Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEMBENTUKAN

PARAGRAF

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

Fauziah Dwi Ayu Putri


(C041171003)
Miftahul Khaerah Dzakirah
(C041171013)
Baiq Dwi Kencana Wungu
(C041171313)
Yustika Wulandari S (C041171323)
Agung Satrya Mahardika
(C041171510)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


18

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
pertolongan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Pembentukan Paragraf.

Makalah ini membahas mengenai ruang lingkup kajian meliputi pengertian


paragraf, tujuan pembentukan paragraf, jenis-jenis paragraf, pikiran utama dan
pikiran penjelas, struktur paragraf dan syarat pembentukan paragraf.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR. Nurhayati, M.Hum,


yang telah memberi kami tugas ini dan telah membimbing dalam mata kuliah ini.

Kami menyadari bahwa makalah mengenai Pembentukan Paragraf ini


belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
guna melengkapi makalah ini.

Demikian makalah kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Makassar, 6 Oktober 2017

KELOMPOK 3
18

DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................. 2

Daftar Isi ..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan .................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf ................................................................................ 6

B. Tujuan Pembentukan Paragraf ................................................................ 7

C. Jenis-jenis Paragraf ................................................................................ 8

D. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas ................................................... 11

E. Struktur Paragraf ..................................................................................... 12

F. Unsur-Unsur Paragraf ............................................................................. 12

G. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf ..................................................... 13

H. Pengembangan Paragraf ......................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 17

B. Saran ..................................................................................................... 17
18

Daftar Pustaka ........................................................................................... 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah


mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan
perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf.
Paragraf merupakan sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya


terdiri atas satu kalimat dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena
di samping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan,
sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi,
18

tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang


mewujudkan sebuah karangan.

Kalimat-kalimat yang telah dibuat dan disusun secara efektif perlu


dihimpun dan dipadukan satu sama lain dengan membentuk satuan yang lebih
besar, yaitu paragraf. Dalam upaya pembentukan paragraf tersebut, penulis
hendaknya memperhatikan adanya kepaduan antarkalimat sebagai unsur
pembentuknya. Melalui paragraf yang telah dibentuk, seorang penulis dapat
menyusun dan mengembangkan isi pikirannya secara bertahap dan tertib sehingga
maksud penulis mudah dipahami dan diterima oleh pembaca. Oleh sebab itu,
terampil menulis paragraf perlu dikuasai oleh setiap orang yang memiliki aktivitas
menulis,terutama bagimereka yang ingin menulis karya tulis ilmiah. Agar dapat
terampil menulis paragraf yang baik, seseorang harus banyak berlatih.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari paragraf?

2. Apakah tujuan dari pembentukan suatu paragraf?

3. Bagaimana membedakan jenis-jenis paragraf?

4. Bagaimana membedakan pikiran utama dengan pikiran penjelas?

5. Bagaimana cara menyusun struktur paragraf yang baik?

6. Apa saja syarat terbentuknya sebuah paragraf yang baik?

C. Tujuan

1. Dapat menjelaskan pengertian paragraf.

2. Dapat menjelaskan tujuan pembentukan paragraf.

3. Dapat membedakan jenis-jenis paragraf.

4. Dapat menyusun struktur paragraf yang baik.

5. Dapat menjelaskan syarat-syarat pembentukan paragraf.


18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Paragraf adalah satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas
daripada kalimat. Sebagai satuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas, paragraf
terdiri atas kumpulan atau rangkaian kalimat yang mendukung suatu ide pokok
yang tertuang dalam kalimat utama atau kalimat topik. Ide pokok tersebut akan
menjadi penjelas apabila didukung oleh ide-ide penjelas.

Pengertian di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa sebuah


paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Akan tetapi, dalam kenyataannya kadang-
kadang kita menemukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat. Hal ini
memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud paragraf semacam
itu dianggap sebagai pengecualian. Jika ditinjau dari segi komposisi memiliki
bentuk yang kurang ideal dan juga jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.

Setiap paragraf hanya boleh mengandung satu ide pokok. Perhatikan


contoh paragraf berikut:

(a) Dalam perkembangan bahasa Indonesia selalu mengalami perubahan.


(b) Perubahan itu antara lain berupa penambahan kata-kata baru, baik dari bahasa
daerah maupun dari bahasa asing. (c) Penambahan yang berasal dari bahasa asing,
misalnya astronout, kosmonaut, satelit, televisi, dan komputer. (d) Penambahan
kata-kata baru itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
komunikasi.
18

Paragraf tersebut terdiri atas empat kalimat, semuanya membicarakan


perkembangan bahasa Indonesia. Ide pokok (pikiran utama) paragraf tersebut
adalah “perkembangan bahasa Indonesia” yang tertuang dalam kalimat (a).
Kalimat (b), (c), dan (d) merupakan kalimat penjelas karena ketiga kalimat itu
menjelaskan ide pokok pada kalimat utamanya.

B. Tujuan Pembentukan Paragraf

Kita akan kesulitan memahami isi suatu paragraf apabila kita membaca
sebuah tulisan yang tidak tersusun atas kesatuan paragraf. Keteraturan penyajian
gagasan dalam karya tulis dapat dilakukan jika setiap paragraf hanya memuat satu
ide pokok yang dinyatakan dalam kalimat utama. Gagasan bawahan yang
berfungsi sebagai ide penjelas terhadap ide pokok dinyatakan dalam kalimat-
kalimat yang lain.

Penyusunan paragraf dalam karya tulis mempunyai dua tujuan, yaitu:


pertama, memudahkan pengertian dan pemahaman dengan cara menyekat-nyekat
ide pokok yang satu dari ide pokok yang lain berdasarkan keharusan untuk
mengungkapkan satu ide pokok saja pada setiap paragraf. Hal ini sekaligus
menunjukkan adanya penghentian secara wajar dan formal sebelum beralih ke
paragraf berikutnya. Jika terdapat dua atau lebih ide pokok, paragraf tersebut perlu
dipecah menjadi dua atau lebih paragraf. Kedua, memudahkan pembaca
mengikuti uraian penulis secara sistematis dari ide yang satu ke ide yang lain
sehingga pemusatan perhatian dapat dilakukan terhadap setiap ide yang
diungkapkan dalam karya tulis tersebut.

Contoh:

(a) Zainal Ali tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (b) Ia tidak
tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai desa Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu-
menahu mengapa Bontomarannu dan Bontomanai (desa tetangga) kini mengering.
(d) Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai ke desa itu. (e)
Meski sudah uzur, Zainal Ali masih gesit dan cekatan. (f) Begitu bangun pagi,
18

tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memikul cangkul menuju sawah
garapannya. (g) Ia terus mengayunkan cangkulnya membongkar tanah liat yang
sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang.

Pada contoh paragraf di atas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab
mengandung dua ide pokok, yaitu kalimat (a) dan kalimat (e). Oleh karena itu,
paragraf tersebut dipecahkan menjadi dua paragraf seperti yang terlihat pada
contoh berikut.

(a) Zainal Ali tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (b) Ia tidak tahu-
menahu mengapa desanya itu dinamai desa Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu-
menahu mengapa Bontomarannu dan Bontomanai (desa tetangga) kini mengering.
(d) Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai ke desa itu.

(a) Meski sudah uzur, Zainal Ali masih gesit dan cekatan. (b) Begitu bangun
pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memikul cangkul menuju sawah
garapannya. (c) Ia terus mengayunkan cangkulnya membongkar tanah liat yang
sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang.

C. Jenis-jenis Paragraf
Jenis-jenis paragraf dibedakan atas tiga aspek berikut:

C.1 Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dibagi tiga jenis:


a. Paragraf Pembuka
Paragraf Pembuka atau paragraf pendahuluan berfungsi sebagai pembuka
atau pengantar pokok pembicaraan untuk sampai kepada masalah yang diuraikan
dalam karangan. Paragraf jenis ini harus mampu mengundang minat dan perhatian
pembaca, serta sanggup menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk
mengetahui seluruh isi uraian.
b. Paragraf Penghubung
Paragraf Penghubung adalah paragraf-paragraf yang berfungsi
mengemukakan inti persoalan, juga memberi ilustrasi atau contoh. Semua masalah
yang akan diuraikan dimuat dalam paragraf-paragraf ini yang secara teknis
18

ditempatkan di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Dengan demikian,


paragraf ini berisikan pembahasan inti persoalan yang dikemukakan.
c. Paragraf Penutup
Paragraf Penutup adalah paragraf yang berada pada bagian akhir tulisan
yang berisikan simpulan dari semua uraian sebelumnya dengan fungsinya sebagai
penutup. Paragraf ini sering merupakan pernyataan atau penegasan kembali
mengenai masalah-masalah yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.
Kalimat-kalimat yang menyusunnya diusahakan dapat menimbulkan kesan yang
yang mendalam bagi pembaca. Seperti halnya paragraf pembuka, paragraf ini
tidak boleh terlalu banyak atau terlalu panjang.

C.2 Berdasarkan posisi kalimat utama, paragraf dibagi empat jenis:


a. Paragraf Deduktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian awal paragraf akan
membentuk paragraf deduktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan pokok
permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul uraian terinci, mengenai ide pokok
(mengikuti urutan umum-khusus).
Contoh:
Media massa merupakan salah satu sarana yang penting untuk
membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Melalui media massa setiap
hari disebarkan informasi yang memakai bahasa sebagai sarananya. Dalam
penyebaran informasi itu, media massa senantiasa memperhatikan pemakaian
bahasa Indonesia. Berdasarkan hubungan tersebut, media massa telah memberi
sumbangan yang berharga bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.

b. Paragraf Induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian akhir akan membentuk
paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu, kemudian diakhiri dengan pokok pembicaraan (mengikuti uraian khusus-
umum). Perhatikan paragraf berikut.
Contoh:
18

Komputer dapat dijadikan alat hiburan. Banyak komputer yang dilengkapi


oleh fasilitas gambar tiga dimensi dan tata suara yang memukau. Hal ini sejalan
dengan perkembangan internet. Oleh karena itu, beberapa komputer kini
dirancang dengan mutu dan fungsi yang makin meningkat sesuai dengan
aplikasinya.

c. Paragraf Deduktif-Induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian awal dan diulang pada
bagian akhir akan membentuk paragraf deduktif-induktif (campuran). Kalimat
pada bagian akhir lebih bersifat mengulang atau menegaskan kembali gagasan
utama pada bagian awal. Cara penguraiannya dimulai dengan pernyataan yang
umum, kemudian diperjelas dengan yang khusus, lalu kembali ke yang umum.
Contoh:
Seorang anak perlu menyenangi dan menikmati kegiatan kreatif. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mengajak si anak melakukan kegiatan tersebut
bersama-sama orang tua atau pendidik. Kegiatan seperti ini sebaiknya dilakukan
sejak usia dini. Semangat dan kegembiraan orang tua serta pendidik dalam
melakukan hal-hal kreatif akan menular pada si anak. Jadi, ia pun akan
menyenangi dan menikmati kegiatan kreatif itu.

D. Paragraf Penuh Kalimat Utama


Seluruh kalimat yang membentuk paragraf sama pentingnya sehingga
tidak satu pun kalimat yang khusus menjadi kalimat utama. Paragraf jenis ini
sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif.
Contoh:
Pada tengah hari itu Pak Lurah datang. Bapak Bupati datang ke
tempat itu. Tiga jam kemudian kita melihat orang-orang telah berkumpul di
area itu. Tidak pula ketinggalan artis-artis muda belia. Para wartawan pun
telah memanfaatkan waktu.

C.3 Berdasarkan sifat isinya, paragraf dibagi atas lima jenis:


18

a. Paragraf naratif, jika isi paragraf bersifat menuturkan peristiwa atau keadaan
dalam bentuk cerita.
b. Paragraf deskriptif, jika isi paragraf bersifat melukiskan atau menggambarkan
sesuatu dengan bahasa.
c. Paragraf ekspositoris, jika isi paragraf bersifat memaparkan suatu fakta atau
kejadian tertentu.
d. Paragraf argumentatif, jika isi paragraf bersifat membahas satu masalah dengan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
d. Paragraf persuasif, jika isi paragraf bersifat mempromosikan sesuatu dengan
cara mempengaruhi pembaca.

D. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas


Kalimat Utama
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama. Di mana
gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu paragraf.
Gagasan utama menyatakan hal-hal umum, yang merangkum seluruh gagasan
yang ada dalam suatu paragraf. Paragraf yang baik hanya mengandung satu
gagasan utama.

Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan penjelas yang
berfungsi untuk menjelaskan kalimat pada gagasan utama. Penjelasannya bisa
dalam bentuk perincian atau uraian-uraian, contoh-contoh atau ilustrasi, kutipan-
kutipan dan sebagainya.

Contoh:

Salah satu penyebab terjadinya unjuk rasa adalah adanya


ketidakpercayaan terhadap pelaksanaan berbagai aturan. Para pengunjuk
rasa tidak menemukan pelampiasan atas ketidakpuasan yang rnereka rasakan.
Tekanan amarah yang tidak menemukan celah untuk keluar itu akhirnya menjadi
amuk massa. Hal-hal tersebut mengakibatkan berbagai unjuk rasa sering berujung
18

pada anarkisme massa, jika aspirasi rnereka tidak tersalurkan. Mereka ingin aksi
mereka diperhatikan.

Analisis:

Paragraf di atas menyatakan gagasan tentang penyebab terjadinya unjuk rasa,


yakni ketidakpercayaan terhadap pelaksanaan berbagai aturan. Gagasan itulah
yang menjadi dasar dari pembahasan paragraf tersebut. Gagasan tersebut, berada
pada kalimat pertama. Dengan demikian, kalimat pertama merupakan kalimat
utama, sedangkan kalimat-kalimat berikutnya bertindak sebagai kalimat
penjelasnya.

E. Struktur Paragraf

Struktur suatu paragraf biasanya berkaitan dengan pengurutan letak


kalimat utama dan kalimat penjelas. Atas dasar kategori kalimat dalam paragraf
tersebut, struktur paragraf dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

 Paragraf Deduktif, yaitu paragraf yang kalimat  utamanya terdapat  pada 


awal  paragraf  dan  diikuti  dengan  kalimat kalimat penjelas.

 Paragraf Induktif, yaitu paragraf yang kalimat  utamanya terdapat di 


akhir  paragraf dan  didahului  dengan  kalimat-kalimat penjelas

 Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif), merupakan gabungan dari


deduktif daninduktif. Kalimat  utamanya  terdapat  pada  awal  dan  akhir 
paragraf,  diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas.

 Paragraf Tanpa Kalimat Utama (paragraf Narasi), yaitu paragraf yang


tidak memiliki kalimat pokok, namun memiliki ide pokok. Biasa terdapat di teks
cerita dan berbentuk deskripsi.

F. Unsur-Unsur Paragraf

Supaya membentuk satu kesatuan, sebuah paragraf memiliki unsur-unsur


berikut ini.
18

1. Kalimat Utama (Topik)

Terdiri atas satu kalimat saja. Biasanya kalimat utama memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :

 Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut.

 Berupa kalimat sempurna yang bisa berdiri sendiri.

 Memiliki arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.

 Dapat terbentuk tanpa perlu kata sambung.

2. Kalimat Penjelas
Terdiri atas beberapa kalimat. Ciri-cirinya sebagai berikut :

 Tidak dapat berdiri sendiri

 Kalimat tersebut harus dijelaskan oleh kalimat lain untuk mengetahui


maknanya.

 Biasanya memerlukan kata sambung

 Isinya berupa perincian, keterangan, contoh, dan data lain yang


mendukung kalimat utama.

3. Kalimat Penegas

Kalimat penegas, yaitu kalimat utama di akhir paragraf yang menegaskan


kalimat utama di awal paragraf.

4. Transisi

Transisi berfungsi untuk menghubungkan kata, frasa, klausa, atau kalimat


dalam paragraf. Misalnya, dengan konjungsi sehingga, tetapi, oleh karena itu,
dengan demikian, jadi, dalam hal itu, namun, bahkan, apalagi, dan masih banyak
lagi konjungsi yang lain.

G. Syarat-Syarat Paragraf

1.Kesatuan (Unity)
18

Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara


bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Kesatuan di sini
tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.

2. Kepaduan (Koherensi)

Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan


kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik. Tetapi,
apabila hubungan timbal balik antarkalimat yang membangun paragraf itu baik,
wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata
ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran (paralelisme).

3. Kelengkapan

Kelengkapan ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik
dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya
diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.

4. Panjang Paragraf

Panjang paragraf sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa


jauh/dalamnya suatu bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.

Panjang Paragraf memperhitungkan, 4 hal :

         Penyusunan kalimat topik,

         Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,

         Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan

         Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf. 


18

H. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.
1. Berdasarkan teknik
a. Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekadar menggunakan pola yang sudah ada pada objek
atau kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan:
Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnya yang
berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke
belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan
sebagainya.
Urutan waktu (urutan kronologis), yang menggambarkan urutan terjadinya
peristiwa, perbuatan atau tindakan.

b. Klimaks dan antiklimaks

Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang


dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan
gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya.

c. Umum ke khusus, khusus ke umum (deduktif, induktif)

Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara


deduktif dan induktif. Dan karya ilmiah umumnya berbentuk deduktif artinya dari
umum ke khusus.

2. Berdasarkan isi

a. Perbandingan dan pertentangan

Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha


membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis berusaha
menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Syarat
perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal
itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.

b. Analogi
18

Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah


dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk
menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.

c. Contoh-contoh

Sebuah karangan generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat


memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-
contoh yang konkret.

d. Kausalitas (sebab-akibat)

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam
hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran
penjelas, atau sebaliknya.

e. Definisi Luas

Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa


menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.

f. Klasifikasi

Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal


yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih
lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
18

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
    Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan garis baru. Secara umum paragraf/alinea
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat.

    Syarat-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu


kesatuan, kepaduan, dan kejelasan paragraf/alinea. Pembagian paragraf/alinea
menurut jenisnya yaitu paragraf/alinea pengembang, paragraf/alinea pembuka,
dan paragraf/alinea penutup. Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai
kalimat pertama agak menjorok ke dalam atau memberikan jarak agak renggang
dari paragraf sebelumnya.

B.     Saran
     Berdasarkan pembahasan mengenai paragraf/alinea di bahasa Indonesia,
maka bagi yang ingin membuat suatu karya ilmiah atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan penggunaan teknik menulis di dalamnya, maka perlulah
memahami pengertian paragraf/alinea serta hal-hal yang berkaitan dengan
paragraf/alinea itu sendiri, seperti ciri-ciri, syarat penulisan, tanda paragraf, serta
teknik pengembangan paragraf/alinea.
18

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk


Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.

Ms, Adip, Dkk, 2016. Strategi & Kupas Tuntas UN/SMA/MA IPA. Solo: Genta
Smart Publisher

Anda mungkin juga menyukai