Anda di halaman 1dari 4

7.

Keong Mas, Jawa Timur

Image: Riverspace.org

Dahulu kala, hidup seorang raja di kerajaan Daha yang bernama Kertamerta. Ia
mempunyai dua orang putri, Candra Kirana dan Dewi Galuh. Pada suatu ketika,
Pangeran Inu Kertapati datang ke istana untuk melamar Candra Kirana. Dewi
Galuh yang diam-diam juga menaruh hati pada pangeran itu berusaha
menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan dengan bantuan seorang penyihir.

Candra Kirana difitnah dan dikeluarkan dari kerajaan, dan oleh si penyihir jahat
ia diubah menjadi seekor keong. Kata si penyihir, kutukannya akan hilang jika ia
bertemu dengan Raden Inu Kertapati. Si pangeran terus mencari keberadaan
kekasihnya, ia yakin Candra Kirana belum meninggal.

Akhirnya keduanya bertemu. Chandra Kirana kembali ke wujud aslinya. Mereka


kembali ke istana dan menceritakan peristiwa sebenarnya kepada raja. Gantian
Dewi Galuh yang melarikan diri ke hutan.

Cerita rakyat asal Jawa Timur lainnya ada Cindelaras.


8. Kisah Selat Bali, Bali

Image: Duniapendidikan.co.id

Seorang Brahmana bernama Sidi Mantra mendapatkan hadiah berupa harta


dan istri yang cantik. Pernikahan mereka dikaruniai anak laki-laki bernama
Manik Angkeran yang saat besar memiliki kebiasaan buruk yakni menghabiskan
harta orangtuanya untuk berjudi. Ayahnya suatu waktu mendengar wangsit
untuk melakukan pertapaan di Gunung Agung sekaligus menemui Naga
Besukih.

Kepada Naga Besukih, ia menjelaskan maksud kedatangannya. Sang naga


mengakhiri pertemuan mereka dengan memberikan Sidi Mantra sisik emas.
Manik penasaran dari mana datangnya harta sang ayahnya. Setelah ia
mengetahuinya, ia lalu memutuskan pergi menemui Naga Besukih.

Oleh karena keserakahannya, Manik memotong ekor naga. Tapi naga membalas
dengan membakarnya dan ia pun mati.

Sidi Mantra memohon agar naga menghidupkan anaknya kembali. Ia juga


meminta agar anaknya memiliki kehidupan yang baru di mana ada garis
pemisah antara dirinya dan sang anak. Naga bersedia Sidi mengembalikan ekor
naga tersebut. Dari peristiwa tersebut muncullah air asal mula terbentuknya
selat Bali.

9. Cerita Rakyat Telaga Bidadari, Kalimantan Selatan

Image: Dongengceritarakyat.com

Ada sebuah telaga yang dihuni seorang pemuda tampan bernama Awang
Sukma. Ia pandai meniup suling dan gemar mencari burung. Tapi tidak seperti
biasanya, burung-burung di hari itu sepi sekali. Dan ketika ia memutuskan untuk
tidur, ia mendengar suara orang berbincang-bincang di mana itu adalah 7
bidadari yang sedang mandi di telaga.

Sampai di telaga, ia bersembunyi dan mencuri salah satu pakaian mereka. Tentu
saja bidadari yang pakaiannya hilang merasa gelisah saat akan pulang, dan tak
dapat kembali ke kayangan. Hingga kemudian ia menerima tawaran Awang
Sukma untuk tinggal di rumahnya. Tak lama keduanya menikah dan dianugerahi
anak bernama Kumalasari.

Akhirnya bidadari dan putrinya tahu bahwa dulu suaminya yang


menyembunyikan pakaiannya.  dan membuatnya menjadi tidak bisa kembali ke
kayangan. Dengan kecewa ia lalu mengajak putrinya kembali ke kayangan.
Cerita Rakyat lainnya dari Kalimantan adalah Putri Junjung Buih.

pemakan manusia bernama Prabu Boko dan seorang patih bernama Patih
Gupolo. Meskipun ia adalah raksasa jahat, Prabu Boko memiliki seorang putri
cantik jelita bergama Roro Jonggrang.

Suatu ketika, Prabu Boko ingin memperluas kerajaannya dengan menyerang


Pengging. Namun, upaya tersebut dapat digagalkan. Prabu Damar Moyo lalu
mengirim sang putra, Bandung Bondowoso untuk menyerang Boko.

Singkat cerita, Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan pasukan Boko dan


membunuh Prabu Boko. Ia lalu jatuh cinta pada kecantikan Roro Jonggrang dan
ingin mempersuntingnya.

Namun, Roro Jonggrang yang sedih atas kematian ayahnya tak ingin dinikahi. Ia
membuat svarat kepada Bandung Bondowoso untuk membuat sebuah sumur
yang disebut Jalatunda.

Dengan mudah, Bandung Bondowoso yang memiliki kesaktian dapat memenuhi


permintaan tersebut. Setelah sumur jadi, Roro Jonggrang mendorong Bandung
masuk dalam sumur, lalu meminta patih ayahnya, Gupolo, menimbun sumur
dengan batu.

Namun, kesaktian Bandung Bondowoso menyelamatkan nyawanya. Rasa cinta


yang besar membuat Bandung Bondowooso mengampuni Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang lalu meminta Bandung Bondowoso membangun seribu candi


dalam satu malam. Dengan bantuan jin, Bandung Bondowoso berhasil
membangun 999 candi.

Demi menggagalkan usaha Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang dan


pembantunya, menumbuk padi di malam hari untuk menipu para jin yang
sedang membangun candi terakhir. Para jin terkejut mendengar suara orang
menumbuk padi dan ayam berkokok. Mereka mengira hari sudah pagi dan
bergegas pergi, meninggalkan candi terakhir tak terselesaikan.

Singkat cerita, Bandung Bondowoso tak mengampuni Roro Jonggrang dan


mengutuknya menjadi patung hiasan di candi terakhir itu.

Anda mungkin juga menyukai