Anda di halaman 1dari 13

Makalah Psikologi Komunikasi

“Reverse Psychology”
 

Disusun Oleh:
Naila Risty Viandra
1906402790

Universitas Indonesia
Program Pendidikan Vokasi
Periklanan Kreatif
2019/2020 
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga penulis bisa selesaikan makalah mengenai “Reverse Psychology” tepat waktu.

Makalah ini selesai penulis susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala masukan dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga bisa melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah mengenai “Reverse Psychology” ini bisa memberi manfaat
ataupun inpirasi bagi para pembaca.

.                                                                                          Jakarta, 18 Desember 2019

.                                                 

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………….…...........................................................…….………………………………..……….  i
KATA PENGANTAR ………….........................................................…………………………………………………  ii
DAFTAR ISI …………………….…………………………....................................................………………….......….  iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………….........................................................………………….……  1

1.1 Latar Belakang ….…….……………………........……………………………………….…....…………………


1
1.2 Rumusan Masalah ….…………….........…………………...................………………………....…..………..  2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………........................…………………………....…………..
2
1.4 Manfaat Penulisan ……….………………,,………………………........……………….…....…....……………
2

BAB II PEMBAHASAN.......……….……………………………........………………....…………..…………...……..…  3

2.1 Pengertian Reverse Psychology......……………...…..............................................................


……………  3
2.2 Contoh Reverse Psychology dalam Marketing Strategy suatu
Brand.................................................…..  4
2.3 Langkah-Langkah Melakukan Reverse
Marketing..................................................................................... 5

BAB III PENUTUP …………………………………………..…….......................................................…..……………  8

3.1 Kesimpulan ………………………………………………............................................................…..….……


8
3.2 Saran ……………………………………………………....................................................……...…..….……
8

DAFTAR PUSTAKA …………..…………..…..................................................................................................…....  9

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tidak ada definisi pasti mengenai teori psikologi terbalik yang disebut juga reserve psychology. Teori ini
dikeluarkan pertama kali oleh duo Adorno dan Horkheimer pada tahun 1970-an. Inti dari teori ini adalah
mengatakan pada orang lain sesuatu yang berlawanan dengan apa yang ingin mereka lakukan atau percaya.

Teori ini memercayai bahwa orang akan merespon berlawanan atau kebalikan dari perintah yang diberikan
kepada mereka. Mungkin sebagian dari masyarakat belum begitu memahami dengan istilah psikologi terbalik
dalam berbagai konteks. Namun sebenarnya disadari atau tidak banyak kondisi dalam kehidupan sehari-hari
yang menunjukkan pemberlakuan teori psikologi terbalik.

Misalkan saja ketika kita kecil dulu, saat kita bermain terlalu lama biasanya akan muncul teguran dari orang
dewasa di sekitar kita dengan komentar: “Asyik ya main, lebih enak deh kalau pulangnya lebih malam lagi.” Atau
ketika kita terlambat masuk kelas terkadang muncul komentar: “Kok jam segini sudah datang nanti saja kalau
kelas sudah bubar.” Lalu apakah pernyataan tersebut akan benar-benar dilaksanakan? Pada kenyataannya, itu
adalah sebuah sindiran tajam yang berarti harus melakukan yang sebaliknya dari ucapan tersebut.

Bahkan perilaku ini juga terdapat dalam pemikiran psikologi. Contohnya Viktor E. Frankl, pernah
mencontohkan seorang gagu yang naik kereta namun tidak memiliki tiket. Ketika tukang pencatut tiket datang
dia ingin menunjukkan bahwa ia gagu agar dikasihani, ajaibnya gagunya hilang.

Dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin mengenal kebenaran dari psikologi terbalik ini. Dengan
memaksakan diri keberhasilan seringkali kita mengalami kegagalan karena tekana-tekanan yang ada. Di sini
berlaku psikologi terbalik. Kenapa bisa terjadi demikian. Semakin kita menginginkan sesuatu itu menjadi beban
dan akhirnya malah menjauhkan diri dari keinginan kita itu.

4
Mungkin ini disebabkan karena kita seringkali memaksakan diri kita dalam meraih sesuatu kita jadi merasa
terbebani. Beban ini lah yang menyebabkan psikologi kita terbalik. Kadang ini bisa dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan. Chung Tzu pernah bercerita mengenai seorang pemanah yang mengikuti lomba. Ketika hadiahnya kecil,
tidak ada masalah. Namun ketika hadiahnya besar tembakannya tidak akurat. Kadang pikiran kita dipenuhi oleh
beban yang mengganggu kemampuan kita mencapai kesuksesan.

Begitu pun dalam wilayah kehidupan di sekolah sering berbenturan dengan berbagai macam perilaku
indisipliner yang muncul pada diri siswa sehingga memerlukan penanganan yang tepat dan efektif demi
terciptanya tata kehidupan sosial edukatif yang mendukung dan kondusif dalam proses pendidikan.

Metode psikologi terbalik dapat digunakan sebagai sarana dalam penanganan perilaku indisipliner siswa
dimana siswa dengan perilaku indisipliner diminta untuk mereplay atau mengulang perilaku indisiplinernya pada
saat itu juga.

Meskipun demikian, disarankan agar psikologi terbalik ini tidak digunakan secara berlebihan kepada siswa
atau terus menerus. Atau dapat pula digunakan sebagai alternatif akhir dalam proses konseling. Karena
dikhawatirkan siswa yang sering mendapatkan metode ini akan merasa dijatuhkan harga dirinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Reverse Psychology?


2. Bagaimana penerapan Reverse Psychology di dalam marketing strategy suatu brand?
3. Apa saja langkah-langkah dalam melakukan Reverse Marketing?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan dari makalah ini adalah penulis dan pembaca mampu memahami pengertian dari Reverse
Psychology.
2. mempelajari cara penerapan Reverse Psychology di dalam marketing strategy suatu brand.
3. memberikan pemahaman pada penulis dan pembaca agar dapat mengetahui langkah-langkah dalam
melakukan Reverse Marketing.

1.4 Manfaat Penulisan

5
1. Makalah ini diharapkan mampu menjadi landasan mengambil kebijakan atau keputusan dalam
menentukan marketing strategy yang tepat sasaran.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, pengenalan, serta wawasan terhadap kajian Reverse
Psychology.
3. Diharapkan makalah ini mampu menambah kaidah wawasan pembaca dalam pengenalan Reverse
Psychology.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reverse Psychology

Di era tahun 1970an, dua orang filsuf asal Jerman Theodor Adorno dan Max Horkheimer
memperkenalkan metode reverse psychology atau psikologi terbalik. Metode ini memanfaatkan emosi negatif
yang ada dalam diri manusia, dimana tiap orang memiliki kecenderungan melakukan perbuatan yang sebaliknya
atau melawan arah.

Dalam sejarah perjalanan umat manusia emosi ini sudah ada dari zaman Nabi Adam. kala itu Nabi
Adam melawan perintah Allah dengan memakan buah khuldi yang dilarang Allah SWT. Alhasil, setiap anak cucu
Adam punya kecenderungan untuk berlaku berkebalikan dengan perintah.

Metode psikologi terbalik ini memanfaatkan sifat berkebalikan manusia itu. Metode psikologi terbalik
kerap digunakan orang tua dalam mendidik anak. Sebagai contoh, psikologi terbalik bisa digunakan untuk
memacu seorang anak belajar. Ini seperti kata-kata, "Kamu pasti tak bisa mengerjakan soal ini!"

Pada dunia politik, metode psikologi terbalik bahkan jadi senjata utama di era sosial media saat ini. Di
Facebook misalnya, tak terhitung banyak tautan berisi hujatan pada salah satu tokoh politik. Namun, tak sedikit
dari hujatan itu yang justru dibuat oleh tim politik sang tokoh itu sendiri demi memunculkan simpati publik.

Kita sering diperlihatkan tulisan larangan "Jangan Buang Sampah di Sini" di sebuah lokasi penuh
tumpukan sampah. Hal ini membuat kita berpikir, mengapa banyak orang yang justru menganggap peraturan itu
ada untuk dilanggar.

6
Ternyata, itulah yang menjadi sebagian sifat dasar manusia. Mereka akan melakukan hal sebaliknya.
Inilah yang kemudian menjadi konsep dasar dari psikologi terbalik—atau reverse psychology—yang ditemukan
pertama kali oleh Adorno dan Horkheimer tahun 1970-an.

Menurut kedua psikolog tersebut, teknik psikologi terbalik sebenarnya adalah memanipulasi lawan
bicara yang awalnya tidak mau mengikuti perintah atau aturan. Setelah menerapkan psikologi terbalik, pada
akhirnya orang tersebut mau menuruti perkataan, aturan, atau perintah yang datang kepadanya.

Sebenarnya psikologi terbalik lebih dikhususkan kepada orang-orang yang tidak cepat tanggap dengan
aturan atau sebuah statement. Bisa dikatakan teknik ini seperti memberikan sebuah ancaman kecil untuk tujuan
tertentu.

2.2 Contoh Reverse Psychology dalam Marketing Strategy suatu Brand

Cara reverse psychology diterapkan ke dalam marketing strategy suatu brand adalah dengan
menggunakan pendekatan reverse marketing. Reverse marketing adalah setiap strategi pemasaran yang
mendorong konsumen untuk mencari perusahaan atau produk sendiri, daripada perusahaan yang mencoba
menjual produk tertentu kepada konsumen. Perusahaan melakukan ini dalam berbagai cara, tetapi metode yang
paling umum adalah memberikan informasi berharga kepada konsumen tanpa meminta mereka untuk membeli
apa pun.

Membangun nilai adalah konsep sentral dari reverse marketing. Untuk kampanye “Jangan Beli Ini” dari
Patagonia, perusahaan berhasil memposisikan diri sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya tentang
kelestarian lingkungan dan ekonomi. Patagonia mengidentifikasi kualitas-kualitas ini sebagai hal yang penting
bagi pelanggannya, sehingga perusahaan membuat bahan untuk memposisikan dirinya sebagai otoritas pada
topik tersebut.

Alih-alih mencoba meyakinkan pelanggan bahwa produk tertentu, seperti jaket Patagonia, lebih ramah
lingkungan daripada produk serupa dari pesaing, Patagonia memberi pelanggan alasan untuk percaya bahwa
perusahaan itu sendiri ramah lingkungan. Strategi ini mendorong konsumen untuk mencari produk Patagonia
sendiri ketika mereka ingin menemukan pakaian ramah lingkungan.

Selama krisis ekonomi nasional yang dimulai pada 2008, banyak perusahaan melihat ekuitas mereka
menderita. Di masa di mana konsumen membeli lebih sedikit dan menabung lebih banyak, bagaimana
perusahaan pakaian luar butik seperti Patagonia melihat penjualannya meroket antara 2008 dan 2011?
Singkatnya, mereka memahami dan menghormati pelanggan mereka.

Daripada berusaha untuk bersaing dengan perusahaan pakaian luar lainnya di pasar dan mencoba
meyakinkan konsumen bahwa produknya adalah yang terbaik, Patagonia mulai membangun citra rasa hormat

7
antara pelanggan dan dirinya sendiri. Dalam kampanye yang terkenal di "Cyber Monday" 2011, Patagonia
memasang iklan yang menggambarkan salah satu jaketnya dengan tulisan "Don't Buy This Jacket."

Iklan “Jangan Beli Ini” dikaitkan dengan kampanye yang lebih besar yang meminta konsumen berpikir
dua kali tentang setiap pembelian yang mereka lakukan, terutama selama kegilaan pembelian seperti Cyber
Monday. Patagonia menciptakan materi informatif tentang berapa banyak limbah dan polusi yang diciptakan oleh
konsumerisme yang tidak dipikirkan. Pesan nyata perusahaan bukanlah untuk tidak membeli produk Patagonia;
itu untuk menggambarkan Patagonia sebagai perusahaan yang lebih mementingkan keberlanjutan dan rasa
hormat daripada keuntungannya sendiri. Pesan ini terhubung dengan pelanggan Patagonia yang ramah
lingkungan dan berpikiran hijau, dan benar-benar meningkatkan penjualan perusahaan dalam bentuk pemasaran
terbalik yang sangat efektif.

Siapa saja yang menggunakan reverse marketing?

Bisnis yang menjual barang dapat menggunakan pemasaran terbalik untuk meningkatkan merek atau citra
perusahaan, bukan hanya meningkatkan kesadaran tentang produk. Misalnya, kampanye Patagonia terdiri dari
iklan yang menampilkan banyak produk perusahaan, tetapi pesan iklan tersebut adalah tentang prinsip-prinsip
perusahaan itu sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari barang dan menuju bisnis, Patagonia atau pengecer
mana pun yang menggunakan teknik pemasaran terbalik dapat menciptakan loyalitas pelanggan kepada
perusahaan terlepas dari apa produknya.

Penyedia layanan menggunakan pemasaran terbalik untuk menghindari apa yang dikenal sebagai
pemasaran "paksaan". Pemasaran koersif memberi tahu pelanggan bahwa mereka harus menginginkan
layanan, seperti potong rambut, karena alasan tertentu. Sebuah salon mungkin menggunakan bahan iklan
koersif untuk menyarankan bahwa orang yang tidak merawat potongan rambut mereka di salon kurang menarik.

Menggunakan strategi reverse marketing, salon mungkin menggunakan iklan untuk memberi tahu pelanggan
bahwa mereka sudah cantik, dan bahwa salon mengagumi kecantikan mereka terlepas dari apakah pelanggan
memilih untuk mengunjungi. Pesan ini dimaksudkan untuk menciptakan hubungan positif, meningkatkan
kepercayaan diri dengan salon untuk pelanggan, yang meningkatkan kemungkinan bahwa pelanggan akan
memilih untuk mengunjungi salon sendiri

Reverse marketing juga sangat berguna bagi perusahaan yang dapat menawarkan informasi berharga
kepada pelanggan secara gratis sebagai cara untuk menetapkan perusahaan sebagai otoritas. Orang
mempercayai bisnis yang membuat mereka merasa mendapat informasi tentang keputusan pembelian mereka.

8
Toko buku, misalnya, dapat menawarkan siapa pun yang mengunjungi toko buletin gratis yang mencakup
ulasan dan rekomendasi buku. Newsletter akan membantu pelanggan toko lebih memahami produk apa yang
tersedia dan apa yang masing-masing tawarkan.

2.3 Langkah-Langkah Melakukan Reverse Marketing

Sebelas langkah dalam melakukan reverse marketing antara lain;

1.Riset Pendahuluan

Tujuannya ialah membuat penilaian umum dan penilaian akan potensi yang tersedia, misalnya menilai
keadaan sekarang yang menyangkut mutu, jumlah, harga, waktu penyerahan barang dan jasa, atau kriteria lain
yang dianggap penting. Penilaian meliputi proses potensi pasar, dalam arti permintaan dan penawaran serta
kemungkinan perkembangannya untuk masa yang akan datang. Dari riset ini dijajaki juga apakah reverse
marketing mungkin dilakukan atau tidak.

2.Riset secara spesifik

Dalam tahap ini, informasi lengkap yang dikumpulkan tidak hanya mengenai barang/jasa yang akan dibeli
(jumlah keperluan, harga pembelian, jenis barang, waktu penyerahan, dsb), tetapi juga informasi lain mengenai
calon rekanan pemasok, seperti:

- Kemampuan;
- Keadaan keuangan;
- Kekuatan manajemen;
- Kelemahannya;

Suatu pertimbangan penting adalah apakah calon pemasok yang sangat diperlukan, yang sangat
potensial dalam memberikan keuntungan, masih belum atau enggan menjadi pemasok? Ini merupakan salah
satu target utama reverse marketing.

9
3.Membuat keputusan kunci

Keputusan kunci yang perlu dilakukan adalah apakah akan menggunakan pendekatan reverse marketing
atau pendekatan lama? Sebelum memutuskan, beberapa pertimbangan perlu dipikirkan dan diputuskan:

- Apakah akan menggunakan satu atau beberapa pemasok?


- Apakah akan menggunakan pemasok lokal atau tidak?
- Apakah akan menggunakan pemasok kecil, sedang, atau besar?
- Apakah akan menggunakan barang standar atau barang yang spesifikasinya berkembang?
- Apakah betul-betul akan membeli barang yang dimaksud atau membuat sendiri saja?
- Apakah spesifikasi barang akan diubah atau seperti yang sekarang saja?

Biasanya ada 2 alasan mengapa reverse marketing digunakan sebagai pendekatan baru yang akan
ditempuh:

- Pertama, sesudah dievaluasi dari semua kemungkinan, ternyata pendekatan reverse


marketing dianggap paling cocok.
- Kedua, akan mencoba dahulu untuk waktu yang terbatas atau untuk barang tertentu dengan
pendekatan yang menjanjikan keuntungan tertentu.

Bilamana berhasil, dapat dikembangkan untuk barang-barang yang lain dan pendekatan baru tersebut
diteruskan. Bila gagal, kembali saja ke cara yang lama.

4.Menyusun Tujuan, Strategi dan Rencana

Tujuan yang dimaksud adalah keuntungan yang lebih terperinci yang akan dicapai, misalnya
penghematan harga pembelian paling sedikit 5%, disamping secara umum adalah memperoleh pemasok yang
lebih andal. Strategi yang dimaksud adalah cara-cara bagaimana nantinya menghadapi rekanan pemasok.
Perencanaan meliputi segala kegiatan yang diperlukan sebagai akibat menggunakan reverse marketing. Untuk
menyusun strategi, perlu diketahui posisi kekuatan masing-masing, yaitu diri sendiri (pembeli) dan pihak penjual.

5.Memperoleh Dukungan Organisasi Lain

Pokoknya adalah dukungan fungsi-fungsi internal termasuk manajemen puncak mengenai pelaksanaan
tersebut. sangat sering terjadi bahwa justru dukungan internal sulit untuk didapatkan dan perlu diusahakan serta
diperjuangkan dengan keras. Cara baru selalu menimbulkan kekhawatiran dan resistensi.

6.Mengkaji Ulang Rumusan Tujuan, Strategi dan Rencana

10
Langkah ini perlu untuk mengakomodasi rekomendasi dan saran-saran yang biasanya diterima oleh
Bagian Pembelian pada saat meminta dukungan organisasi lain. Bila Perlu, strategi dan rencana diubah, namun
biasanya tujuan pokok tetap sama. Langkah ini juga termasuk menjelaskan secara lebih terperinci kepada
semua pelaku di fungsi pembelian, sehingga semuanya menjadi jelas dan mempunyai persepsi yang sama.

7.Negosiasi

Negosiasi yang dimaksud di sini ialah tindakan berupa penyampaian usulan-usulan kepada Penjual.
Pihak yang melakukan negosiasi harus menjelaskan dan membeberkan tidak hanya keuntungan pihak penjual,
tetapi keuntungan pihak pembeli juga Tanpa keuntungan bersama, tidak mungkin reverse marketing atau
perjanjian apapun juga dapat berjalan. Dalam bahasa negosiasi, dinamakan win-win negotiation. Inisiatif
negosiasi berasal dari pihak pembeli. Pembeli lah yang aktif “menjual” gagasan dan syarat-syarat kerja sama
kepada Pihak Penjual. Pihak pembeli memerlukan lebih banyak persiapan dibandingkan daripada pihak penjual.
Keuntungannya, pembicaraan dapat selalu terfokus pada usulan yang disodorkan oleh pihak pengambil inisiatif.

8.Persetujuan secara prinsip

Pada satu saat, negosiasi akan sampai pada tahap di mana secara prinsip kedua belah pihak telah setuju
untuk bekerja sama. Persetujuan pada tahap ini memang belum sampai pada tahap-tahap yang terperinci,
namun hanya pada prinsip. Biasanya juga sudah sampai tahap ini, sudah tidak kembali lagi pada tahap-tahap
sebelumnya. Setelah tahap ini biasanya akan terus berlanjut hingga langkah-langkah terakhir.

9.Pembuatan Kontrak/Perjanjian Tertulis

Langkah selanjutnya adalah menuangkan persetujuan tersebut dalam kontrak/perjanjian tertulis,


sehingga tidak ada keragu-raguan dan kesalahpahaman di kemudian hari. Inisiatif harus datang dari Pembeli.
Pihak Pembeli lah yang membuat konsep perjanjian tertulis tersebut dengan lengkap. Dengan demikian, semua
kepentingan pembeli dapat dituangkan dan dibicarakan.

10.Pelaksanaan Kontrak/Perjanjian

Tahap paling penting adalah tahap pelaksanaan perjanjian itu sendiri. Dalam masa ini, sifat penjual yang
sebenarnya akan terlihat, apakah mereka profesional, sungguh-sungguh, mau belajar, memegang janji, mampu,
dsb. Oleh karena itu, masa kontrak tahap pertama sebaiknya tidak terlalu lama, namun dibatasi.

11.Pilihan Reverse marketing

11
Pada akhir masa kontrak yang pertama, keputusan penting harus diambil yaitu apakah sistem Reverse
marketing terus dipertahankan atau dicari alternatif lain dalam hubungannya dengan penjual. Hal ini juga
tergantung apakah kontrak dapat dilanjutkan atau tidak.

Persoalan sesungguhnya bukan menjawab pertanyaan apakah reverse marketing akan diteruskan atau
tidak, tetapi apakah pemasok yang sudah diikat akan digunakan terus atau tidak. Jadi, mungkin pendekatan
reverse marketing sudah benar, hanya pemilihan pemasoknya yang tidak tepat.

Kontrak pertama juga tidak hanya harus dibatasi waktu, tapi juga harus cukup lama untuk memberikan
kesempatan baru kedua belah pihak untuk mengembangkan kerja sama. Dalam kontrak kedua, dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan dalam persyaratan kontrak. Kegagalan dalam kontrak tersebut tidak harus langsung
disimpulkan bahwa pendekatan reverse marketing salah atau tidak cocok, tetapi harus dicari dahulu alasan
sesungguhnya. Alasannya dapat saja karena salah memilih pemasok, salah memilih jenis barang, kesalahan
pembinaan ataupun kesalahan syarat-syarat kontrak.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Reverse psychology di dalam dunia pemasaran merupakan hal yang vital di dalam startegi marketing
suatu brand. Karena itu digunakanlah reverse marketing sebagai strategi pendekatan yang membuat konsumen
mencari kita, bukan kita yang mencari konsumen. Untuk melakukan pendekatan reverse marketing yang efektif
kita perlu melakukan sebelas langkah, yaitu melakukan riset pendahuluan, riset secara spesifik, membuat
keputusan kunci, menyusun tujuan, stategi dan rencana, memperoleh dukungan organisasi lain, negoisasi,
persetujuan secara prinsip, pembuatan kontrak/perjanjian tertulis, pelaksanaan kontrak/perjanjian, pilihan
reverse marketing.

3.2 Saran

Untuk melakukan reverse psychology dibutuhkan pemahaman yang mendalam dan keahlian di
bidangnya. Untuk itu disarankan menggunakan strategi marketing ini dengan melihat situasi dan kondisi pasar
terlebih dahulu agar dapat melakukan eksekusi yang memuaskan.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jtanzilco.com/blog/detail/734/slug/pendekatan-reverse-marketing-dalam-proses-
pembelian-2

https://www.marketing-schools.org/types-of-marketing/reverse-marketing.html

https://medium.com/retail-fashion-entrepreneurs/patagonia-reverse-marketing-22b08ad645e9

https://www.marketingweek.com/patagonia-you-cant-reverse-into-values-through-marketing/

https://www.marketing91.com/reverse-marketing/

http://silent-detective.blogspot.com/2015/05/psikologi-terbalik-reverse-psychology.html

https://glitzmedia.co/post/wellness/health-body/mengenal-teknik-psikologi-terbalik-yang-
dapat-menaklukkan-lawan-bicara-anda

https://www.femina.co.id/health-diet/psikologi-kebalikan-untuk-memanipulasi-orang-lain

13

Anda mungkin juga menyukai