Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“PEMBENTUKAN PARAGRAF”

KELOMPOK 5
1. GILANG PERMANA NASRUDDIN (A021191150)

2. FITRI RAMADANI (A021191178)

3. CHAERUN FITRA ARISANNI (A021191161)

4. ADE SABILA ROSYAD (A021191186)

5. AMALIA DWI APRILITA (A021191139)

6. ANDI WAFIQ AZIZAH ASSAHRA (A0211911187)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERISTAS HASANUDDIN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Than Yang Mah esa atas berkatnya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah mengenai pembentukan paragraf.

Makalah ini membahas mengenai ruang lingkup kajian meliputi tema antara lain

pengertian paragraf, tujuan pembentukan paragraf, jenis-jenis paragraf, pikiran utama dan

penjelas, struktur paragraf dan syarat pebnentkan paragraf.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak ......yang telah memberikan

kami tugas ini dan telah memberikan arahan serta bimbingan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna, maka dari

itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca.

Demikian makalah kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Makassar, 15 september 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar ...................................................................................................i
Daftar isi .............................................................................................................ii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar belakang ....................................................................................1

B. Rumusan masalah ...............................................................................2

C. Tujuan .................................................................................................2

BAB II : Pembahasan

A. Pengertian paragraf.............................................................................3

B. Tujuan pembentukan paragraf............................................................4

C. Ciri-ciri paragraf.................................................................................5

D. Struktur Paragraf.................................................................................6

E. Fungsi paragraf...................................................................................7

F. Jenis-jenis paragraf.............................................................................7

G. Syarat paragraf yang baik.................................................................13

BAB III : Penutup

A. Kesimpulan.......................................................................................15

B. Saran ................................................................................................15

Dafar pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah

mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan

perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri

sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph,

paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran

sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil

penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi

paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti

seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan

tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan

mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri

atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini

wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya

yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai

dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas

dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah

memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja

hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak

mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

1
Kalimat-kalimat yang telah dibuat dan disusun secara efektif perlu dihimpun

dan dipadukan satu sama lain dengan membentuk satuan yang lebih besar, yaitu

paragraf. Dalm upaya pembentukan paragraf tersebut, penulis hendaknya

memperhatikan adanya kepaduan antarkalimat sebagai unsur pembentuknya. Melalui

paragraf yang telah dibentuk, seorang penulis dapat menyusun dan mengembangkan isi

pikirannya secara bertahap dan tertib sehingga maksud penulis mudah dipahami dan

diterima oleh pembaca. Oleh sebab itu, terampil menulis paragraf perlu dikuasai oleh

setiap orang yang memiliki aktivitas menulis, terutama bagi mereka yang ingin menulis

karya tulis ilmiah. Agar dapat terampil menulis paragraf yang baik, seseorang harus

banyak berlatih.

B. Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian paragraf?

2.      Apakah tujuan dari pembentukan suatu paragraf?

3.      Bagaimanakah cara membedakan sutau paragraf yang baik?

4.      Bagaimanakah cara membedakan jenis-jenis paragraf?

5.      Bagaimanakah cara membedakan pikiran utama dan pikiran penjelas?

6.      Bagaimanakah cara menjelaskan syarat-syarat terbentuknya suatu paragraf?

C. Tujuan
1.      Dapat menjelaskan pengertian paragraf

2.      Dapat menjelaskan tujuan dari pembentukan suatu paragraf

3.      Dapat  membedakan sutau paragraf yang baik

4.      Dapat  membedakan jenis-jenis paragraf

5.      Dapat  membedakan pikiran utama dan pikiran penjelas

6.      Dapat cara menjelaskan syarat-syarat terbentuknya suatu paragraf

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Paragraf adalah satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas daripada

kalimat. Sebagai satuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas, paragraf terdiri atas

kumpulan atau rangkaian kalimat yang mendukung suatu ide pokok yang tertuang dalam

kalimatutama atau kalimat topik. Ide pokok tersebut akan menjadi penjelas apabila

didukung oleh ide-ide penjelas.

Pengertian di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa sebuah paragraf terdiri

atas beberapa kalimat. Akan tetapi, dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan

paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat. Hal ini memang dimungkinkan. Namun,

dalam pembahasan bab ini wujud paragraf semacam itu dianggap sebagai pengecualian.

Jika ditinjau dari segi komposisi memililki bentuk yang kurang ideal dan juga jarang

dipakai dalam tulisan ilmiah.

Setiap paragraf hanya boleh mengandung satu ide pokok. Perhatikan contoh paragraf

(1) berikut.

Contoh (1) :

(a) Dalam perkembangan bahasa Indonesia selalu mengalami perubahan. (b) Perubahan

itu antara lain berupa penambahan kata-kata baru, baik dari bahasa daerah maupun

dari bahasa asing. (c) Penambahan yang berasal dari bahasa asing, misalnya

astronout, kosmonaut, satelit, komputer, dan televisi. (d) Penambahan kata-kata baru

itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam komunikasi.

3
(b) Paragraf tersebut terdiri atas empat kalimat, semuanya membicarakan perkembangan

bahasa Indonesia. Ide pokok (pikiran utama) paragraf tersebut adalah

“perkembangan bahasa Indoenesia” yang tertuang dalam kalimat (a). Kalimat (b),

(c), dan (d) merupakan kalimat penjelas karena ketiga kalimat itu menjelaskan ide

pokok pada kalimat utamanya.

B. Tujuan Pembentukan Paragraf

Kita akan kesulitan memahami isi suatu paragraf apabila kita mambaca sebuah tulisan

yang tidak tersusun atas kesatuan paragraf. Keteraturan penyajian gagasan dalam karya

tulis dapat dilakukan jika setiap paragraf hanya memuat satu ide pokok yang dinyatakan

dalam kalimat utama. Gagasan bawahan yang berfungsi sebagai ide penjelas terhadap ide

pokok dinyatakan dalam kalimat-kalimat yang lain.

Penyusunan paragraf dalam karya tulis mempunyai dua tujuan, yaitu: pertama,

memudahkan pengertian dan pemahaman dengan cara menyekat -nyekat ide pokok yang

satu dari ide pokok yang lain berdasarkan keharusan untuk mengungkapkan satu ide

pokok saja pada setiap paragraf. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya penghentian

secara wajar dan formal sebelum beralih ke paragraf berikutnya. Jika terdapat dua atau

lebih ide pokok, paragraf tersebut perlu dipecah menjadi dua atau lebih paragraf. Kedua,

memudahkan pembaca mengikuti uraian penulis secara sistematis dari ide yang satu ke ide

yang lain sehingga pemusatan perhatian dapat dilakukan terhadap setiap ide yang

diungkapkan dalam karya tulis tersebut.

Contoh (2) :

(a) Saharuddin Dg. Gassing tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (b) Ia tidak

tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai desa Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu-

menahu mengapa Bontomarannu dan Bontomanai ( desa tetangga ) kini mengering.

4
(d) Ia juga tidak tahumengapa nenek moyangnya dahulu sampai ke desa itu. (e) Meski

sudah uzur, Saharuddin Dg. Gassing masih gesit dan cekatan. (f) Begitu bangun pagi,

tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memikul cangkul menuju sawah

garapannya. (g) Ia terus mengayunkan cangkulnya membongkar tanah liat yang sudah

mengeras oleh musim kemarau yang panjang.

Paragraf contoh (2) di atas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab

mengandung dua ide pokok, yaitu kalimat (a) dan kalimat (e). Oleh karena itu,

paragraf tersebut dipecahkan menjadi dua paragraf seperti yang telihat pada contoh

berikut.

Contoh (2a) :

(a) Saharuddin Dg. Gassing tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (b)

Ia tidak tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai desa Bontomarannu. (c) Ia tidak

tahu-menahu mengapa Bontomarannu dan Bontomanai ( desa tetangga ) kini

mengering. (d) Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai ke desa

itu.

(a) Meski sudah uzur, Saharuddin Dg. Gassing masih gesit dan cekatan. (b)

Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memikul cangkul

menuju sawah garapannya. (c) Ia terus mengayunkan cangkulnya membongkar tanah

liat yang sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang.

C. Ciri-ciri Paragraf

1.     Setiap paragraf memiliki satu kalimat topik dan yang lainnya merupakan kalimat

penjelas

2.      Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan utama)

3. Kalimat petama bertakuk/letaknya agak masuk kedalam ( 5 spasi )

5
D. Struktur Paragraf

Dalam Pengertian Paragraf kita mengetahui bahwa sebuah paragraf tentunya

terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat tersebut yaitu kalimat utama dan kalimat

penjelas. Kalimat utama adalah kalimat yang memuat ide pokok atau gagasan utama.

Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang memuat penjelasan kalimat utama.

 Kalimat Utama

Terdiri atas satu kalimat saja. Biasanya kalimat utama memiliki ciri ciri

paragraf sebagai berikut :

1. Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut.

2. Berupa kalimat sempurna yang bisa berdiri sendiri.

3. Memiliki arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.

4. Dapat terbentuk tanpa perlu kata sambung.

 Kalimat Penjelas

Terdiri atas beberapa kalimat. Ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Tidak dapat berdiri sendiri

2. Kalimat tersebut harus dijelaskan oleh kalimat lain untuk mengetahui

maknanya.

3. Biasanya memerlukan kata sambung

6
4. Isinya berupa perincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung

kalimat utama.

Struktur  suatu paragraf  biasanya  berkaitan  dengan  pengurutan letak kalimat utama

dan kalimat-kalimat penjelas. Atas  dasar  kategori  kalimat  dalam  paragraf  tersebut,

E. Fungsi Paragraf

1. Mengekpresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan

perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam

suatu kesatuan

2. Menandai peralihan (pergantian), gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari

beberapa paragraf ganti (ganti pikiran)

3. Memudahkan pemahaman bagi pembacanya;

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit

pikiran yang lebih kecil

5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas

beberapa variabel.

F. Jenis-jenis Paragraf                                     

Dalam pembuatan karya tulis, kita sering menemukan perbedaan antara

alinea/paragraf yang satu dengan yang lainnya. Berikut ini jenis-jenis paragraf yang terdiri

dari tiga aspek.

1. Berdasarkan Letak Kalimat Topiknya.

      a. Paragraf Deduksi

Paragraf deduksi artinya paragraf yang memiliki pikiran utama pada awal

alinea, sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat penjelas. Paragraf deduksi

7
sering juga disebut paragraf umum ke paragraf khusus. Contoh paragrafnya adalah

paragraf yang memiliki isi kalimat penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh,

keterangan atau rincian kalimat topik.

Contohnya :

" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang

penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah

berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita

tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan

cepat lelah dan mudah terserang penyakit."

      b. Paragraf Induksi

Paragraf induksi (khusus ke umum) yaitu paragraf yang kalimat utamanya

terletak pada akhir kalimat. Artinya, kalimat-kalimat awal merupakan kaimat

penjelas, sedangkan kalimat akhir merupakan kalimat utamanya.

Contohnya:

" Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga

memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki

kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini

merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210

penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka,

tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.

      c. Paragraf Kombinasi (Deduksi-Induksi)

Kalimat utamanya pada sebuah paragraf pada hakekatnya hanya memiliki satu

kalimat utama. Tapi, pada paragraf kombinasi, kalimat utamanya bisa terletak pada

awal atau juga bisa terletak pada akhir paragraf. Jika dikatakan kombinasi, karena jika

kalimat utamanya terletak pada awal kalimat, maka akan ditegaskan pada akhir

8
kalimat, begitu juga sebaliknya. Sehingga, paragraf ini sering disebut paragraf

deduktif-induktif.

Contohnya:

" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang

kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan

rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan

gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah.

Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat,

murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

d. Paragraf Penuh (Deskripsi)

Paragraf penuh maksudnya paragraf penuh dengan kalimat topik, seluruh

kalimat yang membangun suatu paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun

kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Paragraf ini sering dijumpai dalam

uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan narasi terutama dalam karangan fiksi.

Contohnya:

" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara

yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam

berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang

segar sepuas-puasku."

2. Berdasarkan Sifat Isinya (Bedasarkan Bentuk Pengembangannya)

    a. Paragraf Argumentasi

Paragraf yang berusaha mengungkapkan pendapat dan sikap penulis. Sikap

dan pendapat penulis diungkapkan dalam bentuk fakta. Ciri khas paragraf

9
argumentasi terletak pada pendapat yang disertai dengan alasan yang mendukung.

Contohnya karya ilmiah, makalah, skripsi, tesis dan disertasi.

Contoh : “Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan

rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang

baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode

2008 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan

wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 2010.”

      b. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa ajakan yang mengajak

pembaca dengan mengemukakan alasan, contoh dan bukti yang kuat, untuk

meyakinkan pembaca, atau pendengar sehingga pembaca membenarkan dan

mengikuti ajakan penulis. Contohnya majalah, surat, surat kabar, radio, selebaran,

kampanye dan lain-lain.

Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita

bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah

yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita

masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

c. Paragraf Deskripsi/Deskriptif

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan

objek yang sedang dibicarakan atau dituliskan sehingga pendengar atau pembaca

seolah-olah melihat objek yang sedang dibicarakan. Atau dengan kata lain paragraf

deskripsi menaruh harapan pada pembaca atau pendengar seolah-olah melihat

keadaan peristiwa tersebut secara langsung. Biasanya digunakan dalam karya sastra

dan biografi seseorang.

10
Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah.

Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan

Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada

tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat

Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana

Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr.

A. Teeuw”.

d. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bersifat memaparkan, menjelaskan,

menerangkan, dan menguraikan sesuatu. Jenis paragraf ini bertujuan untuk

memperluas atau menambah wawasan pembaca atau pendengar. Bentuk paragraf ini

biasa dipakai untuk memaparkan cara membuat sesuatu, cara menggunakan sesuatu.

Contohnya penulisan cara kerja sebuah mesin, cara mengkomsumsi obat-obatan dan

sebagainya.

Contoh : “Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari

beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg.

Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED

display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-

sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.

e. Paragraf Narasi/Naratif

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan kejadian atau peristiwa dari

awal sampai akhir yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu dalam bentuk

perceritaan. Paragraf narasi berusaha menceritakan atau menuliskan kejadian-kejadian

yang ingin disampaikan penulis berdasarkan urutan waktu. Biasanya digunakan dalam

bentuk riwayat hidup, novel, cerpen dan roman.

11
Contoh : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat

mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini,

Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan

keunggulan mereka.”

3. Berdasarkan posisi dan fungsinya dalam paragraf

a. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berfungsi sebagai pengantar menuju

masalah yang akan dibahas. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan. Paragraf

pembuka harus dapat difungsikan untuk mengantar pokok pembicaraan, menyiapkan

pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan. Bentuk-bentuk berikut ini dapat

dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:

1) kutipan, pribahasa, anekdot atau cerita yang lucu, singkat dan mengesankan;

2) uraian mengenai pokok pembicaraan;

3) sesuatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang;

4) uraian tentang pengalaman pribadi;

5) uraian tentang maksud dan tujuan penulis;

6) sebuah pertanyaan;

7) memberikan latar belakang suasana atau watak;

8) memberi ringkasan isi karangan.

b.  Paragraf Penghubung atau Pengembang

Merupakan paragraf yang bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu

karangan yang telah dirumuskan dalam paragraf pembuka. Paragraf pengembang dalam

karangan dapat difungsikan sebagai berikut:

1) mengemukakan inti persoalan;

2) memberi ilustrasi dan contoh;

12
3) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya;

4) meringkaskan paragraf berikutnya;

5) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

c.  Paragraf Penutup

Merupakan paragraf yang berfungsi mengakhiri bagian suatu karangan atau

seluruh karangan. Paragraf ini biasanya berisi simpulan atau saran atau bahkan penegasan

kembali paragraf pembukanya. Paragraf penutup harus memperhatikan beberapa hal

sebagai berikut:

1) Sebagai paragraf penutup, maka paragraf ini tidak boleh terlalu panjang

2) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai   cerminan inti

seluruh uraian.

G. Syarat Paragraf

Ada pun syarat sari paragraph yaitu harus memiliki kesatuan kepaduan dan

kelengkapan. Berikut penjelasannya:

1. Kesatuan (Kohesi)

Yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa sebuah paragraf

yang baik, hanya boleh mengandung satu gagasan. Jika kalimat-kalimat yang ada dalam

sebuah paragraf saling berhubungan dan saling mendukung dalam menjelaskan gagasan

pokok paragraf, maka paragraf tersebut dapat dikatakan memiliki kesatuan gagasan.

Sebuah paragraf  yang memiliki lebih dari satu gagasan akan menimbulkan ketidakjelasan

sehingga paragraf tersebut tidak bisa menyatu. 

2. Kelengkapan

Kelengkapan sebuah paragraf diwujudkan dengan terpenuhinya semua unsur

pembentuk paragraf, yaitu :

13
- Gagasan utama

Tema atau ide yang menjadi dasar pengembangan paragraf

- Kalimat utama

Setelah mendapatkan ide atau gagasan utama, langkah selanjutnya adalah

menuangkan gagasan utama tersebut ke dalam sebuah kalimat utama. Jadi dalam kalimat

utama tersirat gagasan utama. Kita bisa meletakkan kalimat utama di awal, di akhir

ataupun di awal dan di akhir sebuah paragraf

- Kalimat Penjelas

Sebuah kalimat utama yang mengandung gagasan utama belum bisa dikatakan

sebuah paragraf, karena itu paragraf membutuhkan kalimat penjelas. Kalimat penjelas ini

berfungsi menjelaskan ide dari kalimat utama sehingga menjadi jelas, rinci dan lengkap.

Yang harus diperhatikan dalam membuat kalimat penjelas adalah, jangan sampai kalimat

penjelas tersebut menyimpang dari ide pokok. Semua kalimat penjelas harus saling

mendukung gagasan utama.

Dengan terpenuhinya semua unsur ini maka sebuah paragraf akan menjadi

paragraf yang baik.

3. Kepaduan (Koherensi)

Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf yang terangkai secara logis dan saling

mendukung gagasan utama disebut dengan kepaduan atau koherensi. Kepaduan ini bisa

kita dapatkan dengan penggunaan konjungsi baik intra kalimat maupun antar kalimat.

Ketiga hal di atas adalah syarat wajib yang harus dipenuhi untuk membentuk

paragraf yang baik. Dengan terpenuhinya syarat-syarat di atas, sebuah paragraf akan lebih

mudah dipahami.

Contoh Paragraf :

   Dari dahulu hingga sekarang, boneka tetap menjadi mainan kesukaan anak

perempuan. Mainan ini disukai anak perempuan karena bentuknya yang feminin. Selain

14
bentuknya karena bentuknya yang unik, boneka juga disukai anak perempuan karena

naluri alamiahnya sebagai seorang perempuan yaitu, suka mengasuh dan menyayangi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang dirangkai atau dihubungkan sehingga

membentuk suatu gagasan tertentu. Paragaf dibedakan menjadi tiga yaitu paragraf yang terbentuk

berdasarkan sifat dan tujuan, berdasarkan letak kalimat utamanya, dan berdasarkan isinya. Sebuah

paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa persyaratan agar terbentuk suatu gagasan yang

mudah dimengerti oleh para pembaca.

B. Saran

Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD diperlukan sebuah

ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah paragraf harus seefektif mungkin

dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah dipahami.

16
DAFTAR PUSTAKA

INTERNET:

https://www.ngelmu.co/pengertian-paragraf/

https://saqiraznurbaitilatikcahyati.com/2014/11/16/makalah-pembentukan-paragraf/

http://rewimolok.com/2012/04/makalah-pembentukan-paragraf.html

http://web-bahasaindonesia.com/2015/09/syarat-paragraf-yang-baik.html

17

Anda mungkin juga menyukai