PSIKOLOGI
INDUSTRI &
ORGANISASI;
Tinjauan Motivasi dan
Kepuasan Kerja
Penulis:
Reza Ahmadiansah, M.Si.
Editor:
Imam Subqi, M.S.I., M.Pd.
Penerbit:
Kreasi Total Media
Kauman GM I / 332 RT 46 RW 12, Yogyakarta 55122
Telp.: 0812.7020.6168
Email: omahjogja305@gmail.com
P
uji syukur alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tahapan demi tahapan
penulisan buku ini, sebagai salah satu bentuk sum
bangsih pemikiran dalam perkembangan ilmu di
bidang psikologi khususnya psikologi organisasi
dan industri.
Buku berjudul PSIKOLOGI INDUSTRI &
ORGANISASI; Tinjauan Motivasi dan Kepuasan
Kerja yang ditangan anda ini merupakan salah
satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi industri
dan organisasi membahas psikologi dalam lingkup
orga
nisasi atau aturan kerja. Bagi pelaku atau
pimpinan di sebuah lembaga disarankan untuk
Penulis
A. Pendahuluan
D
alam perkembangan di era globa
lisasi bangsa Indonesia diperhadap
kan pada berbagai tantangan, hal ini ditandai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tek
nologi yang semakin canggih, kemudahan dalam
mengakses informasi, globalisasi dan pasar bebas
menjadikan Negara sebagai penyelenggara pen
didik an, memiliki tanggung jawab yang besar
untuk menciptakan suatu bentuk pendidikan yang
ber mutu dan berkualitas pada semua jenjang
pendidikan sehingga bermuara pada terciptanya
sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
untuk menjawab persaingan global yang ada dalam
A. Kinerja Guru
K
inerja guru di dalam organisasi
sekolah pada dasarnya ditentukan
oleh kemampuan dan kemauan guru dalam ikut
serta mendukung proses belajar mengajar. Faktor
ini merupakan potensi guru untuk dapat melak
sanakan tugas-tugasnya untuk mendukung kebutu
han sarana pendidikan di sekolah, (Sabrin 2010).
Berbicara tentang kinerja guru memang
erat kaitannya dengan standar kinerja guru yang
dijadikan ukuran atau patokan untuk mengukur
kinerja yang ditunjukkan oleh para guru. Depdiknas
sampai saat ini belum melakukan perubahan yang
A. Teori Kinerja
B
ernardin dan Russel (dalam Ruky,
2002:15)menjelaskan bahwa kinerja
sebagai berikut: “performance is defined as the record
of outcomes produced on a specified job function or
activity during time period. Prestasi atau kinerja
adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh
dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan
selama kurun waktu tertentu. Diungkapkan oleh
VanScotter, et.al. (dalam Sonnentag & Frese, 2002),
bahwa kinerja adalah suatu prasyarat utama walau
pun bukanlah satu-satunya untuk perkembangan
karier di masa yang akan datang dan keberhasilan
dalam pasar pekerja. Walaupun kemungkinan ada
A. Motivasi Kerja
M
otivasi mempersoalkan bagaimana
cara mengarahkan daya dan potensi
bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif
dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan sumberdaya manusia agar tercipta
kinerja yang tinggi adalah faktor motivasi kerja,
karena kinerja yang tinggi tidak akan tercapai tanpa
adanya motivasi kerja yang tinggi. Motivasi kerja
adalah kondisi yang dapat menggerakkan individu
untuk melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan kinerja perlu diketahui lebih
dahulu faktor apa saja yang dapat memotivasi kerja
C. Teori Motivasi
M
artoyo (2007) mengemukakan
bahwa kepuasan kerja (job satis
faction) adalah keadaan emosional karyawan,
di mana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu
antara nilai balas jasa kerja karyawan dari peru
sahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa
yang memang diinginkan oleh karyawan yang ber
sangkutan. Balas jasa karyawan dapat berupa uang
(financial) maupun bukan uang (non financial).
Sedangkan Robbins & Judge (2008), menjelaskan
bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan
suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang
yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karak
1) Discrepancy Theory
Locke (dalam Wijono, 2007) melihat kepuasan
atau ketidakpuasan dari dua nilai (values) yaitu
(1) pertentangan yang dipersepsikan antara apa
yang diinginkan dengan apa yang diterima dalam
kenyataan, dan (2) apa pentingnya pekerjaan yang
diinginkan. Kepuasan kerja secara keseluruhan
bagi individu adalah jumlah dari kepuasan kerja
setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat
pentingnya aspek pekerjaan individu.
Individu akan terpuaskan jika tidak ada selisih
antara kondisi-kondisi yang diinginkan dengan
kondisi aktual. Semakin besar kekurangan dan
semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan,
semakin besar ketidakpuasannya. Kesimpulan
yang dapat diambil adalah teori ketidaksesuaian
menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan
dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih
jauh antara keinginan dan kekurangan yang ingin
dipenuhi dengan kenyataan, maka orang menjadi
tidak puas. Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan
kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai
dengan kenyataan yang didapat maka akan timbul
rasa puas.
M
enurut Gibson kinerja individu di
pengaruhi oleh faktor motivasi, ke
mampuan, dan lingkungan kerja. Faktor motivasi
memiliki hubungan langsung dengan kinerja,
se
dangkan faktor kemampuan dan lingkungan
kerja memiliki hubungan tidak langsung dengan
kinerja, sehingga untuk meningkatkan kinerja
sese
orang sangatlah tepat apabila dimulai dari
peningkatan motivasi kerja (Cokroaminoto, 2007).
Motivasi dapat diartikan sebagai pendorong sese
orang untuk melaksanakan tugas dengan baik.
Motivasi merupakan suatu bentuk reaksi terhadap
kebutuhan manusia yaitu keinginan terhadap
sesuatu yang belum terpenuhi sehingga terdorong
http://papers.gunadarma.ac.id/ index.php/
mmsi/article/viewFile/.../14129
Mamik. (2009). Pengaruh kedisplinan, motivasi
kerja dan komitmen organisasi terhadap
kepuasan kerja. Jurnal Aplikasi Manajemen,
7(2), 370-379.
Mangkunegara, A.P. (2011). Manajemen sumber
daya manusia perusahaan. Bandung: PT. Re
maja Rosdakarya.
Manulang, M. (1994). Management personalia.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mahesa, D. (2010). Analisis Pengaruh Motivasi Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Dengan Lama Kerja Sebagai Variabel Mode
rating (Studi pada PT. Coca Cola Amatil
Indonesia (Central Java). Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Mahmudi. (2005). Manajemen kinerja sektor publik.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Martoyo, S. (2007). Manajemen sumber daya manu
sia. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE.
Maryadi. (2012). Pengaruh budaya organisasi,
kom pensasi, dan kepuasan kerja terhadap
disiplin kerja guru SD di Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang. Jurnal Manajemen