Anda di halaman 1dari 20

PARAGRAF

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Muhammad Masykur Baiquni M.Pd

Oleh:
Kelompok 3

Davix Veftia Vaikhotul Putri D.P (22208401491039)


Nicky Nastity Cahya Ningrum (22208401491007)
Nuqobatul Khodijah (22208401491009)
Salsabila Nur Aini (22208401491020)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah yang berjudul “Paragraf” dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Shalawat serta salam senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan siapa saja
yang mengikuti sunnahnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini, terutama kepada Bapak Muhammad Masykur
Baiquni M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia Tak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan
selanjutnya. Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian dan semoga laporan ini bermanfaat. Amin

Gondanglegi, 30 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................. I

DAFTAR ISI............................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang............................................................................... 1

Rumusan masalah.......................................................................... 2

Tujuan penulisan........................................................................... 2

Manfaat penulisan......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf..................................................................... 3

B. Struktur Paragraf......................................................................... 4

C. Syarat Paragraf............................................................................ 6

D. Tujuan Pembentukan paragraf..................................................... 7

E. Jenis-jenis paragraf...................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................... 13

B. Saran................................................................................................ 13

DARTAR PUSTAKA................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain
karena dengan perantara kalimatlah seseorang baru dapat menyampaikan maksudnyasecara
lengkap dan jelas.1Kalimat sendiri adalah untaian kata yang mengandung pengertian
lengkap. Untaian kata ini bisa dibentuk dengan minimal dua kata atau lebih. Dua kata ini
harus mengandung pengertian lengkap.2 Beberapa kalimat yang saling berbubungan dan
memiliki satu pikiran utama akan membentuk sebuah paragraf. Pikiran utama atau gagasan
utama yang dikembangkan dalam tulisan disusun melalui seperangkat kalimat yang saling
berhubungan dalam kesatuan yang lebih besar.

Arifin & Amran (2010) mengungkapkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik, sedangkan Tarigan (2008:4) berpenda-pat
bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan
ekspresi pikiran yang relevan9, dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sastromiharjo (2011:39)
mendefinisikan paragraf sebagai kesatuan gagasan yang memiliki satu pikiran, dan beberapa
pikiran penjelas.3 Gagasan dalam suatu paragraf yang memuat inti dari sebuah paragraf
inilah yang disebut dengan kalimat utama.

Pikiran utama dan pikiran penjelas masing-masing tertuang dalam kalimat utama dan
kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf terdapat satu kalimat utama dan beberapa

1
Suyatno et.al., Buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Membangun Karakter Mahasiswa Melalui Bahasa
(Bogor:IN MEDIA, 2014), hal 86.
2
Suhartina, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Terampil Berbahasa MelaluiPembelajaran Berbasis Teks,
cetakan I (Makassar: Aksara Timur, 2018), hal 86.
3
Suhartina, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Terampil Berbahasa MelaluiPembelajaran Berbasis Teks,
cetakan I (Makassar: Aksara Timur, 2018), hal 111
kalimat penjelas. Ada beberapa cara penempatan kalimat utama dalam sebuah paragraf yang
sesuai dengan pikiran penulis. Di samping itu, untuk mengembangkan paragraf ada beberapa
teknik yang dilakukan sehingga para para penulis lebih mudah menguasai penulisan paragraf
tersebut. Selain itu, paragraf dapat dicermati dari segi sifat isinya yang sangat bergantung
pada pada informasi yang akan disampaikan.4

Oleh karena itu, dalam mengolah paragraf diperlukan suatu pemahaman tentang
bagimana membuat paragraf yang sesuai dengan kaidah-kaidah paragraf. Menyusun paragraf
tidak hanya asal menggabungkan kalimat satu dengan yang lainnya. Dengan demikian
pemahaman mengenai paragraf sangat diperlukan agar bisa menyusun sebuah paragraf dalam
membuat karangan ataupun karya tulis ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri dari paragraf?
2. Bagaimana struktur dari paragraf?
3. Apa yang menjadi syarat paragraf?
4. Apa Tujuan pembentukan paragraf?
5. Apa saja Jenis-jenis paragraf?
C. Tujuan
1. Untuk memahami ciri-ciri dari paragraf
2. Untuk memahami struktur dari paragraf
3. Untuk memahami syarat paragraf
4. Untuk memahami tujuan pembentukan paragraf
5. Untuk memahami jenis-jenis paragraf
D. Manfaat penulisan
1. Untuk penulis : dapat berfungsi untuk mempermudah seorang penulis dalam
membuat suatu karya ilmiah agar pembahasan suatu pokok permasalahan tidak
keluar dari topik pembahasan.
2. Untuk pembaca: dapat menangkap pokok pikiran penulis dengan mudah dan
memudahkan pembaca menikmati tulisan tersebut.

4
Nurdjan,Sukirman et.al., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Makassar: Aksara Timur, 2016), hal 65.
BAB II
Pembahasan
A. Ciri-ciri Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih luas daripada
kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk menjelaskan sebuah pikiran utama. Melalui paragraf itu gagasan menjadi
jelas oleh uraian tambahan, yang tujuannya menonjolkan pikiran utama secara lebih jelas.
Setiap paragraf hanya boleh mengandung satu pikiran utama atau gagasan utama secara
jelas.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam
paragraph membicarakan satu gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal dalam paragraf. Apabila dalam
suatu paragraf terdapat lebih dari satu gagasan berarti paragraf itu tidak tepat dan harus
dipecah ke dalam beberapa paragraf. Jadi, setiap paragraf hanya boleh mengandung satu
pikiran utama atau gagasan utama. Untuk lebih memahami tentang paragraf, perlu
mengetahui apa saja ciri-ciri yang dimiliki sebuah paragraf.
Ciri-Ciri Paragraf, Diantaranya Sebagai Berikut :
1. Yang pertama, kalimat awalnya terletak agak kedalam lima ketukan spasi
untuk jenis karangan yang biasa.
2. Lalu yang kedua, paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam
kalimat topik.
3. Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga
selebihnya merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi
menjelaskan, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang
terdapat dalam kalimat topik.
4. Dan yang keempat, paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam
kalimat penjelas. Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik.
Paragraf bukanlah kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu
kalimat topik dan juga beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas
berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta tidak mengulang pikiran
penjelas lainnya.

Setelah memahami ciri-ciri paragraf, kita juga perlu tahu mengenai fungsi
paragraf. Dapat disimpulkan bahwa fungsi paragraf, antara lain:

1. Untuk mengekspresikan gagasan utama yang ingin disampaikan oleh penulis.


2. Untuk menjelaskan keseluruhan ide pokok dengan mudah, logis, dan
sistematis.
3. Untuk menandai pergantian gagasan baru, jika karangan tersebut memiliki
lebih dari satu gagasan utama.
4. Untuk membantu pembaca memahami gagasan utama sebuah karangan.
5. Untuk memudahkan pengendalian variabel, jika karangan berisi lebih dari satu
variabel.
6. Untuk membantu penulis menyusun dan mengembangkan ide yang akan
dituangkan dalam karangannya, yang berhubungan dengan topik yang
akan dibahas.
B. Struktur Paragraf

Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada dasarnya terdiri


atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat pokok dan (2) kalimat penjelas
atau pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama
paragraf, sedangkan kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat yang berfungsi
menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf. Ciri kalimat topik dan kalimat
penjelas adalah sebagai berikut.
Ciri kalimat topik :
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih
lanjut.
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Memunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat
lain.
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frase transisi.
Ciri kalimat penjelas :
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti),
2. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan
kalimat lain dalam satu paragraf,
3. Pembentukannya sering memerlukan pembentukan kata sambung dan frase
transisi,
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang
bersifat mendukung kalimat topik.

Setelah mengetahui struktur paragraph perlu juga mengetahui unsur paragraph itu
sendiri. Unsur paragraf:

1. Topik atau Gagasan Utama


Topik merupakan fokus atau jantung dari sebuah paragraf. Topik atau
gagasan utama merupakan ide utama yang ingin disampaikan penulis kepada
pembaca. Intinya, gagasan utama “layaknya jiwa” yang menghidupkan sebuah
paragraf agar menarik di mata pembaca
2. Kalimat Utama
Unsur pembangun yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat utama berisi
gagasan utama yang diletakkan secara tersurat pada awal atau akhir paragraf.
Namun, kalimat utama dapat juga ditemukan pada awal dan akhir paragraf.
Kalimat utama bersifat umum dan akan dikembangkan oleh kalimat-kalimat
pendukung lainnya.
3. Kalimat Penjelas atau Kalimat Pendukung
Selanjutnya, kalimat penjelas atau pendukung. Seperti yang disebutkan di
atas, kalimat pendukung berfungsi untuk mengembangkan dan memperkuat
gagasan yang disampaikan pada kalimat utama. Kalimat penjelas bisa berupa
data pelengkap seperti opini, fakta, atau data yang valid.
4. Konjungsi
Unsur yang berikutnya adalah konjungsi. Singkatnya, konjungsi adalah
kata sambung atau kata penghubung. Konjungsi dalam bahasa Indonesia ada
dua jenis, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antar kalimat.
Konjungsi intrakalimat adalah kata sambung yang berfungsi
menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, serta klausa dengan
klausa dalam satu kalimat. Misalnya, “dan”, “sehingga”, “agar”, “sebelum”,
dan lain-lain. Contohnya: Kami menyiapkan jaket dan kaus kaki sebelum
pergi ke Malang.
Berbeda dengan konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat adalah
kata sambung yang menghubungkan antarkalimat dalam satu paragraf.
Misalnya, “Jadi”, “Oleh karena itu”, “Namun”. Contohnya: “Hari ini Kota
Malang diguyur hujan deras. Oleh karena itu, kita harus membawa payung di
tas saat sedang ke luar rumah.”

C. Syarat-syarat paragraf

Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan
kepaduan paragraf.

1. Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar
tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu.
Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf
menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus
dikeluarkan dari paragraf.
2. Kepaduan paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis
dan melalui ungkapan-ungkapan (kata kata) pengait antarkalimat. Urutan yang
logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat paragraf itu. Dalam
paragraf itu tidak ada kalimat-kalimat yang sumbang atau keluar dari
permasalahan yang dibicarakan. Agar paragraf menjadi padu digunakan
pengait paragraf berupa:
a. Ungkapan Penghubung Transisi
1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di
samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, dan, lagi
pula, seperti halnya, juga, kedua, ketiga, akhir nya, tambahan lagi,
demikian juga.
2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimana pun,
walaupun, demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya, sama
sekali tidak, biarpun, meskipun.
3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang
demikian, sehubungan dengan itu, sama halnya, seperti, dalam hal
yang sama, sebagaimana.
4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karenaitu,
maka, sebab itu, karena itu.
5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu, untuk maksud
tersebut, supaya.
6) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada
umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan, contoh, ringkasnya,
secara singkat, seperti sudah dikatakan, misalnya, yakni, yaitu,
sesungguhnya.
7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat
kemudian, sesudah, kemudian.
8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu, berdampingan dengan, di
sini, di situ, dekat, di seberang.

b. Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat berupa kata ganti orang maupun kata
ganti yang lain.
1) Kata Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu
paragraf,kita banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian
kata ganti itu berguna untuk menghindari penyebutan nama orang
berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita,
kami (kata ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu
sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka, dan nya
(kata ganti orang ketiga).
2) Kata Ganti yang lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan paduan
paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di
atas, di sana, di sini, dan sebagainya.
3) Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengu
langan kata-kata kunci. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu
dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).

D. Tujuan Pembentukan Paragraf


Apabila kita pernah membaca sebuah tulisan yang
tidak tersusun atas kesatuan paragraf, kita akan sulit memahami isinya. Kita
dituntut untuk memeriksa lebih cermat pikiran penulis dari awal sampai akhir
secara menyeluruh tanpa petunjuk yang jelas. Hal ini tidak akan terjadi pada
tulisan yang tersusun atas serangkaian paragraf yang baik. Setelah kita membaca
sebuah paragraf, kita dapat berhenti sebentar dan berkonsentrasi terhadap pikiran
utama yang terkandung dalam paragraf tersebut sebelum melangkah pada
paragraf berikutnya.
Ada dua tujuan utama pembentukan paragraf. Pertama, pembentukan
paragraf bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan
pikiran utama yang satu dari utama pikiran yang lain. Oleh karena itu, paragraf
hanya dapat memuat satu pikiran utama. Apabila
terdapat dua pikiran utama, paragraf tersebut harus dipecah menjadi dua atau
lebih. Kedua, pembentukan paragraf bertujuan memisahkan dan menegaskan
perhentian secara wajar dan formal untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama
daripada perhentian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama
tersebut, kosentrasi terhadap pikiran utama pada setiap paragraf lebih terarah

Contoh
Bidang pendidikan merupakan wadah dan lingkunga formal yang harus
menerima anak didik dari semua suku bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sesuai
dengan pokok kebijaksanaan pendidikan dan kebudayaan dan gbhn maka
kedudukan dan fungsi bahasa indonesia dalam hubungannya dengan pendidikan
nasional adalah (1) sebagai mata pelajaran dasar dan pokok dan (2) sebagai
bahasa pengantar di semua jenjang sekolah. Bahasa daerah dapat dipakai untuk
membantu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di kelas satu sampai kelas
tiga SD di daerah-daerah yang masih memerlukannya. Di samping itu,
bahasa daerah dapat pula diajarkan sebagai satu mata pelajaran. Selain itu, juga
bahasa daerah dianggap sebagai salah satu media pengembangan kebudayaan.
Paragraf di atas berisi dua pikiran utama, yaitu (1) kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia dan (2) kedudukan dan fungsi bahasa daerah. Oleh karena itu,
paragraf tersebut haruslah dijadikan dua buah, seperti yang terlihat pada contoh
berikut.
Contoh (2a)
Bidang pendidikan merupakan wadah dan lingkungan formal yang harus
menerima anak didik dari semua suku bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sesuai
dengan pokok kebijaksanaan pendidikan dan kebudayaandan gbhn maka
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan pendidikan
nasional adalah (1) sebagai mata pelajaran dasar dan pokok dan (2) sebagai
bahasa pengantar di semua jenjang sekolah. Bahasa daerah dapat dipakai untuk
membantu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di kelas satu sampai kelas
tiga SD di daerah-daerah yang masih memerlukannya. Di samping itu, bahasa
daerah dapat pula diajarkan sebagai satu mata pelajaran. Selain itu, juga bahasa
daerah dianggap sebagai salah satu media pengembangan kebudayaan.
E. Jenis Paragraf
Sunarti (2002 : 264) menyatakan bahwa paragraph dibedakan berdasarkan
letak kalimat utamanya dan ber- dasarkan pola umum pengembangannya.
1. Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
Berdasarkan letak kalimat utamanya (gagasan utamanya), paragraf dibagi
menjadi :
a.Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak
di awal paragraf. Gagasan utama, atau pokok persoalan paragraf itu
dinyatakan dalam kalimat pertama
.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak
di akhir paragraf atau pada kalimat penutup paragraf itu.

c. Paragraf Campuran ( Deduktif-Induktif)


Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya
terdapat pada kalimat pertama dan dipertegas kembalipada kalimat
terakhir.

2. Berdasarkan Pola Umum Pengembangannya


Berdasarkan pola umum pengembangannya, paragraf terbagi menjadi
paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif.
.
a. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian yang berdasarkan kurun waktu (kronologis). Salah
satu ciri khas karangan narasi adalah adanya organisasi detail-detail ke dalam
urutan ruang- waktu (time space sequences) yang menyaran-
kan adanya bagian awal, tengah, dan akhir cerita. Organisasi demikian
menyarankan ada- nya pergantian detail-detail atau pengem-
bangan dalam narasi (Suparno & Yunus, 2006- :4.47). Achmadi (1988:113),
mengklasifikasikan bahwa tujuan utama wacana narasi adalah untuk
menguraikan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang saling
berhubungan sedemikian rupa sehingga maknanya muncul atau berkembang
di dalamnya.

b. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah jenis paragraf yang menggambarkan suatu hal,
baik itu benda, peris- tiwa, keadaan ataupun manusia. Dengan parag- raf ini,
pembaca dapat seolah-seolah menyak- sikan atau merasakan hal yang
diceritakan itu.

c. Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang memaparkan, atau menerangkan
suatu hal atauobjek dengan sejelas-jelasnya. Paragraf eksposisi menggunakan
contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya untuk
memperjelas masalah yang dikemukakan
.
d. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang mengemukakan alasan,
contoh, dan bukti-bukti yang kuat, serta meyakinkan. Alasan-alasan,
bukti-bukti, dan sejenisnya digunakan penulis untuk memengaruhi pembaca
agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan dari penulis.

e. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan memengaruhi
emosionalitas pembaca. Paragraf ini juga membutuhkan data, dan
contoh-contoh untuk memengaruhi pembaca. Ciri utama paragraf ini adalah
adanya kalimat ajakan di dalam strukturnya. Lain halnya dengan pendapat
tersebut, Arifin (2008:131) membagi paragraf menurut teknik pemaparannya
menjadi empat macam,yaitu deskriptif, ekspositori, argumentatif dan naratif.
Sementara itu, deskriptif, naratif, argumentatif dan ekspositori oleh
Zainurrahman (2011:37-76) digolongkan sebagai jenis paragraf berdasarkan
gendre.
Berdasarkan jenis paragraf yang dipaparkan sebelumnya, beberapa ahli
mengklasifikasikan cara mengembangkan paragraf sebagai berikut;
1. Perbandingan dan Pertentangan
Pada perkembangan paragraph selanjutnya dengan menggunakan metode
perbandingan dan per- tentangan. Perbandingan dan pertentangan adalah suatu
cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua
orang, obyek atau gagasan yang bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf,
2009:88). Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya
menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, sepertihalnya, demikian juga,
sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan
ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan sedangkan,
lain halnya dengan, akan tetapi,dan bertolak belakang dari
(Akhadiah,1998:162).
2. Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan
objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan
analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata–kata yang digunakan yaitu
ibaratnya, seperti, dan bagaikan.

3. Contoh-contoh
Sebuah gagasan terlalu bersifat umum, atau generalisasi-generalisasi
memerlukan iliustrasi-ilustrasi yang konkrit dalam paragraf, sehingga dapat
dipahami oleh pembaca. Ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat
yang umum akan sering diperguna- kan contoh-contoh yang konkrit untuk
mengambil tempat dalam paragraf. Kata seperti, misal, contohnya, dan lain-
lain adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan
paragraf dengan contoh (Akhadiah, 1998: 163).
4. Sebab-akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan menggunakan metode
sebab-akibat ataupun akibat- sebab. Tujuan paragraf ini adalah membuat
pembaca memahami penyebab permasalahan yang dibahas dalam paragraf.
Metode pengembangannya tergantung konteks yang ingin ditulis. Pada
metode sebab akibat, sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat merupakan perincian pengembangan. Sedangan metode akibat sebab
dikembangkan dengan menjadikan akibat sebagai gagasan utama dan sebab
dijadikan sebagai penjelas. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal,
akibatnya, oleh karena itu, dan karena (Akhadiah, 1998: 163).

5. Umum-khusus
Umum-khusus merupakan metode atau cara yang paling umum untuk
mengembangkan gagasan dalam paragraf secara utuh dan teratur. Hal
utamayang dilakukan gagasan utamanya pada awal paragraf, serta
khususnya atau perincian-perincian terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya
(Akhadiah, 1998: 161).

6. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan metode dengan menggunakan sebuah proses untuk
mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-
kesamaan tertentu. Dengan demikian metode ini menganalisis paragraf
menjadi dua arah, yang pertama yaitu mempersatukan satuan-satuan ke dalam
satu kelompok, dan yang kedua yaitu memisahkan kesatuan kesamaan-
kesamaan yang lain. Kata–kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu
dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan
mengklasifikasikan (Akhadiah, 1988: 164).6) Definisi luas Definisi luas yaitu
usaha pengarang untuk memberikan keterangan, atau arti terhadap sebuah
istilah atau hal. Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang
digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi.
7. Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan
yang dianggap paling rendahkedudukannya. Kemudian berangsur-angsur
dengan gagasanlain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau
kepentingannya (Akhadiah, 1998: 160).
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Ciri-ciri paragraf yaitu Mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang
relevan dengan ide pokok seluruh isi karangan. Paragraf umumnya dibangun oleh
beberapa kalimat. Merupakan satu kesatuan pikiran yang koheren dan padat.
Struktur paragraf yaitu topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau
pendukung.Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama
paragraf, sedangkan kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat yang berfungsi
menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf.
Syarat syarat paragraf Kesatuan paragraf Dalam sebuah paragraf terdapat hanya
satu pokok pikiran.Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat
secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata kata) pengait antarkalimat.
Tujuan Paragraf Ada dua tujuan utama diantaranya:Pertama, pembentukan paragraf
bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan pikiran
utama yang satu dari utama pikiran yang lain. Kedua, pembentukan paragraf
bertujuan memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal untuk
memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada akhir kalimat.
Jenis-jenis paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya yaitu : Paragraf
Deduktif, Paragraf Induktif dan Paragraf Campuran ( Deduktif-Induktif) .Berdasarkan
Pola Umum Pengembangannya yaitu : Paragraf Naratif Paragraf Deskriptif Paragraf
Ekspositif Paragraf Argumentatif dan Paragraf Persuasif

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa penulis masih sangat jauh sekali dari kata-kata sempurna,
untuk kedepannya penulis akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam menerangkan
penjelasan mengenai makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih lengkap dan lebih
banyak lagi, dan tentunya bisa untuk dipertanggung jawabkan. Untuk saran yang akan
kalian berikan kepada penulis, bisa berupa kritikan-kritikan dan saran-saran kepada
penulis guna untuk menyimpulkan kepada kesimpulan dari pembahasan makalah yang
sudah dijelaskan didalam makalah. Untuk bagian-bagian akhir dari makalah ialah daftar
pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

Suyatno et.al.,( 2014). Buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Membangun Karakter
Mahasiswa Melalui Bahasa. Bogor:IN MEDIA.

Suhartina (2018). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Terampil Berbahasa Melalui
Pembelajaran Berbasis Teks. Cetakan I. Makassar: Aksara Timur.

Rafiek dan Rusma Noortyani (2015). Bahasa Indonesindonesi di Perguruan Tinggi untuk
Mahasiswa. Cetakan I. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
FKIP, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Nurdjan, Sukirman et.al. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Makassar: Aksara
Timur.

Rostina. (September 2021). “Pengembangan Paragraf dalam Menulis Sebuah Tulisan”.


Juripol: Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan, Volume 4 Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai