A. MOTIVASI BELAJAR
a. Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar
APA MOTIVASI ITU?
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku
yang penuh energy, terarah dan bertahan lama. 1[1] Motivasi adalah usaha yang didasari untuk
mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.2[2]
Sedangkan pengertian dari motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri
seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
(Frederick J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39). Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan
untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih
baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42)
Jadi, bisa disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau rangsangan psikologis seseorang
untuk belajar secara sungguh-sungguh, penuh konsentrasi sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
Contoh :
Lance Amstrong adalah pembalap sepeda yang hebat tetapi kemudian dia di diagnosis mengidap
penyakit kanker pada 1996. Peluang kesembuhannya diperkirakan kurang dari 50% saat
pembalap itu mengikuti kemoterapi dan emosinya memburuk. Akan tetapi, lance pulih dari
penyakit itu dan bertekad untuk memenangkan lomba tour de france sejauh kurang lebih 2.000
mil, sebuah lomba balap sepeda paling bergengsi di dunia, hari demi hari lance berlatih keras dan
terus bertekad memenangkan lomba sepeda itu. Lance kemudia menang lomba balap sepeda
tersebut bukan hanya sekali tetapi empat kali menjuarai lomba tersebut.
a. Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif
yang berbeda pula. Di bawah ini di bahas tentang 4 perspektif yaitu behavioral, humanistis,
kognitif,sosial.
a. Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menitik beratkan pada kapasitas murid untuk mengembangkan
kepribadian, kebebasan untuk memilih tujuan mereka. Perspektif ini berhubungan erat dengan
pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu
sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow,
kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
b. Perspektif Kognitif
5[5] S Daud. Landasan Teori. 8april 2015. Pukul 22.00 WIB. Chapter II.Pdf
seseorang atau kelompok orang dengan menumbuhkan dorongan atau motive dalam diri orang
atau kelompok orang tersebut untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya
sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat mengenai Manfaat atau peranan motivasi dalam belajar di
atas, maka dapat disimpulkan beberapa manfaat motivasi yaitu :
1. Membuat anak bersemangat dalam belajar.
2. Mata pelajaran yang duluhnya tidak disukai murid bias menjadi mata pelajaran yang
paling disukainya.
3. Anak menjadi lebih kreatif dalam belajar, misalnya menyusun jadwalnya dengan
baik dan benar.
4. Anak menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca,menulis dan sebagainya.
5. Membuat anak menjadi lebih aktif.
6. Dengan memotivasi anak kita tidak perlu memaksakan si anak dalam belajar. Karena
melalui motifasi yang baik dan benar dengan sendirinya si anak akan belajar karena
didorong oleh motivasi.
7. Guru tidak perlu menggunakan kekerasan dalam menyuruh anak untuk belajar,
cukup dengan memotivasi anak tersebut.
8. Tanpa di awasi oleh guru atau pun orang tua si anak dapat belajar dengan baik.
9. Dengan motivasi siswa akan mengetahui dengan jelas makna dalam belajar.
10. Anak akan lebih fokus dalam mengembangkan kemampuannya atau pun bakatnya.
11. Anak akan mengurangi sikap yang kurang menguntungkan atau kurang baik,
misalnya bermain atau menonton tv.
12. Anak yang gagal mengerjakan sesuatu, tidak akan menyerah dan mencobanya lagi
dengan adanya dorongan motivasi (pantang menyerah). Dengan melihat daftar
manfaat atau peranan motivasi itu dapat disimpulkan bahwa ternyata motivasi itu sangat
berperan dalam proses belajar. Kita bias bayabgkan kalau dalam proses belajar tidak ada yang
namanya motivasi, siswa akan malas dan tidak bersemangat dalam belajar.6[6]
Motivasi belajar tidak hanya penting bagi peserta didik akan tetapi penting juga bagi
pendidik. Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Peserta Didik Sebagai Berikut :
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar , proses dan hasil akhir .
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar.
3. Mengarahkan kegiatan belajar
4. Membesarkan semangat belajar
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Manfaat Motivasi Bagi Pendidik :
1. Membangkitkan , meningkatkan dan memelihara semangat peserta didik untuk belajar sampai
berhasil
2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar peserta didik di kelas
3. Meningkatkan dan menyadarkan pendidik untuk memilih satu diantara bermacam- macam peran
4. Memberi peluang pendidik untuk Unjuk Kerja 7[7]
E. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
9[9] Anni, Catharina T., dkk..2006. Psikologi Belajar. Semarang :Unnes Press.hal 186
Misalnya, untuk membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara
pemutaran film, mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan
peran, belajar melalui radio, karya wisata, dan lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 : Hamalik,
2009:168).
e. Berilah Pujian yang Wajar Setiap Keberhasilan Siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian
dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia
juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya,
2009:30 ; Hamalik, 2009:167).
Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara
berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar
dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada
siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).10[10]
f. Berikan Penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka
belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk
belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat
mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai
dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak
memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para
siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan,
sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).11[11]
g. Berilah Komentar Terhadap Hasil Pekerjaan Siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar
yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan
komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan bagus atau teruskan
pekerjaanmu dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21). Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi
siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera,
maupun tugas-tugas yang berlangsung terus menerus (Prayitno, 1989:17). Sebaliknya
pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek
psikologis yang lebih jelek.
h. Ciptakan Persaingan dan Kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus
mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok
maupun antar individu. Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama
untuk siswa yeng memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan
10[10] Djamarah, S.B, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar(Edisi Revisi).
Jakarta: PT Rineka Cipta. hal 152
11[11] Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajara N.Jakarta :PT Bumi Aksara. hal.
168
cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok.
Selain persaingan antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap
perkembangan kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan dengan
cara memeri kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang telah diucapai
sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada waktu berikutnya (Prayitno, 1989:22-230).
Misalnya guru membuat dan memberi tahu grafik kemajuan belajar siswa.Untuk
mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha membentuk kebiasaan siswanya agar
secara berangsur-angsur dapat memusatkan perhatian lebih lama dan bekerja keras (Isjoni,
2008:162). Oleh karena itu,usaha dan perhatian guru yang besar lebih diperlukan untuk
membimbing siswa-siswa yang memiliki pencapaian rendah agar mereka memiliki motivasi
belajar yang baik.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas,
adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya
negatif seperti memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit
berat dan menantang (Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa
digunakan dalam kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi
dengan cara-cara negatif lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa
dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkakn motivasi dengan cara negatif
dihindari.