TATA PARAGRAF
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Tata Paragraf”. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat untuk
Bandarlampung, 27 januari2021
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Paragraf..................................................................................6
B. Jenis-jenis Paragraf dan Contoh.....................................................................7
C. Syarat-syarat Paragraf....................................................................................15
D. Pola Perkembangan Paragraf.........................................................................17
E. Contoh Pola Perkembangan Paragraf............................................................18
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan
perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf,
paragraf merupakan sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu
kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya
terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena
disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan
sebuah karangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar paragraf?
2. Apa saja jenis-jenis paragraf dan bagaimana contoh dari setiap jenis
tersebut?
3. Apa saja syarat-syarat paragraf?
5
4. Bagaimana pola perkembangan paragraf?
5. Bagaimana contoh paragraf berdasarkan pola pengembangannya?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar paragraf
2. Mengetahui jenis-jenis paragraf dan contohnya
3. Mengetahui syarat-syarat paragraf
4. Mengetahui pola perkembangan paragraf
5. Mengetahui pola perkembangan paragraf
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Keraf (1991:63) mengemukan ada dua tujuan mengapa paragraf diperlukan,
yaitu:
1. Untuk memudahkan pengetian dan pemahaman. Oleh karena itu, dalam
sebuah alinea hanya boleh ada satu tema. Bila terdapat dua tema, paragraf itu
harus dipecah menjadi dua paragraf.
2. Untuk memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal.
Dengan demikian, kita memiliki kesempatan untuk berhenti lebih lama
daripada perhentian pada ahir kalimat. Disamping itu, kita juga bisa
berkonsentrasi terhadap tema paragraf.
Paragraf disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide pokok.
Disamping itu, secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah
kalangan. Bisaanya paragraf itu terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan baik
isi maupun bentuknya. Isi kalimat-kalimat pembangun paragraf itu membentuk
satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam
karangannya. Jadi, dengan kata lain bahwa paragraf adalah satuan terkecil dari
karangan yang bisaanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan dan
merupakan uraian tentang sebuah ide pokok.
8
dengan gaya berbeda. Misalnya pembuka pada cerita “Cinderella”, Ini adalah
Kisah tentang sepasang sepatu yang mengubah nasib seorang gadis.
Contoh lain kita bisa memulai paragraf pembuka dengan kalimat tanya.
Misalnya,
Kesulitan apa ya yang saya alami dalam menulis? Hmm, topik yang menarik di
awal pertemuan pertama yang ditugaskan Omjay dalam pelatihan menulis online
ini. Menarik karena saya punya kesulitan, yakni tidak pernah menyelesaikan
tulisan saya.
b. Paragraf Penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang
terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Mengapa tulisan saya sering tidak selesai ya? Kesulitannya apa yaa. Saya
mencoba menganalisis diri dalam menulis nih. Pertama, saya tidak PD alias tidak
percaya diri kalau mengungkapkan pikiran.
9
khawatir mereka tidak dapat menangkap apa yang saya maksud. Dalam tulisan
kita dibantu tanda baca untuk berekspresi. Berbeda dengan berbicara kita dibantu
dengan ekspresi wajah dan gestur.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini mengandung
kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf
penghubung.
Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah tetap
diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti
terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus
merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu
serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.
Paragraf ini paragraf yang diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum, lalu
dijabarkan dan dikembangkan menjadi pernyataan yang sifatnya khusus.
Pernyataan yang sifatnya khusus tersebut dapat berupa rincian, penjelasan, bukti-
bukti maupun contoh-contoh. Karena paragraf tersebut dikembangkan dari
10
pernyataan yang umum kemudian mengemukakan pernyataan – pernyataan yang
sifatnya khusus, dapat kita dikatakan bahwa penaralan paragraf deduktif
tersebut dari umum ke khusus.
2) Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat
utamanya di akhir sebuah paragraf dan bersifat induksi. Kata induksi asalnya dari
bahasa latin : duxi, ducere, ductum yang artinya membawa ke; atau memasukan
kedalam. selanjutnya istilah induksi dapat dijelaskan dengan metode pemikiran
yang berasal dari hal yang khusus untuk menentukan simpulan atau hukum di
akhir paragraf. Karena kalimat-kalimat atau pernyataan khusus dapat berupa
penjabaran dan contoh-contoh, dan pernyataan umum itu berupa hukum atau
simpulan, sehingga paragraf induktif berkembang dari contoh dan rincian menjadi
simpulan.
11
Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah seperti Malin Kundang. Timun
Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam
hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan
lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli
daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain
sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa sekarang ini kebudayaan luar
lebih disukai dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun para remaja
Indonesia.
3) Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf deduktif-induktif merupakan perpaduan antara paragraf deduktif
dengan paragraf induktif. Paragraf deduktif-induktif ini, posisi gagasan pokok
atau kalimat utamanya di awal dan akhir sebuah paragraf. Sebuah wacana yang
menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang bersifat
umum di awal paragraf dan akhir paragraf sedangkan kalimat-kalimat yang berada
di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat akhir) sifatnya khusus
berupa rincian atau contoh-contoh.
12
4) Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat
utamanya di tengah sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis
paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang bersifat khusus di awal paragraf
dan akhir paragraf isinya berupa rincian atau contoh-contoh sedangkan kalimat-
kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat akhir)
sifatnya umum.
1) Paragraf naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis
wacana narasi. Narasi adalah tipe wacana yang berisi kejadian atau kisah. Secara
etimologis, naratif berasal dari bahasa latin yaitu narrare berarti menceritakan atau
bercerita, narratio berarti penceritaan serta narrativus berarti bersifat penceritaan.
13
jasa sebesar Rp500.000,00, sesuai UMP guru di Kabupaten Grobogan. Meskipun
begitu, Pak Rudi menjalaninya dengan penuh keikhlasan demi mengamalkan
ilmu-ilmunya.
2) Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan
jenis wacana deskripsi. Wacana deskripsi adalah tipe wacana yang berisi
penggambaran atau pemaparan dengan jelas, rinci dan lengkap mengenai suatu
hal, baik seseorang, suasana, benda, tempat, sifat, hewan maupun tumbuhan
tertentu. Secara etimologis deskriptif berasal dari bahsa latin yaitu describere
berarti membuat gambaran dan descriptio artinya pembeberan atau
penggambaran.
3) Paragraf ekspositori
Paragraf ekspositori adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan
jenis wacana ekspositori. Wacana ekspositori adalah tipe wacana yang berisi
penjelasan, membentangkan dan pemaparan akan sesuatu, sehingga pembaca
memdapatkan pengetahuan dan wawasan yang telah disampaikan penulis.
Ekspositori berasal dari bahasa latin yaitu exponere yang berarti membentangkan
atau memaparkan. Dalam memaparkannya, penulis menyebutkan contoh, proses
atau bukti-bukti konkret terhadap sesuatu.
14
Kabupaten Grobogan menjadi kabupaten terluas urutan kedua di Provinsi Jawa
Tengah setelah Cilacap. Awalnya kabupaten Grobogan beribukota di Kecamatan
Grobogan namun kemudian berpindah ke Kecamatan Purwodadi. Makanan khas
daerah ini ialah becek. Beberapa tempat wisata yang bisa kita kunjungi di
Kabupaten Grobogan diantaranya Kedung Ombo, Pemandangan
Jatipohon, api abadi mrapen dan Bledug Kuwu.
4) Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang kontennya berhubungan
dengan jenis wacana argumentasi. Wacana argumentasi adalah tipe wacana yang
berisi pendapat, pembuktian, pendirian, gagasan, dalih, dasar atau hujah terhadap
sesuatu.
Argumentatif berasal dari bahasa Latin yaitu rguere berarti membuktikan atau
meyakinkan seseorang dan argumentatio berarti pembuktian. Dalam
mengembangkan paragraf ini, penulis menjadikan pembaca yakin dengan
menyertakan bukti konkret sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Sehingga pembaca
dapat menyakini argumen penulis.
5) Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan
jenis wacana persuasi. Wacana persuasi adalah tipe wacana yang berisi ajakan,
bujukan atau himbauan kepada seseorang dengan memberikan alasan dan prospek
bagus bagi yang meyakini, melaksanakan sesuatu, atau membeli benda tertentu.
15
Contoh wacana yang menggunakan paragraf persuatif:
Slogan Grobogan Bersemi sudah sepatutnya tidak sekedar klaim belaka.
Kendaraan bermotor yang bejubel telah merampas udara bersih yang menjadi hak
kita sebagai warga Grobogan. Bukan lagi zamannya kita mengkambing hitamkan
orang lain. Langkah solutifnya, mari semi kan tumbuhan-tumbuhan hijau di
sekitar kita.
C. Syarat Paragraf
Paragraf yang efektif memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat
dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu
masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari
masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari
satu ide atau masalah.
2. Kesatuan Bentuk (Kohesi)
Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan
mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi,
penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung
antarkalimat.
16
Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat
penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.
Selain dengan repetisi dan kata ganti, pertalian antarkalimat dapat dijalin
dengan kata atau frasa penghubung. Dalam peranannya sebagai penghubung, ada
beberapa macam kata atau frasa yang dapat dipakai untuk maksud yang berbeda.
Tabel berikut ini memuat contoh kata dan frasa penghubung lengkap dengan
fungsinya masing-masing.
17
ketika
18
1. Pola Klimaks-Antiklimaks
Badan Fahmi tersungkur jatuh ke tanah. Sontak, semua orang yang ada di
sekitarnya panik dan membopong badan Fahmi ke klinik terdekat. Selama di
klinik, Fahmi belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian, keluarga Fahmi
pun datang ke klinik untuk melihat kondisinya. Sontak, keluarga Fahmi pun
menjadi cemas hatinya tatkala melihat Fahmi yang terkulai lemas di pembaringan
klinik.
2. Pola Kausalitas
Pendidikan moral sudah semestinya diterapkan lagi dalam kegiatan proses
belajar dewasa ini. Sebab, anak-anak zaman sekarang sudah semakin jauh dari
nilai moralitas. Hal ini bisa dilihat dari maraknya kenakalan remaja dan pergaulan
bebas yang mereka lakukan. Untuk itu, pendidikan moral harus kembali
diterapkan di dalam proses belajar mengajar anak agar mereka menjadi anak yang
bermoral baik.
5. Pola Pertentangan
Semangat belajar Alina menurun menjelang ujian kenaikan kelas. Hal ini bisa
dilihat dari seringnya dia terlambat masuk ke kelas, serta dalam mengumpulkan
tugas. Selain itu, Alina sering sekali terlihat tidak fokus saat belajar di dalam
19
kelas. Kondisi yang dialami Alina tersebut berbeda dengan apa yang dialami
Alisya saat ini. Semangat belajarnya justru semakin tinggi, dan dia pun semakin
rajin dan fokus dalam belajar.
6. Pola Perbandingan
Tempe mengandung zat protein yang lebih banyak ketimbang tahu. Hal itu
disebabkan proses pembuatan tempe lebih sedikit dibanding dengan proses
pembuatan tahu. Adapun zat protein yang dimiliki tempe adalah sebear 15,4 gram,
5,4 gram lebih besar dibanding protein pada tahu.
7. Pola Generalisasi
8. Pola Klasifikasi
Alat musik yang biasanya dimainkan dalam sebuah grup musik (band) dibagi
atas beberapa macam, yaitu gitar, bass, drum, piano atau kibord. Sementara itu,
orang-orang yang memainkan alat-alat tersebut dikelompokkan menjadi gitaris,
bassis, drumer, dan kibordis.
9. Pola Analogi
Seekor kuda akan merasa keletihan jika terus-menerus dipacu. Begitu pula
manusia. Saat manusia dipaksa untuk terus bekerja, maka manusia pun akan
mengalami keletihan yang teramat sangat. Untuk itu, istirahatkanlah tubuh sejenak
di sela-sela waktu kerja agar tidak keletihan.
20
BAB III
PENUTUP
21
A. Kesimpulan
B. Saran
Agar sebuah paragraph dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD
diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah
paragraph harus seefekif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara
jelas hingga mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
22
Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma
23