A. DESKRIPSI MODUL
REFERENSI
konsep diri
A. DESKRIPSI MODUL
Modul ini menjelaskan mengenai pengertian Psikologi menurut beberapa
ahli Konsumen adalah manusia yang berkemauan dan berkecerdasan
karenanya dimungkinkan terjadi proses mental yang sifatnya abstrak
dalam dirinya. Perilaku konsumen yang nampak merupakan hasil fungsi
dari otak manusia atau pembelajaran yang terjadi selama merespon
lingkungan. Sifat jiwa yang abstrak ini tidak dapat dilihat secara
langsung, namun dapat dilihat melalui gejala-gejalanya. Gejala-gejala
menggerakkan jiwa tersebut dapat dipelajari oleh pemasar seperti
motivasi, sikap, keyakinan, kepribadian, persepsi dan pembelajaran.
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini, Saudara diharapkan dapat:
Memahami pengertian atau definisi Psikologi Konsumen
Memahami pentingnya pemasar dalam melihat psikologi konsumen
sebagai penggerak dan pengatur perilaku konsumen
MODUL
13
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT
(SPEED)
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Tujuan Pembelajaran
2. Uraian Materi Belajar :
A. Pengertian Psikologi
Konsumen
B. Psikologi sebagai Penggerak
dan Pengatur Perilaku
Konsumen
1. Motivasi
2. Persepsi
3. Pembelajaran
4. Keyakinan dan sikap
5. Kepribadian dan
TUGAS KEGIATAN
BELAJAR
University of Brawijaya
2016
upaya-upaya
mentalnya
dan
memaksimalkan
akurasi
keputusan
University of Brawijaya
2016
terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari
pengguna atau karakteristik merek itu sendiri. Aspek perceptual sebagai salah satu aspek
merek ada dalalm pikiran atau area psikologis konsumen. Bahkan sebuah konsep merek
yaitu brand personality didefinisikan secara jelas oleh Aaker (dalam Hegelson dan
Supphelen, 2004) sebagai sejumlah karakteristik manusia yang dikaitkan dengan merek.
Sumber utama dalam pembentukan brand personality didasarkan pada karakteristik
manusia.
Produk berteknologi canggih dianggap belum mampu menciptakan perbedaan
yang signifikan dengan pesaing oleh karena saat ini konsumen juga mengalami peubahan
dalam keinginannya. Dahulu sebuah mobil hanya dibeli konsumen karena kemampuannya
memenuhi kebutuhan akan kendaraan angkutan umum namun saat ini konsumen tidak
lagi membeli mobil semata-mata karena kebutuhan angkutan umum namun juga untuk
menunjang statusya di masyarakat.
Ahli-ahli ekonomi seperti Adam Smith, Jeremy Bentham atau John Stuart Mills
berpendapat bahwa semua tindakan ekonomi manusia merupakan tindakan yang rasional,
tindakan yang didasarkan pada kepentingan pribadi. Namun sering dijumpai perilakuperilaku konsumen yang sulit untuk dipahami secara rasional. Misalkan dalam memilih
sekolah, ada konsumen yang karena faktor emosional lebih memilih sekolah dengan uang
pangkal yang mahal meskipun pendidikan yang ditawarkan serupa dengan sekolah lain.
Beberapa ahli berpendapat, pembelian konsumen selalu diawali oleh perasaan.
Perubahan kondisi pasar seperti dijelaskan di atas menimbulkan kecenderunga baru dalam
pertimbagan pra pembelian, konsumen lebih menekankan pada aspek-aspek afektif dan
hedonid (Poiezs, 1993). Akibatnya sering terjadi konsumen melakukan pembelian bukan
karena kebutuhan namun karena emosi. Menurut teori motivasi, perilaku manusia selalu
diawali oleh adanya keinginan. Manusia membeli nukan apa yang dibutuhkan melainkan
apa yang diinginkan. Keinginan merupakan salah satu bentuk perasaan atau harapan
manusia akan kondisi tertentu. Misalkan seseorang merasa haus sehingga ia
membutuhkan minum untuk melepaskan dahaganya, namun minuman apa yang
dipilihnya ditentukan oleh keinginan atau perasaannya. Bias jadi ia akan memilih
minuman hangat meski cuaca saat itu sangat dingin atau sebaliknya ia memilih minuman
yang dingin meski saat itu ia sedang menderita radang tenggorokan.
Bagi pemasar, perilaku konsumen yang dinilai emosional ini dapat menjadikan
kesempatan sekaligis boomerang dalam meraih dan mempertahankan konsumen. Menjadi
kesempatan ketika pemasar berhasil menemukan pola dasar dari perilaku emosional
tersebut dan menjadi bumerang ketika pemasar gagal menterjemahkan perilaku tersebut
Page 3 of 14
University of Brawijaya
2016
ke dalam pola yang mudah dipahami dalam menentukan strategi pemasarannya. Dari
perspektif pemasar, emosi yang nampak (gembira, sedih, marah) dapat menjadi indikator
yang baik apakah manfaat psikososial yang ditawarkan produk atau jasa telah dirasakan
oleh konsumen (Prevo et. al., 1996).
Saat ini terjadi perubahan yang sering disebut sebagai new economy di mana
salah satu ide dasar new economy adalah adanya perubahan dalam bidang teknologi.
Perubahan bidang teknologi menghasilkan suatu perkembangan dalam perdagangan via
internet atau lebih dikenal sebagai istilah e-commerce menciptakan proses transaksi di
mana penjual dan pembeli tidak lagi perlu bertemu di tempat tertentu. Perubahan
semacam ini menimbulkan risiko yang tinggi dan menjadi masalah tersendiri bagi
pembeli. Pembeli menjadi lebih rentan terhadap tawaran-tawaran pesaing yang memiliki
derajat risiko lebih rendah. Menemukan pola dasar dari perilaku emosional seperti telah
dijelaskan di atas menjadi masalah yang penting ketika dikaitkan dengan perubahan
teknologi yang sedang terjadi karena perubahan teknologi telah menyebabkan proses
pertukaran atau transaksi bergeser menjadi proses yang tidak nampak.
Lebih dalam lagi, saat ini konsumen menduduki peran yang penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Konsep-konsep yang berkembang seperti konsep
kepuasan dan loyalitas merupakan konsep-konsep yang menitikberatkan focus
pembahasannya pada pola perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Selain itu terdapat juga alat-alat ukur seperti Servqual (Parasuraman et. al.)
atau Servprev (Cronin dan Taylor) dalam ferrinadewi 2008 yang menggunakan proses
psikologi konsumen yang terjadi dalam melakukan evaluasi kinerja jasa.
Sebuah pendekatan baru yang disebut dengan huungan pemasaran merupakan
pendekatan yang menempatkan pelanggan sebagai pusat dari keseluruhan aktivitas
pemasaran. Dahulu konsumen hanya didekati oleh nilai merek semata untuk menjadkan
mereka setia pada perusahaan, namun pemasar semakin menyadari keragaman kondisi
psikologi konsumen. Kesadaran bahwa konsumen tidak melulu diasmsikan sebagai
makhluk yang senantiasa bertindak rasional telah mendorong pemasar untuk membangun
suatu hubungan yang personal dengan pelanggannya. Hubungan personal ini
menggambarkan perhatian pemasar secara pribadi kepada pelanggannya. Pemasar
mencoba untuk menyampaikan bahwa pelanggan sangat berarti bagi perusahaan, mereka
memiliki nilai yang sangat berharga dan pemasar tidak ingin kehilangan mereka di masa
depan.
Page 4 of 14
University of Brawijaya
Value
2016
Brand
Pelanggan
Hubungan Pemasaran
Relationship Marketing
Gambar 1. Relationship Marketing: Inovasi yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut
(2003:17)
Dalam hubungan pemasaran, terdapat 5 kategori sasaran. Kelima kategori tersebut
saling berhubungan satu dengan lainnya. Seperti ditunjukkan pada gambar 1, dimulai dari
sasaran
psikologi
perusahaan
berupa
posisi
pasar,
kesetiaan
karyawan,
dan
Psycological
Customers Goal
Economic
Corporate Goal
Customers
Behavioural Goal
Economic
Customers Goal
University of Brawijaya
2016
hedonis merupakan pertimbangan utama konsumen dalam tahap pra pembelian pada
proses pengambilan keputusan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pemasar perlu
lebih mendalami lagi psikologi konsumen.
University of Brawijaya
2016
Tekanan
Dorongan
Perilaku
Terpenuhi
keinginan
kebutuhan
University of Brawijaya
2016
mana konsumen berupaya baik dalam bentuk fisik atau mental untuk mendekatkan
dirinya dengan produk atau merek dalam suatu bentuk hubungan tertentu. Ketika
konsumen melakukan lebih banyak pengorbanan berbentuk aktivitas seperti mencari
informasi produk tersebut, pemrosesan informasi secara kognitif, dan mempertimbangkan
lebih sedikit atau banyak dengan produk alternatif maka dikatakan konsumen ada pada
kondisi keterlibatan tinggi. Tipe keterlibatan menurut Broderick dan Foxal (1999)
ditunjukkan pada gambar 4.
Normative
Involvement
Enduring
Involvement
Purchase Behavior
Subjective Risk
Involvement
Situational
Involvement
Page 8 of 14
Eksternal
Stimuli
Pandangan
Suara
Aroma
Rasa
Tekstur
University of Brawijaya
2016
Panca
Indera
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Kulit
Paparan
Sensasi
Perhatian
Intepretasi
Persepsi
3. Pembelajaran
a. Behavioral Learning Theories
Teori ini menyatakan bahwa belajar terjadi sebagai hasil respon konsumen
terhadap peristiwa-peristiwa eksternal. Respon terhadap stimuli eksternal merupakan hasil
pross belajar yang terjadi dalam benak konsumen. Behavioral Learning Theories
memiliki dua pendekatan yaitu pengkondisian klasik dan pengkondisian instrumental.
Pengkondisian klasik berpendapat bahwa organism termasuk manusia adalah
bentuk yang pasif yang dapat dipertunjukkan sejumlah stimuli secara berulang hingga
pada akhirnya stimuli terkoordinasikan dan manusia pasti akan menunjukkan respon yang
sama untuk stimuli tersebut. Cara yang dapat digunakan oleh pemasar untuk memasarkan
produk menggunakan pendekatan ini adalah dengan cara 1) Pengulangan, 2) Generalisasi
Stimulus, dan 3) Stimulus Pembeda.
Page 9 of 14
University of Brawijaya
2016
Stimuli
Eksternal
Respon
Benak Konsumen
Memori
sensori
Proses
Persepsi
Memori
Jangka
Pendek
Memori
Jangka
Panjang
Pemrosesan Informasi
University of Brawijaya
2016
hanya sedikit melakukan upaya dalam proses keputusan pembelian, maka strategi yang
tepat adalah merancang iklan berdasarkan pengondisian klasik. Proses pembelajaran dapat
berbentuk perasaan suka yang akan mendorong untuk lebih mempelajari produk atau
bahkan keinginan mencoba produk. Selain itu dapat pula menggunakan pendekatan
pembelajaran kognitif yaitu dengan menampilkan ikon iklan secara berulang.
Dalam kondisi keterlibatan yang tinggi adalah dengan merancang iklan berbasis
pada pembelajaran instrumental, misalkan menyediakan tester. Cara lainnya adalah
dengan merancang iklan yang berbasis pada pendekatan kognitif yaitu menggunakan
model.
4. Keyakinan dan Sikap
Sikap merupakan proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi dan kognitif
yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan di sekitarnya
(Hawkins, 1989:434 dalam Ferrinadewi (2008)). Sifar merupakan fungsi dari 1)
Utilitarian Function, 2) Value Express, 3) Ego-defensive Function dan 4) Knowledge
Function.
Terdapat 3 komponen dalam sikap yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen
kognitif terdiri dari keyakinan dan pengetahuan konsumen tentang produk. Semakin
positif keyakinan konsumen terhadap produk maka semakin positif pula sikap konsumen
terhadap produk. Komponen afektif merupakan perasaan atau emosi konsumen terhadap
produk tertentu. Perasaan yang merupakan hasil evaluasi dari atribut produk ini dapat
juga mempengaruhi keyakinan konsumen bahkan bias merubah keyakinannya.
Komponen konatif berasal dari keyakinan dan rasa suka pada suatu produk yang akan
mendorong konsumen melakukan tindakan sebagai wujud dari keyakinan dan
perasaannya.
Afektif
Kognitif
Konatif
University of Brawijaya
2016
ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma dan etika sosial dab
bertugas sebagai pengendali dorongan impulsif dari system id. Ego merupakan
pengendalian diri yang didasari oleh individu dan bertugas megawasi antara kedua system
sebelumnya.
2) Neo-Freudian Personality Theories: dalam teori ini individu dibedakan menjadi 3
kepribadian yakni compliant individual (selalu mematuhi aturan yang berlaku),
aggressive individual (selalu berusaha menyerng orang lain) dan detached individual
(menyingkir atau mengucilkan diri dari kelompoknya).
3) Trait Theory: dalam teori ini individu dibagi menjadi 5 kepribadian yakni Extraversion
(ektrovert, bersifat sosial, tidak terlalu peduli and cepat berubah), Neuroticism (emosi
tidak stabil, pesimis dan kepercayaan diri rendah), Agreeableness (berkeyakinan positif,
menghargai nilai orang lain, dan peduli pada norma masyarakat), Conscientiousness
(bertanggung jawab, penuh dedikasi, dan dapat dipercaya), dan Openess to Exerience
(cara berpikir yang terbuka dan mau menerima konsep baru serta akan membuat
keputusan yang tidak konservatif).
Page 12 of 14
University of Brawijaya
2016
4) Carl Jung Theory: dua dimensi berorientasi dan menggambarkan tentang aliran energy
psikis atau perhatian yaitu extroversion dan introversion. Extroversion adalah energi
psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar sedangkan introversion adalah energi
psikis yang focus pada proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide pemikiran.
Kepribadian dapat menjadi alat dalam segmentasi pasar karena individu dengan
kepribadian yang sama umumnya memiliki keseragaman dalam hal demografi. Pemasar
perlu mengelompokkan konsumen menjadi lebih homogeny diantara kelompok yang
relatif heterogen.
b. Konsep Diri
Teori konsep diri menjelaskan aspek-aspek kepribadian individual yang
merupakan ekspresi diri mereka. Terdapat dua kompoen dalam teori konsep diri yaitu 1)
actual self yaitu pandangan individual tentang dirinya sendiri yang sesungguhnya, dan 2)
ideal self yaitu harapan dari citra yang diinginkan.
Landon (1986) menemukan bahwa untuk laki-laki, intense membeli mereka sangat
dipengaruhi oleh actual self imagine daripada ideal self imagine khususnya untuk produkproduk seperti lotion , kopi, dan bir. Sementara wanita untuk produk penyegar mulut dan
obat sakit kepala banyak dipengruhi oleh actual self imagine. Sementara untuk produk
seperti televisi berwarna, telepon dan bir banyak dipengaruhi oleh ideal self imagine.
2.
Jelaskan mengenai kompenen sikap (Kognitif, afektif dan konatif) terhadap suatu
produk!
REFERENSI
Ambler et. al. 2002. Relating Brand and Customer Perspective on Marketing
Management. Journal of Service Research. Vol 5 (August). pp 13-25
Broderick, A.J.1999. Role Theory and the Management of Service Encounter. The
Service Industry Journal. Vol 19 no 2. pp 117-131
Carlson et. al.1997. Psychology; the Science of Behavior. Prentice Hall. Italy
Ferrinadewi Erna. 2008. Merek & Psikologi Konsumen: Implikasi pada Strategi
Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Page 13 of 14
University of Brawijaya
2016
Hoch, SJ. & Heighton, J. 1989. Managing What Consumer Learn from Experience.
Journal of Marketing. Vol. 53. pp 1-20
Heggelson, James G and Magne Supphelen. 2004. A Conceptual and Comparison
Measurement of Self Congruity and Brand Personality: The Impact of
Socially Desirable Responding. International Journal of Market Research.
Vol 46 kwartal 2. pp 205-233
Landon, E. Laird.1986. Self Concept, Ideal Self Concept, and Consumer Purchase
Intentions. Journal of Consumer Research. Vo; 1. pp 44-52
Oliver, Richard L. 1999. Whence Loyalty. Journal of Marketing (Special Issues 1999).
Vol 63. pp 33-34
Petri, Herbert L. 1981. Motivation: Theory and Research. Wadsworth Publising. United
State.
Poiezs, Theo B.C. 1993. The Changing Context of Consumer Psychology. Journal of
Consumer Psychology. Vol 14. pp 495-506
Prevo et.al. 1996. The Mediating Role of Psychosocial Benefit in the Satisfaction
Formation Process. Paper presented in 25th EMAC Conference, 14-17 May
1996, Budapest
Schiffman, L. & Kanuk L. 2000. Consumer Behavior. 6th edition. Prentice-Hall, Upper
Saddle River. New York
Wells, William D & David Prensky. 1996. Consumer Behavior. John Wiley & Son Inc.
Canada
Page 14 of 14