Anda di halaman 1dari 12

PENULISAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF

DISUSUN OLEH:

Kelompok V

1. Muhammad Azizul Kiram [2220204042]


2. Dhiya Nafisah Ulhaq [2220204044]
3. Syania Ardian [2220204047]

Kelas: PBA 03

Dosen Pengampu:
Edaroini, M. Pd.

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
kami buat agar kami dan teman-teman sekalian dapat mengetahui lebih dalam mengenai
Penulisan dan pengembangan paragraf

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Pembuatan makalah ini dapat
kami selesaikan karena bantuan dari beberapa teman dan sumber sumber lainya Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang secara tidak langsung telah membantu kami
untuk menyelesaikan makalah ini

Terlepas dari semua itu kami menyadari, karena kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami tentunya masih ada kekurangan baik dari segi susunan maupun dari segi tata
bahasa yang kami gunakan. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman
pembaca sekalian agar kami dapat memperbaiki makalah kami.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu untuk bimbingan yang diberikan


selama proses belajar mengajar. Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan kalian. Kami
juga berharap agar makalah kami dapat bermanfaat dan juga menambah ilmu dan pengetahuan
baru terhadap pembaca sekalian

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Palembang, September 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan
istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian
bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf
memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak
mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide.
Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama
dan kalimat-kalimat penjelas. Oleh Ramlan, (1993) pikiran utama atau ide pokok merupakan
pengendali suatu paragraf.

Pengidentifikasian secara formal suatu paragraf begitu mudah, karena secara visual paragraf
biasanya ditandai adanya indensasi. Yang menjadi persoalan, apakah bentuk yang secara visual
dikenali sebagai paragraf tersebut secara otomatis berisi satu satuan pokok pikiran? Idealnya
tentulah ya, bila paragraf telah dikembangkan secara baik. Namun, kenyataannya belum tentu
demikian karena belum tentu paragraf dikembangkan secara benar. Disinilah pentingnya
pengembangan paragraf. Pada kesempatan ini akan disajikan secara berturut pembentukan
paragraf, kerangka paragraf, pengembangan paragraf berdasarkan teknik, dan pengembangan
paragraf berdasarkan isi secara serba singkat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian paragraf?


2. Apa syarat penulisan paragraf ?
3. Bagaimana cara mengembangkan paragraf?

C. TUJUAN

Makalah ini disusun ntuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang paragraf dan
cara pengembangannya sehingga dapat mempermudah dalam penulisan suatu karya ilmiah
atau karangan lainnya. Sementara bagi penulis, tujuan penyusunan Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan pendalaman materi tentang
penulisan paragraf dan pengembangan paragraf.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENULISAN PARAGRAF

1. Penulisan paragraf

Pengertian tentang paragraf, paragraf didefinisikan sebagai suatu jenis tulisan yang
memiliki tujuan atau ide.Secara umum paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topic
Paragraf merupakan bagian dari karangan (tertulis) atau bagian dari tuturan (lisan).
Karena itu, paragraf adalah sekelompok atau rentetan kalimat yang saling berhubungan
dan bersama-sama menjelaskan satu unit gagasan atau pikiran untuk mendukung gagasan
atau pikiran yang lebih besar (tulisan atau tuturan).

2. Syarat Penyusunan Paragraf Yang Baik

Suatu paragraf akan menjadi ideal dan efektif bila dibentuk berdasarkan dua syarat
pembentukannya. Kedua syarat yang diperlukan dalam pembentukan paragraf yaitu
adanya unsur kesatuan dan unsur koherensi atau kepaduan atau penyatuan.

1 Kesatuan (Kohesi)

Syarat pertama, adanya kesatuan. Maksudnya, paragraf tersebut memperlihatkan satu


kesatuan yang utuh. Untuk itu, diperlukan adanya gagasan pokok yang merupakan
pengikat paragraf. Tanpa gagasan pokok, paragraf kehilangan perekat, kehilangan
pemersatu. Paragraf cenderung menjadi tidak menentu ujung pangkalnya, kesatuan tak
berwujud.

2. Kepaduan (Koherensi)

Yang dimaksudkan dengan koherensi di sini adalah adanya hubungan harmonis


yang memperlihatkan kesatuan dan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, semakin jelaslah arah paragrafnya dan
semakin jelas pula gagasan pokok yang hendak dikatakannya. Tetapi, hubungan harmonis
tidak akan tercipta apabila tiap-tiap kalimat tidak selalu berorientasi pada gagasan pokok
yang ditentukan.
B. PENGEMBANGAN PARAGRAF

Dalam mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal


berikut:
a) Susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit
dikembangkan,jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang
lebar).
b) Tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam
sebuah paragraf.
c) Dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail atau perincian-perincian yang
tepat.
d) Gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf

 Beberapa teknik cara yang dapat dilakukan seorang penulis dalam


mengembangkan paragraf adalah:

I. Teknik Alamiah

Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan ruang dan


waktu.urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah kronologis. Adapun keruntutan
penyampaian informasi diharapkan memudahkan pemahaman pembaca.

a) urutan ruang(spasial)
Yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah
ruang.misalnya gambaran dari depan ke belakang,dari luar ke dalam,dll.

Contoh:
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang.pada ruang pertama yang sering disebut
dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran jepara. Ruangan ini
sering digunakan adipati sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri
bangsal srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka
kadipaten dan cendera mata dari kadipaten- kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan
selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih kadipaten ranggenah.
Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering
disebut kundalini mesem. Agak jauh disebelah kanan ruang kundalini terdapat sebuah
ruangan yang senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan
karena ditempat inilah sang adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian .beberapa
meter dari ruang pamujan terdapat ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar
ditengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruangan ini sering
digunakan untuk membersihkan diri sang adipati sebelum masuk ke ruang pamujan

b) Urutan waktu(kronologis)

Yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

Contoh:

Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari
stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub halilintar. Dari
sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub pelita jaya
sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke merdeka games di
malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal memenuhinya
karena kakinya cedera.

II. Teknik Klimaks Dan Anti Klimaks

Antiklimaks dimulai dari informasi yang memiliki gradasi tinggi (penting) menuju
informasi yang gradasinya rendah.sedangkan teknik klimaks dimulai dari hal yang gradasinya
kurang penting menuju ke hal yang gradasinya sangat penting.

a. Klimaks

Contoh:

Bentuk traktor mengalami perkembanagn dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuan
teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang
dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-
ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih
dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil
perusahaan carterpilar. Di samping carterpiler , ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan
traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang
ini.produk jepang yang khas di indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya
sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya

Pikiran utama dari paragaraf diatas adalah ”bentuk traktor mengalami perkembangan
dari zaman ke zaman”. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan:traktor yang
dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan ford, dan traktor
buatan Jepang.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks pengembangan dengan antiklimaks dilakukan
dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-
lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

III. Teknik Umum Khusus (Deduktif) Dan Khusus Umum (Induktif)

Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus
sebagai pengembanganya. Sedangkan teknik khusus umum dimulai dari hal-hal khusus yang
merupakan penjelasan, kemudian disimpulkan menjadi hal satu gagasan umum. simpulan
tersebut merupakan gagasan utama atau pokok pikiran paragraf tersebut

Contoh:

a. Deduktif

Salah satu kedudukan bahasa indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini
dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan ini
mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa indonesia telah
menjadi lingua franca selama berabad-abad diseluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh
faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu
dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.

b. Induktif

Dokumen-dokumen dan keputusan – keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan


pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa indonesia.pidato-
pidato,terutama pidato kenegaraan ,ditulis dan diucapkan dengan bahasa indonesia .hanya dalam
keadaan tertentu ,demi kepentingan antar bangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan
diucapkan dalam bahasa asing,terutama bahasa inggris.demikian juga pemakaian bahasa
indonesia oleh masyarakat indonesia dalam upacara,peristiwa,dan kegiatan kenegaraan.dengan
kata lain,komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat berlangsung dengan
menggunakan bahasa Indonesia.
IV. Teknik Perbandingan Dan Pertentangan.

Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan membandingkan dan
mempertentangan hal-hal yang dibicirakan. Dalam hal ini penulis ini menunjukkan persamaan
dan perbandingan antara dua hal. Hal-hal yang dapat dibandingkan adalah tingkat kesamaan dan
perbedaan kedua hal tersebut.dan ungkapan yang biasa digunakan seperti:(berbeda dari,
bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari), ini
dalam pertentangan.(serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan,
akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu), ini dalam perbandingan.

a. Perbandingan.

Contoh:

Seruan”kiri”!seorang penumpang angkot untuk turun dri mobil yang ditumpanginya,


misalnya di bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti: manado, gorontalo,
dan malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok kekiri. Seperti halnya di
bandung, di jakarta juga menggunakan seruan“kiri”untuk menghentikan angkot. Akan tetapi, di
manado kata yang di serukan yaitu”muka”, sementara itu, seruan”minggir!”lazim di gunakan di
daerah lampung untuk menandakan penumpang yang akan berhenti .lain halnya dengan di
padang, meskipun penumpang yang turun lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya,
kata seruan yang di gunakan”siko cieh!”yang berarti”di sini satu!”.

b. Pertentangan

Contoh:

“orde 1998-2006. Atau orde politik Indonesia kinijau berbedah dari”orde 1997-1998.”
Ini menyebabkan kehidupan dan penegakan hokum dalam kedua priode orde itu juga berbedah
besar. Orde pemerintah Soeharto memiliki kecendrungan kuat ke arah sentralisme, otoriter, dan
represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif mengendalikan kekuasaan publik, baik
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang membolehkan campur tangan
presiden kedalam penngadilan dicabut dalam priode itu, tetapi pencabutan itu tidak dapat
menahan kekuatan politik Soeharto untul mencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998, orde
politik disebut reformasi bertolak belakang dengan watak orde sebelumnya.
V. Teknik Analogi

Teknik ini digunakan untuk membandingkan atau menyamakan sesuatu dengan yang
sudah dikenal dengan yang kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa dilakukan seseorang
dalam membuat simpulan yang didasarkan atas sesuatu yang sudah ada. Akan tetapi, model
berpikir analogi ini tidak selalu benar. Untuk itu dalam karya ilmiah jarang digunakan kata-kata
yang biasa digunakan yaitu: ibaratnya, seperti, dan bagaikan.

Contoh:

Dalam persoalan poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah.
Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan
pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus
menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini
membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah.kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap
masa depan.”(kompas,2006:6).

VI. Teknik Contoh-contoh

Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau penjelasan
kepada pembaca yang bersifat lebih umum, hal tersebut biasa disebut generalisasi. Pengambilan
simpulan secara generalisasi diperlukan contoh-contoh yang valid,sehingga dapat disimpulkan
dengan tepat(benar).kata yang biasa digunakan: seperti, misalnya, dan contohnya.

Contoh:

Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu orang-orang yang
perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat.orang
yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu contohnya berhati terbuka, lancar
dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah memengaruhi,dan mudah dipengaruhi oleh
orang lain.(purwanto,1984:147)

VII. Teknik Sebab Akibat

Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antar kalimat dalam
paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain dapat berbentuk sebab-
akibat.sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama.dan akibat sebagai kalimat
penjelasnya. Dapat pula sebaliknya,akibat sebagai kalimat utama dan dijelaskan dengan
beberapa penyebab sebagai perinciannya sehingga pembaca mudah memahami.kata yang
biasa dipakai yaitu: padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.

Contoh:
Seharusnya Indonesia telah menerapkan negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan.
Program jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga indonesia tertinggal membentuk
tabungan nasional. Padahal, malaysia telah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat
krisis melanda asia pada 1997/1998, indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh
karena itu,indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

VIII. Teknik Definisi Luas

Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat
untuk memperjelas definisi.kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan penjelasan
tersebut ke dalam beberapa kalimat,dan bahkan beberapa alinea.dan kata-kata yang biasa
digunakan yaitu: adalah,yaitu,ialah,merupakan.

Adalah: Biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata
benda.
Yaitu: Digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau
sifat.
Ialah: Digunakan jika akan menjelaskan sinonim,
Merupakan: Jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.

Contoh:
Apakah psikologi itu?R.S Woodworth berpendapat,”psikologi adalah ilmu jiwa
.”sedangkan menurut crow dan crow “psikologi adalah kejiwaan manusia dalam
berinteraksi dengan dunia sekitarnya.”sementara itu, santian mengemukakan bahwa
psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia.

IX. Teknik Klasifikasi

Teknik ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk
memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal
berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan
biasanya dapat memberikan sebuah simpulan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada makalah ini membahas mengenai penulisan paragraf dan cara pengembangan paragraf
Beberapa teknik cara yang dapat dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan paragraf dan
unsur pembetukan paragraf , Teknik ilmiah teknik klimaks dan antiklimaks teknik umum khusus
dan khusus umum teknik perbandingan dan pertentangan teknik analogi teknik contoh teknik
sebab akibat teknik definisi luas dll

C. SARAN

Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau syarat-syarat yang
telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan dapat mengetahui isi dari suatu paragraf
dengan mudah.

Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami bagaimana cara
mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu paragraf yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/1967110
31993032-NOVI_RESMINI/PENGEMBANGAN_PARAGRAF.pdf
https://www.academia.edu/19733177/Makalah_pengembangan_paragraf

Anda mungkin juga menyukai