Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Literasi Keuangan
1. Pengertian
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) literasi keuangan adalah pengetahuan,
keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk
mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat. Pelaksanaan edukasi keuangan dalam
rangka meningkatkan meningkatkan literasi keuangan masyarakat sangat diperlukan
karena berdasarkan survei yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2022, indeks literasi
keuangan penduduk Indonesia yaitu sebesar 49,68%, naik dibanding tahun 2013 yaitu
21,84%, 2016 yaitu 29,70%, dan 2019 yaitu 38,03%.

Literasi keuangan merupakan suatu keharusan bagi setiap individu agar terhindar dari
masalah keuangan karena individu seringkali dihadapkan pada trade off yaitu situasi
dimana seseorang harus mengorbankan salah satu kepentingan demi kepentingan
yang lainnya. Masalah trade off terjadi karena untuk memperoleh semua barang yang
diinginkan, seseorang dibatasi oleh kemampuan finansialnya (keuangan). Aspek yang
berhubungan dengan perencanaan dan pengeluaran uang seperti penggunaan kartu
kredit, manajemen keuangan, pembuatan keputusan keuangan, pendapatan, tabungan,
dan investasi dapat mempengaruhi literasi keuangan (Menurut Arsanti, Cindy dan
Selamet Riyadi, 2018). Dalam hal ini, literasi keuangan dapat membantu proses
mengelola keuangan, memberikan pengetahuan keuangan dan penghematan
keuangan pribadinya (Pohan et al., 2022).

2. Manfaat Literasi Keuangan


Adapun manfaat dari literasi keuangan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu:
a. Bagi masyarakat
1. Mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan
yang sesuai kebutuhan.
2. Memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan
lebih baik.
3. Mampu bertanggungjawab pada keputusan keuangan yang diambil.
4. Terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak
jelas.
b. Bagi sektor jasa keuangan
Literasi keuangan juga memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa
keuangan. Lembaga keuangan dan masyarakat saling membutuhkan satu sama
lain, sehingga semakin tinggi tingkat literasi keuangan masyarakat, maka
semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan
jasa keuangan.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Literasi Keuangan
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, faktor-faktor yang memengaruhi literasi keuangan
adalah sebagai berikut:
a. Tingkat pendidikan
b. Strata sosial
c. Kelompok usia

2.1.2 Gaya Hidup


1. Pengertian
Gaya hidup (lifestyle) didefinisikan sebagai bagaimana seseorang hidup, termasuk
bagaimana seseorang menggunakan uangnya, bagaimana ia mengalokasi waktunya
dan sebagainya (Kanserina, 2015). Menurut Al Shabiyah (2019:108), gaya hidup
adalah bagaimana seseorang dalam menjalani hidupnya termasuk dari produk apa
yang mereka beli, bagaimana menggunakannya serta apa yang dipikirkan dan
dirasakan setelah menggunakan produk tersebut atau gaya hidup berhubungan dengan
reaksi sesungguhnya atas pembelian yang konsumen lakukan. Gaya hidup
menunjukkan bagaimana orang hidup, membelanjakan uang, dan mengalokasikan
waktu. Sehingga bisa disimpulkan bahwa gaya hidup merupakan pola seseorang yang
dinyatakan dalam kegiatan, minat dan kebiasaan dalam membelanjakan uang dan
bagaimana mengalokasikan waktu (Mowen & Minor, 2008).

2. Indikator Gaya Hidup


Menurut Puranda dan Madiawati (2017:28) indikator gaya hidup adalah :
a. Aktivitas (Activity) yaitu hobi, bekerja, hiburan, peristiwa sosial, liburan,
komunitas, keanggotaan klub, olahraga, belanja.
b. Minat (Interest), faktor pribadi yang memengaruhi proses pengambilan
keputusan.
c. Pendapat (Opinion) yaitu diri sendiri, politik, bisnis, masalah sosial,
pendidikan, ekonomi, produk, masa depan, budaya.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Gaya Hidup


Menurut Amstrong adapun faktor-faktor yang memengaruhi gaya hidup sebagai
berikut:
a. Sikap, artinya suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui
pengalaman dan memengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan
lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat memengaruhi pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua
tindakannya di masa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan
dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat
membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c. Kepribadian, adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku
yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d. Konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas
untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image
merk. Bagaimana individu memandang dirinya akan memengaruhi minat
terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya.
e. Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa
aman dan kebutuhan terhadap prestise. Jika kebutuhan akan prestise besar,
maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung hedonis.
f. Persepsi, adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.

2.1.3 Perilaku Konsumtif


1. Pengertian
Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan manusia dalam melakukan konsumsi
yang tiada batas, atau membeli sesuatu barang secara berlebihan dan tak terencana
dengan baik (Nasrudin & Basri Bado, 2022). Perilaku konsumtif adalah
kecenderungan dalam melakuka konsumsi tanpa batas, membeli sesuatu secara
berlebihan tanpa memandang nilai kegunaan dari barang tersebut (Chita et al., 2015).
Perilaku konsumtif merupakan perilaku membeli barang tanpa adanya pertimbangan
yang kuat dan lebih mengedepankan keinginan daripada kebutuhan (Fattah et al.,
2018).
Menurut Sumartono (dalam Endang 2013:71) seseorang dikatakan konsumtif apabila:
a. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
b. Membeli produk karena kemasannya menarik.
c. Membeli produk demi menjaga penampilan dan gengsi.
d. Membeli produk atas pertimbangan harga bukan berdasarkan manfaat dan
kegunaan.
e. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan.
f. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan
menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.
g. Mencoba lebih dari dua produk sejenis tapi berbeda merk.
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumtif
Menurut Lina & F. Rosyid (1997) faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
konsumtif adalah :
a. Faktor internal, terdiri atas aspek motivasi, dan proses pembelajaran serta
konsep diri.
b. Faktor eksternal, terdiri atas apsek budaya, kelas sosial, dan keluarga.
Menurut Niko Ramadhani (2019) yang mendorong seseorang berperilaku konsumtif
adalah sebagai berikut:
a. Rasa Gengsi yang Tinggi
Sifat ini memang kerap menjadi pendorong seseorang untuk menjadi
konsumtif karena di dalam hidupnya mereka ingin terlihat mampu dalam
segala hal.
b. Selalu Ikut Tren
Hal ini menjadikan seseorang untuk konsumtif karena mereka akan selalu
membeli sesuai dengan tren-treen yang akan datang walau sebenarnya mereka
sudah memiliki atau bahakn tidak membutuhkan barang tersebut.
c. Hidup Bermewahan
Hasrat ingin memiliki barang-barang yang mewah dan fasilitas lainnya
merupakan pendorong seseorang menjadi konsumtif.
d. Suka Dikagumi Orang Lain
Mendapatkan pujian oleh orang-orang bila menggunakan barang branded
akan membuat seseorang senang dan berakhir berkeinginan selalu memakai
barang branded yang mengakibatkan perilaku konsumtif timbul.
3. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif
Sumartono (2002) menjelaskan perilaku konsumtif ke dalam delapan aspek, yaitu:
a. Membeli barang karena hadiah yang menarik
Pembelian barang tidak lagi melihat manfaatnya, namun hanya untuk
mendapatkan hadiah yang ditawarkan. Individu yang berperilaku konsumtif
akan lebih mudah tertarik untuk membeli barang-barang yang menawarkan
bonus atau hadiah dari pembelian yang dilakukannya. Contohnya adalah
membeli dua baju untuk mendapatkan satu baju gratis dari pembelian tersebut.
Aspek tersebut juga dapat diketahui melalui aktivitas membeli sejumlah
barang untuk mendapatkan kupon belanja yang dapat ditukarkan.

b. Membeli barang karena kemasannya yang menarik.


Individu tertarik untuk membeli suatu barang karena kemasan yang berbeda
dari yang lainnya, kemasan suatu barang yang menarik dan unik akan
membuat individu membeli barang tersebut. Contohnya adalah dengan
membeli buku karena cover dari buku tersebut penuh dengan warna dan
menarik meskipun buku tersebut tidak dibutuhkan.
c. Membeli barang karena untuk menjaga diri dan gengsi.
Gengsi membuat individu lebih memilih membeli barang yang dianggap dapat
menjaga penampilan diri, dibandingkan membeli barang lain yang lebih
dibutuhkan. Perilaku konsumtif juga dapat ditunjukkan dari perilaku individu
yang sengaja membeli barang-barang mahal dan bermerek untuk dapat
dipandang lebih dari teman-temannya
d. Membeli barang karena ada program potongan harga
Pembelian barang bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya, akan tetapi
barang dibeli karena harga yang ditawarkan menarik. Program potongan harga
yang sengaja diberikan oleh pusat perbelanjaan menjadi tawaran yang
menarik pada individu yang berperilaku konsumtif. Contohnya adalah
seringnya individu membeli barang yang tidak dibutuhkan saat tersedia
program potongan harga di pusat perbelanjaan.
e. Membeli barang untuk menjaga status sosial
Individu menganggap barang yang digunakan adalah suatu simbol dari status
sosialnya. Individu yang berperilaku konsumtif akan cenderung membeli
barang-barang yang mahal dan bermerek untuk mencerminkan bahwa dirinya
adalah individu dengan status sosial yang baik
f. Membeli barang karena pengaruh model yang mengiklankan barang
Individu memakai barang karena tertarik untuk bisa menjadi seperti model
iklan tersebut, ataupun karena model iklan tersebut adalah seorang idola dari
pembeli. Pembelian tanpa adanya pertimbangan yang rasional juga dapat
ditunjukkan melalui perilaku individu yang membeli suatu barang karena
tertarik melihat pakaian tersebut sama dengan yang digunakan oleh idolanya.
g. Membeli barang dengan harga mahal karena akan menambah nilai rasa
percaya diri yang lebih tinggi
Individu membeli barang atau produk bukan karena berdasarkan
kebutuhannya, akan tetapi memiliki harga yang mahal untuk menambah
kepercayaan dirinya. Pembelian barang-barang yang mahal dan bermerek
sering dilakukan oleh individu yang berperilaku konsumtif. Contohnya adalah
sengaja membeli tas bermerek hanya untuk mendapatkan kepuasan pribadi
saat menggunakan tas tersebut di depan teman-temannya.
h. Membeli barang dari dua barang sejenis dengan merk yang berbeda.
Membeli barang sejenis dengan merk berbeda akan menimbulkan pemborosan
karena individu hanya cukup memiliki satu barang saja. Individu yang
cenderung berperilaku konsumtif biasanya sering melakukan pembelian
barang-barang sejenis. Contohnya adalah dengan membeli dua sepatu yang
modelnya sama pada merk berbeda.

Melalui penjelasan Sumartono (2002) di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


perilaku konsumtif memuat delapan aspek. Aspek-aspek perilaku konsumtif yaitu
membeli barang karena hadiah yang menarik, membeli barang karena kemasannya
yang menarik, membeli barang karena untuk menjaga diri dan gengsi, membeli
barang karena ada program potongan harga, membeli barang yang dianggap menjaga
status sosial, membeli barang karena pengaruh model yang mengiklankan barang,
membeli barang dengan harga mahal akan memberi penilaian rasa percaya diri yang
tinggi, dan membeli barang dari dua barang sejenis dengan merk yang berbeda.

2.1.4 Aplikasi Qris


1. Pengertian
Menurut Peraturan Dewan Gubernur Nomor 21/ 18/ PADG/ 2019 QRIS (Quick
Response Code Indonesian Standard) merupakan standar nasional untuk pembayaran
dengan menggunakan kode QR. QRIS merupakan inovasi teknologi dalam
penyediaan layanan sistem pembayaran yang mendukung digitalisasi perbankan dan
pemanfaatan teknologi sebagai alat pembayaran. Kode QR memiliki keunggulan
yaitu mudah digunakan dan efisien dalam bertransaksi.

2. Penerapan QRIS

Persyaratan penerapan QRIS antara lain persetujuan kegiatan pengembangan produk


dan layanan sistem pembayaran, pernyataan komitmen penerapan QRIS, dan surat
rekomendasi dari Lembaga Standar. Uji pemrosesan transaksi QRIS dilakukan oleh
Lembaga Standar untuk memastikan kelayakan QRIS. Kolaborasi dengan penyedia
dukungan juga diperlukan untuk implementasi QRIS. Persyaratan kerjasama meliputi
informasi dan penilaian mengenai pihak-pihak yang bekerjasama, keamanan dan
keandalan sistem dan infrastruktur, serta perjanjian kerjasama yang mencakup ruang
lingkup kerjasama, hak dan kewajiban masing-masing pihak, rencana pelaksanaan
dan jangka waktu kerjasama.

3. Tujuan Penerapan QRIS

Implementasi QRIS bertujuan untuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan


digital nasional, digitalisasi layanan sistem pembayaran dan menjaga keseimbangan
antara inovasi, stabilitas dan kepraktisan bisnis yang wajar. QRIS juga diharapkan
dapat mendukung digitalisasi sektor perbankan, memastikan keterhubungan antara
teknologi keuangan dan sektor perbankan, sekaligus memastikan keseimbangan
antara inovasi dan perlindungan konsumen, integritas dan integritas yang utuh dan
stabil.

2.2 Penelitian Terdahulu


Penulis mengambil beberapa jurnal sebagai referensi dalam melakukan penelitian ini.
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dan acuan dalam menyelesaikan penelitian ini. Ringkasan dari hasil penelitian
terdahulu adalah sebagai berikut:

No. Nama Judul Variabel Variabel Hasil Penelitian


dan
Penelitian Independen Dependen
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13 Arum Pengaruh 1. Literasi Perilaku 1. Literasi keuangan
Mutiara Literasi Keuangan Konsumtif berpengaruh secara
Hardy, Keuangan, (X1) (Y) signifikan terhadap
Nedi Penggunaan 2. perilaku konsumtif
Hendri, Electronic Electronic Mahasiswa S1
Elmira Wallet dan Wallet (X2) Akuntansi
Febri Kontrol diri 3. Kontrol Universitas
Darmaya terhadap Diri (X3) Muhammadiyah
nti Perilaku Metro
Konsumtif 2. Penggunaan
Mahasiswa Electronic Wallet
(Studi Kasus berpengaruh secara
Mahasiswa signifikan terhadap
S1 perilaku konsumtif
Akuntansi Mahasiswa S1
Fakultas Akuntansi
Ekonomi dan Universitas
Bisnis di Muhammadiyah
Universitas Metro
Muhammadi 3. Kontrol diri
yah Metro) berpengaruh secara
signifikan terhadap
perilaku konsumtif
Mahasiswa S1
Akuntansi
Universitas
Muhammadiyah
Metro
14 M. Farid Pengaruh 1. Literasi Perilaku 1. Sebagian literasi
Zulfialdi, Literasi Keuangan Keuangan keuangan memiliki
Muham Keuangan, (X1) (Y) pengaruh positif
mad Gaya Hidup 2. Gaya secara signifikan
Sulhan dan Hidup (X2) pada variable
Pengendalian 3. perilaku keuangan
Diri Pengendalia 2. Sebagian gaya
Terhadap n Diri (X3) hidup mempunyai
Perilaku pengaruh negatif
Keuangan secara tidak
pada signifikan pada
Mahasiswa perilaku keuangan
PTKIN di 3. Sebagian
Jawa Timur pengendalian diri
mempunyai
pengaruh positif
secara signifikan
pada perilaku
keuangan
4. Sebagian literasi
keuangan, gaya
hiduo dan
pengendalian diri
mempengaruhi
perilaku keuangan
Mahasiswa Fakultas
Ekonomi PTKIN di
Jawa Timur
15 Irianti Pengaruh 1. Literasi Perilaku 1. Secara parsial
Asisi, Literasi Keuangan Konsumtif literasi keuangan
Purwant Keuangan, (X1) (Y) dan pengendalian
oro Gaya Hidup 2. Gaya diri memiliki
dan Hidup (X2) pengaruh positif dan
Pengendalian 3. signifikan terhadap
Diri Pengendalia perilaku konsumtif
Terhadap n Diri (X3) Mahasiswa Prodi
Perilaku Manajemen Fakultas
Konsumtif Ekonomi
Mahasiswa Universitas Pasir
Prodi Pengaraian
Manajemen 2. Literasi
Fakultas keuangan, gaya
Ekonomi hidup dan
Universitas pengendalian diri
Pasir memiliki pengaruh
Pengaraian yang signifikan
secara simultan
terhadap perilaku
konsumtif
Mahasiswa Prodi
Manajemen Fakultas
Ekonomi
Universitas Pasir
Pengaraian
16 Grace Pengaruh 1. Literasi Perilaku 1. Literasi keuangan
Sriati Literasi Keuangan Konsumtif tidak berpengaruh
Mengga, Keuangan, (X1) Mahasiswa secara parsial
Mince E-Money, (Y) terhadap perilaku
Batara, Gaya Hidup 2. E-Money konsumtif
& Evi dan Kontrol (X2) Mahasiswa
Rimpung Diri Prodi Manajemen
Terhadap 3. Gaya Fakultas Ekonomi
Perilaku Hidup (X3) Angkatan 2020
Konsumtif Universitas Kristen
Mahasiswa 4. Kontrol Indonesia Toraja.
Prodi Diri (X4)
Manajemen 2. Dari hasil
Fakultas penelitian yang
Ekonomi diperoleh
Universitas menunjukkan bahwa
Kristen e-money tidak
Indonesia berpengaruh
Toraja secara signifikan
terhadap perilaku
konsumtif
mahasiswa.

3. Dari hasil
penelitian
ditemukan bahwa
terdapat pengaruh
gaya hidup terhadap
perilaku
konsumtif
mahasiswa. Hal ini
disebabkan karena
mahasiswa
merupakan generasi
yang haus terhadap
pengetahuan,
perubahan dan
informasi yang
mereka temukan
tidak terbatas,
biasanya melalui
informasi mereka
akan tahu tren yang
sedang
berkembang
sehingga mereka
akan mulai merubah
gaya hidup mereka
mulai dari gaya
berpakaian,
bersosialisasi dan
aktivitas lainnya
yang mereka
senangi. Hal ini juga
seringkali
disebabkan oleh
pembelian yang
tidak terencana dan
membeli barang
atau layanan hanya
untuk pemenuhan
gaya
hidup seperti
membeli sebuah
produk yang trend
atau bermerek.

4. Kontrol diri
memiliki pengaruh
yang besar terhadap
perilaku
konsumsi siswa.
Semakin mahasiswa
memiliki kontrol
diri yang tinggi
maka mereka akan
mampu mengontrol
pula sikap
konsumtif pada diri
mereka.
17 Nurita Pengaruh 1. Pengaruh Perilaku 1. Ada pengaruh
Dewi, Lingkungan Lingkungan Konsumtif negatif dan
Rusdarti, Keluarga, Keluarga Mahasiswa signifikan
& St. Teman (X1) (Y) lingkungan keluarga
Sunarto Sebaya, terhadap perilaku
(2017) Pengendalian 2. Teman konsumtif
Diri Sebaya (X2) pada mahasiswa
dan Literasi FEB Unisbank
Keuangan 3. Pengenda- Semarang artinya
Terhadap lian Diri semakin rendah
Perilaku (X3) lingkungan keluarga
Konsumtif maka akan
Mahasiswa 4. Literasi semakin tinggi
Keuangan perilaku
(X4) konsumtifnya.

2. Ada pengaruh
positif dan
signifikan teman
sebaya terhadap
perilaku konsumtif
pada
mahasiswa FEB
Unisbank Semarang
artinya semakin
tinggi pengaruh
teman sebaya maka
semakin tinggi pula
perilaku
konsumtifnya.

3. Hasil
penelitian diketahui
bahwa variabel
pengendalian
diri bertanda negatif.
Besar pengaruh
pengendalian diri
yang sangat
rendah maka akan
mendorong perilaku
konsumtif
mahasiswa yang
semakin mengarah
kearah
pemborosan.

4. Ada pengaruh
negatif dan
signifikan literasi
keuangan terhadap
perilaku konsumtif
pada
mahasiswa FEB
Unisbank Semarang
artinya
semakin tinggi
literasi keuangan
mahasiswa FEB
Unisbank Semarang
maka semakin
rendah
perilaku
konsumtifnya.
18 Lailla Pengaruh 1. Literasi Minat 1. Secara parsial
Anggria Literasi Keuangan Penggunaa variabel
ni, Nur Keuangan, (X1) n Quick literasi keuangan
Diana, Persepsi Response (X1) berpengaruh
Dewi Kegunaan, 2. Persepsi Code positif dan
Diah dan Kegunaan Indonesian signifikan terhadap
Fakhriyy Kemudahan (X2) Standard variabel minat
ah Penggunaan (QRIS) (Y) penggunaan QRIS
(2023) pada 3. (Y).
Minat Kemudahan
Penggunaan Penggunaan 2. Dapat
Quick (X3) disimpulkan bahwa
Response secara parsial
Code variabel persepsi
Indonesian kegunaan (X2)
Standard berpengaruh positif
(QRIS) dan signifikan
Dalam terhadap variabel
Transaksi minat penggunaan
Keuangan QRIS (Y).
(Studi Kasus
Pada 3. Dapat
Mahasiswa disimpulkan bahwa
FEB Unisma secara parsial
Tahun 2019) variabel kemudahan
penggunaan (X3)
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap variabel
minat penggunaan
QRIS (Y).
DAFTAR PUSTAKA

Grace Sriati Mengga, M. B. (2023). Pengaruh Literasi Keuangan, E-Money, Gaya


Hidup Dan Kontrol Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja. Jurnal
Riset Ekonomi Dan Akuntansi (JREA), 51-53.
Laila Anggriani, N. D. (2023). Pengaruh Literasi Keuangan, Persepsi Kegunaan, dan
Kemudahan Penggunaan Pada Minat Penggunaan Quick Response Code
Indonesian Standard (QRIS) Dalam Transaksi Keuangan (Studi Kasus Pada
Mahasiswa FEB Unisma Tahun 2019). Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 845-
846.
Nurita Dewi, R. S. (2017). Pengaruh Lingkungan Keluarga, Teman Sebaya,
Pengendalian Diri dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif
Manusia. Journal of Economic Education (JEE), 32-33.
Arum Mutiara Hardy, N. E. (2023). Pengaruh Literasi Keuangan, Penggunaan
Electronic Wallet dan Kontrol diri terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa (Studi
Kasus Mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas
Muhammadiyah Metro). Jurnal Akuntansi, 2829-5609.
M. Farid Zulfialdi, M. (2023). Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup dan
Pengendalian Diri Terhadap Perilaku Keuangan pada Mahasiswa PTKIN di Jawa
Timur. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi), 2621-5306.
Irianti Asisi, P. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup dan Pengendalian
Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pasir Pengaraian. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 2684-9666

Anda mungkin juga menyukai