PARAGRAF
Paragraf adalah suatu tulisan karya ilmiah atau karangan dalam sebuah kalimat dimana
penulisannya diawali dengan baris baru. biasanya dalam sebuah tulisan atau kalimat paragraf dibuat
agak masuk kedalam dengan beberapa ketukan spasi dengan tujuan dapat memberikan gagasan atau
ide-ide dari penulis.
Fungsi Paragraf
Paragraf dalam sebuah kalimat dapat menjadi pengantar sebuah ide-ide, isi kalimat dan kalimat
penutup pada tulisan yang dibuat oleh penulis.
1. Mencurahkan suatu perasan dan pemikiran penulis dalam sebuah karya atau kalimat dalam
bentuk tulisan yang dibuat secara logis dan dapat diterima oleh pembaca.
2. Paragraf tak hanya mencurahkan segala sesuatu tentang pemikiran dan perasan, tetapi
paragraf juga dapat membantu pembaca untuk memahami segala sesuatu mengenai isi dan
topik dalam sebuah tulisan.
3. Dalam penulisan paragraf dapat memudahkan penulis untuk menyusun segala sesuatu
mengenai isi pemikiran sang penulis.
4. Dapat membantu penulis dalam mengembangkan gagasan-gagasan atau ide dari segala
sesuatu yang berhubungan dengan topik yang ingin ditulis oleh penulis menjadi sebuah
karya tulis yang akan dibuat.
1
Ciri-Ciri Paragraf
1. Pada kalimat pertama atau utama paragraf harus masuk agak kedalam dengan beberapa
ketukan spasi. Ketukan spasi dalam paragraf sekitar lima ketukan, biasanya ketukan lima
spasi ini digunakan untuk jenis kalimat atau karangan yang biasa.
2. Paragraf biasanya digunakan sebagai pikiran utama dalam sebuah kalimat atau topik yang
telah ditentukan oleh penulis.
3. Kalimat topik dan kalimat pengembang dalam paragraf memiliki fungsi dalam penulisan
dimana fungsi tersebut dapat menjelaskan atau menerangkan pikiran utama dari penulis
dalam menuliskan sebuah karya atau karangan dalam sebuah kalimat topik.
4. Selain itu pada poin keempat paragraf juga memakai sebuah kalimat penjelas dalam tulisan
dimana kalimat penjelas tersebut berisikan tentang kedetailan dari kalimat topik. Paragraf
memang bukan kumpulan dari kalimat topik, tetapi paragraf disini berisi beberapa kalimat
penjelas dan hanya satu kalimat topik.
Jenis-Jenis Paragraf
Berikut ada beberapa jenis paragraf berdasarkan isi dan letak kalimat pokok :Paragraf Berdasarkan
Letak Kalimat Pokok Dan Contohnya:
Paragraf Deduktif
Paragraf ini adalah ditandai oleh suatu kalimat atau paragraf yang terletak di awal paragraf.
Contohnya : membaca memang penting dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Seseorang
yang ingin memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca buku-buku terkait dalam
bidang kesehatan.
2
Ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu komunikasi, cukup mempelajari buku-buku ilmu
komunikasi. Sama seperti halnya mengenai ilmu pengetahuan lainnya, hanya cukup membaca
buku-buku pengetahuan berdasarkan bidang anda pilih.
Paragraf Induktif
Paragraf ini adalah sebuah kalimat atau paragraf dimana ide pokoknya berada di akhir paragraf.
Contohnya: seseorang yang ingin memiliki pengetahuan di bidang kesehatan, hanya cukup
membaca buku-buku tentang kesehatan. Jika ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu komunikasi
cukup membaca buku-buku terkait bidang ilmu komunikasi. Sama halnya dengan ilmu pengetahuan
lain. Jadi membaca memang penting dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan.
Paragraf Campuran
Paragraf ini adalah suatu kalimat atau paragraf yang dicampur antara paragraf awal dan paragraf
akhir.
Contohnya : membaca memang penting dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Seseorang
yang ingin memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca buku terkait dalam bidang
kesehatan. Ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu komunikasi, cukup mempelajari buku-buku
ilmu komunikasi.
Sama halnya mengenai ilmu pengetahuan lainnya hanya cukup membaca buku-buku pengetahuan
berdasarkan bidang yang di pilih. Sekali lagi membaca memang penting dalam menguasai berbagai
ilmu pengetahuan.
Paragraf Narasi
Dalam jenis paragraf ini tidak memiliki kalimat ide pokok maupun kalimat yang dijelaskan, karena
semua kalimat pada paragraf ini dianggap semuanya penting.
Contohnya : seseorang yang ingin memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca
buku-buku terkait dalam bidang kesehatan. Ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu ilmu
komunikasi, hanya cukup membaca buku tentang ilmu komunikasi. Sama halnya dengan ilmu
pengetahuan lainnya cukup membaca buku-buku yang terkait dengan ilmu yang dipelajari.
Paragraf Berdasarkan Yang Ditinjau Dari Isinya Beserta Contohnya Dibedakan Sebagai
Berikut :
3
1. Paragraf Eksposisi
Paragraf ini adalah suatu kalimat yang memaparkan sebuah isi paragraf terhadap suatu masalah atau
sebuah peristiwa.
Contohnya: kegiatan dalam merayakan ulang tahun TNI ke 72 tanggal 5 Oktober 2017 di lapangan
blang padang banda aceh. Semua warga banda aceh turut hadir menyaksikan serangkaian acara
ulang tahun TNI ke 72 dengan berbagai ragam acara seperti : Drumband, Tari Saman dan acara
lainnya.
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf ini adalah suatu kalimat yang memaparkan isi gambaran pada suatu keadaan atau sebuah
peristiwa yang bentuk tulisan sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar dan
merasakan serta mengalami peristiwa tersebut.
Contohnya: saat brownis coklat buatan ibuku dihidangkan untukku, wangi brownis coklatnya
langsung tercium enak oleh hidungku. Saat aku mencoba memakannya, bentuk dan rasa manisnya
langsung membuat lidahku bergoyang. Sungguh, ibuku sangat pandai sekali membuat brownis
coklat ini.
3. Paragraf Persuasi
Paragraf ini adalah sebuah kalimat atau paragraf dimana isinya dapat mempengaruhi atau
membujuk pembaca untuk memperoleh pendapat dan gagasan yang sama dengan penulis.
Contohnya: membaca memang merupakan faktor penting dalam menguasai berbagai ilmu
pengetahuan. sebab seseorang tak memiliki niat untuk membaca pasti tidak banyak memiliki tingkat
pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan biasanya bersumber dari buku. Misalnya anak yang pandai
dalam pelajaran, biasanya dia akan menjadi kutu buku. Bagi siapa saja yang tidak memiliki niat
untuk membaca pasti pengetahuannya tidak luas dan terbatas. Oleh karena itu membaca menjadi hal
yang penting dan biasakanlah membaca buku.
4. Paragraf Argumentasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya dapat menyakinkan pembaca sehingga
memperoleh dan menerima gagasan dalam sebuah karya yang ditulis oleh penulis.
4
Contohnya: membaca memang merupakan faktor penting dalam menguasai berbagai ilmu
pengetahuan. Seorang penasihat hukum pasti selalu membaca buku-buku yang terkait dengan
hukum, sebab jika tidak membaca buku hukum pasti ia akan merasa kesulitan dan tidak tahu apa
saja pasal-pasal yang tertera dibuku hukum. Seorang mahasiswa, tidak mau membaca buku maka
akan mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal dari dosen.
5. Paragraf Narasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya menceritakan suatu peristiwa atau sebuah
masalah, sehingga membuat pembaca menjadi tehibur atau terharu.
Contohnya: beberapa hari yang lalu kami pergi ke sebuah pusat wisata yang berada di Jakarta.
Kami pergi dengan 2 mobil pribadi. Mobil kami melaju cukup cepat secara beriringan dengan mobil
lainnya. Perjalanan menjadi sangat menyenangkan, semua orang tampak gembira. Cahaya sinar
matahari menyinari kami sehingga membuat pemandangan dari dalam kacamata mobil cukup indah.
5
BAB 2
A. FAKTA
Pengertian Fakta
Fakta adalah sesuatu diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena
mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah
melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya
Ciri-Ciri Fakta
Berupa kenyataan
Sumbernya berasal dari kejadian atau peristiwa atau hal atau objek yang ada di sekitar kita. Oleh
karena itu fakta selalu bersifat faktual (sesuai dengan kenyataan atau apa adanya)
Kebenarannya dapat dibuktikan sesuai dengan kejadian, peristiwa, hal atau objek yang
diungkapkan atau dilaporkan
Mengedepankan hasil temuan, sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai
penguat argumen,misalnya "berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci...", "mengutip kata
Shakespeare...", "menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI...", dll
Kejadiannya sudah terjadi dan pasti dan biasanya disertai dengan waktu kejadian misalnya
seperti "kebakaran yang terjadi di tanah abang senin kemarin telah memakan 8 orang korban
jiwa
Pengungkapannya dalam bentuk kalimat berita atau pernyataan, contoh: pada tahun 2007,
internet telah dimanfaatkan orang indonesia untuk berbagai keperluan
Manfaat Fakta
Bagi pendengar, fakta berguna untuk melengkapi informasi dan menambah pemahaman suatu
kosep tertentu
Bagi penyaji, dengan berbicara fakta maka penyaji dapat dipercaya oleh pendengar atau orang
lain, karena fakta sudah pasti kebenarannya
6
B. OPINI
Pengertian Opini
Opini adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu
terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan
pemastian atau pengujian.
Dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku di masa depan dan
kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurutpembuktian
melalui induksi. Opini bukanlah merupakan sebuah fakta akan tetapi jika dikemudian hari dapat
dibuktikan atau diverifikasi maka opini akan berubah menjadi sebuah kenyataan atau fakta
Ciri-Ciri Opini
Sumber didapat dari hasil pemahaman seseorang mengenai fakta atau apa saja dan kemudian
diungkapkan dalam pernyataan. Oleh karena itu opini bisa benar bisa juga salah
Kebenaran opini bergantung pada dua hal, yakni kebenaran faktanya dan kebenaran
pemahamannya. Oleh karena itu, kebenaran opini bersifat relatif, yakni tergantung kebenaran
fakta, pemahaman, dan cara pengungkapannya
Belum pasti kejadiannya dan biasanya diawali dengan kata-kata seperti "menurut
saya","sepertinya","saya rasa"
Penggunaan kata-kata "menurut saya", "menurut hemat saya", "berdasarkan sepengetahuan
saya", dan lain sebagainya, karena kalimat opini adalah bentuk pendapat pribadi
Informasi yang belum dibuktikan kebenarannya.
Penggunaan dalam kalimat berita atau pernyataan. Contoh: penggunaan internet oleh orang
indonesia cenderung digunakan dalam hal-hal negatif (pernyataan ini bisa benar bisa salah,
bergantung pada kenyataan yang ada)
Manfaat Opini
Bagi pendengar, opini membantu memahami sesuatu yang diuraikandalam berita atau
laporan
Bagi penyaji, apabila opini yang diutarakan terbukti kebenarannya, maka oleh masyarakat
penyaji akan dipercaya opininya
7
CONTOH:
Penting !!!!
Fakta : hal yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi
Opini : pernyataan yang merupakan pribadi seseorang
8
dengan alasan radio komunitas tergolong gelap sehingga harus di-sweeping.
Padahal, kata Adam, radio komunitas telah berkembang sebagai bagian dari
pemberdayaan masyarakat dalam mengelola informasi. Dengan kekuatan pemancar
10 watt, radio komunitas di Yogyakarta mampu memberi layanan informasi kepada
komunitas tertentu, baik geografis maupun sesama kepentingan.
“Saat ini tercatat 31 radio komunitas di DIY yang menyatakan tergabung
dalam JRKY. Akan tetapi, sesungguhnya, secara riil di lapangan jumlahnya berkisar
50. Radio semacam itu terus menjamur sejak tahun 1997 hingga sekarang,” tandas
Agam.
9
Opini yang ada di dalam berita
1. Nur Ahmad Affandi berkomentar, dengan berdirinya JRKY diharapkan upaya penyadaran
terhadap aparat pemerintah semakin gencar.
2. Padahal, kata Adam, radio komunitas telah berkembang sebagai bagian dari pemberdayaan
masyarakat dalam mengelola informasi.
3. Pemerintah menolak pencantuman lembaga penyiaran komunitas, dengan alasan radio
komunitas tergolong gelap sehingga harus di-sweeping.
10
BAB 3
RINGKASAN
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan
efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami
atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara
seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar
menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan
penulis.
Ciri-ciri ringkasan:
Ada beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur, yaitu
sebagai berikut:
11
kalimat baru, merangkai semua gagasan kedalam suatu wacana yang jelas dan dapat
diterima oleh akal sehat.
Ketentuan Tambahan
Ada beberapa ketentuan tambahan yang perlu diperhatikan dalam menyusun ringkasan, yaitu:
Rangkuman
Rangkuman artinya kegiatan menyusun gagasan pokok / intisari suatu karangan atau buku menjadi
bentuk yang pendek. suatu rangkuman tidak boleh mengubah ide pokok (gagasan pokok) teks
aslinya.
Manfaat Rangkuman
Adapun beberapa manfaat dari suatu rangkuman, antara lain sebagai berikut:
12
Membantu keperluan yang sifatnya praktis. Misalnya butuh intisari buku dalam waktu yang
singkat.
Langkah-Langkah Merangkum
Bacalah teks secara cermat dan efektif, sampai kamu dapat menangkap gagasan utama,
kesan umum, sudut pandang, dan tema utama dari teks.
Catatlah bagian-bagian yang kamu anggap penting.
Tulislah informasi berdasarkan bagian-bagian yang kamu anggap penting tersebut.
Tulislah ulang intisari bacaan ke dalam bentuk kalimat tidak langsung, bergaya orang ketiga
(penceritaan). Gunakan bahasa sendiri, bukan bahasa teks/buku yang diambil secara utuh,
menyeluruh, lengkap, sekalipun dalam bentuk penuturan yang singkat.
Tidak memasukkan pikiran, ilustrasi, atau contoh sendiri.
Tidak mengubah keseimbangan dan penekanan pengarang asli.
Menyusun draf atau kerangka untuk membuat intisari bacaan.
Susun draf menjadi bentuk rangkuman yang baik.
IKHTISAR
Pada dasarnya sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk kecil dari
suatu karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang
membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar. Untuk mengambil inti ikhtisar bebas
mengambil kata-kata, asal tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.
13
BAB 4
MAJAS
Pengertian majas
Menurut Slamet Muljana, majas merupakan susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang
timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati
pembaca.
Gaya bahasa seseorang ketika hendak atau sedang mengungkapkan perasaannya, baik secara lisan
maupun tulisan yang kemudian dapat menimbulkan atau memberikan reaksi pembaca berupa
tanggapan.
Pengunaan majas ini banyak kita jumpai dalam suatu karya- karya sastra. Seperti puisi, cerita
pendek atau cerpen, novel, atau pun drama. Di dalam karya karya sastra tersebut, penulis atau
penyair memilih kata- kata tertentu untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai dengan apa yang di
rasakannya.
Majas Perbandingan
Majas Pertentangan
Majas Sindiran
Majas Penegasan
Dari keempat golongan majas masih dibagi lagi dalam beberapa jenis;
1. Majas Perbandingan:
Majas perbandingan adalah suatu gaya bahasa berkias yang menyatakan perbandingan dengan
tujuan untuk menambah kesan atau memberi pengaruh pada yang mendengar dan membacanya.
Jenis-jenis majas perbandingan;
14
Asosiasi
Majas asosiasi adalah ungkapan yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain karena
persamaan sifat.
Contoh :
Personifikasi
Majas personifikasi ialah gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat
manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah seperti benda hidup.
Contoh :
Alegori
Majas alegori ialah gaya bahasa yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau
penggambaran.
Contoh :
15
Imam ialah kemudi dalam mengarungi zaman.
Simbolik
Majas Simbolik adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan memakai simbol atau
lambang untuk menyatakan maksud.
Contoh :
Metonimia
Majas metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan merek dagang atau nama barang untuk
melukiskan sesuatu yang diperguanakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Contoh :
Sinekdok
Majas Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdok terdiri atas dua bentuk berikut.
1. Pars pro toto = Menggambarkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh :
16
2. Totum pro parte = Menggambarkan seluruh untuk sebagian.
Contoh:
Simile
Majas Simile ialah pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata
depan dan penghubung, seperti layaknya, laksana, bagaikan, dan lain-lain.
Contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.
Tatapannya laksana macan menerkam.
Raut wajahnya bagai bola api.
Hiperbola
Majas hiperbola ialah pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga tidak masuk akal.
Contoh :
Litotes
17
Majas litotes ialah ungkapan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya
dengan kenyataan yang sesungguhnya dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh :
Eufimisme
Majas eufimisme ialah pengungkapan kata-kata yang dianggap tabu atau dirasa kasar dan
mengganti dengan kata-kata lain yang lebih halus atau pantas.
Contoh :
Alusio
Majas alusio ialah pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh :
Metafora
18
Majas metafora ialah majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas
dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh :
Merupaakan majas metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan
manusia untuk hal yang bukan manusia.Contoh :
Sinestesia
Merupakan majas metafora ialah ungkapan yang menghubungkan dengan suatu indra untuk
dikenakan pada indra lain.
Contoh :
Aptronim
Majas aptronim ialah pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Contoh :
19
Fabel
Majas fabel ialah menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur
kata.
Contoh :
Semut-semut itu saling bekerja sama untuk membawa pulang makanan besar itu.
Kucing itu berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk menyantap tikus di depannya.
Parabel
Majas Parabel ialah ungkapan atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
Contoh :
Majas Perifrase
Kemanapun ia pergi, ia selalu menunggangi besi tua bertuliskan Honda tahun 1945.
Majas Eponim
20
Gelora ‘Bung Karno’.
Majas Disfemisme
Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
Contoh:
Majas Depersonifikasi
Majas Hipokorisme
Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
Contoh:
Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat Otok kian
terkesima.
2. Majas Sindiran:
21
Adalah gaya bahasa yang mengandung sindiran untuk menguatkan kesan dan pengaruhnya terhadap
yang mendengarnya dan membacanya. Adapun jenis-jenisnya:
Ironi
Majas ironi adalah majas sindiran yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan
maksud untuk menyindir seseorang.
Contoh :
Sinisme
Majas sinisme yaitu majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya, seperti ironi tetapi
kasar.
Contoh :
Sarkasme
Majas sarkasme ialah majas sindiran yang sangat kasar dan menyakitkan
Contoh :
22
Dasar gajah!, tak lihat kah kau aku berdiri di hadapanmu.
3. Majas Penegasan:
Suatu gaya bahasa atau kiasan yang dipergunakan untuk memberikan penegasan atau meningkatkan
kesan serta pengaruh terhadap pendengar atau pembaca”. Adapun jenis-jenisnya:
Pleonasme
Majas pleonasme yaitu majas yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu
dikatakan lagi.
Contoh :
Repetisi
Majas repetisi yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata
berkali-kali.
Contoh :
Cinta ialah anugrah. Cinta ialah kesetiaan. Cinta ialah kerinduan. Cinta ialah pengorbanan.
Hidup ialah perjalanan. Hidup ialah belajar. Hidup ialah perjalanan menuju kematian.
Paralelisme
23
Majas paralelisme hampir sama dengan majas repetisi, tetapi lebih banyak dipakai dalam puisi.
Paralelisme dibagi menjadi dua, yaitu anafora dan epifora.
Anafora ialah pengulang kata atau frase yang terdapat di awal kalimat.
Contoh :
Epifora
Klimaks
Majas klimaks ialah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan
urutan kata yang makin lama, makin memuncak pengertiannya.
Contoh :
24
Anti Klimaks
Majas anti klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan
menggunakan urutan kata-kata yang makin lama bertambah lemah pengertiannya.
Contoh :
Okupasi
Majas okupasi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi
penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh :
4. Majas Pertentangan:
Gaya bahasa atau kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan maksud sebenarnya oleh
pembicara atau penulis dengan tujuan untuk memberikan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca
atau pendengar”. Jenis-jenisnya dibedakan menjadi berikut.
Majas Paradoks
Majas ini terlihat seolah-olah ada pertentangan atau majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu
yang bertentangan.
Contoh :
25
Dia merasa kesepian di antara banyaknya orang yang sedang berpesta.
Gajinya besar, tapi hidupnya melarat. (Artinya, uang cukup, tetapi jiwanya menderita).
Majas Antitesis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah dikatakan semula.
Apa yang sudah dikatakan, disangkal lagi oleh ucapan kemudian.
Contoh :
Semuanya sudah hadir, kecuali Si Amir. (Kalau masih ada yang belum hadir, mengapa
dikatakan “semua” sudah hadir).
Wajahmu sungguh sangat sempurna, tapi sayang banyak jerawatnya
BAB 5
Kalimat
26
Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah
subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu
bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan
makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang
utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan (http://id.wikibooks.org). Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Unsur – Unsur Kalimat
1. Subjek
Subjek merupakan bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah. Biasanya berupa kata
benda/frasa (konkret/abstrak) yang merujuk kepada benda. Selain itu, subjek akan dapat menjawab
suatu pertanyaan dengan menggunakan kata tanya : apa dan siapa.
Contoh:
2. Predikat
Predikat merupakan bagian kalimat yang akan memberitahukan tindakan/keadaan dari subjek yang
biasanya berupa kata/frasa. Predikat dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dengan kata
tanya mengapa dan bagaimana.
Contoh:
27
Beckham sedang bermain bola.
S P
3. Objek
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat yang biasanya berjenis nomina, frasa,
dan klausa. Objek dapat diubah menjadi subjek jika kalimat tersebut dipasifkan (dirubah dari aktif
menjadi pasif)
Contoh:
4. Pelengkap
Pelengkap juga bagian kalimat yang melengkapi predikat. Biasanya berjenis kata/frasa nominz,
frasa adjektiva dan frasa preposisional.
Contoh:
5. Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang akan menerangkan berbagai hal tentang konjungsi
(kata hubung).
Contoh:
28
S P O K
Macam-macam konjungsi:
1. Alat : dengan+gunting
29
7. KB1 +KB2 → Kata Benda1 + Kata Benda2
A. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung
juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga).
Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau
kalimat perintah.
Contoh:
Contoh:
– Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
.
B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
30
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan
satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang
dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-
pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya.
Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat
tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu
kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu,
dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu
Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik
kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
32
– Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
– Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
– Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh
kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
– Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama
juara melukis tingkat SMP.
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat,
yaitu:
33
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
Contoh:
– Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Contoh:
– Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
34
.
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya.
Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya
diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat
ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
35
* Kalmat berita bentuk lainnya
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan
dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau
yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya
dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu
buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
36
– Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
. S P K
Contoh:
– Selamat sore
– Silakan Masuk!
– Kapan menikah?
– Hei, Kawan…
1. Kalimat Inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang
pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan
tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya
dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
2. Kalimat Versi
37
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola
kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
Contoh;
– Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
– Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di
negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
Contoh:
38
– Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu
dibebaskan juga.3.
Contoh:
– Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan
transaksi, dan IHSG naik tajam.
– Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat
dengan leluasa.
G. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat
berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi,
tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
39
Contoh: Eni mencuci piring.
. S P O1
Contoh:
Contoh:
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya
memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan
di-,ter-,ke-an.
Contoh:
Contoh:
– Ku pukul adik.
. O2 P S
4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian
subjek dan predikat dirapatkan.
BAB 6
Kalimat Baku & Tidak Baku
41
Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki keseuaian dengan kaidah berbahasa Indonesia baik
dalam hal diksi (pilihan kata), stuktur kalimat, dan ejaannya. Kalimat baku juga memiliki kesamaan
dengan kalimat efektif jika diperhatikan dari sisi bentuknya. Namun terkadang kalimat efektif tidak
perlu memperhatikan sisi ideal dari kalimat baku. Kesimpulannya adalah kalimat baku sudah pasti
efektif, sedangkan kalimat efektif belum tentu baku.
Sedangkan kalimat tidak baku adalah kalimat yang tidak memenuhi syarat penggunaan kaidah
berbahasa Indonesia. Dalam beberapa kasuistik, kalimat efektif juga masuk ke dalam ranah kalimat
tidak baku dengan hanya memperhatikan efektivitas maksud dan tujuan yang hendak disampaikan.
Kalimat baku adalah kalimat yang memenuhi syarat kaidah berbahasa Indonesia. Di bawah ini
adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu kalimat agar menjadi kalimat baku. Syarat ini
juga merupakan ciri mutlak yang harus ada pada kalimat baku. Penjabarannya adalah sebagai
berikut :
1. Logis
Kalimat baku haruslah dapat diterima dengan akal sehat. Walaupun sebuah kalimat tersebut
seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun jika tidak memenuhi syarat kelogisan
kalimat baku, maka kalimat tersebut bukanlah kalimat baku. Contoh :
– Bagi yang membawa rokok harap dibuang sekarang juga sebelum ada yang memeriksa nanti!
Walaupun kalimat di atas dinilai sangat komunikatif, kalimat tersebut tidaklah logis. Dilihat dari
struktur penyampaiannya, maka dapat ditafsikan sebagai perintah seseorang untuk membuang orang
yang membawa rokok. Kesalahan penafsiran ini mungkin saja terjadi jika hal tersebut disampaikan
diluar konteks. Seharusnya kalimatnya menjadi seperti berikut ini :
– Bagi yang membawa rokok harap membuangnya sekarang, sebelum ada petugas yang akan
memeriksa barang bawaan anda!
2. Hemat
42
Kalimat baku selalu menggunakan kata yang efektif dan tidak melakukan pemborosan kata di
dalamnya.
Contoh :
Kalimat di atas menggunakan kata yang berlebihan sehingga menjadikan kalimat tersebut tidak
efektif. Kalimat di atas akan menjadi hemat (efektif) jika hanya menggunakan salah satu dari kata
“sungguh” atau “sekali.” Perhatikan dua contoh kalimat berikut :
3. Padu
Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kepaduan antar unsur kalimatnya.
Contoh :
– Dari temuan yang didapatkan selanjutnya dapat disimpulkan bahwa melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.
Kalimat di atas tidak memenuhi unsur penyusun kalimat secara utuh yang ditunjukkan dengan tidak
adanya unsur subyek di dalamnya. Kalimat di atas akan menjadi baku jika diubah menjadi :
“nilai tukar rupiah terhadap dolar akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.”
4. Kesesuaian Struktur
Kalimat baku memiliki kesesuaian struktur yang tidak menimbulkan makna rancu.
Contoh :
43
– Ayah mebelikan tas adik.
Maksud dari kalimat di atas adalah ayah membelikan tas untuk adik. Akan tetapi kaliamt di atas
sangat rancu sehingga tak dapat ditafsirkan demikian. Seharusnya kalimat di atas adalah sebagai
berikut :
Kalimat tidak baku memiliki beberapa ciri utama yang membedakan dengan kalimat baku dalam
penulisannya. Berikut beberapa ciri yang terdapat dalam kalimat baku :
Kalimat yang tidak memperhatikan ketepatan penulisan tanda baca bukanlah tergolong kalimat
baku. Sebaliknya kalimat tersebut adalah kalimat yang tidak baku meskipun memenuhi syarat
kesesuian kaidah berbahasa Indonesia.
Contoh :
– Pak guru bertanya, “Memangnya kamu bisa pintar tanpa belajar!” (kalimat tidak baku)
Kalimat langsung di atas seharunya menggunakan tanda baca tanga (?) di akhir kalimatnya.
Seharusnya kalimat di atas adalah sebagai berikut :
Pak guru bertanya, “Memangnya kamu bisa pintar tanpa belajar?” (kalimat baku)
Kalimat di atas tidak menggunakan tanda baca yang tepat. Seharusnya kalimat berita di atas pada
akhir kalimatnya menggunakan tanda baca titik (.). Maka kalimatnya yang benar adalah: “Dani
bersepeda di sore hari.”
Kalimat menjadi tidak baku jika tidak tepat dalam menggunakan huruf kapital.
44
Contoh :
– Susan dan ani pergi bersama menuju sekolah. (kalimat tidak baku)
Penulisan nama orang yakni “ani” dalam kalimat di atas seharusnya menggunakan huruf kapital.
Kalimat di atas seharusnya adalah seperti contoh berikut :
Kalimat yang tidak memenuhi syarat ketepatan struktur ketatabahasaan pada kalimat termasuk ke
dalam kalimat tidak baku.
Contoh :
Kalimat di atas tidak terdapat unsur kalimat predikat (Verba) sehingga kalimat tersebut bukanlah
kalimat baku. Seharusnya kalimat tersebut dilengkapi dengan unsur predikat (V) “pergi.” Sehingga
kalimatnya menjadi :
45