Anda di halaman 1dari 19

Paragraf Dan Pengembangannya

Makalah ini diajukan untuk tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: Indah Mei Diastuti, M.Pd

Disusun Oleh:
Arvin Nazala Azhar
Nurul Farihah
Nur Rohmah Lailatul Qodriyah

PRODI PENDIDKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufiq, serta hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Paragraf dan pengembangannya”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu Indah Mei Diastuti, M.Pd, Selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini.

Kami harap makalah ini dapat menambah pengetahuan, khazanah keilmuan serta
wawasan kita terhadap persoalan mengenai paragraf. Oleh sebab itu penting bagi saya adanya
kritik , saran, dan usulan untuk memperbaiki makalah yang saya buat diwaktu yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang membacanya dan
juga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca

Jombang,9 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
Latar Belakang…………………………………………………………………………………….
Rumusan Masalah………………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..
Pengertian Paragraf……………………………………………………………………………….
Unsur-unsur Pengembangan Paragraf…………………………………………………………..
Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuan……………………………………………………………..
Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama……………………………………………
Pengembangan Paragraf…………………………………………………………………………
BAB III …………………………………………………………………………………………….
Kesimpulan…………………………………………………………………………………...........
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Pembelajaran mengenai paragraf sudah menjadi persoalan serius di kalangan pelajar baik
tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Kegiatan komunikasi kelilmuan secara tertulis
menuntut mahasiswa dalam membuat sebuah paragraf dan dituangkan kedalam karya ilmiah.

Penyebab dari permasalah tersebut, disebabkan rendahnya motivasi mahasiswa dalam


mengasah kemampuanya dalam menulis sebuah paragraf. Selain itu, kemampuan mahasiswa
dalam berpikir kritis mengenai suatu permasalahan dan kurangnya berlatih. Kedua hal tersebut
erat kaitannya dengan kemampuan mahasiswa dalam menuliskan sebuah paragraf.

Sebagai seorang pelajar, menentukan solusi atas permasalah tersebut merupakan jalan
terbaik yang harus di tempuh demi terciptanya kompetisi dalam diri mahasiswa untuk
menghasilkan karya terbaiknya dalam bidang tulisan berupa karya ilmiah. Salah satu cara untuk
mengatasinya dengan menemukan beberapa metode atau model pembelajaran yang sesuai
kerakteristik mahasiswa. Selain itu, menemukan beberapa faktor yang menyebabkan
keberhasilan dalam membuat sebuah paragraph juga perlu dilakukan oleh pengajar demi
tercapainya hasil yang maksimal dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang akan dicapai.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menyampaikan gagasan penulis dengan
caranya sendiri. Dalam hal ini kemampuan mahasiswa dalam menulis paragraf sangat di
perlukan demi tercapainya penulisan keraya ilmiah yang baik dan benar sesuai aturan dalam
bahasa Indonesia.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja macam-macam paragraf ?


2. Bagaimana pengembangan paragraf?
3. Bagaimana hubungan antar paragraf?

TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui macam paragraf


2. Untuk mengetahui pengembangan paragraf
3. Untuk mengetahui hubungan antar paragraph
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Paragraf

Banyak pendapat mengenai pengertian dan batasan paragraf. Meskipun demikian, intisari dari
pendapat-pendapat tersebut adalah sama. Paragraf adalah gabungan beberapa kalimat yang saling
berhubungan dan menghasilkan suatu tema tertentu. Umumnya, paragraf terdiri dari empat hingga
tujuh kalimat, tergantung pengembangan gagasan yang diinginkan penulis.

Paragraf mempunyai ide pokok (gagasan utama) yang dikemas dalam kalimat topik. Bagi penulis,
ide pokok itu menjadi pengendali untuk kalimat-kalimat penjelas/pengembang agar tidak keluar dari
pokok pembicaraan. Sementara itu, bagi pembaca ide pokok itu menjadi penuntun dalam memahami isi
karena di situlah inti informasi yang ingin disampaikan penulis.

Salah satu dari sekumpulan kalimat dalam paragraf merupakan kalimat topik, sedangkan
kalimat-kalimat lainnya merupakan pengembang yang berfungsi memperjelas atau menerangkan
kalimat topik yang biasa disebut kalimat penjelas.

Unsur-unsur Pengembangan Paragraf

Unsur paragraf merupakan unsur-unsur pembangun di dalam paragraf. Unsur pembangun


paragraf berfungsi membentuk kalimat agar menjadi paragraf yang baik. Misalnya nih, kalimat utama
tanpa kalimat penjelas tidak akan membentuk paragraf yang sempurna. Berikut adalah unsur-unsur
paragraf :

1. Topik atau Gagasan utama


2. Kalimat utama
3. Kalimat penjelas
4. Konjungsi

1.Topik atau Gagasan Utama

Unsur ini merupakan jantung dari sebuah paragraf. Topik atau gagasan utama merupakan ide utama
yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Oleh karena itu, ide pokok dalam teks sering juga
disebut pokok pikiran atau gagasan utama teks. Intinya, gagasan utama “layaknya jiwa” yang
menghidupkan sebuah paragraf agar menarik di mata pembaca.

Untuk dapat menentukan ide pokok pada suatu teks tulis, kita harus membaca teks dengan saksama
secara keseluruhan. Setelah itu, carilah kalimat utama dari teks tersebut. Dalam suatu paragraf atau
teks, ide pokok dapat dijumpai pada kalimat utama. Jika sudah menemukan kalimat utama dari teks
tersebut, barulah ide pokok dai teks dapat ditentukan. Dengan mengetahui ide pokok suatu teks, kamu
akan lebih mudah untuk mengetahui inti atau masalah utama yang disampaikan penulis melalui teks
yang ditulisnya.

2.Kalimat utama

Unsur pembangun yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat utama berisi gagasan utama yang
diletakkan secara tersurat pada awal atau akhir paragraf. Namun, kalimat utama dapat juga ditemukan
pada awal dan akhir paragraf. Kalimat utama bersifat umum dan akan dikembangkan oleh kalimat-
kalimat pendukung lainnya.

3.Kalimat penjelas

Unsur yang ketiga adalah kalimat penjelas. Seperti yang disebutkan di atas, kalimat pendukung berfungsi
untuk mengembangkan dan memperkuat gagasan yang disampaikan pada kalimat utama. Kalimat
penjelas bisa berupa data pelengkap seperti opini, fakta, atau data yang valid.

4.Konjungsi

Unsur yang berikutnya adalah konjungsi. Apa sih konjungsi itu? Singkatnya, konjungsi adalah kata
sambung atau kata penghubung. Konjungsi dalam bahasa Indonesia ada dua jenis, yaitu konjungsi
intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.

Konjungsi intrakalimat adalah kata sambung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frasa
dengan frasa, serta klausa dengan klausa dalam satu kalimat. Misalnya, “dan”, “sehingga”, “agar”,
“sebelum”, dan lain-lain.

Contohnya: Kami menyiapkan jaket dan kaus kaki sebelum pergi ke Malang.

Berbeda dengan konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat adalah kata sambung yang
menghubungkan antarkalimat dalam satu paragraf. Misalnya, “Jadi”, “Oleh karena itu”, “Namun”.

Contohnya: “Hari ini Kota Malang diguyur hujan deras. Oleh karena itu, kita harus membawa payung di
tas saat sedang ke luar rumah.”

JENIS PARAGRAF BERDASARKAN TUJUAN

1. Paragraf Naratif

Paragraf naratif adalah jenis paragraf yang menampilkan peristiwa secara kronologis dan memiliki alur
gagasan yang pasti. Jenis paragraf ini biasanya digunakan sebagai media dalam teknik menulis yang
menuntut penggambaran alur cerita yang runtut dan jelas. Struktur jenis paragraf naratif biasanya
banyak digunakan dalam teks fiksi yang menggunakan “kisah” sebagai topik utamanya.

Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang pelaku, ada waktu dan latar
kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan dalam jenis paragraf naratif adalah urut atau
kecenderungan memiliki alur yang jelas, misalnya alur maju.
Jenis paragraf naratif dibedakan lagi berdasarkan jenis cerita, yakni narasi ekspositoris dan narasi
sugestif. paragraf narasi ekspositoris menampilkan informasi peristiwa yang tepat untuk pembaca
ketahui. Sedangkan paragraf narasi sugestif menampilkan kisah fiksi yang sifatnya imajinatif.

Dalam mempelajari berbagai jenis paragraf dan menulis sebuah paragraf yang baik, Grameds dapat
mempelajarinya melalui buku Paragraph Writing For Academic Courses: A Modern Approach oleh
Basturi Hasan yang menjelaskan bagaimana cara menulis setiap jenis paragraf yang ada dengan baik.

Contoh Jenis Paragraf Naratif:

Pada tahun 1959 Awaludinsyah baru berusia 8 tahun. Saat itu dia mulai sering mengunjungi sanggar
yang biasanya digunakan orang hamba untuk belajar. Awaludinsyah yang selalu berada di Istana
Daruddunia ini nyaris tidak pernah meninggalkan kamarnya. Hal itu tentu bukan keinginannya, namun
perintah Sultan Maliksyah, ayahnya saat itu yang sedang dirundung kecemasan karena istananya sedang
dalam bahaya. Karena rasa penasarannya, akhirnya Awaludinsyah mulai berani meninggalkan kamarnya
tanpa sepengetahuan orang hamba atau pengawal istana. Bahkan sampai di halaman istana saja,
Awaludinsyah sudah sangat bahagia.

2.Paragraf Deskriptif

Paragragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan objek dalam teks dengan lengkap dan
jelas sehingga pembaca mendapat gambaran objek dengan nyata. Teknik menulis paragraf ini
mengandalkan indra, jadi pembaca seolah-olah bisa benar-benar melihat, mendengar, meraba, merasa
objek yang diceritakan dalam paragraf. Objek yang yang dideskripsikan dalam paragraf dapat berupa
manusia, benda, tempat, waktu atau masa, dan sebagainya.

Jenis paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri menggambarkan benda, orang, makhluk, tempat dan
sebagainya dengan detail dan jelas. penggambaran yang ditampilkan merupakan hasil indra
(pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan) sang penulis. jenis paragraf ini
bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca dan memicu imajinasi mereka
tentang cerita tersebut.

Penulisan paragraf jenis ini, umumnya dapat ditemukan pada buku Ensiklopedia, seperti Ensiklopedia
Dunia Burung oleh Rani Yulianty yang ada di bawah ini.

Contoh Jenis Paragraf Deskripsi:

Tubuh yang jangkung dan kurus jadi ciri khas Si Ujud. Kulitnya yang putih langsat sering kali dikaitkan
dengan rasnya, yakni Seorang Asia. Cara jalan dengan membusungkan dadanya yang rata juga sering
menarik perhatian orang disekitarnya. Meskipun terkenal pemarah, Si Ujud tidak segan melemparkan
senyuman ke beberapa orang yang ia temui, yang mungkin juga orang yang ia sukai. Sebenarnya dia
bukanlah pria tertampan di sekolah, tapi entah mengapa wangi tubuhnya sering kali mendapat teriakan
para wanita yang duduk berjajar di depan kantin. Seperti wangi sabun kata mereka. Si Ujud juga jarang
bicara, bak radio rusak yang sudah kesulitan mengeluarkan suara.
3.Paragraf Ekspositif

Paragraf ekspositif adalah jenis paragraf yang menampilkan kejadian suatu peristiwa dengan tujuan
menceritakan kembali atau Reteller. Teknik menulis paragraf ini yakni menyajikan peristiwa atau objek
dengan cara menjelaskan, menerangkan, dan memberitahukan informasi tertentu agar pembaca
mengetahuinya. Jenis paragraf ini mengandung unsur 5W+1H (What, Who, When, Why, dan How). Gaya
penulisan pada jenis paragraf ekspositif adalah bersifat informatif.

Bedanya dengan jenis paragraf deskriptif adalah paragraf ekspositif dapat pula menginformasikan
sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra. Jenis paragraf ekspositif memiliki ciri-ciri menampilkan
definnis dan menampilkan langkah-langkah , metode atau cara melakukan sesuatu tindakan. Jenis
paragraf ekspositif antara lain eksposisi definisi, klasifikasi, proses, ilustrasi, berita, pertentangan,
perbandingan, dan analisis.

Contoh Jenis Paragraf Ekspositif:

Indonesia akhirnya terpilih sebagai tuan rumah Asian Games 2018 ke-18 di Jakarta dan Palembang. Hasil
pemungutan suara menunjukan Surabaya menjadi runner-up bersama Vietnam dan Uni Emirat Arab
yang kemudian mengundurkan diri. saat itu Vietnam juga tidak memungkinkan menjadi tuan rumah
Asian Games 2018 karena kendala fasilitas yang mereka punya. Untuk pertama kalinya Pesta Olahraga
Asia diselenggarakan bersamaan di dua kota, ibu kota Indonesia Jakarta dan Plembang ibu kota Provinsi
Sumatra Selatan. Pembukan dan penutupan acara Asian Games ini diadakan di Stadion Utama Gelora
Bung Karno, Jakarta eXport dan polo kano untuk pertama kalinya sebagai pekan olahraga eksibisi.

Dalam contoh jenis paragraf ekspositif di atas telah menjawab unsur 5W+1H.

4.Paragraf Persuasif

Paragraf Persuasif adalah jenis paragraf yang menempatkan gagasan untuk membujuk atau mengajak
pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan maksud sang penulis. Struktur paragraf persuasif memiliki
unsur ajakan, anjuran, atau pemberitahuan pada pembaca dengan maksud tertentu. dalam paragraf ini
sang penulis perlu menampilkan bukti, data dan fakta untuk menyakinkan pembaca.

Jenis paragraf persuasif memiliki ciri-ciri yang meyakini bahwa pikiran manusia dapat diubah dan
dipengaruhi. itulah sebabnya jenis paragraf ini harus berhasil meyakinkan pembaca, yakni menciptakan
kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dan pembaca. Hal ini agar maksud
dari teks dapat tersampaikan seutuhnya. Dalam jenis paragraf persuasif data dan fakta menjadi hal
penting yang perlu digali oleh penulis agar teks yang mereka hasilkan berkualitas, alih-alih mengajak
pembaca tetapi juga memberi mereka pengetahuan yang luas.

Paragraf ini pada umumnya dapat ditemukan pada penulisan berita yang ada pada media. Untuk
mempelajari unsur penting lainnya mengenai penulisan berita, Grameds dapat membaca buku Inilah
Bahasa Indonesia Jurnalistik yang ada di bawah ini.

Contoh Jenis Paragraf Persuasif:


Hampir setiap orang menyukai kebersihan, namun tidak semua orang ingin melakukannya. Padahal bagi
umat muslim, kebersihan adalah sebagian daripada iman. itulah sebabnya, orang yang menciptakan
kebersihan berarti juga memperkokoh keimanannya. Secara fisik, kebersihan juga bisa dirasakan
manfaatnya. Meski perlu effort lebih untuk bersih-bersih namun kebersihan juga akan mendatangkan
kenyamanan.

5.Paragraf Argumentatif

Paragraf argumentatif adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat dari sang
penulis terhadap isu tertentu yang disertai dengan data dan fakta. Dalam jenis paragraf ini penulis
mengutarakan pendapat beserta alasannya.

Jenis paragraf ini bertujuan meyakinkan pembaca bahwa ide , gagasan, atau pendapat sang penulis
adalah benar dan dapat dibuktikan. Paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri penjelasan yang padat
terhadap sesuatu agar pembaca percaya. Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari
pengamatan, analisis, atau pengalaman. Kemudian paragraf argumentatif akan ditutup dengan kalimat
kesimpulan. Jenis paragraf Argumentasi memiliki tiga pola, yakni pola analogi, pola generalisasi, dan
pola hubungan sebab akibat.

Jenis paragraf argumentatif dengan pola analogi menampilkan penalaran induktif dengan
membandingkan dua hal untuk menampilkan fakta. Paragraf argumentatif dengan pola generalisasi
menampilkan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan
sejumlah data dan fakta. Sedangkan paragraf argumentatif dengan pola hubungan sebab akibat
menampilkan fakta khusus yang menjadi penyebab dan akan menghasilkan kesimpulan tertentu sebagai
akibat.

Contoh Jenis Paragraf Argumentatif:

Hasil penelitian yang ditulis Jame Ducharme di majalah Time menunjukan cakupan peliputan Covid-19
lebih masif dibanding Ebola. Tak jarang berkat konsumsi berita yang tidak sehat tersebut masyarakat
justru kebingungan dan menimbulkan kepanikan berlebih. Kasus yang paling kentara biasanya berkaitan
dengan bahasa birokrasi atau pemerintahan dalam merespon Covid-19. Pernyataan-pernyataan
kontroversial pemerintahan Indonesia jadi bahan empuk dan diproduksi fenomenal oleh media daring.
Sebagai contoh tanggapan Menteri Kesehatan soal masyarakat Indonesia yang kebal Covid-19, nyatanya
sampai saat ini kurva kasus covid-19 tak kunjung berkurang. Kemudian, keraguan pemerintah untuk
melakukan lockdown, kebijakan soal mudik, maju—mundur Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
sampai yang paling terbaru saat ini adalah sengkarut efektivitas vaksinasi.

Pemiklran utuh dan padu seseorang dicerminkan melalui paragraf yang disusunnya. Paragraf yang
susunannya baik mencerminkan pemikiran yang utuh dan padu. Pemikiran yang tak utuh dan tak padu
terlihat pada paragraf yang kurang baik susunannya. Supaya seseorang mampu merumuskan pemiklran
yang utuh dan padu dalam bahasa Indonesia diperlukan penguasaan paragraf bahasa Indonesia.
Bagaimanakah caranya?
Penguasaan paragraf bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan belajar dan berlatih menyusun dan
mengembangkan paragraf. Untuk memenuhi kebutuhan itu, buku Poragrof ini dapat membantu
pembaca. Buku yang merupakan kelanjutan dari buku Kosokato dan Kolimot ini mengajak pembaca
mempelajari unsur-unsur, syarat-syarat, macam-macam, dan teknik-teknik menyusun dan
mengembangkan paragraf bahasa Indonesia yang baik.

Di samping itu, juga mengajak pembaca berlatih menerapkan hal tersebut untuk menghasilkan paragraf
yang baik. Semua uraian diusahakan ringkas, jelas, dan sederhana dengan disertai contoh. Buku ini
dapat dipakai oleh siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan kalangan umum yang ingin terampil menyusun
dan mengembangkan paragraf bahasa Indonesia dalam rangka menata pemikiran yang utuh dan padu.

JENIS PARAGRAF BERDASARKAN LETAK GAGASAN UTAMA

Kehadiran paragraf dalam teks biasanya ditandai dengan penulisan yang menjorok ke dalam di baris
pertama. Satu paragraf harus memiliki ide pokok dan serangkaian kalimat yang berhubungan satu sama
lain yang dapat ditemukan.Selain tujuannya, jenis paragraf juga dibagi berdasarkan letak kalimat
utamanya, seperti berikut ini.

1. Paragraf Deduktif

paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya berada diawal. jenis paragraf ini bersifat
deduksi yang gagasannya berkembang dari umum ke khusus. Kalimat utama paragraf deduktif berada di
awal paragraf, sedangkan kalimat penjelas berada tepat setelah kalimat utamanya. Jenis paragraf
deduktif memiliki ciri yang ditemukan yakni gagasan utama atau ide pokok berupa pernyataan umum.

Contoh Jenis Paragraf Deduktif:

Jika berbicara soal perpustakaan, elemen-elemen utama dalam hal ini adalah pustakawan. Pustakawan
atau orang yang bekerja dalam bidang perpustakaan memiliki peran penting karena pustakawan adalah
elemen utama yang berurusan langsung dengan pemustaka. Ruang lingkup perpustakaan telah
mengalami perkembangan contohnya perubahan dari pemustaka digital immigrants ke digital native,
dari layanan berbasis koleksi ke layanan berbasis pemustaka, dari kebutuhan informasi cetak ke
kebutuhan informasi digital, dan sebagainya. Maka sudah tidak asing lagi saat ini istilah-istilah yang
berhubungan dengan perkembangan teknologi internet, seperti perpustakaan intelligent, pertumbuhan
data yang masif, disruptif, big data, mobilitas pengetahuan dan sebagainya.

2.Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang berkebalikan dari paragraf deduktif, yakni gagasan utama
paragraf induktif berada di akhir kalimat dalam paragraf. Jenis paragraf induktif pasti akan diawali
dengan penyebutan peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung gagasan utama.

Jenis paragraf ini memiliki ciri-ciri menggunakan konjungsi seperti “jadi”, “akhirnya”, “akibatnya”, “oleh
karena itu”, “maka dari itu”, berdasarkan uraian di atas”, “dengan demikian”, untuk menghubungkan
kalimat pendukung dengan kalimat gagasan utama.
Contoh Jenis Paragraf Induktif:

Nalar ala Socrates juga dapat menempatkan pola pikir untuk menjadi kritis dan skeptis. Berpikir dengan
metode Socrates menuntut masyarakat berpikir kritis dan akhirnya juga bersikap kritis. Strategi ini juga
menekankan dialog-dialog pemikiran sebagai usaha mengungkapkan sesuatu objek pembahasan menuju
pada hakikat terdalamnya. Jadi, Metode ala Socrates ini disebut juga dengan istilah metode kritis atau
metode dialektika. Hal inilah yang mengantarkan literasi tidak sesederhana membaca dan menulis saja.
Tetapi, literasi menjadi budaya lengkap disertai dengan proses memahami, meliputi, menggunakan,
menganalisis, dan mentransformasikan. Akibatnya orang akan bersikap luwes, kaya pengetahuan, dan
memiliki rasa empati tinggi pada suatu diluar dirinya maka dia telah berhasil memaknai literasi.

3.Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang menampilkan gagasan pokoknya di tengah paragraf. Jenis
paragraf ini memiliki pola khusus-umum-khusus atau kalimat penjelas-kalimat utama-kalimat penjelas.

Kalimat penjelas di awal paragraf ini memiliki fungsi sebagai pengantar atau pembuka. sementara
kalimat utama berada ditengah sebagai gagasan utama dalam paragraf ini. Selanjutnya masih ada
kalimat penjelas di akhir paragraf yang berfungsi sebagai penegasan atau kesimpulan.

Contoh Jenis Paragraf Ineratif:

Pergeseran yang menghadirkan beragam masalah dan tantangan baru bagi kebudayaan nasional ini
memerlukan pilihan-pilihan strategi kebudayaan yang cerdas dan aktual. Masalah substansi yang
dihadapi kebudayaan Indonesia saat ini masih berproses pada masalah dan tantangan-tantangan lama.
Seperti masalah ketahanan budaya nasional kita yang masih lemah saat berhadapan atau bersaing
dengan budaya global. Sebenarnya masalah tersebut adalah tantangan pada kesanggupan kita untuk
beradaptasi dengan zaman baru, bahkan ikut mewarnai dan membentuk bangsa yang berkarakter.

PENGEMBANGAN PARAGRAF
1.Teknik Spasial
Dalam teknik ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada objek /kejadian yang
dibicarakan. Gambaran dari depan ke belakang, di luar ke dalam, dari bawah ke atas, dari kanan
ke kiri dan sebaginya.

Contoh:Pemandangan Pantai Pangandaran sangat memesona. Di sebelah kanan terlihat perbukitan


yang memanjang. Sementara itu, di sisi kiri terdapat perkampungan nelayan dengan beraneka perahu
tradisional. Selain itu, di sisi kanan pun terdapat hutan cagar alam Pananjung yang dipakai sebagai
penyangga ekosistem sekaligus tujuan wisata.
Di pantai ini pun banyak dipenuhi kios cinderamata, peng inapan, dan toko kelontong. Hal ini sangat
menarik jika mengabadikan pantai dengan teman atau keluarga dalam media foto atau video.
2.Teknik Urutan Waktu Pada
teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu (kronologis)
terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut berdasarkan waktu. Pada
teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas dengan membandingkan, menganalisis atau
yang lainnya.

Contoh: Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di sana, dia
dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi yang membanggakan.
Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang istimewa, yaitu sebagai staf khusus
Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya jalani selama delapan tahun. Hebatnya sambil
mengembang penugasan tersebut, ia belajar di sebuah perguruan tinggi sehingga ia mendapat
gelar sarjana.

3.Teknik Klimak dan Antiklimaks

Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang di anggap kurang
penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsur-angsur di kembangkan hingga yang
paling tinggi.Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks
dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang peling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

Contoh: Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring perkembangan
teknologi manusia. Pada waktu mesin uap lagi jaya-jayanya, ada traktor yang di jalankan dengan
mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor ikut diberi model seperti
tank. Keturunan traktor model tank sampai sekarang masih digunakan orang, yaitu traktor yang
memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping
Carterpillar, ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dn pembautan alat pertanian
lainnya.
4.Teknik Perbandingan dan Pertentangan

Teknik ini membandingkan informasi yang satu dengan informasi yang lain atau bahkan di
pertentangkan sehingga suatu informasi menjadi lebih jelas. Dalam hal ini, penulis berusaha
menunjukan persamaan dan perbedaan dua hal. Namun teknik ini harus memiliki syarat yang
harus dipenuhi, yaitu materi yang diperbandingkan dan dipertentangkan harus memiliki
tingkatan yang sama dan keduanya memiliki persamaan sekaligus perbedaan.

Contoh: Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan model, tetapi selalu berusaha tampil di muka
umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan pakaian
yang praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thacher. Sejak
menjadi pemimpin konservasif, ia melembutkan pakainya dan gaya rambutnya. Ia membeli
pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia
hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke parlemen.

5.Teknik Sebab-Akibat

Pada teknik ini, penulis menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa atau
sesuatu hal lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab
akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran
penjelas.

Contoh: Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan.
Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan
nasional. Padahal, Malaysia sudah memulai sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia
pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu
melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

6.Teknik Definisi Luas


Kata yang digunakan seperti adalah, yaitu, ialah, merupakan. Kata adalah biasanya digunakan
bila sesuatu yang didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang
akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat, ialah digunakan untuk menjelaskan
sinonim suatu hal, sedangkan merupakan dipakai untuk mendefinisikan pengertian rupa atau
wujud.

Contoh: Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara continu
tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan
memanfaatkan tenaga air yang nerasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke
tempat yang lebih tinggi. Bagian utama system ini ialah pompa pemasukan, katup limbah, katup
pengantar, katup udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat di pompakan
karena adanya perubahan energy kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi
dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih
tinggi permukaannya, desain ketup limbah dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi bergantian.

7. Teknik Analogi

Digunakan untuk membuat gagasan yang disajikan penulis mudah di pahami. Biasanya, gagasan
yang disampaikan merupakan suatu hal yang baru atau telah dipahami secara salah sehingga
penulis membutuhkan teknik ini untuk memberikan sebuah pamahaman atas gagasannya.

Contoh:Dalam persoalan Poso, kita diingatkan bahwa penangannanya tidaklah mudah. Ibaratnya
kita diminta memegan telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau
longgar juga akan pecah Karena akan telepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat
dan harus menjadikan perhatian kita janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa
terpecah. Kesihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.

8.Teknik Klasifikasi

Teknik Klasifikasi merupakan teknik pengembangan yang menggunakan pengelompokan-


pengelompokan. Pengelompokan itu biasanya dilakukan berdasarkan kesaman-kesamaan yang
dimiliki.
Contoh :Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain
kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menyerap ejaan,
pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan
pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemapuan membedakan pokok bahasan,
subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

QUIZ

Gurita

Gurita merupakan salah satu jenis hewan tidak bertulang belakang yang dikenal
sebagai hewan yang cerdik dan pintar. Ha itu karena seekor gurita memiliki daya ingat
yang cukup kuat. Gurita dapat memecahkan masalah yang dialaminya lebih cepat dengan
cara mengingat pengalamannya ketika memecahkan masalah yang sama. Selain itu,
gurita juga dikenal sebagai perenang yang cukup cepat. Gurita menggunakan gerakan
pendorong jet untuk bergerak cepat dan berenang jarak jauh.

1. Tuliskan ide pokok dari teks ”Gurita” !


2. Menurut letak kalimat utamanya, termasuk paragraf apa teks “Gurita” tersebut?
BAB III
Kesimpulan
Paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun sehingga
membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok, yang menjadi jelas oleh urain-
uraian tambahan.

Paragraf merupakan bagian penting dalam sebuah karya ilmiah karena karangan atau karya
ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat dari
susunan paragraf dan penulisan paragraf yang benar. Karena paragraf mengekspresikan gagasan
tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang
tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
DAFTAR PUSTAKA

A, Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Prenada
Media Group.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Kuliah Bahasa Indonesia. Jakarta.

HS, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Karlieni, Eni dkk. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : BPDU

Kasih. 2013. Modul Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Depok : Hak Cipta.

http://50300335.siap-sekolah.com/pengertian-ide-pokok/#.Y0O48HZBzIV

https://www.gramedia.com/literasi/jenis-paragraf/

https://www.ruangguru.com/blog/jenis-unsur-dan-syarat-paragraf

Anda mungkin juga menyukai