Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Paragraf Dan Jenis Paragraf”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Bahasa & Sastra Indonesia
MI/SD Kelas Tinggi“
Dosen Pengampu : Rifki Arif Nugraha,M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 3:

Rima Nur Aisyah


Neng Elva
Adah Sa’adah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSHUR


(STAISMAN) BIDANG STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
PANDEGLANG 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt karena berkat limpahan
nikmat dari-Nya sehingga makalah saya yang berjudul “Paragraf Dan Jenis

Paragraf ” dapat diselesaikan, shalawat serta taslim tak lupa saya kirimkan atas
junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam yang telah
membawa ummat ini dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang.

Dalam rangka penyelesaian makalah ini, penulis mendapat bantuan dari


berbagai pihak yang ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
memberikan arahan dan bimbingan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini.

Walaupun dengan usaha maksimal telah saya lakukan, tapi sebagai


manusia biasa tentunya tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati saya dari penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini, dan kiranya makalah ini dapat memberikan
masukan dan informasi kepada semua pihak yang berkaitan dengan hal ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf atas segala
kekhilafan dan kesalahan. Kiranya segala bantuan pengorbanan yang telah
diberikan oleh semua pihak, mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wataala.
Amin….

i
DAFTAR ISI

Cover.........................................................................................................................i

Kata Pengantar .........................................................................................................ii

Daftar Isi .................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................2

C. Tujuan Masalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Pengertian Paragraf.......................................................................................3

B. Fungsi Paragraf.............................................................................................3

C. Syarat-Syarat Paragraf..................................................................................4

D. Jenis-Jenis Paragraf.......................................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................15

A. Kesimpulan..................................................................................................15

B. Saran.............................................................................................................15

Daftar Pustaka .........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan


cukup baik. Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat
yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus
dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat
terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan
pengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragrap
dengan baik dan benar sesuai dengan kaedah-kaedahnya.

Pembelajaran mengenai paragraf sudah menjadi persoalan serius di


kalangan pelajar baik tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Kegiatan
komunikasi kelilmuan secara tertulis menuntut mahasiswa dalam membuat sebuah
paragraf dan dituangkan kedalam karya ilmiah.Penyebab dari permasalah tersebut,
disebabkan rendahnya motivasi mahasiswa dalam mengasah kemampuanya dalam
menulis sebuah paragraf.

Selain itu, kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis mengenai suatu


permasalahan dan kurangnya berlatih. Kedua hal tersebut erat kaitannya dengan
kemampuan mahasiswa dalam menuliskan sebuah paragraf.

Sebagai seorang terpelajar, menentukan solusi atas permasalah tersebut


merupakan jalan terbaik yang harus di tempuh demi terciptanya kompetisi dalam
diri mahasiswa untuk menghasilkan karya terbaiknya dalam bidang tulisan berupa
karya ilmiah. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan menemukan beberapa
metode atau model pembelajaran yang sesuai kerakteristik mahasiswa. Selain itu,
menemukan beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam membuat
sebuah paragraph juga perlu dilakukan oleh pengajar demi tercapainya hasil yang
maksimal dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang akan dicapai.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian paragraf ?


2. Apa saja Fungsi-fungsi paragraf ?
3. Apa sajakah Syarat-syarat dalam membuat suatu paragraf ?
4. Apa saja Pembagian paragraf menurut jenisnya ?
5. Apa saja jenis–jenis pengembangan paragraf ?
6. Bagaimana bentuk dan cara penulisan paragraf ?
7. Bagaimana bentuk kalimat utama dan kalimat penjelas pada paragraf ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian paragraf


2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi paragraf
3. Untuk mengetahui Syarat-syarat dalam membuat suatu paragraph
4. Untuk mengetahui Pembagian paragraf menurut jenisnya
5. Untuk mengetahui jenis–jenis pengembangan paragraf.
6. Untuk mengetahui dan cara penulisan paragraf.
7. Untuk mengetahui kalimat utama dan kalimat penjelas dalam menulis
sebuah paragraf.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan


atau topik.kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.dan di
dalam sebuah paragraf terdapat kalimat topik/kalimat pokok,dan kalimat
penjelas/pendukung.

Contoh sebuah paragraf :

Sampah selamanya selalu memusingkan berkali-kali masalahnya


diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun,
keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai
masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung,
penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita
karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan
masalah pencemaran air dan banjir. Selama Pengumpulan pengangkutan,
pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan
dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.

Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu


membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik
”masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah
masalah sampah.

B. Fungsi paragraf

Penulisan paragraf mempunyai beberapa fungsi. Menurut Wiyanto


(2011:16-18), fungsi paragraf dapat dilihat dari sudut penulis dan pembaca.

a) Dari sudut penulis

Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan sebuah pikiran penulis.


Pikiran penulis disampaikan secara bertahap, yaitu setiap pokok pikiran

3
ditukis dalam sebuah paragraf. Bila berpindah ke pokok pikiran lain, penulis
menyampaikan melalui paragraf baru.Penulis dapat menyampaikan buah
pikirannya secara teratur dan runtut.dengan ‘Wadah’ berupa paragraf-paragraf
itu, penulis dapat memisahkan tiap-tiap unit pikirannya dan tidak akan campur
aduk dengan unik pikirannya yang lain.Penulis dapat berhenti sejenak pada
akhir paragraf, lalu dapat melanjutka menulis pokok pikiran
selanjutnya.Dalam keseluruhan tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan
sebagai pengantar, transisi, atau kesimpulan.

b) Dari sudut pembaca

Pembaca dapat menangkap pokok pikiran penulis dengan


mudah.Memudahkan pembaca ‘menikmati’ tulisan. Lambat laun pembaca
dapat menghabiskan tulisan dalam satu buku.Pembaca dapat mengikuti alur
pikiran penulis.

C. Syarat-Syarat Paragraf

a. Kesatuan (Unity)

Setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang


diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal
paragraf biasa disebut paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang
diletakkan di akhir paragraf, di sebut paragraf induktif.

b. Kepaduan (coherence)

Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara


logis dan melalui kata-kata penghubung antar kalimat. Urutan yang logis
akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Kata-kata
penghubung antar kalimat maupun antar paragraf yaitu :

1) Ungkapan penghubung antar kalimat maupun antar paragraf.


2) Kata ganti.
3) Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).

c. Kelengkapan (completeness)

4
Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf
dikatakan tidak lengkap apabila hanya dikembangkan dan diperluas
dengan pengulangan-pengulangan, atau kurang memiliki kalimat penjelas
yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung unsur
kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua
kalimat. Paragraf yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat
membuat pembaca merasa kesulitan memahami makna detil dalam
paragraf.

d. Urutan (orderly)

Urutan ini berhubungan dengan kalimatp-kalimat yang membangun


paragraf hendaknya memiliki urutan-urutan ide secara logis. Syarat ini
mirip dengan kepaduan. Hanya saja, untuk untuk urutan , kalimat yang
membangun paragraf hendaknya memiliki keruntunan.

D. Jenis-jenis Paragraf

1) Jenis Paragraf Menurut Posisi Topiknya

Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik.karena


berisi gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan letak posisinya
dalam paragraf menjadi penting.Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf
dapat dibedakan atas empat macam, yaitu paragraf deduktif, paragraf
induktif, paragraf deduktif-induktif dan paragraf penuh kalimat topik.

 Paragraf Deduktif

Bila kalimat pokok di tempat pada bagian awal paragraf akan terbentuk
paragraf deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan
terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan
atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

Contoh :

5
Ada bebrapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada
yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan
pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang
memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api,
pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya.
Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwewenang dalam mengatur
lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

 Paragraf Induktif

Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf
induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah
diakhir dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum)

Contoh :

Pada era persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif seperti saat ini.
Seseorang yang menguasai bahasa inggris otomatis akan memiliki peluang
yang lebih besar di dunia kerja. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki
dunia kerja, khusunya untuk dapat diterima sebagai karyawan. Oleh karena
itu , penguasaan bahasa inggris sangat diperlukan untuk menambah
kompetensi di dunia kerja.

 Paragraf Induktif-Deduktif

Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menegaskan kembali gagsan utama yang terdapat pada
awal paragraf.

Contoh :

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolestrol merupakan


faktor resiko yang paling besar seseorang untuk menderota penyakit jantung
koroner. Sebenarnya, banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya kolestrol, tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam

6
masalah tersebut adalah tingginya konsumsi lemak serta kandungan
konsumsi asam lemaknya. Dalam hal ini, minyak goreng merupakan sumber
utama lemak yang tidak baik. Dengan demikian, Kolestrol merupakan
penyebab utama penyakit jantung koroner.

 Paragraf Penuh Kalimat Topik

Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak


satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.

Contoh :

Matahari akan menampakkan cahayanya. Embu masih tampak berkilau.


Warna bunga menjadi sangat indah diterpa matahari. Tampak kupu-kupu
dengan berbagai warna terbang dari bunga satu ke bunga yang lain. Angin
pun semilih terasa menyejukan hati.

2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya

Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud


penulisnya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.

Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam, yaitu :

Paragraf persuasif, jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara


mempengaruhi atau mengajak pembaca.

Contoh :

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu
lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida
justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras
sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu,
hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

7
 Paragraf argumentatif

Jika isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau


alasan yang mendukung.

Contoh :

Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama


di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari
kenderaan bermotor yang jumlahnya semakin banyak. Pembuangan
limbah industri dan pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur,
dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah
sembarangan. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian
yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat,
menyebarnya bebagi virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah
penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat
oleh sampah.

 Paragraf Naratif

Jika isi paragraf menunturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk


cerita.

Contoh :

Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industry


makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi
sekali aku harus bangun dan menyiapkan sarapan anak-anakku masih
kecil. Sebelumnya, aku tentu harus memandikan mereka karena anak-
anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju urusan rumah, segera aku
berlari untik mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya
yang di lalui bus

8
 Paragraf Deskriptif

Jika isi paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan


bahasa.

Contoh :

Pantai Olele Gorontalo memiliki tata keindahan alam yang menarik,


khusunya bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman,
tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya rindang, bentangan
lautnya luas. Bagi penyelam, pantai Olele juga menawarkan keindahan
ikan laut yang sedang berenang. Pemerintah Gorontalo harus menata
dan mengelola pantai Olele sebagai tujuan wisata.

 Paragraf Ekspositoris

Jika isi paragraf memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.

Contoh :

Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara


memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh
melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang
kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan

Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat di bedakan atas tiga


macam, yaitu : paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf
penutup.

 Paragraf Pembuka

Isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok


pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah
karangan, paragraf pembuka harus dapat di fungsikan untuk :

9
a) Menghantar pokok pembicaraan
b) Menarik minat dan perhatian pembaca
c) Menyiapkan atau menata pikiran penbaca untuk mengetahui isi seluruh
karangan.

 Paragraf Pengembang

Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan


yang sebelumnya telah di rumuskan di dalam paragraf pembuka. Contoh-
contoh dan ilustrasi, inti permasalahan dan uraian pembahasan adalah isi
sebuah paragraf pengembangan. Paragraf pengembang di dalam karangan
dapat di fungsikan untuk :

a) Menguraikan inti persoalan

b) Memberi ilustrasi atau contoh

c) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya

d) Meringkas paragraf berikutnya

e) Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan

 Paragraf Penutup

Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau


simpulan seluruh karangan.Penyajianya harus memperhatikan hal berikut
ini.

a) Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.


b) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian.
c) Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca.

4). Pengembangan Paragraf

10
a). Teknik Spasial

Dalam teknik ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada
objek/kejadian yang dibicarakan. Gambaran dari depan ke belakang, di luar ke
dalam, dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebaginya.
Contoh : Bangun itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama sering
disebut dengan bangsa srimaganti, terdapat dua padang kursi kayu ukiran Jepara.
Ruang ini sering digunakkan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu
kadipaten. Di sebelah kiri bangsa srimaganti, terdapat ruang khusus untuk
penyimpanan benda-benda pusaka kadipaten lain. Ruang ini tertutup rapat dan
selalu oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat
penyimpanan benda-benda pusaka dan cindera mata ini sering disebut kundaleni
masem. Agak jauh dari sebelah kanan kundaleni masem terdapat sebuah ruang
yang senantiasa menggambarkan aroma dupa. Ruang ini disebut pamujan karena
di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian.
Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat sebuah ruangan kecil dengan sebuah
tempayan besar di tengahnya. Ruang ini sering disebut dengan ruang reresik,
karena ruang ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum
masuk keruang pamujan.
b). Teknik Urutan Waktu

Pada teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan


waktu (kronologis) terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara
urut berdasarkan waktu. Pada teknik pengembangan ini, penulis tidak membahas
dengan membandingkan, menganalisis atau yang lainnya.

Contoh :

Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di


sana, dia dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi
yang membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang
istimewa, yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya jalani
selama delapan tahun. Hebatnya sambil mengembang penugasan tersebut, ia

11
belajar di sebuah perguruan tinggi sehingga ia mendapat gelar sarjana.
c). Teknik Klimaks dan Antiklimaks

Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang di


anggap kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsurangsur di
kembangkan hingga yang paling tinggi.

Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks


dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang peling tinggi
kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih
rendah.
Contoh : Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring
perkembangan teknologi manusia. Pada waktu mesin uap lagi jay-jayanya, ada
traktor yang di jalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat
perhatian orang, traktor ikut di berimodel seperti tank. Keturunan traktor model
tank sampai sekarang masih digunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda
rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping
Carterpillar, ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dn pembautan
alat pertanian lainnya.
d). Teknik Perbandingan dan Pertentangan

Teknik ini membandingkan informasi yang satu dengan informasi yang lain
atau bahkan di pertentangkan sehingga suatu informasi menjadi lebih jelas.
Dalam hal ini, penulis berusaha menunjukan persamaan dan perbedaan dua
hal. Namun teknik ini harus memiliki syarat yang harus dipenuhi, yaitu materi
yang diperbandingkan dan dipertentangkan harus memiliki tingkatan yang sama
dan keduanya memiliki persamaan sekaligus perbedaan.

Contoh :

Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha
tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling
senang mengenakan pakaian yang praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain
halnya dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin konservasif, ia

12
melembutkan pakainya dan gaya rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua
kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya
memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke
parlemen.
e). Teknik Analogi

Digunakan untuk membuat gagasan yang disajikan penulis mudah di pahami.


Biasanya, gagasan yang ini disampaikan merupakan suatu hal yang baru atau telah
dipahami secara salah sehingga penulis membutuhkan teknik ini untuk
memberikan sebuah pamahaman atas gagasannya.

Contoh : Dalam persoalan Poso, kita diingatkan bahwa penangannanya


tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta memegan telur. Kalau terlalu keras
memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau longgar juga akan pecah Karena
akan telepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus
menjadikan perhatian kita janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa
terpecah. Kesihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.
f). Teknik Sebab Akibat

Pada teknik ini, penulis menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu
peristiwa atau sesuatu hal lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah
paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi
sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas.
Contoh : Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal
kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia
tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulai sejak
1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit
untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi
penyelenggaraan program jaminan sosial.

g). Teknik Definisi Luas

13
Kata yang digunakan seperti adalah, yaitu, ialah, merupakan. Kata biasanya
digunakan adalah bila sesuatu yang didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu
digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau
sifat, ialah dibunakan untuk menjelaskan sinonim suatu hal, sedangkan
merupakan dipakai untuk mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.
Contoh :
Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara
continu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga air yang nerasal dari sumber
air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian
utama system ini ialah pompa pemasukan, katup limbah, katup pengantar, katup
udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat di pompakan
karena adanya perubahan energy kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang
cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan
air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya, desain ketup limbah dan katup
pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.
h). Teknik Klasifikasi
Teknik Klasifikasi merupakan teknik pengembangan yang menggunakan
pengelompokan-pengelompokan. Pengelompokan itu biasanya dilakukan
berdasarkan kesaman-kesamaan yang dimiliki.
Contoh :
Dalam karang-mengarang atau tuli-menulis, dituntut beberapa kemampuan
antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan
pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah
kemampuan menyerap ejaan, pungutasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan
yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata
paragraf, kemapuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan
kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau


topik.kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.dan di dalam sebuah
paragraf terdapat kalimat topik/kalimat pokok,dan kalimat penjelas/pendukung

 Fungsi paragraf yaitu : dari sudut penulis dan dari sudut pembaca.
 Syarat-.syarat paragraf yaitu : kesatuan, kepaduan, kelengkapan, urutan.
 Jenis-jenis paragraf :

Menurut posisi kalimat topik yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.

Menurut sifat isinya yaitu : paragraf persuasif, paragraf argumentatif,paragraf


naratif, paragraf naratif, paragraf deskriptif, paragraf eksopitoris.

Jenis paragraf menurut fungsinya dalam karangan

Paragraf PembukaParagraf Penutup

B. Saran

Dalam makalah ini kami sebagai penyusun menyarankan agar materi penulisan
paragraf yang baik dalam bahasa Indonesia agar dapat dipahami dan dapat di
praktekan dalam kegiatan belajar sehari-hari.

15
Daftar Pustaka

Ntelu Asna, M.Hum, dkk. 2013. Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.

A, Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesi untuk Perguruan Tinggi

Ngadiyono. 2011. Kesatuan Paragraf. Makalah Bahasa Indonesia, FMIPA

UNDIP Semarang: tidak diterbitkan.

16

Anda mungkin juga menyukai