Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PARAGRAF DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF


Dosen : DAHLIA AYU KUSUMA DEWI,M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


Anggota : 1. Hasanah Fitri Fandasti ( 22 711 061 ) Akuntansi

2. Hendrika Amikosae ( 22 711 028 ) Akuntnsi

3. Fernando Mote ( 22 711 058 ) Akuntansi

4. Wemi Narek ( 22 711 062 ) Akuntansi

5. Henok S Helakombo ( 22 711 019 ) Akuntansi

6. Selpiana Keiya ( 22 831 015 ) Hubungan Internasional

7. Denis Alfredo Mimpir ( 22 811 016 ) Ilmu Pemerintahan

8. Markos Tatogo ( 19 911 009 ) Sastra Inggris

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA


FAKULTAS EKONOMI, SASTRA DAN SOSIAL POLITIK
TAHUN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Paragraf dan
Pengembangan Paragraf “ tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah bahasa indonesia dan juga untuk menambah
wawasan pembaca tentang materi paragraf dan pengembangan paragraf. Kami ucapkan terima
kasih kepada Ibu Dahlia Ayu Kusuma Dewi,M.Pd selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan, dan juga teman teman
yang telah bekerjasama menyusun makalah ini. Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami meminta kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dengan
adanya makalah yang sederhana ini semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca yang
mengikuti mata kuliah.

Jayapura, 18 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. PARAGRAF.........................................................................................................................5
1. Pengertian Paragraf...........................................................................................................5
2. Fungsi Paragraf.................................................................................................................6
3. Jenis Paragraf....................................................................................................................7
4. Syarat Pembentukan Paragraf.........................................................................................10
5. Kalimat Topik.................................................................................................................11
6. Peletakkan Kalimat Topik...............................................................................................13
7. Unsur –Unsur Kebahasaan Pembangunan Paragraf........................................................14
B. PENGEMBANGAN PARAGRAF....................................................................................15
A. Pola Pengembangan Paragraf..........................................................................................15
B. Hubungan Logis Antarkalimat........................................................................................18
BAB III..........................................................................................................................................19
PENUTUP.....................................................................................................................................19
Kesimpulan................................................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam bisa menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan ( gagasan tunggal ). Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.

Dalam kenyataannya kadang - kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau
karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebu, maka kami rumuskan masalah dalam ini adalah

1. Apa pengertian paragraf


2. Apa fungsi paragraf
3. Jenis paragraf
4. Syarat pembentukan paragraf
5. Kalimat topik
6. Peletakkan kalimat topik
7. Unsur-unsur kebahassaan pembangunan paragraf
8. Pola pengembangan paragraf
9. Hubungan logis antarkalimat

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PARAGRAF
1. Pengertian Paragraf
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian paragraf adalah bagian bab
dalam suatu karangan ( biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan garis baru). Pengertian paragraf adalah suatu gagasan yang berbentuk
serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Paragraf juga dapat diartikan
yakni seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat pokok dan
beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah suatu kalimat yang
berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri, dan Kalimat Penjelas
merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang terdapat di kalimat
pokok, atau definisi paragraf adalah bagian yang berasal dari suatu karangan yang
terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi / kalimat
dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai
pendukungnya.
Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli
Menurut Gorys Keraf, pengertian paragraf atau alinea adalah suatu kesatuan gagasan
atau ide. Paragraf adalah suatu kesatuan yang memiliki tingkat kesatuan yang lebih
tinggi dari kalimat. Pengertian paragraf merupakan suatu kumpulan dari kalimat yang
saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk ide atau gagasan.
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai, pengertian paragraf yaitu seperangkat kalimat yang
membahas suatu gagasan atau topik utama, kalimat dalam suatu karangan menunjukkan
kesatuan ide atau mempunyai hubungan yang saling berkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik.
Menurut Widyamartaya, pengertian paragraf adalah karangan yang terbentuk dari satu
atau lebih pada suatu kalimat yang saling berkaitan dan mempunyai satu kalimat utama
yang menjiwai seluruh karangan.

5
2. Fungsi Paragraf
Setelah memahami apa yang dimaksud dengan paragraf, kita perlu mengetahui
fungsinya. Fungsi paragraf adalah sebagai berikut ini:
a) Menampung Ide Pokok Paragraf. Berfungsi untuk menampung berbagai ide pokok
sang penulis.
b) Membantu Memahami Isi, sebagai sarana yang membantu para pembaca
memahami isi, andai tidak ada paragraf pasti para pembaca akan sulit membedakan
kapan sang penulis memberikan ide pokok yang berbeda.
c) Membantu Menguraikan Masalah Paragraf, juga dapat membantu penulis
mengembangkan semua ide yang ada agar terurai secara jelas dan sistematis agar
dipahami oleh pembaca.
d) Memulai Pokok Pikiran Baru. Ini ada sedikit hubungan dengan fungsi paragraf
bagian b, paragraf membantu penulis dan pembaca membedakan ide pokok satu
paragraf dengan paragraf lain, sehingga tujuan para penulis tersampaikan secara
baik.
e) Memudahkan mengatur variabel. Suatu tulisan yang mengandung beberapa
informasi berbeda tapi masih satu tema, akan memiliki beberapa variabel, paragraf
memiliki fungsi untuk mempermudah dalam mengatur variabel ini.
f) Memudahkan pengembangan topic. Jika kamu mendapat sebuah topik, kemudian
diminta untuk mengembangkannya. Langkah yang mudah untuk dilakukan adalah
menulis kalimat per kalimat kemudian disusun dalam bentuk paragraph
g) Memudahkan penyusunan ide. Paragraf akan memudahkan penyusunan ide-ide
yang akan kamu tuangkan dalam suatu karangan.
h) Mengekspresikan gagasan. Fungsi paragraf yang selanjutnya adalah
mengekspresikan sebuah gagasan, bagaimana cara mengekspresikan suatu gagasan?
Caranya adalah dengan menulis gagasan itu, dan memberikan detailnya ke kalimat-
kalimat berikutnya.
i) Memudahkan pemahaman pembaca. Suatu tulisan yang disusun dalam beberapa
paragraf yang terstruktur, tentu akan memudahkan pembaca dalam memahami isi
dari tulisan tersebut.

6
3. Jenis Paragraf
Jenis Paragraf tebagi menjadi dua, Berdasarkan Pola Penalaran dan Berdasarkan
Gaya Ekspresi/ Pengungkapan.
1. Berdasarkan pola penalaran
Yaitu pengelompokkan paragraf didasarkan pada penempatan gagasan utama.
Letak gagasan utama itu, paragraf dapat dibedakan atas paragraf deduktif, induktif,
deduktif-induktif, ineratif, dan menyebar.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya
terletak di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk
mendukung gagasan utama. Ide pokok atau gagasan utama berupa pernyataan
umum yang dikemas dalam kalimat topik, kalimat topik itu kemudian diikuti
oleh kalimat-kalimat pengembang yang berfungsi memperjelas informasi yang
ada dalam kalimat topiknya.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada
bagian akhir. Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai ciri-ciri, yaitu
diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai
penjelas dan merupakan pendukung gagasan utama, dan kemudian menarik
simpulan berdasarkan peristiwa peristiwa khusus tersebut.
Untuk menjaga koherensi antar kalimat dalam paragraf, dalam perumusan
kalimat simpulan itu acap digunakan konjungsi penumpu kalimat yang
sekaligus berfungsi sebagai konjungsi antar kalimat. Kata atau frasa yang biasa
digunakan sebagai penumpu kalimat simpulan itu adalah jadi, akhirnya,
akibatnya, oleh karena itu, maka dari itu, berdasarkan uraian di atas, dan
dengan demikian.
c. Paragraf Deduktif- Induktif (Campuran)
Paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian awal dan akhir
paragraf. Meskipun ada dua kali pemunculan kalimat topik, hal itu bukan
berarti gagasan utamanya ada dua. Adanya dua kalimat topik itu hanya
merupakan bentuk pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi.

7
Paragraf dengan pola ini dimulai dari penyataan yang bersifat umum,
diikuti dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus sebagai penjelas,
dan diakhiri dengan pernyataan umum lagi yang merupakan pengulangan
gagasan utama. Biasanya gagasan utama pada akhir paragraf dikemas dengan
kalimat topik yang agak berbeda dengan kemasan kalimat topik pertama.
d. Paragraf Ineratif
Paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah Paragraph,
paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar
kemudian diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat
penjelas untuk menguatkan atau mempertegas informasi.
e. Paragraf dengan Ide Pokok Menyebar
Paragraf dengan pola semacam ini tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-
kalimatnya. Contoh paragraph dengan pola seperti ini terdapat pada paragraf
narasi atau deskripsi.
2. Berdasarkan Gaya Ekspresi/ Pengungkapan
Menjelaskan bahwa berdasarkan gaya ekspresi atau pengungkapan,
paragraf terbagi atas narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
a. Paragraf Narasi
Merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan atau
mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa – baik peristiwa nyata maupun
rekaan— atau pengalaman hidup berdasarkan perkembangannya dari waktu ke
waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa
tersebut. Genre ini dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar
tentang sesuatu yang diketahui atau dialami penulis supaya pembaca terkesan.
b. Paragraf Deskripsi
Merupakan paragraf yang isinya menggambarkan suatu objek atau suatu
keadaan sejelas - jelasnya dengan melibatkan kesan indra. Paragraf ini
bertujuan untuk memberikan kesan/ impresi kepada pembaca terhadap objek,
gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis.
Melalui pengesanan ini, pembaca seolah-olah berada di suatu tempat dan dapat

8
melihat, mendengar, meraba, mencium, atau merasakan apa yang tertulis dalam
paragraf tersebut.
c. Paragraf Eksposisi
Merupakan paragraf yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu
sehingga memperluas pengetahuan pembaca, paragraf ini bersifat ilmiah/
nonfiksi. Sumber untuk penulisannya dapat diperoleh dari hasil pengamatan,
penelitian, atau pengalaman. Paragraf eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-
bagian yang disebut pembukaan, pengembangan, dan penutup, hal ini sangat
bergantung pada sifat tulisan dan tujuan yang hendak dicapai.
d. Paragraf Persuasi
Merupakan paragraf yang berisi ajakan, paragraf persuasi bertujuan untuk
membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
menyampaikan bukti dengan data dan fakta pendukung. Jika pada argumentasi
pembuktian kebenaran dinyatakan dengan proses penalaran yang sehat,
persuasi berusaha membuktikan kebenaran atau merebut perhatian melalui
penalaran yang kadang-kadang emosional.
e. Paragraf Argumentasi
Bertujuan untuk membuktikan pendapat penulis agar pembacamenerima
pendapatnya, pendapat tersebut disampaikan dengan disertai penjelasan
danalasan yang kuat serta meyakinkan. Tujuannya adalah agar pembaca bisa
terpengaruh, dasar tulisan dari paragraf ini adalah berpikir kritis dan logis
berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, fakta-fakta
tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain bahan bacaan (buku,
majalah, surat kabar, atau internet), wawancara atau angket, penelitian atau
pengamatan langsung melalui observasi. Selain itu, tulisan yang termasuk
dalam argumentasi ini harus dijauhkan dari emosi dan unsur subjektif. Tulisan
dalam paragraf argumentasi ini dapat dikembangkan dengan pola sebab-akibat
atau akibat-sebab.

9
4. Syarat Pembentukan Paragraf
Menyusun paragraf yang baik tentu saja tidak mudah, tetapi jika kita mengikuti aturan
atau syarat penyusunan paragraf, maka kita bisa membuat paragraf yang enak dibaca dan
informatif. Syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan
Paragraf harus memiliki satu kesatuan pikiran yang utuh. Semua kalimat di dalam
paragraf harus memiliki satu ide pokok, yakni terfokus pada gagasan utama sebagai
pengendali. Agar hal ini dapat tercapai, kita harus senantiasa mengevaluasi agar kalimat-
kalimat yang kita tulis itu erat hubungannya dengan gagasan utama.
2. Kepaduan
Secara singkat dapat dikatakan yang dimaksud dengan kepaduan adalah hubungan timbal
balik yang baik dan benar antar kalimat dan paragraf. Kalimat-kalimat tersebut terjalin
secara gramatikal, terpadu, berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mendukung gagasan
utama.
Untuk membangun kepaduan paragraf, dapat digunakan:
a. Repetisi, Pengulangan kata kunci atau sinonimnya dapat digunakan untuk membangun
kepaduan paragraf. Contoh: Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris,
Indonesia dicirikan dengan sebagian besar penduduknya hidup dengan bercocok tanam.
b. Pronomina (kata ganti), Untuk membangun kepaduan dapat dilakukan dengan
menggunakan pronomina untuk menyebut nomina atau frase nominal yang telah
disebutkan. Contoh: Mahasiswa FKIP telah memproduksi berbagai jenis produk
makanan yang bahan bakunya ikan, mereka telah membuat sosis ikan, baso ikan,
bahkan kerupuk, dan hasil produksinya kini sangat digemari oleh masyarakat.
c. Kata transisi, Yang dimaksud dengan kata transisi adalah ungkapan pengait antar
kalimat. Melalui penggunaan kata transisi hubungan antara kalimat yang satu dengan
yang lainnya dapat terjalin dengan baik. Terdapat beberapa tanda pengalihan/tanda
transisi, yaitu: sebaliknya, padahal, seperti, akibatnya, maka, supaya, untuk itu,
ringkasan, pokoknya, sementara itu, kemudian, di sini, di situ.
d. Paralelisme, Untuk membangun struktur kepaduan bisa digunakan bentuk kata kerja
yang sama atau menggunakan majas repetisi. Contoh: Setelah mendapat petunjuk dari
dosen, mahasiswa mulai membersihkan lahan untuk menanam singkong. Untuk itu,
mahasiswa membutuhkan alat-alat pertanian yang sederhana. Untuk membangun
struktur kepaduan bisa digunakan bentuk kata kerja yang sama atau menggunakan
majas repetisi. Contoh: Setelah mendapat petunjuk dari dosen, mahasiswa mulai
membersihkan lahan untuk menanam singkong. Untuk itu, mahasiswa membutuhkan
alat-alat pertanian yang sederhana.

10
3. Pengembangan / Permasalahan
Gagasan utama sebuah alinea biasanya diletakkan pada kalimat topik/kalimat pokok.
Kalimat topik/utama/pokok adalah:
a) kalimat yang mengandung ide utama
b) bagian yang berdiri sendiri sehingga tidak terikat pada bagian lain
Kalimat penjelas adalah:
a) merupakan kalimat penyerta
b) pengembangan ide utama
c) bersifat menerangkan
Letak kalimat topik dalam sebuah paragraf, bisa disimpulkan:
a) di awal paragraf, bersifat deduktif
b) di awal dan di akhir paragraf, bersifat deduktif-induktif
c) di seluruh paragraf, bersifat deskriptif/naratif
d) di akhir, bersifat induktif

5. Kalimat Topik
Kalimat topik merupakan kunci dari sebuah bacaan, Tanpa adanya kalimat topik
maka bacaan tidak ada intinya. Ini artinya, sebuah tulisan yang digabungkan dalam
beberapa paragraf itu memiliki pembahasan yang tidak tentu arah. Kalimat topik terdiri
dari beberapa kata kunci yang biasanya tersebar dan terjadi pengulangan di beberapa
paragraf, sederhananya kalimat topik menjadi sebuah kunci dalam suatu tulisan agar
pembaca mudah mengerti ide penulis.
Kalimat topik merupakan kalimat yang mengungkapkan gagasan pokok atau
gagasan utama dalam suatu tulisan, kalimat topik ini berfungsi untuk memperkenalkan
pembaca tentang topik dalam suatu bacaan, selain itu kalimat topik ini bisa bermanfaat
untuk menyatakan ide pokok dan merupakan fokus dalam sebuah bacaan. Kalimat topik
biasanya tersirat di dalam judul bacaan yang kemudian dijabarkan dalam kalimat utama
di awal paragraph, mudahnya kalimat topik adalah isu penting yang ingin diutarakan oleh
seorang penulis. Dalam ragam fiksi, gagasan utama pada sebuah tulisan bisa tersaji lewat
beberapa kalimat topik namun, dalam ragam nonfiksi biasanya kalimat topik berada di
awal, tengah, akhir, maupun awal dan akhir sebuah bacaan. Kalimat topik bisa
berkembang menjadi beberapa paragraf yang enak untuk dibaca karena memiliki kalimat
penjelas atau kalimat pengembang. Kalimat pengembang sendiri terbagi menjadi dua
jenis, yakni kalimat pengembang langsung dan kalimat tidak langsung. Kalimat

11
pengembang langsung berperan untuk mendukung kalimat topik, kalimat pengembang
tak langsung mendukung kalimat pengembang langsung.
A. Ciri-Ciri Kalimat Topik
Kalimat topik memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain:
1) Biasanya diletakkan pada awal paragraf, namun bisa juga diletakkan di tengah
maupun akhir paragraf.
2) Satu kalimat topik biasanya berisikan kalimat utama yang ditandai dengan
beberapa kata kunci.
3) Umumnya terdiri dari suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan secara
rinci oleh kalimat pengembang.
4) Kalimat topik memiliki arti cukup jelas tanpa mesti dikaitkan dengan kalimat
lain.
5) Kalimat topik umumnya bisa dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa
transisi.
B. Cara Menentukan Kalimat Topik
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kalimat topik bisa terletak di mana saja
dalam sebuah bacaan. Untuk itu, kita perlu mengetahui cara mudah untuk
menentukan kalimat topik, Berikut ini :
1) Melihat pada Judul Bacaan
Umumnya kalimat topik sudah tersirat di dalam judul bacaan pada sebuah
bacaan. Untuk itu, sebelum membaca seluruh bacaan ada baiknya tidak
melupakan dan lewatkan judul bacaan.
2) Menemukan Kalimat Utama
Kalimat utama ini bisa dengan mudah temukan di bagian
awal paragraf dari sebuah bacaan, kalimat utama bisa saja terletak di awal
paragraf, akhir paragraf, maupun awal dan akhir paragraf. Oleh karena itu,
menemukan kalimat utama harus diawali dengan kemampuan membaca yang
cermat.

12
3) Menemukan Kata Kunci
Kalimat topik biasanya terdiri dari kata kunci yang diulang-ulang, baik di
dalam judul maupun di setiap paragraph. Menemukan kata kunci yang sering
kita temukan di setiap paragraf bisa memudahkan untuk mencari kalimat topik.

6. Peletakkan Kalimat Topik


Berdasarkan letak Kalimat, paragraf dibedakan menjadi 4 yaitu :
 Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik
kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh : Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan
bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan
tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
 Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian
diakhiri dengan kalimat topik.
Contoh : Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di
mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya
musim hujan sudah mulai tiba..
 Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik
kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat
topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh : Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana
komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern.
Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa
adanya sarana komunikasi.
 Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada
seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

13
Contoh : Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya
murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan
sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang
yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum
sambil beristirahat dan berkelakar.

7. Unsur –Unsur Kebahasaan Pembangunan Paragraf


Secara umum yang membangun paragraf adalah kalimat yang saling berhubungan.
kalimat-kalimat tersebut diikat oleh satu pikiran utama dan dijelaskan secara terinci oleh
beberapa pikiran penjelas, pikiran utama dan penjelas masing-masing tertuang dalam
kalimat utama dan kalimat penjelas, jadi dalam sebuah paragraf terdapat satu kalimat
utama dan beberapa kalimat penjelas. Adapun unsur-unsur yang membangun paragraf
yaitu ;
 Masalah/topik
Merupakan masalah yang di bahas dalam paragraf atau disebut juga sebagai
gagasan utama.
 Kalimat utama
Kalimat yang mendasari sebuah paragraf yang mengandung pokok pikiran utama
sebuah paragraph, letak kalimat utama ;
a) deduktif ; kalimat utama yang terletak di awal paragraf
b) induktif ; kalimat utama yang terletak di akhir paragraf
c) variatif ; kalimat utama berada diawal dan diakhir paragraf
d) naratif ; kalimat utamanya terletak di seluruh bagian paragraf
 Kalimat penjelas
Kalimat yang berfungsi sebagai penjelas terhadap gagasan utama maupun kalimat
utama.
 Opini dan fakta
Unsur-unsur paragraf ini kadang terdapat dalam sebuah paragraf tapi kadang juga
tidak terdapat di paragraf.opini dan fakta bertujuan untuk memperjelas ataupun
memberikan gambaran tentang gagasan utama yang dibahas.

14
B. PENGEMBANGAN PARAGRAF
A. Pola Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan paragraf merupakan cara seseorang penulis dalam
mengembangkan pola pikirnya berupa pengembangan kalimat topik dalam kalimat-
kalimat penjelas yang dituangkan dalam sebuah paragraf. Adapun pengertian lain tentang
Pola Pengembangan Paragraf ialah suatu cara penyampaian ide pokok atau gagasan dari
sebuah paragraf yang ingin disampaikan oleh penulis terhadap pembaca. Jika didasarkan
pada pola pengembangannya, paragraf dapat diklasifikasikan ke dalam 9 macam. Berikut
penjabarannya :
1. Klimaks – Antiklimaks
Klimaks ialah bagian-bagian cerita yang tersusun dari gagasan yang paling bawah
menuju gagasan yang paling inti. Klimaks juga bisa diterjemahkan sebagai konflik
tertinggi dalam sebuah cerita yang dimulai pada deskripsi cerita yang paling rendah.
Contoh : Selama 6 tahun sudah Kartoyo menempuh pendidikan S1-nya di jurusan
Ekonomi Managemen Universitas Indonesia. Berbagai argumen seputar kajian karya
ilmiahnya selalu ditolak oleh dosen pembimbingnya. Ia bertanya-tanya dalam hati,
sebenarnya apa yang salah dengan skripsi yang sedang ia susun. Kartoyo tidak
menyerah, ia selalu berkonsultasi kepada kakak tingkat dan rekan-rekan
mahasiswanya. Berbagai referensi buku telah ia lahap dari berbagai perpustakaan di
seluruh Jakarta. setelah ia merevisi skripsinya berdasarkan arahan dosen pembimbing
dan saran dari rekannya, akhirya ia mendapat persetujuan untuk sidang akhir pada
akhir bulan ini. Kartoyo sangat senang dan tersungkur sujud berterima kasih kepada
Tuhan yang Maha Esa.
2. Antiklimaks
Antiklimaks adalah susunan gagasan cerita yang dimulai pada gagasan yang
paling puncak dan selanjutnya diikuti dengan gagasan yang rendah.
Contoh : Saat ini Pak Rudi telah menjadi pengusaha mie ayam bakso ternama di kota
Bandar Lampung. Jika sedikit menengok masa lalu, kehidupan Pak Rudi sangatlah
pahit di awal rintisan usahanya. Ia memulai usaha dengan menjual sepeda motor
miliknya. Dari hasil menjual sepeda motor ia membeli gerobak, perlengkapan
panggangan, dan bahan-bahan mie ayam. Ia berjualan dengan cara berkeliling dan
tak jarang juga mangkal. Ia juga pernah menjadi target operasi Satpol PP dan
dagangannya pernah di sita. Meski tidak mudah, Pak Rudi tak patah semangat. Kini

15
tak ada yang tidak mengenal Pak Rudi yang tak lain adalah pemilik usaha mie ayam
terbesar di Bandar Lampung.
3. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara melihat keseluruhan isi cerita yang didasarkan pada
kedudukan penulis yang terlibat dalam cerita tersebut.
Contoh : Aku berangkat pagi-pagi sekali dengan mengendarai sepeda motor tua milik
ayahku. Meskipun jalan licin dan berlubang aku tetap memacu kendaraan butut ini
dengan kencang, karena khawatir aku akan terlambat masuk kerja. Karena melaju
dengan kecepatan tinggi pegangan setir motor tua ini sulit dikendalikan sehingga
pada saat hendak berbelok, ban sepeda motor tergelincir ke dalam lubang. Aku pun
terjatuh dan pegangan setir terlepas. Lalu aku terpelanting dan jatuh dari sepeda
motor tua itu.
4. Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan ialah paragraf yang melakukan
perbandingan mengenai kekurangan atau kelebihan terhadap suatu hal.
Contoh : Belakangan ini produksi sepeda motor matic lebih tinggi dari pada produksi
sepeda motor manual. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen
terhadap sepeda motor matic yang lebih tinggi dari pada permintaan terhadap sepeda
motor manual. Jika dilakukan perbandingan diantara keduanya, dari sisi operasional
penggunaannya dirasa lebih mudah menggunakan sepeda motor matic. Selain itu
penggunaan bahan bakarnya juga lebih ekonomis dibandingkan dengan produk
sepeda motor lainnya.
5. Analogi
Pola pengembangan analogi adalah pola pengembangan yang menjelaskan
sesuatu dengan membandingkan terhadap sesuatu hal lainnya yang dianggap
memiliki kemiripan dalam hal bentuk, sifat, ciri, dan lainnya.
Contoh : Dalam mempelajari suatu hal perlu kiranya memperhatikan filosofi
meminum air. Meminum air tidak bisa langsung sekaligus 8 gelas dalam sekali
minum. Dibutuhkan keberangsuran yang sistematis agar keterbutuhan air dalam
tubuh dapat tercukupi dengan baik. Jika kita meminum air untuk mencukupi
keterbutuhan dalam sehari dengan menenggak langsung sebanyak 8 gelas, tentu tidak

16
akan baik hasilnya. Begitupun dalam mempelajari sesuatu, tidak bisa sekaligus
langsung dipelajari, butuh tahapan-tahapan yang harus diikuti secara teratur dan
sistematis dalam menjalankannya.
6. Pola Kausalitas
Pola pengembangan paragraf kausalitas berbentuk hubungan sebab-akibat dan
sebaliknya.
Sebab – Akibat
Contoh : Boni selalu kebut-kebutan di jalan raya. Nasehat dari orang tuanya tidak
didengarkannya. Suatu ketika jalanan licin setelah hujan deras, Boni tetap memacu
kendaraannya dengan cepat. Ban sepeda motornya tergelincir dan akhirnya ia
terperosok ke dalam selokan.
Akibat – Sebab
Contoh : Bu Risma kini telah menjadi pengusaha sukses di bidang usaha kuliner
bakso bakar. Dahulu ia memulai usaha bisnisnya dengan hanya bermodalkan satu
buah gerobak dan bahan mentah membuat bakso. Pertama kalinya merintis usaha ini,
ia berjualan di pinggir jalan sekitar taman kota. Banyak yang menyukai bakso bakar
buatan bu Risma. Akhirnya ia memberanikan diri untuk memproduksi lebih banyak
bakso dan mencoba untuk membuka cabang selain di tempat ia biasa berjualan.
Berkat kerja keras dab ketekunannya, ia pun berhasil mengembangkan usahanya
tersebut.
7. Pola Pengembangan Generalisasi
Generalisasi adalah pola pengembangan yang menyimpulkan suatu masalah
secara umum pada bagian akhir kalimat setelah disajikan kalimat-kalimat penjelas
sebelumnya.
Contoh : Pak Hartono dan Bu Tini memiliki empat orang anak. Dua anak laki-laki
dan dua anak perempuan. Semua anak Pak Hartono terbilang sukses dalam hal
akademik di tempat mereka belajar. Anak pertamanya mendapatkan beasiswa S2 di
Sorbone University, anak keduanya berkuliah tanpa biaya di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, anak ketiganya juara umum olimpiade Fisika nasional, dan
anak bungsunya berprestasi sebagai atlet tenis meja. Keberhasilan anak-anak tersebut

17
bisa dikatakan sebagai kesuksesan Pak Hartono dan Bu Tini dalam mengarahkan
anak-anaknya untuk bisa berprestasi.
8. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan upaya penggolongan terhadap beberapa hal yang memiliki
kesamaan sifat, ciri, dan karakteristik ke dalam satu segmentasi. Perhatikan contoh
penggalan paragraf berikut : “Makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan, dan
tumbuhan.”
9. Definisi Luas
Pengembangan paragraf ini berisi uraian terhadap suatu ide atau gagasan yang
masih bersifat abstrak sehingga membutuhkan penjelasan definitif di dalamnya.
Perhatikan kalimat penggalan paragraf berikut : “manusia juga disebut sebagai Zoon
Politicon, yang berarti bahwa makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya
andil dari makhluk hidup lainnya.”

B. Hubungan Logis Antarkalimat


Mempelajari hubungan antar kalimat-kalimat yang berupa pernyataan dapat
menimbulkan sebuah peristiwa yang dipertemukan dengan sebab-akibat, sehingga dapat
menentukan suatu pernyataan yang bernilai benar, walaupun begitu, benar tidaknya suatu
pernyataan lebih mengarah kepada bentuknya, bukan pada arti kalimat. Pernyataan yang
mempunyai nilai benar atau salah yang digunakan dalam penalaran disebut proposisi.
Begitu juga kalimat sebab-akibat adalah suatu bentuk kata pola khusus-umum
yang memiliki gagasan utama di akhir kalimatnya, kalimat sebab-akibat menggunakan
hubungan menjalin antara fakta khusus dan umum yang terletak di awal dan di akhir
kalimat
Contoh Hubungan Logis antar Kalimat
 Karena nilai ujian saya bagus, saya naik kelas.
 Jika saya malas belajar, maka saya akan miskin ilmu.
 Memakai knalpot racing dijalan akan menganggu pengendara lainnya, akibatnya
akan rawan terjadi kecelakaan.
 Orang yang malas olahraga, tubuhnya akan gampang terkena penyakit.
 Rudy sering mogok makan, akibatnya Rudy tidak bisa konsentrasi saat belajar
dikelas.

18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Paragraf (Alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan
lebih luas dari pada kalimat atau Alinea merupakan kumpulan kalimat tetapi kalimat yang bukan
sekedar berkumpul melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu
rangkaian yang membentuk suatu kalimat.

Paragraf juga dapat diartikan yakni seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun
dari satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah
suatu kalimat yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri, dan Kalimat
Penjelas merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang terdapat di kalimat
pokok, atau definisi paragraf adalah bagian yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi / kalimat dengan pikiran utama
sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

19

Anda mungkin juga menyukai