PARAGRAF
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
pertolongan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Pembentukan Paragraf.
KELOMPOK 3
18
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................... 17
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas
daripada kalimat. Sebagai satuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas, paragraf
terdiri atas kumpulan atau rangkaian kalimat yang mendukung suatu ide pokok
yang tertuang dalam kalimat utama atau kalimat topik. Ide pokok tersebut akan
menjadi penjelas apabila didukung oleh ide-ide penjelas.
Kita akan kesulitan memahami isi suatu paragraf apabila kita membaca
sebuah tulisan yang tidak tersusun atas kesatuan paragraf. Keteraturan penyajian
gagasan dalam karya tulis dapat dilakukan jika setiap paragraf hanya memuat satu
ide pokok yang dinyatakan dalam kalimat utama. Gagasan bawahan yang
berfungsi sebagai ide penjelas terhadap ide pokok dinyatakan dalam kalimat-
kalimat yang lain.
Contoh:
(a) Zainal Ali tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (b) Ia tidak
tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai desa Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu-
menahu mengapa Bontomarannu dan Bontomanai (desa tetangga) kini mengering.
(d) Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai ke desa itu. (e)
Meski sudah uzur, Zainal Ali masih gesit dan cekatan. (f) Begitu bangun pagi,
18
tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memikul cangkul menuju sawah
garapannya. (g) Ia terus mengayunkan cangkulnya membongkar tanah liat yang
sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang.
Pada contoh paragraf di atas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab
mengandung dua ide pokok, yaitu kalimat (a) dan kalimat (e). Oleh karena itu,
paragraf tersebut dipecahkan menjadi dua paragraf seperti yang terlihat pada
contoh berikut.
(a) Zainal Ali tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (b) Ia tidak tahu-
menahu mengapa desanya itu dinamai desa Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu-
menahu mengapa Bontomarannu dan Bontomanai (desa tetangga) kini mengering.
(d) Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai ke desa itu.
(a) Meski sudah uzur, Zainal Ali masih gesit dan cekatan. (b) Begitu bangun
pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memikul cangkul menuju sawah
garapannya. (c) Ia terus mengayunkan cangkulnya membongkar tanah liat yang
sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang.
C. Jenis-jenis Paragraf
Jenis-jenis paragraf dibedakan atas tiga aspek berikut:
b. Paragraf Induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian akhir akan membentuk
paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu, kemudian diakhiri dengan pokok pembicaraan (mengikuti uraian khusus-
umum). Perhatikan paragraf berikut.
Contoh:
18
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian awal dan diulang pada
bagian akhir akan membentuk paragraf deduktif-induktif (campuran). Kalimat
pada bagian akhir lebih bersifat mengulang atau menegaskan kembali gagasan
utama pada bagian awal. Cara penguraiannya dimulai dengan pernyataan yang
umum, kemudian diperjelas dengan yang khusus, lalu kembali ke yang umum.
Contoh:
Seorang anak perlu menyenangi dan menikmati kegiatan kreatif. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mengajak si anak melakukan kegiatan tersebut
bersama-sama orang tua atau pendidik. Kegiatan seperti ini sebaiknya dilakukan
sejak usia dini. Semangat dan kegembiraan orang tua serta pendidik dalam
melakukan hal-hal kreatif akan menular pada si anak. Jadi, ia pun akan
menyenangi dan menikmati kegiatan kreatif itu.
a. Paragraf naratif, jika isi paragraf bersifat menuturkan peristiwa atau keadaan
dalam bentuk cerita.
b. Paragraf deskriptif, jika isi paragraf bersifat melukiskan atau menggambarkan
sesuatu dengan bahasa.
c. Paragraf ekspositoris, jika isi paragraf bersifat memaparkan suatu fakta atau
kejadian tertentu.
d. Paragraf argumentatif, jika isi paragraf bersifat membahas satu masalah dengan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
d. Paragraf persuasif, jika isi paragraf bersifat mempromosikan sesuatu dengan
cara mempengaruhi pembaca.
Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan penjelas yang
berfungsi untuk menjelaskan kalimat pada gagasan utama. Penjelasannya bisa
dalam bentuk perincian atau uraian-uraian, contoh-contoh atau ilustrasi, kutipan-
kutipan dan sebagainya.
Contoh:
pada anarkisme massa, jika aspirasi rnereka tidak tersalurkan. Mereka ingin aksi
mereka diperhatikan.
Analisis:
E. Struktur Paragraf
F. Unsur-Unsur Paragraf
Terdiri atas satu kalimat saja. Biasanya kalimat utama memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Memiliki arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
2. Kalimat Penjelas
Terdiri atas beberapa kalimat. Ciri-cirinya sebagai berikut :
3. Kalimat Penegas
4. Transisi
G. Syarat-Syarat Paragraf
1.Kesatuan (Unity)
18
2. Kepaduan (Koherensi)
3. Kelengkapan
Kelengkapan ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik
dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya
diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
4. Panjang Paragraf
H. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.
1. Berdasarkan teknik
a. Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekadar menggunakan pola yang sudah ada pada objek
atau kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan:
Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnya yang
berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke
belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan
sebagainya.
Urutan waktu (urutan kronologis), yang menggambarkan urutan terjadinya
peristiwa, perbuatan atau tindakan.
2. Berdasarkan isi
b. Analogi
18
c. Contoh-contoh
d. Kausalitas (sebab-akibat)
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam
hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran
penjelas, atau sebaliknya.
e. Definisi Luas
f. Klasifikasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan garis baru. Secara umum paragraf/alinea
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai paragraf/alinea di bahasa Indonesia,
maka bagi yang ingin membuat suatu karya ilmiah atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan penggunaan teknik menulis di dalamnya, maka perlulah
memahami pengertian paragraf/alinea serta hal-hal yang berkaitan dengan
paragraf/alinea itu sendiri, seperti ciri-ciri, syarat penulisan, tanda paragraf, serta
teknik pengembangan paragraf/alinea.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ms, Adip, Dkk, 2016. Strategi & Kupas Tuntas UN/SMA/MA IPA. Solo: Genta
Smart Publisher