Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

PARAGRAF

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS DALAM MATA KULIAH

BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

Tata Tobrani (2260202005)

Wahyu Auliandari (2274201011)

Aura Putri Adena (2274201004)

Dwi Putri Inayah ( 2260202003 )

DOSEN PENGAMPU :

Rica Azwar, M.Pd.

PROGRAM SARJANA (S1)

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA (UNU) SUMATERA BARAT

1444 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami Dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas “ Mata Kuliah Bahasa Indonesia ” yang diajar oleh Dosen
Rica Azwar, M.Pd. Makalah ini kami susun dengan sungguh-sungguh. Banyak rintangan
yang kami lewati, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman. Amin.

Padang ,Desember 2022

Penyusun

Kelompok 1

I
DAFTAR ISI

3.1.............................................................................................................dada
Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulisan paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah di perkenalkan pada


siswa sejak pendidikan dasar. Kemudian dilanjutkan ke pendidikan menengah pertama,
pendidikan menengah atas, hingga perguruan tinggi. Namun, apakah pengetahuan seorang
mahasiswa akan terus meningkat mengenai paragraf seiring seringnya berlatih menulis
paragraf dari jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitan yang cukup rumit.
Pembelajaran mengenai paragraf sudah menjadi persoalan serius di kalangan pelajar
baik tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Kegiatan komunikasi kelilmuan secara
tertulis menuntut mahasiswa dalam membuat sebuah paragraf dan dituangkan kedalam karya
ilmiah.
Penyebab dari permasalah tersebut, disebabkan rendahnya motivasi mahasiswa dalam
mengasah kemampuanya dalam menulis sebuah paragraf. Selain itu, kemampuan mahasiswa
dalam berpikir kritis mengenai suatu permasalahan dan kurangnya berlatih. Kedua hal
tersebut erat kaitannya dengan kemampuan mahasiswa dalam menuliskan sebuah paragraf.
Sebagai seorang terpelajar, menentukan solusi atas permasalah tersebut merupakan
jalan terbaik yang harus di tempuh demi terciptanya kompetisi dalam diri mahasiswa untuk
menghasilkan karya terbaiknya dalam bidang tulisan berupa karya ilmiah. Salah satu cara
untuk mengatasinya dengan menemukan beberapa metode atau model pembelajaran yang
sesuai kerakteristik mahasiswa. Selain itu, menemukan beberapa faktor yang menyebabkan
keberhasilan dalam membuat sebuah paragraph juga perlu dilakukan oleh pengajar demi
tercapainya hasil yang maksimal dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang akan dicapai.

III
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah
yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah pengertian paragraf ?


2. Apasaja jenis–jenis pengembangan paragraf ?
3. Bagaimana bentuk dan cara penulisan paragraf ?
4. Bagaimana bentuk kalimat utama dan kalimat penjelas pada paragraf ?

1.3 Tujuan

Berdasarakan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Untuk mengetahui pengertian paragraf.


2. Untuk mengetahui jenis–jenis pengembangan paragraf.
3. Untuk mengetahui dan cara penulisan paragraf.
4. Untuk mengetahui kalimat utama dan kalimat penjelas dalam menulis sebuah
paragraf.

I
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PARAGRAF
2.1.1 Pengertian Paragraf Menurut KBBI
Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang
biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

2.1.2 Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli


a. Menurut Gorys Keraf menjelaskan bahwa “Paragraf merupakan suatu
kesatuan pikiran di mana terbentuk suatu kesatuan yang lebih tinggi atau luas
dari rangkaian kalimat. Ini merupakan himpunan dari kalimat yang bertalian
dalam suatu rangkaian sehingga membentuk sebuah gagasan.”
b. Menurut Lamuddin Finoza menjelaskan bahwa “Paragraf atau alinea adalah
satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat.”
c. Menurut Akhaidah, dkk. menjelaskan bahwa “Paragraf adalah inti penuangan
buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut,
mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat
penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian
dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan”.
d. Menurut Arifin dan S. Amran Tasai menjelaskan bahwa “Paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat
dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan
dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.”

V
e. Menurut Ramlan menjelaskan bahwa “Paragraf adalah bagian dari suatu
karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan
informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.”

2.1.3 Ciri-Ciri Paragraf

Dari ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan
sekelompok kalimat yang saling mengikat.

1. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketakukan spasi untuk jenis karangan
biasa, misalnya surat, dan delapan ketekukan untuk jenis karangan ilmiah formal,
misalnya: makalah, skripsi, thesis, dan disertasi.
2. Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, atau akhir.
3. Paragraf menggunakan ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
4. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik.
5. Paragraf akademik terdiri atas kalimat topik, kalimat penjelas atau pendukung,
dan kalimat konklusi. Kalimat topik ditempatkan pada posisi awal.
6. Seluruh kalimat saling mengait.

2.1.4 Fungsi Paragraf

Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga


menjadi lebih baik dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka
perlu diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjabatani penulis
dan pembacanya adapun fungsi dari paragraph itu sendiri seperti yang dikemukakan
Kasih dalam Alex (2011:209) yaitu:

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan


perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secar logis dalam suatu
kesatuan.

I
2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa
paragraf, mengganti paragraf berarti mengganti pikiran.
3. Memudahkan mengorganisasikan gagasan bagi penulis dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan mengembangkan topik karagan ke dalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengembalian variabel terutama karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.
2.1.5 Syarat-syarat Paragraf
1. Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu
tema yang jelas.
2. Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalam paragraf saling terkait
dalam paragraf. Cara Mengaitkan antarkalimat dalam paragraf dapat
dilakukan dengan cara berikut.
a. Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat
dalamsetiapkalimat.
b. Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awalkalimat
dengan tepat dan benar.
c. Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai
pengganti gagasan utama dengan Kata-kata seprti: dia, mereka,nya,
itu, tersebut, ini.
3. Penggunaan metode pengembangan paragraph sebagai penjels gagasan
utama paragraf. Metode Yang digunakan dari metodeproses sampai
dengan metode definisi.
4. Setiap paragraph harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis
dalam kalimat topik. Posisi kalimat topik dalam paragraf ditempatkan
pada.
a. Kalimat topic pada awal paragraf (deduktif),
b. Kalimat topic pada akhir paragraf (induktif,
c. Kalimat topic pada awal dan akhir paragraph (deduktif—induktif)
d. Kalimat topic pada temgah paragraph (ineratif)
e. Kalimat topic pada semua kalimat dalamparagraf (deskriptif).
Kalimat topik dalam paragraph ditulis dalam klalimat tunggalatau

VII
kalimat majemuk bertingkat karena kedua kalimat itu hanya
menyampaikan satu gagasan utama.
5. Penulis paragraph tetap memmerhatikan kaidah satuan bahasayang lain,
seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.
6. Dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan
halhal teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik,
kurva,gambar.
7. Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraph pada posisi bagian
karanagan pendahuluan, isi,dan bagian kesimpulan.
8. Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.
9. Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam
sebuah paragraf, yaitu jumlah kosakata paragraf antara 30-100 kata dan
jumlah kalimat minimal tiga kalmia.
10. Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua
paragraf.

2.2 Jenis-jenis Paragraf

Paragraf memiliki banyak ragam. Untuk membedakan paragraf yang satu dari
paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya akan diuraikan sebagai berikut :

2.2.1 Menurut Fungsi dalam Karangan

a.Paragraf Pembuka Paragraf pembuka berperan sebagi pangantar untuk sampai


kepada masalah yang akan di uraikan. Sebab paragraf pembuka harus menarik
minat dan perhatian pembaca, serat sanggup menyiapkan pikiran pembaca
kepada masalah yang akan diuraikan.
b. Paragraf Pengembang Paragraf pengembang bertujuan untuk mengembangkan
pokok pembicara suatu karangan sebelumnya telah dirumuskan di dalam
paragraf pembuka.
c.Paragraf penutup Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya
paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat pula paragraf
penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting
dalam paragraf penghubung.

I
2.2.2 Menurut Posisi Kalimat Topik

a.Paragraf Deduktif Paragraf Deduktif adalah paragraf yang menempatkan ide


pokok atau gagasan utama pada awal paragraf. Contoh : Salah satu kedudukan
bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini similiki sejak
dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini
dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa
Indonesia telah menjadi linguafranca selama berabad-abad ini seluruh tanah air
kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa,
maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain
untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.
b. Paragraf Induktif Paragraf Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide
pokok atau gagasan utama pada akhir paragraf. Contoh : Dokumen-dokumen
dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan
badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato,
terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia.
Hanya dalam keadaat tertentu, demi kepentingan antarbangsa kadang-kadang
pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa bahasa
Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa nasional.
c.Paragraf Deduktif-Induktif Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragraf yang
menempatkan ide pokok atau gagasan utama awal dan akhir paragraf.

Deduktif Induktif Deduktif-Induktif

IX
1. Ide pokok berada di 1. Ide pokok berada di 1. Ide pokok berada
awal pragraf. akhir pargraf. di awal dan di akhir
paragraf.
2. Biasanya kalimat 2. Ide pokok sebagai
tersebut mencakup kalimat kesimpulan 2. Berpola
makna dari kalimat karena menggunakan campuran.
penjelas berikutnya kata - kata konjungasi.

3. Berpola umum - 3.Berpola


khusus
Khusus - umum

d. Paragraf Penuh Kalimat topik


Seluruh kalimat yang membangun dalam paragraf sma pentingnya sehingga
tidak satupun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian biasnya
akibat sulit menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan yang
lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam
uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
2.2.3 Menurut Sifat Isinya
a. Paragraf Deskripsi
Deskripsi berasal dari verba to describle, yang artinya menguraikan,
memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi merupakan bentuk tulisan
yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah :
a) Memberikan gambaran atau melukiskan sebuah benda, tempat dan
suasana tertentu.
b) Dalam penggambaran dalam hal ini menggunakan panca indra.
c) Membuat pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri
objek yang dideskripsikan.
d) Menjelaskan ciri-ciri objek.
b. Paragraf Eksposisi
Kata eksposisi diambil dari bahsa inggris eksposition sebenarnya berasal dari
bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Eksposisi merupakan

I
wacana yang bertujuan untuk memberitahu, menghapus, menguraikan, atau
menernagakan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf eksposisi :
a) Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode
atau melaksanakan suatu tindakan.
b) Gaya penulisannya bersifat informative.
c) Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bias
dicapai oleh alat panca indera.
d) Paragraf eksposisi umunya menjawab pertanyaan apa, siapa,
dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
c. Paragraf Narasi

Paragraf Narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,


mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah
peristiwa secara kronologis yang berlangsung dalam kesatuan waktu.

Ciri-ciri paragraf narasi :

a) Narasi Ekspositoris Adalah jenis narasi yang narasi yang


berisikan rangkaian pembuatan yang disampaikan secara
informativ sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara
tepat.
b) Narasi Sugestif Adalah jenis narasi yang hanya mengisahkan
suatu rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis
karangan ini dapat di lihat pada roman, cerpen, hikayat,
dongeng, dan novel.
c) Paragraf Argumentasi Paragraf Argumentasi bertujuan
menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis
disampikan itu benar penulis menyatakan bukti, contoh, dan
berbagai alas an yang sulit untuk dibantah Kasih dalam Nasuha
(2009:50).
d) Paragraf Persuasi Paragraf Persuasi merupakan kelanjutan atau
pengembangan dari argumentasi. Persuasi mula-mula
memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk
menyakinkan pembaca.

XI
2.3 Pengembangan Paragraf

2.3.1 Teknik Spasial

Dalam teknik ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada objek
/kejadian yang dibicarakan. Gambaran dari depan ke belakang, di luar ke dalam, dari
bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebaginya.

Contoh : Bangun itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama sering
disebut dengan bangsa srimaganti, terdapat dua padang kursi kayu ukiran Jepara.
Ruang ini sering digunakkan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten.
Di sebelah kiri bangsa srimaganti, terdapat ruang khusus untuk penyimpanan benda-
benda pusaka kadipaten lain. Ruang ini tertutup rapat dan selalu oleh kesatria-kesatria
terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat penyimpanan benda-benda pusaka
dan cindera mata ini sering disebut kundaleni masem. Agak jauh dari sebelah kanan
kundaleni masem terdapat sebuah ruang yang senantiasa menggambarkan aroma
dupa. Ruang ini disebut pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu
mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat
sebuah ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruang ini sering
disebut dengan ruang reresik, karena ruang ini sering digunakan untuk membersihkan
diri Sang Adipati sebelum masuk keruang pamujan.

2.3.2 Teknik Urutan Waktu

Pada teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu


(kronologis) terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut
berdasarkan waktu. Pada teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas dengan
membandingkan, menganalisis atau yang lainnya.

Contoh : Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di
sana, dia dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi
yang membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang
istimewa, yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya jalani
selama delapan tahun. Hebatnya sambil mengembang penugasan tersebut, ia belajar di
sebuah perguruan tinggi sehingga ia mendapat gelar sarjana.

2.3.3 Teknik Klimaks dan Antiklimaks

I
Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang di anggap
kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsurangsur di kembangkan
hingga yang paling tinggi. Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan
dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang peling
tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih
rendah.

Contoh : Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring


perkembangan teknologi manusia. Pada waktu mesin uap lagi jay-jayanya, ada traktor
yang di jalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang,
traktor ikut di berimodel seperti tank. Keturunan traktor model tank sampai sekarang
masih digunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini
adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, ford pun tidak
ketinggalan dalam pembuatan traktor dn pembautan alat pertanian lainnya.

2.3.4 Teknik Perbandingan dan Pertentangan

Teknik ini membandingkan informasi yang satu dengan informasi yang lain atau
bahkan di pertentangkan sehingga suatu informasi menjadi lebih jelas. Dalam hal ini,
penulis berusaha menunjukan persamaan dan perbedaan dua hal. Namun teknik ini
harus memiliki syarat yang harus dipenuhi, yaitu materi yang diperbandingkan dan
dipertentangkan harus memiliki tingkatan yang sama dan keduanya memiliki
persamaan sekaligus perbedaan.

Contoh : Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha
tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling
senang mengenakan pakaian yang praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain halnya
dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin konservasif, ia melembutkan
pakainya dan gaya rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih
cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke
pernikahan, ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke parlemen.

2.3.5 Teknik Analogi

XIII
Digunakan untuk membuat gagasan yang disajikan penulis mudah di pahami.
Biasanya, gagasan yang ini disampaikan merupakan suatu hal yang baru atau telah
dipahami secara salah sehingga penulis membutuhkan teknik ini untuk memberikan
sebuah pamahaman atas gagasannya.

Contoh : Dalam persoalan Poso, kita diingatkan bahwa penangannanya tidaklah


mudah. Ibaratnya kita diminta memegan telur. Kalau terlalu keras memegangnya,
telur itu akan pecah, tetapi kalau longgar juga akan pecah Karena akan telepas dari
tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadikan perhatian kita
janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa terpecah. Kesihan para pahlawan
dan mereka yang berharap masa depan.

2.5.6 Teknik Sebab Akibat

Pada teknik ini, penulis menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu
peristiwa atau sesuatu hal lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf
dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi sebagai pikiran
utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas.

Contoh : Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal


kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia
tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulai sejak
1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit
untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi
penyelenggaraan program jaminan sosial.

2.5.7 Teknik Definisi Luas

Kata yang digunakan seperti adalah, yaitu, ialah, merupakan. Kata biasanya
digunakan adalah bila sesuatu yang didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu
digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat,
ialah dibunakan untuk menjelaskan sinonim suatu hal, sedangkan merupakan dipakai
untuk mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.

Contoh : Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara
continu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini
bekerja dengan memanfaatkan tenaga air yang nerasal dari sumber air, dan
mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama system

I
ini ialah pompa pemasukan, katup limbah, katup pengantar, katup udara, ruang udara,
dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat di pompakan karena adanya perubahan
energy kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang
udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi
permukaannya, desain ketup limbah dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi bergantian.

2.5.8 Teknik Klasifikasi

Teknik Klasifikasi merupakan teknik pengembangan yang menggunakan


pengelompokan-pengelompokan. Pengelompokan itu biasanya dilakukan berdasarkan
kesaman-kesamaan yang dimiliki.

Contoh : Dalam karang-mengarang atau tuli-menulis, dituntut beberapa kemampuan


antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan
pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah
kemampuan menyerap ejaan, pungutasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang
dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf,
kemapuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan
membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

XV
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpualan

paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun
sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok, yang
menjadi jelas oleh urain-uraian tambahan.

Paragraf memiliki banyak jenis menurut fungsinya yaitu pembuka, pengembang, dan
penutup. Menurut posisi kalimat topik yaitu dedukti, induktif, deduktif-induktif dan
paragraf penuh kalimat topik. Dalam pengembangan paragraf banyak hal yang perlu
di perhatikan supaya para pembaca dapat memahami dengan baik isi paragraf yang
sendah penulis sampaikan kepada pembaca. Selain itu dalam penulisan karangan
ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan Seperti kutipan,
sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.

Ada beberapa teknik dalam mengembangkan paragraf yaitu secara spasial, urutan
waktu, klimaks dan antiklimaks, perbandingan dan pertentangan, analogi, sebab-

I
akibat, definisi luas, dan klasifikasi.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini kami dapat mengetahui secara mendalam tentang
paragraf, serta kami berharap dengan adanya karya ilmiah ini juga dapat berguna bagi
pelajar, mahasiswa dan semua kalangan serta semua pihak.

Melalui makalah ini supaya kita bisa memahami lebih lanjut tentang paragraf dengan
baik sehingga dapat membentuk gererasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Maka nantinya akan lahirlah ilmuan-ilmuan muda dari Indonesia.

kami menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penulisan makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun,
untuk dapat menuliskan hasil penelitian ilmiah atau karangan ilmiah yang lebih baik
lagi kedepannya.

Daftar Pustaka

A, Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesi untuk Perguruan Tinggi.

Jakarta : Prenada Media Group.

Buchner, Eduard. Makalah Bahasa Indonesia.

<http://www.academia.edu/3816694/makalah_bahasa_indonesia_kesatuan_pa

ragraf_disusun_untuk_memenuhi_tugas_bahasa_indonesia_dosen_pengampu

_Dr._Abdullah_M.Hum.html>

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Kuliah Bahasa Indonesia.

Jakarta.

HS, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Grasindo.

Karlieni, Eni dkk. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah.

XVII
Bandung : BPDU

Kasih. 2013. Modul Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Depok : Hak

Cipta.

Ngadiyono. 2011. Kesatuan Paragraf. Makalah Bahasa Indonesia, FMIPA

UNDIP Semarang: tidak diterbitkan.

Rudi. Makalah Bahasa Indonesia.

<http://www.slideshare.net/fiqhrimp/makalah-bindo.html>

Syarifudin, dkk. 2011. Buku Super SMA Jilid Satu. Tangerang Selatan : Karisma.

Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Satra Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.

Jakarta : Galaxy Puspa Mega

Anda mungkin juga menyukai