelah ia bekerja dengan baik maka ia dapat membeli makanan untuk
menghilangkan rasa lapar. (Jalaluddin Rakhmat, 1991).
Motivasi sosial atau motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan
manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda-beda.
Thomas dan Znaniecki menggolong-golongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan
(1) memperoleh pengalaman baru, (2) mendapat respons, (3) memperoleh pengakuan, dan (4)
memperoleh rasa aman. Mc Cleland menggolongkannya menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk (1)
berprestasi, (2) memperoleh kasih sayang dan kebersamaan, (3) memperoleh penghargaan, dan
(4) memperoleh kekuasaan.
Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan yang
dipercaya tersebut ada kalanya berdasarkan akal, ataupun tak berdasarkan akal sehat.
Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya Perilaku.
Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku
menetap dan berlangsung otomatis. Kemungkinan besar, perilaku tersebut merupakan hasil suatu
proses aktivitas. Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan secara kuat, kemauan seseorang
timbul karena adanya (1) keinginan yang kuat mencapai tujuan, (2) pengetahuan tentang cara
memperoleh tujuan, (3) energi dan kecerdasan, dan (4) pengeluaran energi yang tepat untuk
G. Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari (1) dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai
motivasi internal, (2) dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Selain itu, kita
bisa membedakan motivasi intrinsic yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang diluar perbuatan yang
dilakukannya.
Motivasi merupakan sebuah konsep dengan dinamika tinggi yang selalu berubah sebagai
reaksi terhadap pengalaman hidup. Kebutuhan dan tujuan secara konstan tumbuh dan berubah
sebagai respons terhadap kondisi fisik individu, lingkungan, interaksi dengan orang lain, dan
pengalaman. Ada beberapa alasan mengapa aktifitas manusia yang didorong kebutuhan tidak
pernah berhenti. Alasan-alasan tersebut menandai dinamika kebutuhan dan tujuan.
H. Frustasi
Kegagalan untuk mencapai tujuan bisa menghasilkan perasaan frustasi. Pada satu saat
tertentu, seseorang pernah mengalami frustasi karena ketidakmampuannya mencapai tujuan.
2. Pengembangan Motif
Pada periode waktu tertentu, sebagian besar motif manusia adalah tersembunyi atau tidur.
Motif-motif tersebut dapat dibangkitkan oleh suatu stimulus tertentu, baik yang berasal dari
dalam diri orang itu (kondisi fisiologi, emosi, atau kognitif) maupun yang berasal dari luar
(lingkungan).
I. Teori Motivasi
Para Psikolog dan Peneliti Perilaku Manusia telah mengembangkan berbagai teori motivasi
dan berupaya menyusun daftar kebutuhan atau motif yang tidak terbatas. Teori motivasi yang terkenal
adalah teori hirarki kebutuhan Maslow dan teori kebutuhan yang dipelajari dari Mc Clelland.
Mc Clelland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu (1)
kebutuhan akan kekuasaan, (2) kebutuhan untuk berafiliasi, dan (3) kebutuhan untuk berprestasi.
Kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan untuk
berafiliasi tercermin dalam terwujudnya situasi bersahabat dengan orang lain. Kebutuhan akan
berprestasi terwujud dalam keberhasilan melakukan tugas-tugas yang dibebankan. Ketiga kebutuhan
dasar tersebut sebenarnya saling melengkapi.
Kebutuhan keamanan
Kebutuhan sosial
Kebutuhan ego
Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan fisiologis
Secara ringkas, teori hierarki kebutuhan mempostulasi lima hierarki kebutuhan manusia
yang menonjol. Bila kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi, maka tingkatan kebutuhan
yang lebih tinggi akan mendorong perilaku. Teori itu menyatakan bahwa yang menyebabkan atau
memotivasi perilaku adalah ketidakpuasan, bukan kepuasan.
K. Konflik Motivasi
Banyaknya motif yang dimiliki seseorang yang muncul dalam berbagai situasi, seringkali
menimbulkan terjadinya konflik motivasi. Hal itu berdampak pada pola konsumsinya. Dalam banyak
kasus, Pemasar dapat menganalisis situasi yang cenderung menghasilkan konflik motivasi konsumen,
kemudian memberikan suatu solusi bagi konflik tersebut dan menarik pola bagi konsumen yang
menghadapi situasi seperti itu. Ada tiga jenis konflik motivasi yang sangat penting bagi Pemasar,
yaitu:
1. Approach-Approach Conflict
Konflik ini terjadi apabila konsumen menghadapi dua alternatif yang menarik. Makin
mirip atau makin sama kedua alternatif itu, makin tinggi konflik yang terjadi.
2. Approach-avoidance Conflict
Konflik ini terjadi bila seseorang menghadapi dua alternatif dengan konsekuensi positif
dan negatif.
3. Avoidance-avoidance Conflict
Dua alternatif yang masing-masing memiliki konsekuensi negatif membuat seseorang
menghadapi konflik ini.
L. Pengukuran Motif
Motif seseorang umumnya bersifat tersembunyi, tidak dapat dilihat atau singkatnya tidak
berwujud. Karena itu, tidak ada metode pengukuran tunggal yang dapat digunakan sebagai indeks
yang handal. Untuk mengetahui motif seseorang serta kuat lemahnya motivasi tersebut, Para Peneliti
biasanya menggunakan kombinasi antara observasi dan inferensi, laporan diri, dan teknik proyektif.
Identifikasi dan pengukuran motif manusia merupakan suatu proses yang tidak pasti.
Beberapa psikolog mengakui bahwa kebanyakan teknik pengukuran motif tidak memenuhi kriteria
validitas dan reliabilitas. Studi-studi yang menggunakan teknik Proyektif sangat tergantung pada
Para analis. Studi seperti itu tidak hanya berfokus pada data tersebut melainkan juga pada apa yang
tersirat menurut para analis. Oleh karena itu kebanyakan para peneliti yang menganut paham dengan
perspektif perilaku enggan hanya menggunakan teknik proyektif saja. Mereka menggunakan
penilaian yang sifatnya kombinasi yang didasari data tentang perilaku (melalui observasi), data
subjektif (melalui laporan diri), dan teknik proyektif sehingga kombinasi tersebut memberikan hasil
yang lebih valid.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisa dan pembahasan yang penulis lakukan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil
suatu kesimpulan, yaitu:
1. Motivasi adalah pemberdaya, penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan
2. Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan.