Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN EMPIRIS DAN HIPOTESIS

2.1 Keputusan Pembelian


Tercapainya tujuan sebuah perusahaan ditandai dengan meningkatnya
jumlah pembelian produk setiap bulannya, agar bisa mencapai proses tersebut
perlu adanya keputusan pembelian dari konsumen. Proses pengambilan keputusan
pembelian tersebut merupakan proses yang komplek di dalamnya karena
seseorang harus melakukan suatu keputusan dari dua pilihan atau lebih.
Keputusan pembelian adalah adalah perilaku yang mengacu pada perilaku
pembelian akhir dari konsumen, baik individual maupun rumah tangga yang
membeli jasa maupun produk untuk dikonsumsi secara pribadi.
Kotler dan Keller (2012) mendefinisikan keputusan pembelian adalah
proses pengambilan keputusan dimana pelanggan atau konsumen benar-benar
memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa dari pilihan
yang berbeda. Disisi lain menurut Kotler dan Amstrong (2012) mengemukakan
bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh
seorang konsumen sebelum sampai kepada tahap keputusan pembelian dan
selanjutnya pasca pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk (2013) keputusan
pembelian merupakan pilihan dari dua atau lebih keputusan pembelian, yang
berarti ketika seseorang dapat mengambil keputusan, harus terdapat beberapa
alternatif pilihan.
Berdasarkan yang dikemukakan oleh peneliti Fandy Tjiptono (2014)
keputusan pembelian adalah proses di mana konsumen mengidentifikasi masalah,
mencari informasi tentang produk atau merek tertentu, dan mengevaluasi seberapa
baik masing-masing opsi ini dapat memecahkan masalah, yang kemudian
mengarah pada keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan Buchari Alma
(2016) mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan
konsumen yang dipengaruhi ekonomi keuangan, tekhnologi, politik, budaya,
produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people, process. Menurut
Tjiptono (2017) berpendapat bahwa konsumen membeli sebuah produk bukan
semata-mata karena mengejar manfaat fungsionalnya, melainkan karena mereka
juga mencari makna tertentu (misalnya seperti citra diri , gengsi, bahkan
kepribadian). Hal tersebut menjelaskan bahwa keputusan pembelian konsumen
dipengaruhi oleh banyak faktor.
Berdasarkan penjelasan diatas yang sudah dipaparkan menurut beberapa
ahli bisa disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu proses
pengambilan keputusan konsumen dalam keinginan membeli suatu produk atau
menggunakan jasa peursahaan tersebut.

2.1.1 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian


Kotler dan Amstrong (2014) mengungkapkan bahwa keputusan pembelian
konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Faktor Budaya (Cultural)
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting untuk perilaku
pembelian. Budaya adalah faktor yang paling mendasar dalam keinginan
dan perilaku. Anak-anak yang sedang tumbuh memperoleh berbagai nilai,
persepsi, preferensi dan perilaku dari keluarga dan institusi penting
lainnya. Setiap sub budaya terdiri dari sejumlah sub budaya yang lebih
menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya
seperti kebangsaan, agama,kelompok, ras, dan wilayah geografis.

2. Faktor Sosial (Social)


Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor sosial diantaranya sebagai berikut :
a) Kelompok Acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan
sebagai kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung
ataupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut,
yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara
langsung terhadap seseorang.
b) Keluarga
Keluarga dibagi menjadi dua dalam organisasi pembelian konsumen.
Yang pertama adalah dalam keluarga yang dikenal sebagai keluarga
orientasi. Tipe keluarga ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung
yang dapat menularkan orientasi agama, politik dan ekonomi, serta
ambisi pribadi, kepercayaan diri dan cinta. Kedua, keluarga, yang
terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki orang tersebut.
Jenis keluarga ini sering disebut sebagai keluarga generatif.
c) Peran dan Status
Faktor sosial selanjutnya yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian
seseorang adalah peran dan statusnya dalam masyarakat. Semakin
tinggi peran seseorang dalam organisasi, maka semakin tinggi
posisinya dalam organisasi dan secara langsung dapat mempengaruhi
perilaku pembeliannya.

3. Faktor Pribadi (Personal)


Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
diantaranta usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
a) Usia dan Siklus Hidup Keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya
yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus
hidup keluarga.
b) Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang dan lingkungan ekonomi dapat mempengaruhi
konsumsi. Misalnya, seorang manajer perusahaan membeli pakaian
mahal, bepergian dengan pesawat, bergabung dengan klub khusus, dan
membeli mobil mewah. Selain itu, pemilihan produk biasanya
didasarkan pada keadaan keuangan seseorang, seperti tingkat
pendapatan, tabungan, tingkat hutang dan sikap konsumsi atau
menabung.
c) Gaya Hidup
Gaya hidup dapat diartikan sebagai pola hidup seseorang yang
diwujudkan dalam tindakan, minat, dan pendapat yang dibentuk oleh
kelas sosial dan pekerjaan. Namun, kelas sosial yang sama dan profesi
yang sama tidak menjamin munculnya gaya hidup yang serupa. Banyak
pemasar melihat ini sebagai peluang untuk kegiatan pemasaran dan
menyelaraskan merek mereka dengan gaya hidup seseorang.
d) Kepribadian
Setiap orang memiliki ciri kepribadian yang berbeda yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Kepribadian adalah sifat
psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan respons yang
relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungan.
Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna saat
menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini dikarenakan sebagian
konsumen memilih merek yang sesuai dengan kepribadiannya.

4. Faktor Psikologis (Psychological)


Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat
faktor utama diantaranya sebagai berikut :
a) Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan sekaligus. Beberapa dari
kebutuhan ini muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan
tidak nyaman. Meskipun beberapa kebutuhan lain dapat berbentuk
psikogenesis, yaitu kebutuhan yang timbul dari tekanan psikologis,
seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa memiliki
terhadap suatu kelompok, mengamati merek tidak hanya sesuai dengan
kemampuan seseorang yang sebenarnya. terlihat pada merek yang
sama, tetapi juga petunjuk halus lainnya yang terkait dengan hasrat dan
motivasi untuk membeli produk aktual yang ditawarkan.
b) Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk segera bertindak. Bagaimana
tindakan orang yang termotivasi dipengaruhi oleh persepsi mereka
tentang situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai proses yang
digunakan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan
masukan untuk membangun citra (Kotler dan Armstrong, 2014:172).
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan dan keadaan
penderita.
c) Pembelajaran
Pembelajaran melibatkan perubahan dalam diri seseorang yang
dihasilkan dari pengalaman. Banyak pemasar percaya bahwa
pembelajaran terjadi melalui kombinasi kerja, rangsangan, arahan,
tanggapan, dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan pemasar
bahwa mereka dapat membangun permintaan akan suatu produk
dengan mengasosiasikannya dengan pendorong yang kuat,
menggunakan isyarat motivasi, dan memberikan penguatan positif
karena konsumen, pada dasarnya, menyamaratakan merek tersebut.
d) Keyakinan dan Sikap
Melalui tindakan dan pembelajaran, orang memperoleh keyakinan dan
sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen. Keyakinan dapat diartikan sebagai gambaran pemikiran
seseorang tentang suatu gambaran tentang sesuatu. Keyakinan orang
tentang suatu produk atau merek memengaruhi hal-hal yang sama
pentingnya. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan
kecenderungan untuk bertindak, menyenangkan atau tidak
menyenangkan, yang bertahan selama periode waktu tertentu terhadap
objek atau ide tertentu (Kotler dan Armstrong, 2014:
174).
2.1.2 Indikator Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2016) mendefinisikan bahwa keputusan
pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen yaitu tentang bagaimana
suatu individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan
dan bagaimana barang, jasa,ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan mereka. Keputusan pembelian tidak terpisahkan dari bagaimana
sifat seorang konsumen (consumer behavior) sehingga masing-masing
konsumen memilki kebiasaan yang berbeda dalam melakukan keputusan
pembelian. Kotler dan Amstrong (2016), mengemukakan keputusan
pembelian memiliki indikator sebagai berikut :
1. Pilihan Produk
Konsumen dapat membuat pilihan untuk membeli produk atau
menggunakan uang mereka untuk tujuan lain. Dalam hal ini, perusahaan
harus fokus pada orang-orang yang tertarik untuk membeli produk dan
pilihan yang mereka pertimbangkan.
2. Pilihan Merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli, masing-masing merek memiliki perbedaannya masing-masing.
Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih
suatu merek.
3. Pilihan Penyalur
Konsumen harus memutuskan penyalur mana yang akan dituju. Setiap
konsumen memilih pedagang secara berbeda, yang mungkin disebabkan
oleh faktor-faktor seperti kedekatan, harga murah, inventaris lengkap,
kenyamanan berbelanja, luasnya lokasi, dll.
4. Waktu Pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-
beda misalnya ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua
minggu sekali dan lain sebagainya.
5. Jumlah Pembelian
Konsumen dapat memutuskan berapa banyak produk yang ingin mereka
konsumsi pada suatu waktu. Bisa lebih dari satu kali pembelian. Dalam hal
ini perusahaan harus menyusun jumlah produk sesuai dengan keinginan
yang berbeda-beda.
6. Metode Pembayaran
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran ketika
memilih untuk menggunakan suatu produk atau jasa. Keputusan
pembelian saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh aspek lingkungan dan
keluarga, tetapi juga oleh teknologi yang digunakan.
2.2 Social Media
Social media adalah platform digital yang memfasilitasi penggunanya
untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, video,
dan merupakan platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan
aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. Salah satu jaringan sosial besar antara
lain Instagram, Twitter, Facebook dan Tiktok. Keempat media sosial tersebut kini
tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi, namun media tersebut digunakan
untuk tempat pelaku usaha mempromosikan produknya.
Macy and Thompson (2011) berpendapat bahwa media sosial adalah
media yang memberikan hubungan antar manusia. Media sosial sebagai alat atau
cara yang digunakan konsumen untuk berbagi informasi berupa teks, gambar,
suara dan video dengan orang lain dan perusahaan atau sebaliknya Kotler dan
Keller (2016). Menurut Nasrullah (2015) Media sosial adalah sumber daya di
Internet yang memungkinkan pengguna untuk mempresentasikan diri dan
berinteraksi, berkolaborasi, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain untuk
membentuk ikatan sosial secara virtual. Disisi lain menurut peneliti Lamberton
dan Stephen (2016) ; Bruhn et al., (2015) ; Sashi (2012) menunjukkan bahwa
media social telah diakui sebagai saluran penting untuk mencapai target pasar
untuk tujuan bisnis.
Berdasarkan penjelasan diatas yang sudah dipaparkan menurut beberapa
ahli bisa disimpulkan bahwa social media adalah sebuah aplikasi online, sarana
dan media yang digunakan setiap orang untuk memudahkan berinteraksi dengan
kerabat yang terdekat maupun yang jauh.

2.3 Social Media Marketing


Social Media Marketing ( pemasaran melalui media sosial) kata tersebut
merupakan gabungan dari konsep social media dan marketing.Media social
adalah platform dimana orang orang bisa memasarkan produk mereka dan
memperkenalkannya kepada masyarakat. social media marketing memberikan
banyak peluang bagi pebisnis, karena keadaan tren yang sedang viral di media
social membuat pebisnis mudah untuk menjangkaunya dan bisa lebih mudah
untuk meniru produk apa yang sedang populer di masyarakat. Sehingga pebisnis
bisa lebih mudah menitikkan tujuan perusahaan tersebut agar mudah tercapai.
Social Media Marketing adalah ketika perusahaan atau sebuah bisnis
memanfaatkan jejaring sosial dalam memasarkan produk dan layanannya.
Pemasaran menggunakan social media dapat memudahkan penjual bisa
berinteraksi dengan pembeli. Manfaat menggunakan sosial media marketing
adalah tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menyewa tempat, karena
dengan adanya social media kita bisa berjualan secara online.
Social media marketing adalah bentuk pemasaran langsung atau tidak
langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran, pengakuan, keterlibatan,
dan tindakan untuk merek, perusahaan, produk, individu, atau entitas lain, seperti
blog, dilakukan dengan menggunakan alat web social seperti microblogging,
sosial jaringan dan berbagi Gunelius (2011). Menurut peneliti Tsitsi (2013)
bependapat bahwa social media marketing adalah sistem yang memungkinkan
pemasar untuk berkolaborasi, berinteraksi dan memanfaatkan kecerdasan orang-
orang yang berpartisipasi di dalamnya untuk tujuan pemasaran. Kurniasari dan
Budiatmo (2018) mengemukakan bahwa social media marketing adalah suatu
bentuk pemasaran yang ditujukan untuk menciptakan kesadaran, pengakuan,
ingatan serta tindakan yang disebabkan oleh merek, produk, bisnis, individu baik
secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti lain Nunik et al. (2019)
bependapat bahwa pemasaran media sosial adalah kegiatan komunikasi
pemasaran interaktif antara perusahaan dengan pelanggan begitupun sebaliknya
untuk menciptakan penjualan produk maupun layanan jasa dari perusahaan
tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas yang sudah dipaparkan menurut beberapa
ahli bisa disimpulkan bahwa social media marketing adalah platform digital yang
dimanfaatkan sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk atau jasa.
Social media marketing dimanfaatkan oleh penjual sebagai tempat untuk
membentuk target pasar secara online baik didalam kota maupun luar kota.

2.3.1 Manfaat Social Media Marketing


Iblasi et al., (2016), menjelaskan bahwa terdapat beberapa manfaat social
media marketing diantaranya sebagai berikut :
1. Meningkatkan Pengakuan Terhadap Merek
Jaringan media social menjadi salah satu dari sekian peluang yang dimiliki
oleh pemasar dalam mengindikasikan konten dan meningkatkan visibilitas
terhadap merek mereka. Sebuah merek akan lebih mudah akrab dan
dikenali oleh pelanggan. Sebagai contoh pengguna instagram pertama kali
belajar tentang perusahaan atau merek hanya dengan menjelajahi media
social mereka atau bahkan pelanggan yang apatis bisa saja mulai
mengenal merek setelah beberapa kali melihat kehadiran konten produk di
beberapa jaringan media sosial.

2. Meningkatkan Loyalitas Merek


Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh Texas Tech University pada
tahun 2017, merek yang aktif berpartisipasi dalam jejaring sosialnya akan
mendapatkan loyalitas yang lebih tinggi dari pelanggan mereka. Laporan
ini menunjukkan bahwa perusahaan harus meraih keuntungan dari media
sosial. Sebuah perencanaan social media marketing yang strategis dan
terbuka terbukti berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Studi lain yang
diterbitkan oleh Convice dan Convert menemukan bahwa sekitar 53%
warga Amerika yang mengikuti media sosial akan lebih loyal terhadap
merek tersebut.

3. Lebih Banyak Peluang Untuk Mengkonversi


Setiap unggahan ke platform media sosial menjadi peluang konversi bagi
pelanggan. Ketika sebuah merek membangun pengikut maka secara
bersamaan pula akan memiliki akses kepada pelanggan baru maupun
pelanggan lama dan secara otomatis dapat berinteraksi dengan mereka.
Setiap postingan, baik gambar maupun video atau bahkan komentar yang
dibagikan adalah kesempatan bagi seseorang untuk bereaksi dan nantinya
setiap reaksi dapat mengarah pada kunjungan situs yang berakhir menjadi
sebuah konversi. Tidak setiap interaksi dengan merek benar-benar
menghasilkan konversi, hanya interaksi yang positif lah yang dapat
menghasilkan sebuah konversi. Meskipun rasio klik-tayang rendah, jumlah
media sosial menjadi sangat signifikan.

4. Otoritas Merek yang Tinggi


Berinteraksi secara rutin dengan pelanggan adalah salah satu cara untuk
menunjukkan iktikad baik kepada pelanggan. Media social menjadi tempat
untuk memuji tentang produk atau layanan. Dan ketika seorang pelanggan
memposting nama brand, secara tidak langsung menjaring audiencesbaru
yang akan mengikuti media sosial. Semakin banyak orang yang berbicara
tentang suatu merek tertentu di media sosial, maka merek tersebut akan
semakin bernilai dan berwibawa. Belum lagi jika dapat berinteraksi dengan
influencer di Instagram atau media sosial lainnya, maka otoritas serta
jangkauan brand tersebut akan semakin meningkat.

5. Meningkatkan traffic-Inbound
Tanpa media social,lalu lintas pengunjung pada situs media sosial akan
terbatas pada mereka yang sudah mengetahui merek tersebut. Setiap
konten baru yang diindikasikan pada profil di media sosial lah yang
menjadi peluang untuk menjaring para pengunjung baru. Semakin banyak
konten berkualitas yang diunggah ke media sosial, maka akan semakin
banyak pula, yang secara otomatis akan meingkatkan prospek dan
konversi.
6. Menghemat Biaya Pemasaran
Berdasarkan Hub Spot, sekitar 84% pemasar menemukan bahwa hanya
dengan enam jam usaha per minggu sudah cukup menghasilkan
peningkatan lalu lintas. Enam jam bukanlah investasi yang signifikan
untuk saluran sebesar media social. Dimulai dari hal kecil seperti jika
pemasar mempergunakan satu jam dalam sehari untuk mengembangkan
konten dan strategi yang menarik, maka hasil dari peningkatan lalu lintas
dapat mulai dirasakan. Pemasar tidak perlu mengkhawatirkan rancangan
anggaran, ketika hasil yang dicapai sesuai dengan perencanaan, maka
untuk selanjutnya anggaran dapat ditingkatkan dan secara tidak langsung
dapat meningkatkan konversi secara bersamaan.

7. Meningkatkan Peringkat pada Mesin pencari


SEO (Search Engine Optimization) adalah cara terbaik untuk mendapatkan
lalu lintas yang relevan dari mesin pencari seperti google.com, tetapi itu
bukan satu-satunya persyaratan. tetapi hal tersebut bukan menjadi satu-
satunya syarat. Tidak cukup hanya dengan memperbarui situs secara rutin
atau memastikan tag jduul yang dioptimalkan atau menyebarkan tautan
yang merujuk kembali ke situs Google atau mesin pencari lainnya mungkin
menghitung peringkat dengan menggunakan kehadiran media sosial
sebagai faktor yang penting, dengan demikian menjadi aktif di media
sosial bisa bertindak sebagai “sinyal” kepada mesin pencari bahwa merek
menjadi legal, kredibel dan dapat dipercaya.

8. Memperkaya Pengalaman Kerja


Pada intinya media social adalah saluran komunikasi yang sama seperti
email atau panggilan telepon. Setiap interaksi dari pelanggan yang dimiliki
di media sosial adalah memberikan kesempatan secara public untuk
menunjukkan layanan pelanggan yang dimiliki, dengan meningkatkan dan
memperkaya hubungan dengan pelanggan. Misalnya, jika pelanggan
mengeluhkan terkait produk di kolom komentar Instagram, maka
perusahaan tersebut dapat langsung menanggapi komentar, meminta maaf
kepada public dan menerima saran maupun kritik untuk selanjutnya
diperbaiki. Atau, jika pelanggan memberi pujian, dapat pula berterima
kasih dan merekomendasikannya produk lain yang dimiliki perusahaan
tersebut.

9. Wawasan Pelanggan yang Lebih Baik


Adanya media social juga memberi kesempatan untuk mendapatkan
informasi yang berharga tentang apa yang membuat pelanggan tertarik dan
bagaimana perilaku mereka. Sebagai contoh, perusahaan dapat memonitor
pengguna komentar untuk melihat pendapat orang lain tentang produk
secara realtime. Pemasar dapat mengelompokkan konten berdasarkan topik
dan jenis yang paling menarik perhatian audiences, lalu mulai
memperbanyak jenis konten tersebut, selanjutnya pemasar dapat mengukur
konversi berdasarkan berbagai promosi yang diunggah di berbagai saluran
media sosial hingga akhirnya menemukan kombinasi sempurna untuk
meraih keuntungan.

2.3.2 Indikator Social Media Marketing


As’ad dan Alhadid (2014) mendefinisikan social media marketing adalah
strategi pemasaran yang digunakan orang-orang dalam bentuk jaringan secara
online. As’ad dan Alhadid (2014) mengemukakan social media marketing
memiliki indikator sebagai berikut :
1. Online Coummnities (Komunitas Online)
Sebuah perusahaan atau sejenis usaha dapat menggunakan media sosial untuk
membangun sebuah komunitas disekitar minat pada produk atau bisnisnya.
Membangun loyalitas komunitas, mendorong diskusi dan memberikan
informasi sangat berguna untuk perkembangan dan kemajuan bisnis.
2. Interaction (Interaksi)
Di dalam media social memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih baik
dengan online communities, melalui informasi yang selalalu up-to-date serta
yang terkini dan relevan dari pelanggan.
3. Sharing of Content (Berbagi Konten)
Sharing of content berbicara mengenai lingkup dalam pertukaran individual,
distribusi dan menerima konten dalam aturan media sosial.
4. Accesibilty (Aksebilitas)
Accesibilty mengacu pada kemudahan untuk mengakses dan biaya minimal
untuk menggunakan media.

2.4 Instagram
Instagram adalah social media berbasis gambar yang memberikan layanan
berbagai foto atau video secara online. Instagram berasal dari pengertian dari
keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti
kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan ,
sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya
untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat . Oleh karena itu
Instagram berasal dari instan-telegram (Monica Utari, 2017).
Aplikasi instagram merupakan aplikasi yang digunakan untuk
mengunggah foto maupun video ke dalam feeds maupun instastory yang bisa
diberi tag dan lokasi. Melalui aplikasi ini kita bisa menambah banyak teman
dengan cara mengikuti akun orang tersebut. Instagram sendiri merupakan salah
satu media sosial yang cukup diminati terutama anak muda dan selebritis.
Instagram menjadi sarana untuk mendorong masyarakat menciptakan
suatu tren yang tanpa disadari dapat mendorong orang lain untuk melakukan hal
yang sama. Unggahan pengguna Instagram tentang suatu obyek yang sedang viral
seringkali dijadikan sebuah rujukan untuk memutuskan pilihan berkunjung ke
suatu tempat. Tempat baru yang belum terungkap oleh banyak orang menjadi
mendadak terkenal di media social Instagram (Rizki, 2017).
Indonesia sekarang menjadi salah satu Negara terbesar yang menggunakan
media social Instagram. Pengguna Instagram di Indonesia mencapai 53 juta orang
itu artinya hamper seluruh pengguna ponsel pintar di Indonesia adalah pengguna
Instagram. Dalam hal ini, Indonesia menempati peringkat ketiga dunia setelah
Amerika Serikat dan Brazil dalam penggunaan Instagram (Muhizon Salafudin,
2019).

2.5 Brand Image


Citra merek atau brand image merupakan representasi dari keseluruhan
persepsi umum terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman
sebelumnya terhadap merek tersebut. Citra merek pada dasarnya merupakan suatu
hasil pandang atau persepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang
didasarkan atas pertimbangan dan perbandingan dengan beberapa merek lainnya.
Brand Image merupakan aspek penting dalam setiap produk, karena setiap merek
selalu mempunyai ciri khas tersendiri agar mampu membedakan dengan merek
lainnya walaupun jenis produknya sama.
Brand image adalah gambaran konsumen tentang sebuah produk atau
merek. Menurut Schiffan dan Kanuk (2014) brand image adalah persepsi jangka
panjang, berbasis pengalaman, dan bersifat relative konsisten. Peneliti lain
Tjiptono (2015) brand image adalah merupakan gambaran konsumen dan
keyakinan tentang merek tertentu. Merek dianggap memegang peranan penting
serta dalam menjaga daya saing dari eksistensi penawaran yang diberikan, karena
merek biasanya berkaitan dengan citra tertentu yang dapat menciptakan gambaran
tertentu di benak konsumen (Aaker, 2016). Menurut Kotler dan Keller (2016)
citra merek atau brand image adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan
tersebut atau produknya. Disisi lain menurut Khoung dan Tran (2018)
menjelaskan bahwa brand image adalah sebuah situasi dimana konsumen berpikir
dan merasakan sebuah atribut dari sebuah merek sehingga dapat secara memadai
mempromosikan niat beli konsumen dan meningkatkan ekuitas merek.
Membuat brand image yang positif adalah harapan setiap perusahaan, agar
bisa mencapai harapan tersebut perusahaan perlu melakukan pemasaran yang kuat
dan berbeda dengan yang lain. Namun tidak hanya pemasarannya saja yang
ditingkatkan tetapi juga kualitas produk itu sendiri. Adanya kualitas produk yang
membuat membuat citra yang baik bagi produk maupun perusahaan. Karena pada
dasarnya konsumen cenderung akan membeli produk dengan brandyang sudah
dikenal, karena konsumen akan merasa jauh lebih aman dengan produk yang
sudah terkenal dipasarnya.
Berdasarkan penjelasan diatas yang sudah dipaparkan menurut beberapa
ahli bisa disimpulkan bahwa brand image adalah penilaian atau penggambaran
dari konsumen terhadap citra suatu produk atau perusahaan.

2.5.1 Faktor-faktor Terbentuknya Brand Image


Menurut Kotler dan Keller (2016) mengemukakan faktor-faktor terbentuknya
brand image antara lain :
1. Keunggulan produk
Keunggulan merupakan salah satu faktor pembentuk brand image, dimana
produk lebih baik dari pesaing. Karena kualitas unggul (desain dan
kenyamanan) dan fitur yang membuat produk sangat menarik bagi
pelanggan. Preferensi asosiasi merek adalah asosiasi merek dimana
pelanggan percaya bahwa fitur dan manfaat yang ditawarkan oleh merek
dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
cara yang membentuk sikap positif terhadap merek tersebut. Kekuatan
merek adalah asosiasi merek, yang bergantung pada bagaimana informasi
memasuki benak pelanggan dan bagaimana prosesnya tetap menjadi bagian
dari citra merek.
2. Asosiasi merek
Kekuatan asosiasi merek merupakan fungsi dari banyaknya pemrosesan
informasi yang diterima dalam proses encoding. Ketika pelanggan secara
aktif menjelaskan arti informasi tentang produk atau layanan, asosiasi yang
lebih kuat muncul di benak pelanggan. Pentingnya asosiasi merek dalam
benak pelanggan bergantung pada bagaimana merek dipersepsikan.
3. Keunikan merek
Keunikan merek adalah asosiasi dengan merek yang mau tidak mau harus
dibagi dengan merek lain. Oleh karena itu, perlu diciptakan suatu
keunggulan kompetitif yang menjadi landasan bagi pelanggan untuk
memilih merek tertentu. Lebih memfokuskan merek pada pengalaman citra
produk atau kepentingan pribadi. Dari perbedaan-perbedaan yang ada, baik
dalam produk, pelayanan, personel maupun saluran, diharapkan dapat
membawa perbedaan dari pesaing, yang dapat membawa keuntungan bagi
produsen dan pelanggan.

2.5.2 Indikator Brand Image


Kotler dan Keller (2016) menjelaskan citra merek adalah persepsi
konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi yang ada pada
pikiran konsumen. Kotler dan Keller (2016) mengemukakan bahwa indikator citra
merek atau brand image dapat dilihat dari beberapa hal antara lain :
1. Keunggulan asosiasi merek, artinya produk tersebut unggul dalam
persaingan.
2. Kekuatan asosiasi merek, artinya bagaimana informasi masuk dalam
memori konsumen dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra
merek.
3. Keunikan asosiasi merek, artinya keunikan atau ciri khas yang dimiliki
oleh produk tersebut.

2.6 Celebrity Endorser


Cara yang efektif untuk membentuk image dalam sebuah brand adalah
dengan menggunakan celebrity endorser, karena konsumen merasa percaya
bahwa kualitas produk itu terpercaya melalui postingan yang dibuat oleh celebrity
endorser tersebut. Berkembangnya pemasaran pada saat ini hampir semua brand
menggunakan celebrity endorser untuk mempromosikan produknya. Penggunaan
endorsment adalah bagian dari strategi komunikasi pemasaran yang cukup umum
dan banyak digunakan bagi pelaku bisnis online maupun offline dalam
mendukung citra merek produk tersebut.
Celebrity endorser adalah seorang bintang film, aktris, aktor dan individu-
individu terkenal yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen pada
produk yang diiklankannya. Selebriti bertindak sebagai saksi, mendorong,
mengkonfirmasi, tampil dalam iklan dan bertindak sebagai perwakilan perusahaan
(Kotler, 2009). Menurut Suryani (2013) celebrity endorser berperan untuk
memberikan kesaksian tentang suatu produk dalam iklan, memberikan penguatan
atau dorongan penggunaan suatu produk, berperan sebagai aktor dalam iklan
dalam pengenalan suatu produk. Shimp (2014) berpendapat endorser adalah
pendukung iklan atau yang dikenal juga sebagai bintang iklan untuk medukung
suatu produk.
Penelitian yang dilakukan oleh Khan dan Lodhi (2016) menunjukkan
bahwa endorser memainkan peran penting dalam mendorong keputusan
pembelian ketika mereka efektif dalam menyampaikan citra positif kepada target
pasar dan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi konsumen.
Berdasarkan penjelasan diatas yang sudah dipaparkan menurut beberapa
ahli bisa disimpulkan bahwa celebrity endorser adalah seorang selebritis, bintang
film, influencer/selebgram yang dibayar jasanya untuk melakukan pemasaran
dalam mempromosikan atau mengenalkan produknya kepadafollowers mereka di
platform media social mereka masing masing.

2.6.1 Peran Pemilihan Celebrity Endorser


Menurut Schiffman dan Kanuk (2013), menemukan beberapa peran pemilihan
celebrity endorser sebagai model iklan yang bisa digunakan perusahaan atau
pelaku bisnis dalam sebuah iklan, yaitu :
1. Testimonal
Jika personal selebriti menggunakan produk tersebut maka pihak dia bisa
memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit dari produk atau
merek yang diiklankan tersebut.
2. Endorsement
Ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia
secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.
3. Actor
Selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu
terkait dengan peran yang sedang dia bintangi dalam suatu program
tayangan tertentu.
4. Spokeperson
Selebriti yang mempromosikan produk,merek atau suatu perusahaan
dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokerperson.

2.6.2 Indikator Celebrity Endorser


Shimp (2014) celebrity endorser adalah seorang aktor atau artis,
entertainer atau atlet yang mana dikenal atau diketahui umum atas
keberhasilannya dibidangnya msing-masing untuk mendukung sebuah produk
yang diiklankan semakin baik celebrity endorser yang digunakan dalam
mengiklankan sebuah produk maka semakin tinggi keputusan konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian. Shimp (2014) menggunakan akronim
TEARS untuk mewakiliindikator celebrity endorser adalah sebagai berikut :
1. Trustworthiness (Dapat Dipercaya)
Trustworthiness mengacu pada kejujuran, integritas, dan kepercayaan diri
dari seorang sumber pesan. Artinya kemampuan celebrity endorser dalam
menyampaikan pesan dari suatu produk bergantung pada kepercayaan diri,
integritas, dan persepsi penerima pesan atas motivasi atau dorongan dari
dalam diri celebrity endorser tersebut untuk tampil secara obyektif.
2. Expertise (Keahlian)
Expertise mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang
dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang
didukung. Seorang endorser dapat lebih diterima jika menguasai atau ahli
mengenai produk yang akan didukungnya. Sehingga endorser tersebut
akan lebih persuatif menyampaikan pesan.
3. Attractiviens (Daya Tarik Fisik)
Attractiviens mengacu pada diri yang dianggap sebagai hal yang menarik
untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan
daya tarik fisik. Daya tarik fisik merupakan hal pertama yang ditangkap
oleh audience akan mengidentifikasi untuk menentukan perilaku atau
keputusan pemilihan produk.
4. Respect (Kualitas Dihargai)
Respect adalah kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari
kualitas pencapaian dari kualitas pencapaian personal. Endorser dipilih
karena mampu mewakili dari suatu produk yang didukungnya. Sehingga
akan cenderung mempengaruhi minat konsumen terhadap suatu produk
5. Similarity (kesamaan dengan audience yang dituju)
Similarity mengacu pada kesamaan antara endorser dan audience dalam
hal umur, jenis kelamin, etnis, status sosial, dan sebagainya.

2.7 Penelitian Empiris/Terdahulu


Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO NAMA JUDUL VARIABEL HASIL
PENELITI PENELITIAN YANG SIGNIFIKAN TIDAK
DIGUNAKAN SIGNIFIKAN
1. Dewi dan Pengaruh Independen: Hasil -
Suartina Brand Brand Image penelitian
(2022) Awareness dan menunjukkan
Brand Image Dependen : bahwa ada
Terhadap Keputusan pengaruh
Keputusan Pembelian positif dan
Pembelian signifikan
Pada Shopee antara brand
image terhadap
keputusan
pembelian
2. Arsha dan Pengaruh Independen : Hasil -
Rihayana Brand Image Brand Image penelitian
(2022) dan Social dan Social menunjukkan
Media Media brand image
Marketing Marketing berpengaruh
Terhadap positif dan
Keputusan Dependen : signifikan
Pembelian Keputusan terhadap
Pada Honda Pembelian keputusan
UD. Made pembelian,
Ferry Motor pemasaran
media sosial
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
3. Susilowati Pengaruh Independen : Hasil ini
(2022) Social Media Social Media menunjukkan
Marketing Marketing Ha diterima
Instagram artinya ada
Terhadap Dependen : pengaruh
Keputusan Keputusan signifikan
Pembelian Pembelian variabel social
Produk di media
Sonokuno marketing
Kitchen Jakarta Instagram
terhadap
keputusan
pembelian
produk di
Sonokuno
Kitchen
4. Purwati Pengaruh Independen : - Brand image
dan Brand Brand Image tidak
Cahyanti Ambassador berpengaruh dan
(2022) dan Brand Dependen : signifikan
Image Keputusan terhadap
Terhadap Pembelian keputusan
Minat Beli pembelian.
Yang
Berdampak
Pada
Keputusan
Pembelian
5. Suhardi Pengaruh Independen : Penelitian ini -
(2022) Social Media Social Media menyimpulkan
Marketing, Marketing bahwa social
Kepercayaan media
Merek dan Dependen : marketing
Kualitas Keputusan berpengaruh
Produk Pembelian positif dan
Terhadap signifikan
Keputusan terhadap
Pembelian keputusan
Konsumen pembelian
Dear Me konsumen
Beauty Dear Me
Beauty
6. Safitri dan Pengaruh Independen : Hasil -
Basiya Brand Image, Brand Image penelitian
(2022) Lifesetyle, dan menunjukkan
Promosi Media Dependen : bahwa brand
Sosial Keputusan image
Terhadap Pembelian berpengaruh
Keputusan positif
Pembelian di terhadap
Toko 3Second keputusan
pembelian
7. Juliana Pengaruh Independen : Social media -
(2021) Social Media Social Media marketing
Marketing dan Marketing berpengaruh
Harga positif dan
Terhadap Dependen : signifikan
Keputusan Keputusan terhadap
Pembelian Pembelian keputusan
Pada pembelian
Angkringan
Kopi Senja
Medan
8. Rosita dan Pengaruh Independen : Hasil -
Novitaningt Celebrity Celebrity penelitian
yas (2021) Endorser dan Endorser dan menunjukkan
Brand Image Brand Image bahwa secara
Terhadap parsial dan
Keputusan Dependen : simultan
Pembelian Keputusan celebrity
Pembelian endorser dan
brand image
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
9. Arisman Pengaruh Independen : Hasil -
(2021) Social Media Social Media penelitian ini
Marketing dan Marketing menunjukkan
Word Of Mouth bahwa social
Terhadap Dependen : media
Keputusan Keputusan marketing
Pembelian Pembelian berpengaruh
(Studi Kasus positif dan
pada Cafe signifikan
Barberkoe) terhadap
keputusan
pembelian
10. Annisa Pengaruh Independen : Hasil -
(2021) Brand Image Brand Image penelitian
dan Social dan Social menunjukkan
Media Media bahwa brand
Marketing Marketing image
Terhadap berpengaruh
Keputusan Dependen : secara positif
Pembelian Keputusan dan signifikan
Konsumen Pembelian terhadap
Hotel Mercure keputusan
Bandung City pembelian
Centre konsumen dan
social media
marketing
berpengaruh
secara positif
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
11. Nadhir, Pengaruh Independen : Brand image Social media
Achmad, et Social Media Social Media berpengaruh marketing tidak
al,. (2021) Marketing dan Marketing dan terhadap berpengaruh
Brand Image Brand Image keputusan signifikan
Terhadap pembelian terhadap
Keputusan Dependen : dengan hasil keputusan
Pembelian Keputusan nilai terhitung pembelian
Dengan Buying Pembelian 4,170> tabel dengan hasil
Interest 1,98472 nilai terhitung
Sebagai dengan nilai 0,351> tabel
Variabel signifikansi 1,98472 dengan
Intervening 0,000 nilai signifikansi
Pada 0,727
Konsumen
Kripik Cidas
999 Food
Banyuwangi
12. Nugroho Pengaruh Independen : Celebrity Brand image
dan Sarah Brand Image Brand Image Endorser secara parsial
(2021) dan Celebrity dan Celebrity berpengaruh tidak
Endorser Endorser positif berpengaruh
Terhadap terhadap signifikan
Keputusan Dependen : keputusan terhadap
Pembelian Keputusan pembelian keputusan
Pembelian dengan 60% pembelian
13. Salsabila Pengaruh Independen : Brand image Hasil penelitian
dan Celebrity Celebrity berpengaruh membuktikan
Hidayati Endorser dan Endorser dan positif bahwa celebrity
(2021) Brand Image Brand Image terhadap endorser tidak
Terhadap keputusan berpengaruh
Keputusan Dependen : pembelian terhadap
Pembelian Keputusan konsumen di keputusan
Konsumen di Pembelian shopee pembelian
Shopee konsumen
shopee
14. Ismaya Pengaruh Independen : Social media -
(2021) Social Media Social Media marketing
Marketing Marketing berpengaruh
Terhadap positif dan
Keputusan Dependen : signifikan
Pembelian Keputusan terhadap
Dengan Brand Pembelian keputusan
Awareness pembelian
Sebagai
Variabel
Intervening
pada Praketa
Coffe Shop
Purwokerto
15. Angkasa, Pengaru Social Independen : Hasil -
Wilyanto Media Social Media penelitian
(2020) Marketing Marketing menunjukkan
Terhadap bahwa social
Keputusan Dependen : media
Pembelian di Keputusan marketing
Gudang Pembelian yang dilakukan
Warrior oleh Gudang
Bandung Warrior
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
16. Apriani Pengaruh Independen : - Hasil penelitian
(2020) Celebrity Celebrity menunjukkan
Endorser dan Endorser bahwa celebrity
Kualitas endorser tidak
Produk Dependen : berpengaruh
Terhadap Keputusan secara langsung
Keputusan Pembelian terhadap
Pembelian keputusan
Kain Songket pembelian
Palembang
Dengan Citra
Merek Sebagai
Variabel
Intervening
Pada
Konsumen
Kain Songket
Pipit Songket
Palembang
17. Purwanings Pengaruh Independen : Hasil -
ih dan Sosial Media Social Media penelitian
Susanto Marketing dan Marketing menunjukkan
(2020) Brand bahwa secara
Awareness Dependen : parsial variabel
Terhadap Keputusan social media
Keputusan Pembelian marketing
Pembelian adanya
Produk Dirga pengaruh
Mahar positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
18. Ramadhani Pengaruh Independen : Brand image Hasil penelitian
dan Nadya Celebrity Celebrity berpengaruh membuktikan
(2020) Endorser dan Endorser dan terhadap bahwa celebrity
Brand Image Brand Image keputusan endorser tidak
Terhadap pembelian berpengaruh
Keputusan Dependen : secara signifikan
Pembelian Keputusan terhadap
Fesyen Muslim Pembelian keputusan
Hijup pembelian
19. Wijaya Analisis Independen : - Hasil penelitian
(2019) Pengaruh Celebrity menunjukkan
Celebrity Endorser bahwa celebrity
Endorser, endorser tidak
Kualitas Dependen : berpengaruh
Produk, Harga Keputusan terhadap
Terhadap Pembelian keputusan
Keputusan pembelian
Pembelian
Sepatu
Olahraga
Adidas di Kota
Semarang
20. Muslihah Pengaruh Independen : Social media -
(2018) Social Media Social Media marketing
MarketingInsta Marketing mempunyai
gram Terhadap pengaruh
Keputusan Dependen : signifikan
Pembelian Keputusan terhadap
Produk Fashion Pembelian keputusan
Dalam pembelian
Pandangan
Islam
21. Pratiwining Pengaruh Independen : Hasil -
sih (2018) Celebrity Celebrity penelitian
Endorser Endorser variabel
Terhadap celebrity
Keputusan Dependen : endorser dan
Pembelian Keputusan brand image
Melalui Brand Pembelian berpengaruh
Image (Studi terhadap
pada keputusan
Konsumen pembelian
Honda Vario di
CV.Sumber
Makmur
Abadi)
22. Gumelar Pengaruh Independen : Hasil -
(2016) Brand Image Brand Image penelitian
Dan Celebrity dan Celebrity menunjukkan
Endorser Endorser bahwa brand
Terhadap image
Keputusan Dependen : berpengaruh
Pembelian Keputusan positif
Kosmetik Pembelian terhadap
Wardah keputusan
pembelian dan
celebrity
endorser
berpengaruh
positif
terhadap
keputusan
pembelian
23. Zain (2016) Pengaruh Independen : Hasil -
Celebrity Celebrity penelitian ini
Endorser, Store Endorser juga
Atmosphere menunjukkan
dan Harga Dependen : variabel
Terhadap Keputusan celebrity
Keputusan Pembelian endorserberpe
Pembelian ngaruh
(Studi Kasus signifikan
Pada Restoran terhadap
KFC tama Topi keputusan
Square di Kota pembelian
Bogor)

2.8 Hubungan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis


2.8.1 Hubungan Social Media Marketing Dan Keputusan Pembelian
Perkembangan tekhnologi yang semakin canggih dan cepat memberikan
pengaruh positif terhadap masyarakat. Di era digital ini hampir semua orang
menggunakan media social. Maraknya penggunaan media social ini sangat
menguntungkan banyak orang di berbagai dunia untuk melakukan komunikasi
dan bisnis online secara mudah dan efisien.Fenomena social media marketing
kini telah merambah di Indonesia. Membuat pelaku usaha termotivasi dan
merasa tidak ingin kalah, sehingga membuat pelaku usaha tersebut melakukan
inovasi terhadap strategi pemasarannya. Para pelaku usaha ini memanfaatkan
social media sebagai media marketing mereka dalam mengenalkan
produknya. Menurut peneliti Suhardi (2022) menyimpulkan bahwa social
media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen Dear Me Beauty. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Purwaningsih dan Susanto (2020) hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
parsial variabel social media marketing adanya pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Dari uraian tersebut bisa dikemukakan suatu hipotesis yang akan diuji
kebenerannya sebagai berikut :
H1 : Social media marketing berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.

2.8.2 HubunganBrand Image Dan Keputusan Pembelian


Brand image merupakan nyawa dari sebuah perusahaan, karena brand
image yang baik akan membuat citra perusahaan itu baik dan akan membuat
produk tersebut tertanam dibenak konsumen yang bisa mengakibatkan
konsumen percaya terhadap produk kita dan melakukan keputusan pembelian
secara terus-menerus. Menurut Kotler dan Keller (2016) citra merek atau
brand image merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya.
Menurut Dewi dan Suartina (2022) hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada pengaruh positif dan signifikan antara brand image terhadap keputusan
pembelian. Dalam peneliti lain menurut Arsha dan Rihayana(2022) hasil
penelitian menunjukkan brand image berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Dari uraian tersebut bisa dikemukakan suatu hipotesis yang akan diuji
kebenerannya sebagai berikut :
H2 : Brand image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

2.8.3 Hubungan Celebrity Endorser Dan Keputusan Pembelian


Penggunaan celebrity endorser dalam melakukan strategi pemasaran
adalah cara yang efektif dan efisien. Dengan menggunakan celebrity
endorseryang sesuai dengan karakteristik produk tersebut tentu akan membuat
konsumen tertarik, karena konsumen beranggapan celebrity tersebut
mempunyai citra dan selera yang baik. Penggunaan celebrity endorser
merupakan salah satu strategi komunikasi yang dilakukan oleh pemasar di
dalam membangun citra merek.
Menurut peneliti Nugroho dan Sarah (2021) celebrity endorser
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dengan 60%. Dalam
penelitian lain yang dilakukan oleh Rosita dan Novitaningtyas (2021) hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan celebrity endorser
dan brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dari uraian tersebut bisa dikemukakan suatu hipotesis yang akan diuji
kebenerannya sebagai berikut :
H3 : Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian

2.9 Kerangka Pikir


Kerangka Konsepsional/ Kerangka Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu maka dibuatlah
kerangka pikir sebagai berikut :

Social Media
Marketing (X1) H1

Brand Image (X2) H2 Keputusan Pembelian


(Y)

H3
Celebrity Endorser
(X3)

Gambar 2.1
Kerangka Pikir Teoritis

Berdasarkan pada model penelitian diatas maka dapat disusun persamaan


matematis sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Y = Keputusan Pembelian
α = Konstanta
X1 = Social Media Marketing
X2 = Brand Image
X3 = Celebrity Endorser
Β1,β2,β3 = Koefisien Regresi
e = Standar error/ tingkat kesalahan

Anda mungkin juga menyukai