Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBENTUKKAN PARAGRAF

Disusun
Oleh :
Kelompok 4 :

Zulfianndari
Nurul Tarizya S
Calvin Valention G
Andi Muh. Muhayyan

D4 Teknik Komputer & Jaringan 1A


Politeknik Negeri Ujung Pandang
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada
akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembentukkan Paragraf” tepat pada
waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Makalah Pembentukkan Paragraf ini
dapat disusun dengan baik.
Semoga Makalah Pembentukkan Paragraf yang telah kami susun ini turut
memperkaya khazanah ilmu Bahasa Indonesia serta bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
juga menyadari bahwa Makalah Pembentukkan Paragraf ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca
sekalian demi penyusunan Makalah Pembentukkan Paragraf dengan tema serupa yang lebih
baik lagi.

Makassar,22 Mei 2019


Penyusun

Kelompok 4

I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................I
Daftar Isi................................................................................II
Bab I Pendahuluan
1. Latar belakang............................................................1
2. Rumusan masalah.......................................................1
3. Tujuan penulisan.........................................................1
Bab II Pembahasan
1. Pengertian Paragraf.....................................................2
2. Tujuan Pembentukan Paragraf....................................2-3
3. Ciri-ciri Paragraf.........................................................3
4. Fungsi Paragraf...........................................................3
5. Jenis-jenis Paragraf.....................................................4-7
6. Syarat – Syarat Paragraf Yang Baik...........................7-10
7. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas.........................10-11
8. Struktur Paragraf................................................................11
BAB III Penutup
1. Kesimpulan .................................................................12
2. Saran............................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................III

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari
banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi
sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan
atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-
aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan di kemukakan harus jelas, semua
kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat
kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan
kalimat harus tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif
sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat).
Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang
benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa
menambah pengetahuan para pembaca tentang pembentukkan dan penggunaan paragraf yang
baik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan kami bahasa dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana pengertian paragraf dalam bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana tujuan pembentukkan paragraf ?
3. Bagaimana ciri-ciri paragraf ?
4. Bagaimana fungsi paragraf ?
5. Bagaimana jenis-jenis paragraf ?
6. sBagaimana syarat-syarat paragraf yang baik/ syarat-syarat pembentukkan paragraf ?
7. Bagaimana kalimat utama dan kalimat penjelas ?
8. Bagaimana struktur paragraf ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui pengertian paragraf dalam bahasa Indonesia
2. Mengetahui tujuan pembentukkan paragraf
3. Mengetahui ciri-ciri paragraf
4. Mengetahui fungsi paragraf
5. Mengetahui jenis-jenis paragraf
6. Mengetahui syarat-syarat paragraf yang baik / syarat-syarat pembentukkan paragraf
7. Mengetahui kalimat utama dan kalimat penjelas
8. Mengetahui struktur paragraf

1
BAB II
PEMBAHASAN
9. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas daripada
kalimat. Sebagai satuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas, paragraf terdiri atas
kumpulan atau rangkaian kalimat yang mendukung suatu ide pokok yang tertuang dalam
kalimatutama atau kalimat topik. Ide pokok tersebut akan menjadi penjelas apabila didukung
oleh ide-ide penjelas.
Pengertian di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa sebuah paragraf terdiri
atas beberapa kalimat. Akan tetapi, dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan
paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat. Hal ini memang dimungkinkan. Namun, dalam
sspembahasan bab ini wujud paragraf semacam itu dianggap sebagai pengecualian. Jika
ditinjau dari segi komposisi memililki bentuk yang kurang ideal dan juga jarang dipakai
dalam tulisan ilmiah.

Setiap paragraf hanya boleh mengandung satu ide pokok. Perhatikan contoh paragraf
berikut.
Contoh :
(a) Dalam perkembangan bahasa Indonesia selalu mengalami perubahan. (b) Perubahan
itu antara lain berupa penambahan kata-kata baru, baik dari bahasa daerah maupun dari
bahasa asing. (c) Penambahan yang berasal dari bahasa asing, misalnya astronout,
kosmonaut, satelit, komputer, dan televisi. (d) Penambahan kata-kata baru itu dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam komunikasi.

Paragraf tersebut terdiri atas empat kalimat, semuanya membicarakan perkembangan


bahasa Indonesia. Ide pokok (pikiran utama) paragraf tersebut adalah “perkembangan bahasa
Indoenesia” yang tertuang dalam kalimat (a). Kalimat (b), (c), dan (d) merupakan kalimat
penjelas karena ketiga kalimat itu menjelaskan ide pokok pada kalimat utamanya.

10. Tujuan Pembentukan Paragraf

Kita akan kesulitan memahami isi suatu paragraf apabila kita mambaca sebuah tulisan
yang tidak tersusun atas kesatuan paragraf. Keteraturan penyajian gagasan dalam karya tulis
dapat dilakukan jika setiap paragraf hanya memuat satu ide pokok yang dinyatakan dalam
kalimat utama. Gagasan bawahan yang berfungsi sebagai ide penjelas terhadap ide pokok
dinyatakan dalam kalimat-kalimat yang lain.

Penyusunan paragraf dalam karya tulis mempunyai dua tujuan, yaitu:


1. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan cara menyekat -nyekat ide pokok
yang satu dari ide pokok yang lain berdasarkan keharusan untuk mengungkapkan satu
ide pokok saja pada setiap paragraf. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya
penghentian secara wajar dan formal sebelum beralih ke paragraf berikutnya. Jika
terdapat dua atau lebih ide pokok, paragraf tersebut perlu dipecah menjadi dua atau
lebih paragraf.
2. Memudahkan pembaca mengikuti uraian penulis secara sistematis dari ide yang satu
ke ide yang lain sehingga pemusatan perhatian dapat dilakukan terhadap setiap ide
yang diungkapkan dalam karya tulis tersebut.

2
Contoh :

(a)Saharuddin Dg. Gassing tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (b) Ia tidak
tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai desa Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu-menahu
mengapa Bontomarannu dan Bontomanai ( desa tetangga ) kini mengering. (d) Ia juga tidak
tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai ke desa itu. (e) Meski sudah uzur,
Saharuddin Dg. Gassing masih gesit dan cekatan. (f) Begitu bangun pagi, tanpa harus minum
kopi dahulu, ia sudah memikul cangkul menuju sawah garapannya. (g) Ia terus mengayunkan
cangkulnya membongkar tanah liat yang sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang.

Paragraf di atas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab mengandung dua ide
pokok, yaitu kalimat (a) dan kalimat (e). Oleh karena itu, paragraf tersebut dipecahkan
menjadi dua paragraf seperti yang telihat pada contoh berikut.

Contoh :
(a) Saharuddin Dg. Gassing tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (b) Ia tidak
tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai desa Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu-menahu
mengapa Bontomarannu dan Bontomanai ( desa tetangga ) kini mengering. (d) Ia juga tidak
tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai ke desa itu.

(a) Meski sudah uzur, Saharuddin Dg. Gassing masih gesit dan cekatan. (b) Begitu
bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memikul cangkul menuju sawah
garapannya. (c) Ia terus mengayunkan cangkulnya membongkar tanah liat yang sudah
mengeras oleh musim kemarau yang panjang.

3. Ciri-ciri Paragraf

a. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam


kalimat topik
b. Setiap paragraf memiliki satu kalimat topik dan yang lainnya merupakan kalimat
penjelas
c. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan utama)

4. Fungsi Paragraf

a. Mengekpresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan
ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan
b. Menandai peralihan (pergantian), gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf ganti (ganti pikiran)
c. Memudahkan pemahaman bagi pembacanya
d. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil
e. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa
variabel.

3
5. Jenis-jenis Paragraf

Dalam pembuatan karya tulis, kita sering menemukan perbedaan antara alinea atau
paragraf yang satu dengan yang lainnya. Berikut ini jenis-jenis paragraf yang terdiri dari tiga
aspek yaitu :

1. Berdasarkan Letak Kalimat Topiknya.

Berdasarkan letak kalimat topiknya paragraf dibagi atas:

a. Paragraf Deduksi
Paragraf deduksi artinya paragraf yang memiliki pikiran utama pada awal alinea,
sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat penjelas. Paragraf deduksi sering juga
disebut paragraf umum ke paragraf khusus. Contoh paragrafnya adalah paragraf yang
memiliki isi kalimat penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan atau rincian kalimat
topik.
Contohnya :
"Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang
penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga
sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah,
sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah
terserang penyakit."

b. Paragraf Induksi
Paragraf induksi (khusus ke umum) yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak
pada akhir kalimat. Artinya, kalimat-kalimat awal merupakan kalimat penjelas, sedangkan
kalimat akhir merupakan kalimat utamanya.
Contohnya:
"Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga
memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun
kakao yang lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga
bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa
Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa
Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.

c. Paragraf Kombinasi (Deduksi-Induksi)


Kalimat utamanya pada sebuah paragraf pada hakekatnya hanya memiliki satu
kalimat utama. Tapi, pada paragraf kombinasi, kalimat utamanya bisa terletak pada awal atau
juga bisa terletak pada akhir paragraf. Jika dikatakan kombinasi, karena jika kalimat
utamanya terletak pada awal kalimat, maka akan ditegaskan pada akhir kalimat, begitu juga
sebaliknya. Sehingga, paragraf ini sering disebut paragraf deduktif-induktif.
Contohnya:
"Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah,
dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah,
tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat
menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa
pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi
kebutuhan rakyat."

4
d. Paragraf Penuh (Deskripsi)
Paragraf penuh maksudnya paragraf penuh dengan kalimat topik, seluruh kalimat
yang membangun suatu paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang
khusus menjadi kalimat topik. Paragraf ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat
deskriptif dan narasi terutama dalam karangan fiksi.
Contohnya:
"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk
dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

2. Berdasarkan Sifat Isinya (Bedasarkan Bentuk Pengembangannya)

a. Paragraf Argumentasi
Paragraf yang berusaha mengungkapkan pendapat dan sikap penulis. Sikap dan
pendapat penulis diungkapkan dalam bentuk fakta. Ciri khas paragraf argumentasi terletak
pada pendapat yang disertai dengan alasan yang mendukung. Contohnya karya ilmiah,
makalah, skripsi, tesis dan disertasi.
Contoh :
“Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang
diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan
dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai
penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa
kepengurusan 2009 – 2010.”

b. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa ajakan yang mengajak pembaca
dengan mengemukakan alasan, contoh dan bukti yang kuat, untuk meyakinkan pembaca, atau
pendengar sehingga pembaca membenarkan dan mengikuti ajakan penulis. Contohnya
majalah, surat, surat kabar, radio, selebaran, kampanye dan lain-lain.
Contoh :
“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari
banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak
pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing untuk
membuang sampah pada tempatnya.”s

c. Paragraf Deskripsi/Deskriptif
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan objek yang
sedang dibicarakan atau dituliskan sehingga pendengar atau pembaca seolah-olah melihat
objek yang sedang dibicarakan. Atau dengan kata lain paragraf deskripsi menaruh harapan
pada pembaca atau pendengar seolah-olah melihat keadaan peristiwa tersebut secara
langsung. Biasanya digunakan dalam karya sastra dan biografi seseorang.
Contoh :
“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD
dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia
Universitas Gadjah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat
mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP
dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland,
tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

5
d. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bersifat memaparkan, menjelaskan,
menerangkan, dan menguraikan sesuatu. Jenis paragraf ini bertujuan untuk memperluas atau
menambah wawasan pembaca atau pendengar. Bentuk paragraf ini biasa dipakai untuk
memaparkan cara membuat sesuatu, cara menggunakan sesuatu. Contohnya penulisan cara
kerja sebuah mesin, cara mengkomsumsi obat-obatan dan sebagainya.

Contoh :
“Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa
pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu,
mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-
tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan
proses mencuci”.

e. Paragraf Narasi/Naratif
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan kejadian atau peristiwa dari awal
sampai akhir yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu dalam bentuk perceritaan. Paragraf
narasi berusaha menceritakan atau menuliskan kejadian-kejadian yang ingin disampaikan
penulis berdasarkan urutan waktu. Biasanya digunakan dalam bentuk riwayat hidup, novel,
cerpen dan roman.

Contoh:
“Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat
perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. Pada posisi ini, Kido/Hendra yang
lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”

3. Berdasarkan posisi dan fungsinya dalam paragraf

a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berfungsi sebagai pengantar menuju
masalah yang akan dibahas. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan. Paragraf
pembuka harus dapat difungsikan untuk mengantar pokok pembicaraan, menyiapkan
pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Bentuk-bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf


pembuka, yaitu
1. Kutipan, pribahasa, anekdot atau cerita yang lucu, singkat dan mengesankan;
2. Uraian mengenai pokok pembicaraan;
3. Sesuatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang;
4. Uraian tentang pengalaman pribadi;
5. Uraian tentang maksud dan tujuan penulis;
6. Sebuah pertanyaan;
7. Memberikan latar belakang suasana atau watak;
8. Melukiskan sejarah atau riwayat hidup seseorang;
9. Memberi ringkasan isi karangan.

6
b. Paragraf Penghubung atau Pengembang
Paragraf penghubung merupakan paragraf yang bertujuan mengembangkan pokok
pembicaraan suatu karangan yang telah dirumuskan dalam paragraf pembuka. Paragraf
pengembang dalam karangan dapat difungsikan sebagai berikut:
1. Mengemukakan inti persoalan;
2. Memberi ilustrasi dan contoh;
3. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya;
4. Meringkaskan paragraf berikutnya;
5. Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan paragraf yang berfungsi mengakhiri bagian suatu
karangan atau seluruh karangan. Paragraf ini biasanya berisi simpulan atau saran atau bahkan
penegasan kembali paragraf pembukanya. Paragraf penutup harus memperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Sebagai paragraf penutup, maka paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan
inti seluruh uraian.

6. Syarat – Syarat Paragraf Yang Baik/ Syarat-Syarat Pembentukkan Paragraf


Paragraf yang baik harus mempunyai syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan,
kerututatan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.

1. Kesatuan Paragraf (Kesatuan Pikiran)


Paragraf yang baik hanya mempunyai satu pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut
ditempatkan dalam kalimat utama. Adapun kalimat-kalimat pengembang berupa pikiran-
pikiran penjelas menjelaskan pikiran utama. Tidak satupun kalimat pengembang yang tidak
menjelaskan pikiran utama. Apabila ada kalimat pengembang yang tidak menjelaskan pikiran
utama maka paragraf tersebut rusak kesatuannya.
Contoh :
(1) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. (2)
Beberapa siswa tingkat SD sampai dengan tingkat SMU/SMK berhasil menjuarai olimpiade
fisika dan matematika. (3) Walaupun kebutuhan ekonomi masyarakat relatif rendah, beberapa
siswa berhasil memenangkan kejuaraan dunia dalam lomba tersebut, (4) Kreativitas baru
tersebut membanggakan.

Contoh paragraf di atas tanpa kesatuan pikiran. Kalimat (1) sampai dengan kalimat
(3) menggunakan pikiran utama yang berbeda-beda. Masing-masing tidak membahas satu
pikiran yang sama. Kalimat (4) mempunyai hubungan dengan kalimat satu. Akibatnya,
paragraf menjadi tidak jelas struktur dan maknanya. Badingkan dengan paragraf berikut ini :
Contoh :
(1) Kebebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kretivitas baru, (2)
Dengan kebebasan ini, para guru dapat leluasa mengajar siswanya sesuai dengan basis
kompetensi siswa dan lingkungannya. (3) Kondisi kebebasan tersebut menjadikan
pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk
berkembang. (4) Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif, kreatif, dan produktif. (5)
Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen dengan
menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya.

7
Contoh paragraf di atas mempunyai satu kesatuan pikiran. Pikiran utama paragraf di
atas adalah kebebasan berekspresi (kalimat 1). Kemudian kalimat 2 sampai dengan kalimat 6
adalah kalimat-kalimat pengembang yang berisi pikiran-pikiran penjelas yang menjelaskan
pikiran utama.

2. Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah adanya kepaduan atau
koherensi. Syarat ini dipenuhi jika aliran kalimat yang satu ke kalimat lainnya berjalan mulus
dan lancar di samping adanya hubungan timbal-balik antarkalimatnya. Uraian yang tersusuri
baik tidak menunjukkan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran
yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Kepaduan dalam paragraf dapat
dibangun dengan cara-cara pengulangan kata kunci, kata ganti, dan kata transisi.
a. Pengulangan Kata Kunci
Kepaduan paragraf dapat pula dicapai dengan pengulangan kata kunci. Semua kalimat
yang dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang telah
disebutkan pada kalimat sebelumnya diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya.
Dengan pengulansgan itu kalimat menjadi padu, utuh, dan kompak.
Contoh :
(1) Budaya merupakan sumber kreativitas baru. (2) Budaya baik yang berupa
sistem ideal, sistem sosial, maupun sistem teknologi, ketiganya dapat dijadikan sumber
kretivitas baru. (3) Budaya yang bersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan
kreativitas konsep-konsep pemikiran filsafat, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. (4) Budaya
bersumber sistem sosial dapat mengendalikan perilaku sosial atau masyarakat termasuk
pemimpinnya. (5) Budaya yang bersumber pada sistem teknologi dapat mengendalikan
krestivitas baru berdasarkan geografis bangsa, misalnya sebagai negara pertanian harus
memproduksi teknologi pertanian, sebagai negara kelautan harus mengembangkan
teknologi kelautan, dan sebagainya. (6) Sinergi dari ketiga sistem budaya dapat
menghasilkan kreativitas yang lebih sempurna.

b. Kata Ganti
Kepaduan dapat dicapai dengan penggunaan kata ganti, pronominal, atau padanan.
Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama (terdahulu) dapat disebutkan
kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya. Kata ganti atau padanan dapat
pula menggantikan kalimat, paragraf, dan lain-lain.
Contoh:
1. Kata ganti:

Pegawai itu – ia
Pegawai-pegawai itu – mereka
Seorang perempuan – ia
Banyak perempuan – mereka
Saya dan kita – kami
Saya dan kamu – kita

8
2. Padanan:
Ekonomi Indonesia segera bangkit. Hal ini ditandai dengan stabilnya nilai rupiah .
Selain itu, hal ini juga dapat dirasakan adanya kenaikan pendapatan nasional sebesar lima
persen setahun sejak awal 2005 sampai dengan akhir 2006.
Dalam paragraf ini dibahas pembinaan ekonomi masyarakat kecil.

c. Kata Transisi
Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan
adanya hubungan, baik intrakalimat maupun antarkalimat. Penggunaan kata transisi yang
tepat dapat memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu, menyatu,
dan utuh. Kata transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihubungkan. Kata
transisi menyatakan hubungan sebagai berikut:

No. Menyatakan Hubungan Kata/Frase Transisi


1. Sebab, akibat, hasil Sebab, karena, akibatnya, maka oleh
karena itu, oleh sebab itu, dampaknya,
hasilnya, jadi, dengan demikian.
2. Pertentangan Tetapi, akan tetapi, namun, berbeda
dengan itu, meskipun demikian,
sebaliknya, kebalikan daripada itu,
kecuali itu.
3. Hubungan waktu Baru-baru ini, ketika, sejak, segera,
beberapa saat kemudian, sementara itu.
4. Hubungan perbandingan Dalam hal yang sama, lain halnya
dengan, sebaliknya, lebih daripada itu,
berbeda dengan itu
5. Hubungan tempat Berdekatan dengan itu, di sini, ke
seberang, di sepanjang jalan ini.
6. Hubungan Tujuan Agar, supaya, untuk maksud tersebut,
guna.
7. Hubungan pertambahan Tambahan pula, berikutnya, juga,
kemudian, selain itu, lebih lanjut, di
samping itu, lebih-lebih, dalam hal
demikian, dengan kata lain.
8. Hubungan syarat Jika, jikalau, apabila, kalau.
9. Hubungan cara Dengan cara ini, cara yang demikian,
cara ini.
10. Hubungan singkatan Singkatnya, ringkasnya, pendek kata.
11. Hubungan urutan Mula-mula, pertama, kedua, akhirnya,
sesudah itu, selanjutnya.
12. Hubungan penegasan Jadi, dengan demikian, bahwa, jelaslah
bahwa.s

9
Contoh :
Deterjen tidak hanya cocok dipakai untuk mencuci bahan yang kasar, tetapi cocok
juga untuk mencuci bahan yang halus seperti sutra. Selain itu, deterjen dapat juga dipakai
untuk mencuci perabot dapur. Tambahan lagi, perabotan yang dapat dicuci dengan bubuk
deterjen ini warnanya tidak luntur.
Kata atau frasa transisi dalam paragraf di atas (selain itu dan tambahan lagi) berfungsi
menyatakan hubungan pertambahan. Selain menyatakan hubungan pertambahan seperti itu,
kata atau frasa transisi masih memiliki berbagai fungsi.
7. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling berhubungan dan hanya
boleh mengandung satu ide pokok yang dijelaskan oleh beberapa ide penjelas. Ide pokok
dituangkan dalam kalimat utama dan ide-ide penjelas atau perincian dituangkan dalam
kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
(a)Kemajuan teknologi di negara Republik Indonesia pada akhir-akhir ini sangat
dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu prestasi besar bangsa Indonesia. (b) Hal itu
ditunjang oleh beberapa faktor nyata yang sangat dibanggakan. (c) Kehadiran industri
pesawat terbang nusantara (IPTN), ditambah pula dengan kehadiran Puspitek dan beberapa
pembangkit tenaga listrik memberikan bukti tentang kemajuan teknologi itu. (d) Apalagi, di
sana-sini tidak pula ketinggalan beberapa industri mobil, elektronik, dan obat-obatan.
Paragraf di atas terdiri atas empat buah kalimat. Kalimat (a) mengungkapkan ide
pokok (kemajuan teknologi sangat dirasakan), sedangkan kalimat (b), (c), dan (d) merupakan
penjelasan ide pokok. Kalimat yang memuat ide pokok disebut kalimat utama atau kalimat
topik seperti yang terlihat pada kalimat (a). Kalimat-kalimat yang mengungkapkan ide-ide
penjelas seperti pada kalimat (b), (c), dan (d) disebut kalimat penjelas. Jadi, dalam paragraf
tersebut hanya terdapat satu kalimat utama dan tiga kalimat penjelas.
Adanya satu ide pokok pada setiap paragraf merupakan keharusan untuk menciptakan
kesatuan paragraf. Penulis harus menjaga keutuhan paragraf supaya semua kalimat yang
membentuknya hanya menjelaskan satu ide pokok. Kesemua kalimatnya harus saling terkait..
Tidak boleh ada satupun kalimat sumbang yang tidak mendukung ide pokoknya. Perhatikan
paragraf berikut :
Contoh :
(a) PSM Makassar sukses. (b) Kata-kata itu meluncur gembira dari bibir pelatih PSM,
Muhammad Basri, setelah pertandingan final Liga Indonesia Minggu malam di
Stadion Senayan Jakarta. (c) Salah seorang pemain Persija menerima sepatu emas
karena berhasil mencetak gol terbanyak (top scorer). (d) Pernyataan itu cukup wajar
karena apa yang didambakan selama ini, yaitu menjadi juara Ligina indonessia telah
terwujud. (e) Kesemuanya itu dapat diperoleh berkat kerja sama yang baik antara
pelatih, mane'er, dan suporter, serta semangat bertanding pemain yang cukup tinggi.

10
Paragraf di atas bukanlah paragraf yang baik karena tidak memiliki kesatuan.
Keberadaan kalimat (c) merusak kesatuan paragraf. Kalimat tersebut tidak memiliki
hubungan langsung dengan ide pokok paragraf (PSM sukses). Oleh karena itu, kalimat (c)
perlu dihilangkan atau dijadikan paragsraf baru. |
8. Struktur Paragraf
Struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat utama atau kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih
dari satu kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di
dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait-berkait satu dengan yang
lainnya.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Kalimat
topik merupakan kalimat terpenting dan harus ada dalam setiap paragraf. Penulis
menempatkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik. Sementara kalimat penjelas
adalah kalimat-kalimat pendukung terhadap kalimat topik tadi. Baik kalimat topik maupun
kalimat penjelas memiliki ciri masing-masing.
Adapun ciri-ciri kalimat topik di antaranya :
a. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
b. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
c. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
d. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi.

Ciri-ciri kalimat penjeas antara lain :

a. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi makna);
b. Arti kalimat ini akan jelas apabila dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
paragraph;
c. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa
penghubungrtransisi;
d. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik. |
Ukuran panjang pendek sebuah paragraf tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal itu
bergantung pada bobot/kadar informasi yang akan diungkapkan. Sebagai pegangan dapat
disebutkan di sini bahwa paragraf yang ideal panjangnya berkisar antara empat sampai
dengan enam kalimat. Namun, dalam satu paragraf dapat saja kalimatnya sampai delapan
bahkan lebih jika kalimatnya pendek- pendek : atau kurang dari empat jika kalimatnya
panjang-panjang. Yang terpenting salah satu dari kalimat itu baru mengandung satu ide
pokok dan kalimat lsainnya harus mendukung ide pokok tersebut.

11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang dirangkai atau dihubungkan sehingga
membentuk suatu gagasan tertentu. Paragaf dibedakan menjadi tiga yaitu paragraf yang
terbentuk berdasarkan sifat dan tujuan, berdasarkan letak kalimat utamanya, dan berdasarkan
isinya. Sebuah paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa persyaratan agar terbentuk
suatu gagasan yang mudah dimengerti oleh para pembaca.

2. Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan, diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun
sebuah paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas
sehingga mudah dipahami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi Nur. 2016. Makalah pembentukkan paragraf. Makalah. Dikutip dari


http://sciencearis.blogspot.com/2016/04/makalah-pembentukan-paragraf.html

Nurul. 2012. Makalah pembentukkan paragraf. Makalah. Dikutip dari


https://nhurelnuyyuabbass.wordpress.com/2012/12/23/makalah-pembentukan-paragraf

Buku materi bahasa indonesia

III

Anda mungkin juga menyukai