Anda di halaman 1dari 39

PENGANTAR PSIKOLOGI (IKK-220)

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

OLEH:
DANISYA PRIMASARI, M.Si

PROGRAM STUDI MATH & IPA


STKIP SINAR CENDEKIA
2019
SUB POKOK BAHASAN

1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN
2. CLASSICAL CONDITIONING: BELAJAR
MELALUI ASOSIASI
3. OPERANT CONDITIONING: BELAJAR
DARI KONSEKUENSI PERILAKU
4. OBSERVATIONAL LEARNING
ATAU SOCIAL LEARNING
I. PENGERTIAN PEMBELAJARAN
• Pembelajaran adalah perubahan perilaku yang RELATIF
PERMANEN melalui PENGALAMAN
• Definisi di atas mengandung 3 hal penting :
– Belajar adalah PERUBAHAN PERILAKU, berubah menjadi baik atau
menjadi buruk
– Perubahan perilaku terjadi melalui PENGALAMAN & LATIHAN
– Perubahan perilaku harus bersifat RELATIF PERMANEN
• Melalui pengalaman akan dipelajari INFORMASI BARU,
SIKAP BARU, dan KETERAMPILAN BARU
• Namun demikian, TIDAK SEMUA perubahan perilaku terjadi
sebagai akibat dari PEMBELAJARAN
• HASIL DARI PENGALAMAN/PEMBELAJARAN tidak
sama dengan PERUBAHAN tingkah laku
yang diakibatkan oleh obat-obatan, kecelakaan,
penyakit & kematangan
• Perubahan bisa terjadi karena kematangan, obat-
obatan, penyakit, kecelakaan, dan pembelajaran.
• PERUBAHAN tidak sama dengan PERBAIKAN
 karena belajar dapat meliputi tingkah laku
yang POSITIF & NEGATIF
• Bukan hanya tingkah laku yang berubah, tetapi
juga pengetahuan
II. CLASSICAL CONDITIONING :
BELAJAR MELALUI ASOSIASI
• Tokoh : Ivan Pavlov (Rusia, abad 20an)
• Percobaan : anjing belajar mengasosiasikan
makanan dengan bunyi bel dengan adanya
refleks berkondisi
• Dengan penemuan ini Pavlov meletakkan
dasar-dasar penelitian selanjutnya mengenai
proses belajar dan pengembangan teori-teori
pembelajaran
Ivan Petrovich Pavlov (1849-…)

6
PERCOBAAN PAVLOV
• Pavlov menggunakan seekor anjing sebagai percobaan
• Pavlov membunyikan bel kemudian akan keluarlah
makanan di hadapan anjing, anjing bereaksi dengan
mengeluarkan air liur.
• Percobaan ini dilakukan berkali-kali
• Awalnya anjing mengeluarkan air liur setelah melihat
makanan
• Lama-lama air liur anjing keluar setelah mendengar
bunyi bel tanpa melihat makanan.
• Anjing MENGASOSIASIKAN makanan dg bunyi bel
Classical Conditioning Experiment
1 2
Bunyi bel (CS) Pemberian makan (UCS)
Sebelum
respon respon
eksperimen
Tidak ada air liur keluar (UCR)

Bunyi bel (CS) diiringi dengan


eksperimen pemberian makanan
(UCS) (CS+UCS)

Bunyi bel tanpa pemberian


Makanan (CS-UCS)
Setelah
eksperimen Respon

Air liur keluar (UCR)

8
• Makanan yg dikeluarkan Pavlop disebut stimulus
tak berkondisi (UCS)
• Air liur yg keluar setelah anjing melihat makanan
disebut respon tak berkondisi (UCR)
• Air liur yg keluar setelah anjing mendengar bunyi
bel tanpa melihat makanan disebut respon
berkondisi (CR)
• Bunyi bel setelah percobaan adalah stimulus yg
berkondisi CS)
DEFINISI CLASSICAL CONDITIONING
• Classical conditioning merupakan bentuk pembelajaran dimana
stimulus netral yg ada sebelumnya berkaitan dengan stimulus yg
tdk berkondisi untuk mengeluarkan respon yg berkondisi yg
sama dengan respon yg tidak berkondisi
• Stimulus yg tdk berkondisi adalah stimulus yg dpt mendatangkan
respon tanpa adanya pembelajaran
• Respon yg tidak berkondisi adalah reaksi yg tidak dipelajari
terhadap stimulus yg tdk berkondisi
• Stimulus yg terkondisikan adalah stimulus yg dilakukan untuk
mendatangkan respon tertentu yg sama dengan respon hasil
dari stimulus yg tidak berkondisi
• Respon berkondisi adalah respon yg sama dgn respon yg tdk
berkondisi yg muncul karena adanya stimulus yg berkondisi
KOMPONEN DARI CLASSICAL
CONDITIONING
1. Acquisition: proses mempelajari suatu respon yang
baru ketika stimulus berkondisi menghasilkan respon
berkondisi
2. Stimulus generalization:
– bila kita belajar berespon pada suatu stimulus tertentu lalu
menemukan stimulus lain yang mirip, akan menimbulkan
respon yang serupa.
– misalnya: perempuan yang pernah disakiti oleh seorang laki-
laki kemudian membenci semua laki-laki karena semua laki-
laki dianggap sama. Tapi perempuan itu tidak benci laki-laki
yang berperilaku kewanita-wanitaan/ homo, karena beda
dengan laki-laki yang pernah menyakitinya.
3. Stimulus discrimination
– Manusia akan belajar bahwa tidak semua stimulus
yang mirip akan menimbulkan respon yang sama
karena mereka akan dapat membedakan antara
stimulus yang satu & yang lain.
– Misalnya: meskipun pernah gagal menikah, orang
dapat menikah lagi karena pasangannya yang baru
dilihat berbeda dengan yang lama
4. Extinction
– Berhentinya respon secara gradual karena stimulus
tertentu tidak mempunyai efek yang sama lagi.
– Misalnya: waktu masih naksir setiap ketemu deg-
degan, setelah menikah tidak deg-degan lagi ketika
bertemu istri/suami yang dulu pernah ditaksir
5. Spontaneous recovery
– Respon yang muncul kembali setelah beberapa
lama menghilang.
– Misalnya: ketika istri berdandan istimewa seperti
waktu pacaran timbul rasa deg-degan lagi
6. Disinhibition
– Peningkatan kekuatan sementara dari respon yg
sudah lemah karena adanya suatu stimulus yg
tidak relevan
III. OPERANT CONDITIONING:
BELAJAR DARI KONSEKUENSI PERILAKU
• Operant conditioning adalah pembelajaran
dimana konsekuensi dari perilaku mendorong
munculnya perubahan kemungkinan dari
suatu kejadian
• Manusia belajar untuk mengenali hubungan
antara respon dan konsekuensinya
• Operant conditioning pertama kali diteliti oleh
Psikolog Amerika bernama Edward Thorndike
(1911)
Edward L. Thorndike (1874-1949)

17
OPERANT CONDITIONING
• Thorndike melakukan percobaan terhadap kucing yg
ditempatkan pada ‘puzzle box’
• Seekor kucing lapar dimasukkan ke dalam kotak
tertutup, makanan ditempatkan diluar kotak.
• Thorndike mengamati bagaiman usaha yg dilakukan
oleh kucing agar dapat keluar dari kotak dan
mendapatkan makanan
• Setelah melakukan berkali-kali ‘trial and error’ kucing
menemukan cara yg paling mudah untuk membuka
pintu kotak
• Berdasarkan percobaan Thorndike, ditemukan
3 cara yg dpt dilakukan untuk mempengaruhi
perubahan perilaku dalam pembelajaran :
1. Dorongan positif
2. Dorongan negatif
3. Hukuman
DORONGAN POSITIF
• Dorongan positif merupakan konsekuensi dari
perilaku yg dapat mendorong meningkatnya
kemungkinan untuk belajar
• Konsekuensi bersifat positif, sehingga akan
menyebabkan perilaku yg muncul menjadi lebih
sering
• Contoh : anak menjadi lebih rajin belajar karena
diberi hadiah
Beberapa hal yg harus diperhatikan ketika
menggunakan dorongan positif :
1. Timing
Dorongan positif harus segera diberikan, jangan
ditunda.
2. Konsisten
Dorongan positif harus secara konsisten diberikan
ketika pembelajar memberikan respon yg sama
DORONGAN NEGATIF
• Dorongan negatif adalah dorongan yang
muncul ketika suatu perilaku diikuti oleh
pengurangan/menghilangnya perilaku negatif
• Dua jenis kondisi untuk memunculkan
dorongan negatif :
1. Escape conditioning
2. Avoidance conditioning
• Escape conditioning
– Dalam kondisi ini, dorongan tertentu dapat
menyebabkan perilaku negatif berhenti dilakukan
– Contoh : anak yg sedang mendapat hukuman
dikurung di kamar, ketika anak menangis pelan
tidak ada respon dari orang tuanya, namun ketika
tangisannya lebih kencang orang tuanya segera
mengeluarkannya dari kamar. Jika anak dikurung
lagi, anak akan memunculkan kembali perilaku
menangis kencang tersebut
• Avoidance conditioning
– Dalam kondisi ini, dorongan tertentu akan
mencegah terjadinya perilaku negatif
– Contoh : seorang mahasiswa yg menggunakan rute
lain untuk menuju kampus untuk menghindari
terlambat karena rute yg biasa dilalui macet
– Contoh di atas menggambarkan avoidance
conditioning karena perilaku menggunakan rute
baru dilakukan untuk menghindari sesuatu yg
negatif yaitu terlambat ke kampus
HUKUMAN
• Hukuman merupakan suatu konsekuensi negatif dari
perilaku yg dpt menyebabkan menurunnya frekuensi
munculnya perilaku tersebut
• Jika digunakan dengan tepat, hukuman dapat
digunakan sebagai alat untuk menekan munculnya
perilaku yang tidak diinginkan
• Hingga saat ini masih sering dijumpai penggunaan
hukuman fisik terhadap anak oleh orangtua, guru
dan orang yang berkuasa lainnya
• Padahal hukuman fisik dapat menyebabkan dampak
yang kurang baik bagi perkembangan anak
BAHAYA HUKUMAN
1. Penggunaan hukuman sering memperkuat pemberi
hukuman.
Misalnya orangtua yg memukul anaknya yg menangis
sehingga anaknya berhenti menangis, akan menjadikan
pukulan tersebut sebagai dorongan negatif yg akan
dilakukan lagi saat anaknya menangis
2. Hukuman sering menjadi efek penghambat secara umum
thd seseorang.
Contoh : respon negatif yg diberikan berulang-ulang oleh
orangtua ketika anaknya berbicara kepada orangtuanya
akan menyebabkan anak tidak mau berbicara lagi dengan
orangtuanya
3. Pemberian hukuman sering menyebabkan orang yg
dihukum belajar untuk tidak menyukai orang yang
memberi hukuman sehingga kadang muncul perilaku
agresif terhadap orang tersebut.
4. Hukuman tidak selalu efektif untuk mengurangi perilaku
yg tidak diinginkan.
Misalnya pemberian kritik kadang menjadi dorongan
positif yg dpt meningkatkan frekuensi perilaku yg dikritik
tersebut. Inilah yg dinamakan ‘jebakan kritikan’
5. Meskipun hukuman cukup efektif untuk mengurangi
perilaku yg tidak diinginkan, namun tidak mengajarkan
pihak yg dihukum bagaimana caranya untuk melakukan
PANDUAN PENGGUNAKAN HUKUMAN
1. Hindari penggunaan hukuman fisik
2. Berikan hukuman segera, jangan ditunda
3. Berikan dorongan yg positif ketika muncul perilaku yg
benar sehingga perilaku yg salah tidak dilakukan lagi
4. Berikan penjelasan perilaku seperti apa yg menyebabkan
muncul hukuman dan segera hentikan hukuman jika
perilaku tersebut tidak dilakukan lagi
5. Jangan berikan hukuman dan hadiah secara bersamaan
untuk perilaku yg sama
6. Bila hukuman sudah dimulai, jangan ditarik kembali atau
diralat
PERBEDAAN CLASSICAL CONDITIONING
DAN OPERANT CONDITIONING
• Classical conditioning berkaitan dengan asosiasi
antara dua stimulus. Misal: bunyi bel & makanan.
• Sedangkan operant conditioning berkaitan dgn
asosiasi antara suatu respon dan konsekuensinya,
misalnya rajin belajar dengan mendapat nilai A
• Classical conditioning berkaitan dgn refleks,
perilaku yg dikontrol oleh sistem syaraf otonom.
• Sedangkan operant conditioning meliputi perilaku
yg lebih kompleks yg dikontrol oleh syaraf somatis
3. Perbedaan yg terpenting berkaitan dgn
bagaimana cara stimulus dapat
memunculkan respon:
– apakah dgn stimulus yang tidak berkondisi
→ classical conditioning
atau
– dengan stimulus yang disertai dorongan
→ operant conditioning
IV. OBSERVATIONAL LEARNING
ATAU SOCIAL LEARNING
• Tokoh : Albert Bandura
• Belajar (tingkah laku sosial) dilakukan dengan cara
mengamati dan meniru orang lain
• Percobaan Bandura : Bobo Doll
• Bandura menemukan bahwa anak-anak yg
mengamati orang dewasa yg agresif memukul
boneka bobo, cenderung lebih agresif meniru
memukul boneka bobo
Albert Bandura
Percobaan Bandura (1) :
• Anak 5 th dlm suatu ruang dg seorang dewasa mainkan Tinker Toys
bersama. Tiba-2 orang dewasa tsb. tinggalkan permainan dan
beralih ke sebuah Bobo doll. Boneka tsb. dipencet hidungnya,
dilempar ke udara, ditendang, dan dimaki
• Reaksi anak-anak ada 2 : (1) Sesudah ditinggalkan bermain dg
Tinker Toys, mereka marah thd orang dewasa model mereka; (2)
Ketika orang dewasa berperilaku kasar thd boneka, mereka marah
tapi tidak ditujukan kepada orang dewasa model mereka (Reaksi =
aggressive behavior).
• Selanjutnya, para orang dewasa keluar dari ruangan, anak
ditinggalkan sendiri. Anak-anak tersebut berperilaku sama thd
boneka di ruangan tsb. (melempar, menendang, dll)  anak-2 tsb
tidak hanya belajar pola perilaku ttt, tetapi juga belajar without
external reinforcement

34
Percobaan Bandura (2) :
Anak-anak dibagi 3 kelompok diperlihatkan 3 film berbeda: (1)
Model yang meneriaki dan melempar Bobo doll dihukum; (2)
Model dipuji; (3) Model tidak dihukum maupun dipuji
Sesudah menonton film, anak ditinggalkan sendiri di dalam kamar.
Kelompok 1 menjadi anak yang paling kecil tingkat agresivitasnya
dan kelompok 2 menjadi anak yang tingkat agresivitasnya paling
tinggi  learning without external reinforcement
Di akhir percobaan, anak-2 diberi tahu bahwa mereka akan
mdpt reward bila mrk tidak melakukan hal spt yg dilakukan orang
dewasa tsb.  menyebabkan perbedaan tingkat agresivitas antar
ketiga kelompok lenyap  reinforcement berupa reward
pengaruhi respon anak berikutnya tapi tidak mempengaruhi
respon inisiatif mereka
Observational learning terjadi dlm kehidupan anak sehari-hari

34
PRINSIP-PRINSIP PENTING DALAM
OBSERVATIONAL LEARNING
• Model akan lebih efektif bila perbuatan dan perkataannya
konsisten
• Orang akan cenderung meniru model yang mempunyai
persamaan dengannya, sukses dan mengagumkan.
• Orang akan meniru model tertentu dg adanya:
– Reinforcement yang diperoleh model tsb. (vicarious
reinforcement ), dan
– Punishment yg diterima oleh model tsb. (vicarious
punishment)
• Orang dapat mengalami :
– intrinsic reinforcement yaitu kepuasan yang datangnya
dari dalam diri sendiri, atau
– intrinsic punishment yaitu hukuman yang datangnya
dari diri sendiri.

• Orang tidak perlu meniru modelnya 100% tetapi


cukup mempunyai schema yaitu gambaran
umum dari komponen-komponen penting dari
model yang ditiru
APLIKASI OBSERVATIONAL LEARNING

• Contoh-contoh tingkah laku anti sosial di


lingkungan anak akan mempengaruhi tingkah
laku anak
• Orang tua yang suka menghukum secara fisik
akan menghasilkan anak yang agresif
• Tingkah laku prososial juga dapat dipelajari
dengan mengamati dan meniru

Anda mungkin juga menyukai