Disusun Oleh:
Ida Ayu Bintang Manik Mahadewi 1706511011
Lili Efnita 1706511017
Ni Luh Putu Sri Mahadewi 1706511028
Dhea Arneta Salsabila 1706511041
Hakim Mawa Panuluh Jagat 1706511091
I Dewa Ayu Nyoman Sri Juliana Lestari 1706511093
Aqil Dwi Putra Munthe 1706511008
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Budaya”.
Adapun maksud dan tujuan kami dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Komunikasi Antar Budaya.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami tentunya menjumpai berbagai hambatan,
namun berkat dukungan materi dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing mata kuliah
Komunikasi Antar Budaya kami yaitu Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP berkat bantuan beliau
kami dapat dengan tepat waktu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami ucapkan
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi perbaikan
pada makalah selanjutnya.
Oktober, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................5
II. PEMBAHASAN..........................................................................................6
2.1 Faktor Personal...................................................................................................6
2.1.1 Faktor-faktor Psikologis................................................................................................6
2.1.2 Faktor Personal Sebagai Identitas Diri........................................................................8
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi antarbudaya bisa diartikan sebagai studi yang menitikberatkankan pada efek
kebudayaan terhadap komunikasi (Williamm B. Hart II, 1996). Pengertian komunikasi
antarbudaya yang sederhana yaitu, komunikasi antarpribadi yang memiliki latar belakang
kebudayaan berbeda. Kita selalu berperilaku dengan cara kita berpikir cepat dan tepat
menurut ajaran kebudayaan.
Komunikasi antarbudaya tidak dapat terlepas dari faktor-faktor budaya yang melekat pada
diri individu. Pada proses komunikasi antarbudaya yang dilakukan oleh orang yang berbeda
budaya itu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor personal, faktor hubungan antar
pribadi, dan faktor fungsi sosial. Faktor-faktor yang personal yang mempengaruhi
komunikasi yakni, faktor kognitif seperti, konsep diri, persepsi, sikap, orientasi diri.
Bagi banyak ahli, warna atribusi atau penampilan pribadi membarikan warna motivasi
untuk apa kita berkomunikasi. Karena itu maka setiap perisiwa memiliki dua aspek penting,
yakni: (1) isi komunikasi; dan (2) relasi komunikasi, yang dengan tampilan beratribusi rendah
maka formula tersebut tampaknya tidak berlaku.
Kata Paul Watzlawick, Janet Beavin dan Jacson (1997) ada perbadaan antara isi dan
relasi komunikasi. Isi Kumunikasi meliputi informasi yang terkandung dalam pesan,
misalnya tentang apa yang diucapkan secara lisan atau tertulis di atas kertas. Sedangkan relasi
komunikasi berkaitan dengan bagaimana pesan itu dialihkan, bagaimana pesan itu
disimpulkan sehingga meningkatakan kualitas relasi hubungan antarpribadi.
2. Masalah Kredibilitas
Berbagai penelitian yang berkaitan dengan kredibilitas komunikator selalu membahas
ulang dua tema pokok yakni: (1) kredibilitas komunikator; dan (2) derajat kesamaan
komuniktor.
Para ahli berpendapat, ada pula tiga faktor yang mempengaruhi pengiriman dari
seseorang komuniktor agar diterima oleh seseorang komunikan yaitu; (a) Kredibilitas; (b)
Objektivitas; (c) Keahlian. Ketiga aspek dari pengiriman ini berkaitan dengan erat dengan
dampaknya terhadap penerima. Penerima akan percaya kepada pesan atau merspon pesan
yang diinginkan, kalau pengirimnya itu kredibel, objektif, dan ahli dalam satu bidang tetentu.
Kredibilas tidak hanya meliputi faktor kepercayaan kita pada seorang pembicara,
tetapi juga meliputi sifat-sifat asli kredibilitas itu sendiri. Berdasarkan peertimbangan itu
maka komunikasi antar budaya selalu meliputi hubungan tatap muka antara dua oarang atau
lebih yang mempunyai latar belakang bidaya yng berbeda yang mana pengaruh budaya
sangatlah dominan.Berbagai penelitaian yang berkaitan dengan kredibilitas komunikator
menunjukkan bahwa kredibilitas itu antara lain ditentukan oleh beberapa faktor: (a)
Kewenangan dan kompetensi; (b) Karekter; (c) Koorientasi; (d) Karisma; dan (e) Dinamisme.
A. Kapan orang berbicara. Dalam berkomunikasi antarbudaya perlu diperhatikan bahwa ada
kebiasaan (habits) budaya yang mengajarkan kepatutan kapan seseorang harus atau boleh
berbicara.
B. Apa yang dikatakan. Laporan studi Eabes (1982) mengungkapkan bahwa orang-orang
Aborigin Australia tidak pernah mengajukan pertanyaan ‘mengapa’ , Suzanu Scolon
(1982) mendapti orang indian Athabaska jarang bertanya. Terdapat bahwa pertanyaan
dianggap terlau keras, karena menuntut jawaban.
C. Kecepatan dan jeda berbicara. Yang dimaksud dengan kecepatan dan jeda berbicara di’sini
adalah pengaturan kendali berbicara menyangkut tingkat kecepatan dan ‘istirahat sejenak’
dalam berkomunikasi antara dua pihak.
D. Hal memperhatikan. Konsep ini berkaitana erat dengan gaze atau pandangan mata yang di
perkenankan waktu berbicara bersama-sama. Orang-orang kulit hitam biasanya beerbicara
sambil menatap mata dan wajah orag lain, hal sama terjadi bagi orang batak dan timor.
E. Masalah intonasi cukup berpengaruh dalam berbagai bahsasa yang berbeda budaya. Orang
kadang di Lembata/Flores memakai kata bua bearti melahirkan namun kata yang sama
kalau ditekan pada huruf akhir ‘a’ – bua’ (buaq), bearti berlayar.
F. Gaya kaku atau puitis. Ohoiwutun (1997: 105) menulis bahwa jika anda membandingkan
bahsa Indonesia yang digunakan pada awal berdirinya negara ini dengan gaya yang
dipakai dewasa ini, dekade 90-an maka anda akan dapati bahwa bahasa Indonesia tahun
1950-an lebih kaku.
G. Bahasa tidak langsung. Setiap bahsasa mengajarkan kepada para penuturnya mekanisme
untiuk menyatakan sesuatu secara langsung atau tidak langsung.
Ketika berhubungan antarpribadi maka ada dua faktor dari peasan non verbal yang
mempengaruhi komunikasi antar budaya. Ada beberapa bentuk perilaku non verbal yakni:
1. Kinesik adalah studi yang berkaitan dengan bahsa tubuh, yang terdiri dari posi tubuh,
orientasi tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh, dll.
2. Okulesik adalah studi tentang gerkan mata dan posisi mata.
3. Haptik adalah studi tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana seseorang
memegang dan merangkul orang lain.
4. Proksemik adalah studi tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan waktu
berkomunikasi, sebagaimana dikategorikan oleh Hall pada tahun 1973,
kecenderungan manusia menunjukkan bahwa waktu berkomunikasi itu harus ada
jarak antarpribadi, terlalu dekat atau terlalu jauh.
5. Kronemik adalah studi tentang konsep waktu, sama seperti pesan non verbal yang lain
maka konsep tentang waktu yang menganggap kalau suatu kebudayaan taat pada
waktu maka kebudayaan itu tinggi atau peradaban maju.
6. Tampilan, appearance yaitu cara bagaiman seseorang menapilkan diri telah cukup
menunjukkan berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi tentang pribadi.
7. Posture adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk.
8. Pesan-pesan paralinguistik antarpribadi adalah pesan komunikasi yang merupakan
gabungan antara perilaku verbal dan non verbal.
9. Simbolisme dan komunikasi non verbal yang pasif yakni beberapa di antaranya
adalah simbolisme warna dan nomor.
2.3 Fungsi Sosial
1. Fungsi pengawasan.
2. Menghubungkan/menjembatani.
3. Sosialisasi.
4. Menghibur.
1. Pengawasan Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antar
budaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling
mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antar budaya fungsi ini bermanfaat untuk
menginformasikan “perkembangan” tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak
dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa
yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks
kebudayaan yang berbeda.
2. Menjembatani atau Menghubungkan dalam proses komunikasi antar budaya, maka fungsi
komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan
jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol
melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan
tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan
pula sebagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
3. Sosialisasi Nilai Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan
memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
4. Menghibur Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antar budaya.
Misalnya menonton tarian hula-hula dan “Hawaian” di taman kota yang terletak di depan
Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antar
budaya.
III. PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa komunikasi antarpribadi yang
memiliki latar belakang kebudayaan berbeda. Faktor – faktor yang terdapat dalam
komunikasi antar budaya adalah Faktor Personal, Faktor Hubungan Antarpribadi, dan Faktor
Sosial. Faktor personal dibagi pagi menjadi dua yaitu faktor personal psikologis dan faktor
personal sebagai identitas diri. Faktor- factor hubungan antarpribadi antara lain Sifat antar
Budaya yang Berpengaruh terhadap Interaksi, Masalah Kredibilitas, Derajat Kesamaan
Komunikator dengan Komunikan, Kemampuan Menyampaikan Pesan Verbal Antarbudaya,
dan Kemampuan Menyampaikan Pesan Non Verbal Antarpribadi.
Asriaydes. 2018. Resume buku dasar-dasar komunikasi antar budaya Dr. Alo Liliweri.
Tersedia online di: http://asriaydes.blogspot.com/2018/04/resume-buku-komunikasi-
antarbudaya-dr.html. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2020.
Nasrudin. 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antarbudaya. Sekolah
Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim.
Wahyono, Agus. 2016. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Jawa Tengah: Pustaka
Pelajar