TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1.Landasan Teoritis
menginginkan suatu produk. Menurut Kotler & Keller (2013:137) minat beli adalah
perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan
benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat dan yang pada akhirnya ketika
Menurut Julianti (2014:88) minat beli sebagai kekuatan pendorong atau sebagai
motif yang bersifat instristik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh
perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan dan selektif pada satu produk
mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.
8
9
Hasil dari proses pengintegrasian ini ialah suatu pilihan (choice), yang disajikan
Kesediaan untuk membayar barang atau jasa konsumen yang memiliki minat terhadap
suatu produk atau jasa dapat dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap
barang atau jasa, konsumen yang cenderung memiliki minat lebih terhadap barang
atau jasa, konsumen yang cenderung memiliki minat lebih terhadap suatu barang atau
jasa akan bersedia untuk membayar barang atau jasa tersebut dengan tujuan konsumen
dalam sikap mengkonsumsi. Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh
konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk
membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan
pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada
umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang,
rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan
dari lingkungannya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan minat beli merupakan keinginan
untuk membeli yang timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin memakai
produk yang dilihatnya. Dan merupakan pernyataan mental dari konsumen yang
10
tersebut sangat diperlukan oleh pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen
terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan
variabel minat beli untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang.
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang
membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi yang
terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seseorang konsumen harus
membeli sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli kurang lebih sama
1. Faktor-faktor kebudayaan.
a. Budaya, adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling
mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur
oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
11
b. Sub budaya, yaitu mempunyai kelompok- kelompok sub budaya yang lebih
kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku
anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan,
kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.
c. Kelas sosial, yaitu kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok
cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.
2. Faktor-faktor sosial.
a. Kelompok Referensi, yaitu kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah
kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap
seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari
kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang
berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang
informal.
b. Keluarga, yaitu anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembeli. Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen,
keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal
dengan istilah keluarga orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan
saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama, politik
dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang
terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis
ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.
c. Peranan dan status, yaitu kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat
dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu
status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya meliputi
kelompok acuan, keluarga serta peran dan status. Peran dan status seseorang di
dalam masyarakat dapat mempengaruhi perilaku pembelian. Semakin tinggi
peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula
status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak
pada perilaku pembeliannya.
3. Faktor-faktor pribadi
a. Usia dan tahap daur hidup, yaitu pembelian seseorang terhadap barang dan jasa
akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera
seseorang berhubungan dengan usianya.
b. Pekerjaan, yaitu dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan
dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan
tertentu.
c. Keadaan ekonomi, yatu keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat
pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk. Biasanya
pemilihan produk dilakukan berdasarkan keadaan ekonomi seseorang seperti
besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, hutang dan sikap
terhadap belanja atau menabung.
d. Gaya hidup, yaitu dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang
terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah
kelas sosial dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak
12
menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai
sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang
mengarahkan merek kepada gaya hidup seseorang.
e. Kepribadian dan konsep diri, yaitu kepribadian merupakan ciri-ciri psikologis
yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.
Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-
beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian
merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan
sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan
lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri
bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi,
pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi.
4. Faktor-faktor Psikologis
a. Motivasi, yaitu suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk
mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.
b. Persepsi, yaitu proses individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan
masukan informasi dari panca indera untuk menciptakan suatu gambaran yang
berarti mengenai dunia. Persepsi juga merupakan interpretasi dari sensasi dan
proses pemilihan informasi akan hal-hal tertentu yang berarti bagi konsumen.
Faktor psikologis persepsi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku membeli. Persepsi akan suatu produk menjadi salah satu karakteristik
dasar dalam pemasaran lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan
produk yang kuat tersebut akan dipersepsi oleh konsumen dalam melakukan
pembelian.
c. Pembelajaran
Pembelajaran menunjukan perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulant,
tanggapan dan penguatan.
d. Keyakinan dan sikap
Melalui tindakan dan pembelajaran orang mendapat keyakinan dan sikap yang
akan mempengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan adalah pemikiran yang
dipertahankan seseorang mengenai sesuatu
dari nilai lebih suatu produk atau kinerja pelayanan yang diterima dari suatu proses
pembelian produk atau jasa. Menurut Kotler dan Armstrong (2014:143) product
quality is “The characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy
stated or implied customer needs”. Kualitas produk adalah totalitas fitur dan
kualitas produk adalah karateristik suatu produk atau jasa yang menunjang
salah satu posisi utama dalam suatu pemasaran. Kualitas memiliki dampak langsung
pada kinerja produk dan jasa sehingga terkait erat dengan nilai pelanggan dan
kepuasaan.
“Quality is everything that is able to meet the wishes or needs of consumers.” yang
artinya kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau
akan mengurangi biaya dan meningkatkan keungulan bersaing, bahkan lebih jauh lagi
kualitas produk yang akan tinggi menciptakan keunggulan bersaing yang bertahan
lama. Definisi lain menurut Tjiptono (2012:95), kualitas produk mencerminkan semua
Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-
dimensinya.
Menurut Putra dkk (2017:126), kualitas produk adalah suatu tindakan yang
Perusahaan yang memiliki produk yang selalu memiliki inovasi akan membuat
14
konsumen tidak jenuh dan memiliki alternatif dalam melakukan keputusan pembelian.
Sedangkan menurut Swastha dan Handoko (2012:102), salah satu dari tujuh
komponen yang ada adalah keputusan pembelian tentang jenis produk. Konsumen
dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah barang atau jasa ketika konsumen
Dari uarain diatas dapat disimpulkan tingkatan produk pada suatu perusahaan
harus memiliki keunggulan tersendiri dan nilai tambah atas produknya agar produknya
bedasarkan aspek daya tahan produk dan bedasarkan kegunaanya. Menurut Kotler dan
Tedapat beberapa tolak ukur kualitas produk menurut Kotler dan Keller
(2012:81) yaitu :
1. Bentuk (form), bentuk sebuah produk dapat meliputi ukuran, bentuk, atau
struktur fisik produk.
2. Fitur (feature), fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut
16
Iklan merupakan salah satu dari empat jenis promosi yang digunakan pemasar
transaksi pembelian. Menurut Kotler dan Amstrong (2014:151) iklan adalah semua
bentuk terbayar presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa, dengan
sponsor tertentu. Iklan dapat disimpulkan merupakan sebuah rangkaian pesan baik
dengan media apapun yang isinya secara khusus dibuat untuk tujuan periklanan
perusahaan. Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah
seberapa besar iklan mampu memukau atau menarik perhatian pemirsanya atau calon
Daya tarik iklan (advertising appeal) mengacu pada pendekatan yang digunakan
suatu produk (Ardiansyah dkk, 2015:77). Sedangkan menurut Morisan dalam Fajriani
dkk (2018:164) daya tarik iklan terdapat beberapa macam penggunaan daya tarik iklan
yaitu daya tarik iklan rasional, daya tarik iklan rasional dan daya tarik iklan campuran.
Periklanan rasional dalam iklan adalah daya tarik iklan yang memfokuskan pada
kebutuhan fungsional, kegunaan, atau manfaat suatu produk dan memfokuskan pada
produk dan manfaat yang diperoleh jika menggunakan produk tersebut sedangkan
untuk membeli produk yang diiklankan, (Fajriani dkk, 2018:166). Lebih lanjut
Tjiptono (2012:78) mendefinisikan iklan sebagai suatu proses persuasi yang tidak
langsung, yang didasari pada informasi tentang kelebihan suatu produk yang disusun
18
pikiran orang untuk melakukan tindakan atau pembelian. Daya tarik iklan yang dibuat
pikiran orang lain, pada suatu tujuan tertentu seperti pesan pada iklan dengan
sumber utama informasi tentang merek berserta atribut produk lainnya. Maka
dari iklan. Dalam hal ini sebuah iklan harus mampu memiliki daya tarik tersendiri
dalam menyampaikan sebuah pesan kepada konsumen, iklan yang menarik akan
mendapatkan perhatian lebih dari konsumen dan membuat iklan tersebut jadi efektif.
Lebih lanjut Menurut Kotler dan Amstrong (2014:151) tujuan periklanan adalah tugas
komunikasi tertentu yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode
kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan barang atau jasa yang ditawarkan
kepada calon pelanggan atau konsumen sekaligus mengajak calon pembeli untuk
Sedangkan menurut Fajriani dkk (2018:166) daya tarik iklan yang terdiri dari
periklanan rasional, periklanan emosioanal dan campuran. Dalam hal ini untuk
mengukur daya tarik iklan rasional dan daya tarik iklan emosional menggunakan
1. Atribut
2. Berita
3. Keunggulan kompetitif
4. Popularitas
5. Kebanggaan
6. Keamanan
7. Pengakuan
8. Status sosial
pengetahuan yang cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan segmen pasar. Konsep
daya upaya iklan dengan gaya bahasa persuasinya berusaha membuat konsumen untuk
Harga adalah jumlah rupiah yang bisa dibayarkan oleh pasar terhadap
perusahaan dari sudut pandang pemasaran yang merupakan moneter atau sebagai alat
ukur suatu produk yang akan ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dari suatu
produk. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah
produk, dengan kata laian harga merupakan sebuah nilai yang harus ditukarkan denga
uang yang ditagihkan untuk suatu produk produk atau jasa, lebih luas lagi harga
adalah jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa. Menurut definisi tersebut harga yang dibayar oleh
pembeli sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual dan tidak dapat
dipungkiri penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut. lebih
lanjut menurut Schiffman & Kanuk dalam Septanto dkk (2018:6) persepsi adalah
yang menyeluruh. Persepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga.
21
manfaat produk. Penilaian terhadap harga pada suatu manfaat produk dikatakan
mahal, murah atau sedang dari masing-masing individu tidaklah sama, karena
tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan dan kondisi
individu itu sendiri. Pada dasarnya konsumen dalam menilai harga suatu produk tidak
tergantung hanya dari nilai nominal harga saja namun dari persepsi mereka pada
harga. Perusahaan harus menetapkan harga secara tepat agar dapat sukses dalam
memasarkan barang atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu produk ataupun jasa, setiap
perusahaan harus mampu menetapkan harga dengan tepat. Harga merupakan salah
satu elemen yang paling fleksibel karena dapat diubah dengan cepat dan dapat
2014:345).
Menentukan harga bukanlah hal yang mudah, terdapat beberapa proses yang
harus dilakukan agar mendapat keuntungan bagi perusahaan. Beberapa proses yang
harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk.
Adapun setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam menetapkan harga yang
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan. Hal tersebut
tidak lepas dari keputusan yang dibuat sebelumnya oleh perusahaan mengenai
penempatan pasar. Pertama kali perusahaan harus menentukan terlebih dahulu apa
yang ingin dicapai dari suatu produk tertentu. Bila perusahaan telah menjatuhkan
22
pilihannya pada suatu pasar sasaran dengan penempatan pasar tertentu, maka strategi
penempatan pasar tertentu, strategi bauran pemasarannya, termasuk harga, akan lebih
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat.
Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam
mereka dan kemudian mengevaluasi kesesuaian harga tersebut dengan nilai produk
1. Keterjangkau harga.
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan harganya juga
berbeda dari termurah dampai termahal. Dengan harga yang ditetapkan para
konsumen benyak yang membeli produk.
2. Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya.
Dalam hal ini mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh
konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.
3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang sering
memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat
adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung
beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
4. Kesesuaian harga dengan manfaat.
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan
lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya.
Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang
dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal.
23
1. Tujuan Berorientasi pada Laba Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi
laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya sangat kompleks dan
banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan,
maksimisasi laba sangat sulit untuk dicapai, karena sukar sekali untuk dapat
memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat
harga tertentu.
2. Tujuan Berorientasi pada Volume Selain tujuan berorientasi pada laba, adapula
perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi
pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing
objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target
volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar.
3. Tujuan Berorientasi pada Citra Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui
strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk
membentuk atau mempertahankan citra prestisius.
4. Tujuan Stabilisasi Harga Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif
terhadap harga. Bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para
pesaingan harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang
mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industrsi-industri
tertentu yang produkny sangat terstandarisasi (contohnya minyak bumi)
Motode penetapan harga menurut Tjiptono (2012:154) secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu motode penetapan harga berbasis
2.2.Penelitian Sebelumnya
Pada studi leteratur dalam penelitian ini merunjuk pada penelitian yang
dilakukan oleh Sari dkk (2014) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Store
Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Pizza Hut Semarang dan hasil
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2016) dengan judul Pengaruh
Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada produk sabun cair LUX di
Purworejo dan Hasil penelitian menunjukkan kualitas produk dan daya tarik
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2016) dengan judul Pengaruh
Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada produk sabun cair LUX di
25
Purworejo), dan hasil penelitian menunjukkan bahwa warna, bentuk, logo, ukuran,
bahan dan label secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Salim dan Widanigsih (2017) dengan judul
penelitian Analisis Minat Beli Konsumen Terhadap Program Kursus Bahasa Inggris
Di Lembaga Kursus Bahasa Nortern Lights Education Center (NLEC) Bandung) dan
hasil penelitian menyatakan total rata-rata persentase dari seluruh sub-variabel minat
beli memiliki skor sebesar 69,91% yang masuk dalam kategori tinggi. Hal itu
menandakan bahwa minat mahasiswa tinggi dalam hal eksploratif dan referensial.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Septanto dkk (2018) dengan judul
komparatif terhadap produk Adidas dan Nike), dan hasil penelitian menyatakan
kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli, citra merek dan persepsi harga tidak
berpengaruh terhadap minat beli. Secara simultan kualitas produk, citra merek dan
persepsi harga berpengaruh pada minat beli. Analisisi minat beli terhadap emotional
response.
Untuk lebih jelas berikut ini dideskripsikan dalam tabel 2.1 tentang beberapa
Tabel 2.2
Penelitian Sebelumnya
2.3.Kerangka Pemikiran
pembelian, konsumen akan memperhatikan terlebih dahulu kualitas produk yang akan
dibeli. Setelah mengetahui kualitas dari produk tersebut, maka akan muncul minat beli
dari konsumen tersebut. Selain itu, produk dipandang penting oleh konsumen dan
Daya tarik iklan merupaka suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap minat
beli konsumen. Karena, iklan merupakan daya tarik yang paling kuat dan bisa menarik
konsumen untuk membeli suatu produk yang diinginkan. dan tidak lepas dari kualitas
Harga merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Selain melihat kualitas dari suatu produk, harga juga sangat berpengaruh terhadap
minat beli konsumen. Minat beli konsumen merupakan perilaku konsumen yang
2.3.4 Hubungan Kualitas Produk, Daya Tarik Iklan dan Persepsi Harga
Terhadap Minat Beli
Hubungan kualitas produk, daya tarik iklan dan persepsi harga sangat
berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Setiap konsumen berhak untuk memilih
barang apa yang akan dibelinya, akan tetapi minat beli atau keputusan pembelian
tersebut dapat dipengaruhi oleh kualitas produk, iklan serta harga. Sehingga, setiap
28
paparan hubungan antara kualitas produk, daya tarik iklan, persepsi harga terhadap
minat beli. Maks secara ringkas hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Kualitas Produk
(X1)
H1
H3
Persepsi Harga
(X3)
H4
2.4.Hipotesis
H1: Kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada
H2: Daya tarik iklan secara parsial berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada
H3: Persepsi harga secara parsial berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada
H4: Kualitas produk, daya tarik iklan dan persepsi harga berpengaruh secara simultan
terhadap minat beli konsumen pada produk Erto’s di Kota Banda Aceh.