Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BAHASA INDOESIA

KONSEP KALIMAT MAJEMUK DAN KALIMAT EFEKTIF BESERTA


PERBEDAANYA

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 6 :

1. MUHAMMAD YUSRIL AZIS

2. PRETY

3. AISYAH FIRDULI

4. SALSABILA

5. DWI PUTRI INAYAH

6. LAILA FADILA E.P.E

7. ANGGITA MUTIARA

DOSEN PENGAMPU :

RICA AZWAR,M.Pd

UNIVERTITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATERA BARAT

2022
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan pujisyukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kalimat
majemuk dan kalimat efektif tentang konsep kalimat majemuk dan konsep kalimat
efektif beserta perbedaannya,Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari segala hal tersebut,
Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi
untuk pembaca

Padang 13 Oktober 2022

penulis kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Konsep kalimat majemuk........................................................................
B. Konsep kalimat efektif............................................................................
C. Perbedaan kalimat majemuk dengan kalimat efektif..............................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keberadaan perpustakaan sekolah dewasa ini semakin dirasakan keberadaan nya.


Kebutuhan aka adanya perpustakaan sekolah yang mampu menunjang kegiatan
belajar mengajar sebagai pusat kegiatan pelaksanaan kurikulum di sekolah semakin
meningkat. Lebih-lebih sejak di undangkan Undang-undang No.2. Tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional pada Pasal 45 ayat 1 yang menyebutkan : “Setiap
satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuia dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, dan kejiwaan peserta didik”. Pendidikan
tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun
peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk
penyelenggaraan kegitan belajar mengajar yang bersangkutan. Salah satu sumber
belajar yang amat penting bukan satu-satunya adalah perpustakaan yang harus
memungkinkan tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan
untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan yang diperlukan.
Perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu, karena di perpustakaan guru dan siswa serta
masyarakat dapat mencari berbagai ilmu dan pengetahuan yang diperlukan, baik
untuk kebutuhan kini maupun untuk yang akan datang. Perpustakaan dimana saja
berada dapat turut berperan dalam rangka meningkatkan minat baca diharapkan
masyarakat Indonesia makin cerdas dan terampil dalam mengantisipasi tantangan
jaman. Sehubungan dengan fungsi perpustakaan tersebut, maka penulis memilih judul
: konsep kalimat majemuk dan kalimat efektif beserta perbedaannya
BAB II PEMBAHASAN

1.KONSEP KALIMAT MAJEMUK

A. Pengertian Kalimat Majemuk

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa kalimat majemuk umumnya


dapat dipahami sebagai sebuah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau lebih
dan bisa berdiri sendiri sebagai suatu kalimat yang lepas.

Yendra dalam bukunya yang berjudul Mengenal Ilmu Bahasa (2018) menyatakan
bahwa kalimat pada dasarnya bisa diartikan sebagai satuan bahasa terkecil yang
berbentuk lisan atau tulisan. Kalimat majemuk sendiri biasanya disusun untuk
menyampaikan ide atau pemikiran secara utuh sesuai dengan satuan sintaksis.
Penyusun kalimat majemuk berdasarkan konstituen dasar, yaitu seperti klausa atau
susunan klausa yang membentuk sebuah kesatuan ujaran yang bermakna.

B. Jenis-Jenis Kalimat Majemuk

Setelah mengetahui tentang pengertian kata majemuk, pada bagian ini akan dijelaskan
mengenai empat jenis dari kalimat majemuk itu sendiri

1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara atau bisa disebut juga dengan kalimat majemuk koordinatif
dapat diartikan sebagai salah satu kalimat klausanya memiliki berkedudukan yang
setara atau sederajat. Oleh karena itu, kedua klausa dalam majemuk setara tidak
saling bergantung, tetapi keduanya tetap memiliki hubungan sebagai intrakalimat..

a. Kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan

Jenis kalimat majemuk setara ini bisa juga disebut kalimat majemuk yang
menyatakan aditif atau penjumlahan atau penambahan. Kalimat majemuk jenis ini
biasanya menggunakan kata hubung atau konjungsi agar bisa memperlihatkan
hubungan penjumlahan dari kalimat dasar.
Contoh kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan, di antaranya yaitu:

Aku membacakan buku dongeng dan adik-adik menyimak dengan antusias.

Ibu membersihkan gudang di hari libur, ayah menata kebun, serta aku membereskan
kamar tidur.

Kita seharian hanya mengerjakan tugas tanpa pelajaran lisan, lagipula guru sedang
ada rapat.

Soal itu sudah ditanyakan ke bagian IT, dan sudah dikonfirmasi berulang kali.

b. Kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa

Salah satu jenis kalimat majemuk berikutnya adalah kalimat majemuk yang
menyatakan urutan peristiwa, misalnya seperti kata hubung atau konjungsi lalu,
lantas, terus, kemudian, dan lain sebagainya.

Meski kalimat majemuk setara sudah menggunakan konjungsi untuk menghubungkan


antar dasar kalimat, tanda koma tetap dibutuhkan untuk menjadi pembatas dari kedua
kalimat yang digabungkan.

Contoh kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa, di antaranya yaitu:

Saya tinggal di Bandung, lalu keluarga pindah ke Yogyakarta.

Teman sekelas saya mengendarai motor tanpa mengenakan helm, lantas polisi lalu
lintas menghentikan mereka.

Kamu tuang putih telur dalam wadah, terus kamu kocok putih telur menggunakan
mixer sampai mengembang.

Saya membayar ongkos pada supir angkot, kemudian ia memberi uang kembalian
dengan jumlah yang pas.

c. Kalimat majemuk yang menyatakan pemilihan

Kemudian, salah satu jenis kalimat majemuk setara ini dapat ditandai dengan sebuah
kata penghubung atau. Penggunaan kata atau dalam kalimat majemuk ini dapat
digunakan untuk melakukan pemilihan pada dua atau lebih kalimat dasar. Selain itu,
hubungan pemilihan antar kalimat tersebut juga dapat ditunjukkan dengan kata
apa(kah).

Contoh kalimat majemuk yang menyatakan pemilihan, antara lain yaitu:

Dia ingin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket, atau kegiatan fisik lain yang bisa
mengisi kekosongan aktivitas di akhir pekan.

Buku baru yang kamu pesan sudah saya kirim, apakah paket sudah sampai di rumah?

Kamu bebas memilih jurusan IPA, IPS, atau Bahasa.

Lebih baik kita berangkat pagi saat belum ramai, atau menyusul siangnya?

d. Kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan

Jenis kalimat majemuk setara atau koordinatif ini bisa juga digunakan untuk
menyatakan suatu kalimat mengenai pertentangan atau perlawanan. Meskipun kedua
kalimat dalam kalimat majemuk ini memiliki perbedaan atau pertentangan, akan
tetapi kalimat tersebut mampu menghubungkan satu kalimat dasar dengan kalimat
dasar yang lain.

Beberapa kata hubung atau konjungsi yang sering digunakan dalam kalimat majemuk
yang menyatakan pertentangan atau perlawanan, antara lain yaitu: tetapi, melainkan,
dan sedangkan.

Contoh kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan:

Saya ingin kuliah jurusan seni rupa murni, tetapi orang tua tidak memiliki cukup uang
untuk biaya kuliah.

Perundungan di bawah umur bukan sepenuhnya salah anak-anak, melainkan orang


tua memiliki tanggung jawab besar mendidik anak-anak mereka.

Doni tekun mengerjakan tugas kelompok agar mendapat hasil terbaik, sedangkan
Edwin bermain video game seharian tanpa membantu kami sedikitpun.

Perayaan ulang tahun tetap seperti rencana, kendati tidak banyak undangan yang
hadir.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari satu kalimat
dasar yang memiliki fungsi sebagai inti kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada
kalimat manapun) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai anak
kalimat atau pengisi salah satu unsur kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat
lainnya)

Pada kalimat majemuk bertingkat, induk kalimat memiliki peran yang cukup penting
sebagai kalimat inti atau kalimat utama. Sementara itu, anak kalimat dalam kalimat
majemuk bertingkat menjadi pengisi salah satu unsur. Berdasarkan beberapa peran
yang berbeda, anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi
delapan, antara lain yaitu

a. Anak kalimat keterangan waktu

Anak kalimat yang pertama ini biasanya ditempatkan di posisi awal, akhir, di antara
subjek dan predikat. Dalam beberapa kesempatan anak kalimat keterangan waktu
diletakkan di antara predikat dan objek pada induk kalimat. Kata hubung atau
konjungsi yang bisa digunakan pada anak kalimat ini, yaitu ketika, waktu, kala, saat,
sesaat, tatkala, sesudah, setelah, dan sebelum. Berikut contoh kalimatnya:

Ketika aku mengunjunginya di rumah sakit, dia sudah tiada.

Ongkos angkutan umum ke rumah masih 300 rupiah, waktu aku duduk di Sekolah
Dasar.

Kala ibu dan ayah remaja, mereka sering bertamasya ke telaga.

Kamu jangan lupa mengangkat gorengan tempe, saat warna tempe sudah kuning
kecoklatan.

Hakim mengetuk palu kencang sekali, semua hadirin dalam persidangan terdiam
sesaat.

Sesudah mencuci baju, Roni kembali mengerjakan tugas matematikanya.

Setelah sekian lama aku menjadi penulis, akhirnya salah satu buku terbitanku menjadi
best seller.

Kedua pengantin itu mengucapkan janji setia, sebelum pendeta mempersilahkan


bertukar cincin.

b. Anak kalimat keterangan sebab


Anak kalimat jenis ini memiliki sifat seperti anak kalimat keterangan waktu, tetapi
kalimat ini lebih fokus membahas hubungan sebab. Anaka kalimat ini bisa ditandai
dengan kata hubung, seperti karena, sebab, dan lantaran. Berikut contoh kalimatnya:

Karena berlebihan konsumsi gula, nenek terkena diabetes.

Dia mengurungkan niat membeli PS 5, sebab uangnya hendak ia tabung.

Lantaran harga tanah dan bangunan di ibu kota mahal, kaum milenial memilih
kontrak rumah.

c. Anak kalimat keterangan akibat

Anak kalimat jenis ini menyatakan hubungan akibat, sehingga biasanya terletak di
akhir, setelah induk kalimat. Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung atau
konjungsi seperti hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Berikut contoh
kalimatnya:

Hujan mengguyur kota ini semalaman, hingga sawah terendam air.

Tengkulak membeli beras dengan harga murah, sehingga petani merugi.

Media arus utama hanya menjadi corong politisi, maka mutu jurnalisme semakin
bobrok.

Pemerintah memberi izin untuk mengadakan kegiatan belajar tatap muka, akibatnya
muncul klaster baru di sekolah.

Aku tidak lagi merawat taman belakang rumah, akhirnya tumbuhan di taman banyak
yang layu.

d. Anak kalimat keterangan syarat

Anak kalimat jenis ini fokus kepada menyatakan hubungan persyaratan. Beberapa
tanda yang bisa dilihat dari kalimat ini, yaitu jika, kalau, apabila, andaikata, dan
andaikan. Sementara, untuk posisi anak kalimat ini bisa ditempatkan di bagian mana
saja dalam kalimat. Berikut contoh kalimatnya:

Jika tidak ingin terlambat ke sekolah, aku harus bangun lebih awal.

Pandemi segera berakhir, kalau semua orang mematuhi protokol sejak awal.

Ayah tidak akan murka, apabila kamu jujur dari awal.


Andaikata aku lolos masuk perguruan tinggi negeri, aku traktir teman sekelas.

Ruang redaksi media di Indonesia akan lebih independen, andaikan perusahaan media
tidak dipegang oleh politisi.

e. Anak kalimat keterangan tujuan

Anak kalimat jenis ini biasanya digunakan untuk menyatakan hubungan tujuan.
Beberapa tanda yang bisa digunakan untuk anak kalimat ini berupa kata hubung,
seperti supaya, agar, untuk, dan guna. Berikut contoh kalimatnya:

Dinda mengendarai sepedah dengan pelan, supaya telur ayam yang dibawanya tidak
pecah.

Agar tidak dehidrasi, kamu sebaiknya banyak minum air putih.

Bos memasang baliho di jalan untuk meningkatkan target penjualan.

Olahraga dengan teratur di rumah, guna menjaga kebugaran tubuh.

f. Anak kalimat keterangan cara

Anak kalimat jenis ini bisa digunakan untuk menghubungkan keterangan cara. Anak
kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung seperti, dengan, dan dalam. Posisi dari
anak kalimat keterangan cara juga dapat diletakkan di bagian mana saja pada kalimat.
Contoh:

Dengan disahkannya UU Cipta Kerja, sejumlah pihak berpendapat bahwa hal itu
menambah catatan buruk bagi pemerintahan Joko Widodo.

Gugus tugas mengirim pesan pendek ke seluruh warga Indonesia, dalam rangka
mencegah disinformasi terkait Covid-19.

g. Anak kalimat pengganti pewatas

Anak kalimat jenis ini memiliki fungsi sebagai pelengkap nomina objek, subjek,
maupun predikat. Anak kalimat pengganti pewatas ini bisa dilihat dengan kata
hubungan yang atau kata petunjuk itu. Berikut contohnya.

Dia ketua OSIS baru, yang terpilih minggu lalu.

Kami memilih berteduh di bangunan yang selalu dipenuhi lumut itu.


h. Anak kalimat pengganti nomina

Anak kalimat jenis ini dapat dilihat dengan kata hubung bahwa. Anak kalimat
pengganti nomina sendiri dapat menjadi subjek atau objek dalam setiap kalimat
transitif. Contohnya sebagai berikut.

Adik berjanji bahwa dia tidak akan mencuri mangga tetangga lagi.

Kepala daerah memberi perintah, bahwa setiap rumah ibadah wajib menerapkan
protokol keamanan yang ketat selama masih ada bahaya Covid-19

3. Kalimat Majemuk Campuran

Berbeda dengan kalimat majemuk setara dan bertingkat, jenis kalimat majemuk ini
merupakan gabungan dari kalimat setara dan kalimat bertingkat. Maka dari itu,
kalimat majemuk jenis ini biasa disebut dengan kalimat majemuk campuran.

Satu dari berbagai jenis kalimat majemuk ini diketahui bisa mempunyai tiga klausa
dalam satu kalimatnya. Hal ini dikarenakan kalimat majemuk campuran memiliki dua
klausa yang tak setara.

Contoh kalimat majemuk campuran:

Keinginan itu selalu tertunda karena Dedi lebih berkonsentrasi ke lembaga


pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan di dalam
negeri.

Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata ini, tetapi
rasa takut itu tidak juga pergi dari hati dan pikiranku.

Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai jelek dan
harus tidak naik kelas.

Setelah lulus dari pendidikan jenjang SMP, Rina harus memilih sekolah negeri atau
swasta.

Sebelum meninggal dunia, nenek berpesan kepadaku agar jangan pernah


meninggalkan shalat meskipun aku sibuk bekerja mencari rezeki.

Sebanyak lima orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan ini, sedangkan korban luka
jumlahnya masih sulit diketahui karena banyak yang telah meninggalkan lokasi
kejadian.
4. Kalimat Majemuk Rapatan

Terakhir, kalimat majemuk rapatan dapat diartikan sebagai sebuah kalimat majemuk
yang memiliki beberapa kalimat tunggal untuk kemudian digabungkan menjadi satu
kalimat utuh. Kalimat majemuk rapatan bisa diketahui dari tidak adanya penyebutan
kata-kata yang sama dalam kalimatnya.

Dalam kalimat majemuk rapatan, suatu kalimat akan digabung atau dipisah dengan
menggunakan tanda baca koma. Beberapa contoh kata hubung yang sering digunakan
dalam kalimat majemuk rapatan, yaitu dan, juga, serta, dan lain-lain.

Contoh kalimat majemuk rapatan:

a. Diah membeli buah. Diah membeli sayur. Diah membeli sembako.

Digabung menjadi kalimat majemuk rapatan: Diah membeli buah, sayur, dan
sembako.

b. Ani sedang duduk di teras. Ani sampai melamun.

Digabung menjadi: Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.

c. Pengungsi meninggalkan rumah yang terendam banjir. Pengungsi menuju barak


pengungsian dan beristirahat.

Digabung menjadi: Pengungsi meninggalkan rumah yang terendam banjir lalu


menuju barak pengungsian dan beristirahat.

2.KONSEP KALIMAT EFEKTIF

A.Pengertian Kalimat Efektif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah satuan bahasa yang
secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun
potensial terdiri atas klausa.
Sementara, efektif dalam KBBI diartikan sebagai ada efek (akibat, pengaruh, kesan).
Jadi dapat diartikan, kalimat efektif adalah satuan bahasa yang lengkap dan sesuai
kaidah yang dapat mengakibatkan pembaca atau pendengar mudah memahami.
Menurut buku buku 'Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia
Secara Benar' Karya Edi Suyanto, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar atau pembaca secara tepat pula.
Kalimat efektif dan tidak efektif biasanya bisa dibedakan dari kaidah-kaidah dalam
penyusunan kalimat. Jika itu kalimat efektif maka harus memenuhi:

(1) unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat,

(2) aturan-aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan, dan

(3)caramemilih kata dalam kalimat (diksi).

Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Masih dalam buku karya Edi Suyanto, ciri-ciri kalimat efektif yang mudah dipahami
pendengar atau pembaca, antara lain mencakup:

1.KESATUAN DAN KESEPADANAN

Kalimat efektif harus memiliki keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan
struktur bahasa yang dipergunakan. Kesepadanan kalimat ini dapat dilihat dari
struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan kepaduan
pikiran.

Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau gagasan yang hendak
disampaikan. Kesatuan dalam suatu kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antar
subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat keterangan.

2.KESEJARAN

Kalimat efektif juga harus mengandung kesejajaran antara gagasan yang


diungkapkan dan bentuk bahasa sebagai sarana pengungkapnya. Kesejajaran dalam
kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk kata atau kalimat atau konstruksi bahasa
yang sama dan dipakai untuk memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.

3.PENEKANAN
Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan pokok yang ingin ditekankan atau
ditonjolkan penulis untuk pembaca atau pendengar. Seorang pembicara akan
memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan,
meningkatkan suara, dan sebagainya.
Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pemusatan perhatian
pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi
penegasan/penekanan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca.
Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara
lain dengan cara pemindahan letak frase dan mengulangi kata-kata yang sama.

4. Hemat Kata

Hemat dalam kalimat efektif maksudnya adalah kehematan dalam pemakaian kata,
frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak perlu. Sebuah kata dikatakan hemat
bukan karena jumlah katanya sedikit, melainkan menyangkut tentang gramatikal dan
makna kata.
Poin utamanya adalah seberapa banyaknya kata yang bermanfaat dan penting bagi
pembaca atau pendengar. Untuk membuat kalimat efektif yang hemat setidaknya
hindari pengulangan subjek kalimat, hiponim, bentuk kata bersinonim, makna jamak
yang ganda, pemakaian kata depan 'dari' dan 'daripada'.

5. Variasi Struktur Kalimat

Seseorang akan dapat menulis dengan baik apabila ia juga seorang pembaca yang
baik. Akan tetapi, pembaca yang baik tidak berarti ia juga penulis yang baik. Seorang
penulis harus menyadari bahwa tulisan yang dibuatnya akan dibaca orang lain.
Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat
memikat pembacanya untuk terus membaca sampai selesai. Salah satu caranya adalah
menggunakan variasi kalimat yang didapatkan dengan membaca dan memperkaya
kata-kata.

3.PERBEDAAN KALIMAT MAJEMUK DENGAN KALIMAT


EFEKTIF
Pengertian Kalimat Efektif dan Kalimat Majemuk

Untuk bisa memahami kalimat efektif dan kalimat majemuk dengan baik, kamu harus
memahami pengertian terlebih dahulu. Berikut ini pengertian kalimat efektif dan
kalimat majemk

a.Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif merupakan kalimat yang memiliki kandungan gagasan penulis dan
kata-katanya memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kalimat efektif
juga bisa diartikan sebagai kalimat yang mampu menyampaikan informasi dengan
lengkap, singkat, dan mudah diterima oleh pembaca maupun pendengar.

Jadi kalimat tersebut harus bisa menyampaikan semua informasi terhadap pembaca
maupun pendengar. Kalimat efektif juga harus mampu menarik dan mudah dipahami
oleh seluruh pembaca maupun pendengar. 

Kalimat efektif ini memiliki beberapa ciri-ciri, seperti berikut.

Memiliki kandungan SPOK 

Bisa memenuhi kaidah ejaan yang sudah berlaku

Menggunakan diksi sesuai dengan kebutuhan 

Jadi melalui kalimat efektif tersebut kamu bisa mengetahui maksud dan tujuan
penulisan atau percakapan dengan mudah. Keberadaan kalimat efektif ini sangat
penting untuk penulisan.

b.Pengertian Kalimat Majemuk

Selain memahami kalimat efektif dengan baik, kamu harus mengerti tentang kalimat
majemuk. Jadi kalimat majemuk ini berbanding terbalik dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif merupakan kalimat yang kurang mampu menyampaikan pesan
dengan baik karena berdiri tinggi dan kesalahan ejaan.

Ada beberapa ciri-ciri kalimat majemuk yang harus kamu ketahui, seperti berikut.

Kalimat majemuk tidak memiliki subjek maupun predikat


Kalimat majemuk ini biasanya terlalu panjang dan terlalu bertele-tele

Penjelasan kalimat efektif dalam penyampaian pesan juga kurang

Jadi jika dilihat secara garis besar, kalimat efektif dan tidak efektif terletak pada
kaidahnya. Kalimat efektif menggunakan kaidah yang baik dan benar, sedangkan
kalimat Tidak Efektif menggunakan kaidah yang kurang tepat.

Contoh Kalimat Efektif dan Majemuk 

Agar bisa membedakan Kalimat Efektif dan majemuk, ada beberapa contoh yang bisa
kamu dapatkan, seperti berikut.

Contoh Kalimat Efektif

-Semua anggota panitia Diharapkan hadir tepat waktu

-Guru masuk ruang kelas 

-Untuk menghemat waktu, kami akan meneruskan acara ini

-Tika membeli baju baru 

-Semua murid mengerjakan soal ujian matematika

Contoh Kalimat Majemuk

-Bagi semua anggota panitia diharapkan untuk hadir tepat waktu

-Guru tersebut akan masuk ruang kelas

-Demi mempersingkat waktu, kami akan meneruskan acara ini.

-Tika sudah membeli baju yang baru

-Semua murid sedang mengerjakan soal ujian matematika.

Perbedaan yang jelas antara kalimat efektif dan majemuk terlihat dari kata yang
digunakan. Kalimat efektif lebih singkat, padat, dan jelas. Namun, kalimat majemuk
lebih berbelit-belit.
BAB 111 PENUTUP

A.SIMPULAN

 Kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan dibangun
olehkontruksi fungsional dan tidak tergantung pada kontruksi gramatikal yang lebih
besar atauKalimat adalah satuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisanmaupun tulisan secara lengkap.Kalimat tunggal adalah kalimat yang
hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa.Kalimat tunggal adalah kalimat
yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjekdan satu predikat.
Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.Kalimat majemuk adalah
kalimat yang mempunyai dua pola atau lebih. Kalimat majemukini terdiri dari induk
kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan indukkalimat yaitu
dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi didalamnya,
konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.

B.Saran

Sebaiknya kita memahami dengan seksama dan benar tentang bahasa indonesia yang
memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar
teradisi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik
dengan peserta didik
C.DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kalimat-majemuk/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5602055/pengertian-kalimat-
efektif-lengkap-dengan-ciri-ciri-dan-contohnya#:~:text=Kalimat
%20efektif%20adalah%20kalimat%20yang,dimaksud%20oleh
%20penulis%20atau%20pembicaranya.

https://www.universitas123.com/news/perbedaan-kalimat-efektif-dan-
tidak-efektif

Anda mungkin juga menyukai