Anda di halaman 1dari 21

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN PARAGRAF

Di Susun Oleh:
KELOMPOK 4

1. NUR AFDALIA TAHIR : 220407561003


2. AGNIA ANNISA : 220407561010
3. KASNITA : 220407560009
4. ANINDAH HARDIANTI PUTRI : 220407561040
5. ANDI HIKMAH MAGFIRA : 220407561024
6. ALIFAH SUCITRAMADANI : 220407562038
7. UMMI HAKIKI : 220407562010

32 B

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH


BAHASA INDONESIA
Dra. Hj. Rukaya, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
TAHUN 2022/2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia. Dan tak lupa sholawat serta
salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menjelaskankan tentang Pengembangan Paragraf yang
terdiri dari berbagai bahasan. Makalah yang berjudul “Pengembangan Paragraf” ini juga bertujuan
agar kita mengetahui tentang materi Pengembangan Paragraf ,meliputi pola pengembangan
paragraf dan Teknik pengembangan paragraf.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu Ibu
Dr. Rukaya, M.Pd. yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami serta teman-
teman yang telah membantu kami.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.
Terima kasih.

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... II


DAFTAR ISI................................................................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Pola Pengembangan Paragraf ......................................................................... 3
2.2 Pola Pengembangan Paragraf ........................................................................................... 3
2.3 Teknik Pengembangan Paragraf....................................................................................... 8
2.4 Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf .................................................................... 9
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................................ 16
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 16
3.2 SARAN .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya para mahasiswa kurang memahami pengetahuan dalam menulis paragraf.
Kelemahan seperti ini sering dijumpai pada karangan yang terdiri dari rangkaian paragraf baik
dalam penulisan makalah, skripsi, ataupun tesis. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini,
agar para mahasiswa mampu mengembangkan penulisan paragraf secara baik dan benar dengan
penggunaan kalimat efektif.
Dan tidak terjadi kesalahan dalam penulisan karya ilmiah. Paragraf atau alinea berlaku
pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan istilah paraton . Paragraf merupakan
suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di
bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang
hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan
topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu
kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Oleh Ramlan, pikiran utama atau
ide pokok merupakan pengendali suatu paragraf .
Pengidentifikasian secara formal suatu paragraf begitu mudah, karena secara visual
paragraf biasanya ditandai adanya indensasi. Yang menjadi persoalan, apakah bentuk yang
secara visual dikenali sebagai paragraf tersebut secara otomatis berisi satu satuan pokok pikiran?
Idealnya tentulah ya, bila paragraf telah dikembangkan secara baik. Namun, kenyataannya belum
tentu demikian karena belum tentu paragraf dikembangkan secara benar. Disinilah pentingnya
pengembangan paragraf.
Pengembangan paragraf terdiri atas pengembangan paragraf umum dan khusus, sudut
pandang, analogi, contoh, klimaks dan anti klimaks, proses, klasifikasi, defenisi luas,
perbandingan dan pertentangan, dan sebab akibat. Namun dalam pembahasan makalah ini hanya
dibahas lima dari sepuluh pola pengembangan paragraf, yakni paragraf umum dan khusus, sudut
pandang, analogi, contoh, dan klimaks dan anti klimaks.
Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepadun. Kesatuan bearti seluruh kalimat dalam paragraf

1
membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam pragraf
itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal pragraf.
Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap
paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf
memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Pikiran utama atau ide pokok merupakan pengendali suatu paragraf.

1.2 Rumusan Masalah


Bertolak dari latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa itu pola pengembangan paragraf?
2. Apa saja macam-macam pola pengembangan paragraf?
3. Apa saja contoh dari macam macam pola pengembangan paragraf?
4. Bagaimana teknik pengembangan suatu paragraf ?
5. Apa saja pembagian teknik pengembangan paragraf ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pola pengembangan paragraf.
2. Untuk mengetahui macam – macam pola pengembangan paragraf.
3. Untuk mengetahui contoh – contoh pola pengembangan paragraf.
4. Untuk mengetahui teknik pengembanga paragraf.
5. Untuk mengetahui pembagian teknik pengembangan paragraf.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu yang
diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat. Penggunaan kalimat topik yang tepat akan
memudahkan pembaca membuat ringkasan dari sebuah karya tulis. Kalimat-kalimat
penunjang akan mengembangkan gagasan yang terdapat dalam kalimat topik. Dalam
ringkasan kalimat-kalimat penunjang ini dapat diabaikan. Oleh karena itu, ada tiga persoalan
yang tercakup di dalamnya, yakni :
1. Kemampuan menentukan dan meletakkan kalimat topik secara tepat;
2. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam
gagasan bawahan; dan
3. Kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

2.2 Pola Pengembangan Paragraf

Dalam makalah ini dibahas mengenai beberapa pola pengembangan pargraf yang sering
digunakan dalam tulisan yaitu :

2.2.1 Pola Spansial atau Pola Runtutan Ruang dan Waktu


Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan
waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari
bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Contoh:
Pada Hari Raya Nyepi, semua Umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Apalagi di Bali yang mayoritas beragama Hindu, dari desa sampai ke kota suananya begitu
sepi dan tenang, udara pun terasa bersih karena karena tidak ada kendaraan yang melintas di
jalan raya. Begitu damai suasana Nyepi ini.

3
2.2.2 Pola Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-hal
yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan,
yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua,
memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.
Contoh :
Pengklasifikasian pada binatang memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi binatang
merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui
pencarian keseragaman dalam keanekaragaman binatang. Pengklasifikasian binatang
memiliki tujuan untuk menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti.
Klasifikasi binatang dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis binatang, mengetahui
hubungan antar binatang dan mengetahui kekerabatan antar binatang yang beraneka
ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi binatang tentu saja
memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda, yang dari waktu ke waktu menyebabkan
lahirnya sistem klasifikasi yang berbeda. Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan
atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi, misalnya
klasifikasi berdasarkan lingkungan hidupnya, seperti binatang yang hidup di air, binatang
yang hidup di darat, binatang yang hidup di dataran tinggi, binatang yang hidup di dataran
rendah, atau berdasarkan kegunaannya seperti binatang untuk dijadian makanan, obat-
obatan, hias, dan lain sebagainya.

2.2.3 Pola Susunan Sebab Akibat


Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat
dan akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan akibat
merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran utama dan
sebab sebagai pikiran penjelas.
Contoh :
Akhir – akhir ini cuaca mulai tidak bersahabat. Seperti halnya musim hujan yang
berkepanjangan. Hal ini menyebabkan pengiriman sembako dari luar daerah menjadi
terhambat. Akibatnya, harga sembako, seperti bawang merah dan cabai, mengalamai
peningkatan hingga 50% per kilonya. Sehingga para ibu rumah tangga mengalai kesulitan

4
untuk mendapatkan sembako.

2.2.4 Pola Perbandingan dan Pertentangan


Paragraf perbandingan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan
antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf dalam
Mudlofar 2002: 99). Ada dua cara untuk menggambarkan perbandingan dan
pertentangan yaitu cara utuh dan cara bergantian. Cara utuh dapat dilakukan dengan
menempatkan dua atau lebih benda yang dibandingkan dengan menuliskan perbedaan atau
persamaan benda yang diperbandingkan dalam sebuah paragraf.
Contoh Pola Pengembangan Perbandingan dan pertentangan :
Kota mempunyai pesona bagi kebanyakan orang. Walaupun hidup berjejal, tingkat polusi
cukup tinggi, dan persaingan kehidupan begitu keras, tidak pernah menyurutkan pendatang
untuk berbondong-bondong berebut “ nasi” di kota. Fasilitas yang begitu banyak dan
tingginya peredaran uang di kota membuat kesulitan-kesulitan itu sebagai tantangan yang
harus dilayani bukan untuk dijauhi. Sebaliknya sebagian penduduk memilih hidup di desa.
Kenyamanan udara dan kedamaian hidup kekeluargaan membuat desa menjadi tempat
menambatkan sisa hidup yang menyenangkan. Kesederhanaan dan keramah-tamahan
merupakan puncak kebahagiaan bagi sebagian orang yang memilih tinggal di desa.

2.2.5 Pola Analogi


Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum. Dalam pengembangan paragraf
analogis, uraian didasarkan pada kesamaan dari dua hal atau lebih. Dua hal atau lebih
dibandingkan secara sistematis untuk menemukan hal-hal yang sama. Hal dibandingkan
dapat berasal dari kategori yang sama atau, bahkan, dari satu atau beberapa kelas yang
berbeda. Jenis tulisan yang digunakan di sini adalah tulisan eksposisi.
Contoh :
Hidup manusia ibarat roda yang terus berputar. Kadang ada di atas dan kadang
berada di bawah. Saat mereka berada di atas mereka bisa mendapatkan apapun yang
mereka inginkan, tapi sebaliknya ketika mereka berada di bawah sulit sekali untuk meraih
keinginan yang mereka dambakan. Ada kalanya bagi mereka yang sedang berada di atas

5
janganlah bersikap sombong dan ingatlah bahwa kesuksesab tersebut hanya bersifat
sementara. Bagi mereka yang berada di bawah, janganlah berputus asa. Karena masih
banyak cara untuk mendapatkan kesuksesan tersebut yaitu dengan berusaha dan berdoa

2.2.6 Pola definisi luas


Pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan keterangan
atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (keraf dalam Mudlofar 2002: 102). Paragraf
seperti ini biasanya menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang
menimbulkan kontroversi atau kurang dimengerti sehingga membutuhkan penjelas yang
menandai untuk menggambarkan istilah tersebut.
Contoh :
Apakah itu Intranet? Kata intranet ini mungkin masih banyak orang awam yang
belum mengetahuinya. Kata intranet hampir menyerupai dengan kata internet, namun
terdapat perbedaan dari internet dan intranet. Jadi intranet merupakan sebuah jaringan
komputer yang berbasis protokol TCP (Transfer Control Protokol) atau IP (Internet
Protokol) seperti halnya sebuah internet, hanya saja intranet digunakan dalam keadaan
internal dari sebuah lembaga, perusahaan, kantor, bahkan warung internet (WARNET)
pun dapat dikategorikan sebagai intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu
dengan yang lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung
komunikasi jarak jauh di dalam suatu tempat atau wilayah. Akan tetapi sebuah intranet
tidak perlu terhubung menuju sambungan jaringan ke luar tempat atau wilayah, sehingga
intranet hanya terhubung dalam suatu jaringan di dalam suatu tempat atau wilayah.
Intranet menggunakan semua protocol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet
Protokol) dan aplikasinya, sehingga semua komputer yang terhubung dengan intranet
memiliki “private” internet.

2.2.7 Pola Ilustrasi atau Contoh


Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi- ilustrsi konkrit.
Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan
suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekadar untuk menjelaskan maksud
penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang

6
paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Contoh :
Pendidikan Teknik Informatika merupakan salah satu prodi di Universitas
Pendidikan Ganesha. Jurusan ini ada di Fakultas Teknik dan Kejuruan. Pada tahun 2012
jurusan ini menjadi salah satu jurusan favorit di Undiksha. Pendidikan Teknik
Informatika merupakan jurusan yang memiliki basik di bidang teknologi, misalnya :
Robotika, Programing, multimedia, dan broadcasting.

2.2.8 Pola Klimaks dan Antiklimaks


Paragraf diawali dengan gagasan bawahan yang tidak terlalu penting, diikuti oleh
kalimat-kalimat yang berangsur-angsur meningkat kepentingannya. Paragraf diakhiri
oleh kalimat yang paling tinggi tingkat kepentingannya. Secara logis, perkembangan
paragraf seperti ini disebut sebagai pengembangan paragraf yang induktif. Sebaliknya,
pengembangan paragraf yang antiklimaks dibangun oleh kalimat-kalimat yang berkurang
kepentingannya. Paragraf ini akan diawali oleh kalimat yang paling tinggi tingkat
kepentingannya, diikuti oleh kalimat-kalimat yang berangsur-angsur berkurang
kepentingannya. Secara logis, pengembangan paragraf seperti ini disebut sebagai
pengembangan deduktif.
Contoh :
Di era ini perkembangan teknologi komunikasi berkembang pesat. Seiring
kebutuhan manusia akan komunikasi maka perkembangan teknologi komunikasi terus
dikembangkan. Bahkan sekarang banyak tersedia situs – situs jejaring sosial, yang bisa
digunakan oleh semua kalangan masyarakat. Situs jejaring sosial yang paling banyak
penggunanya saat ini adalah Twitter dan Facebook.

2.2.9 Pola Susunan Ibarat


Pola susunan ibarat memiliki keserupaan dengan pola susunan perbandingan.
Keduanya membandingkan dua perkara atau lebih. Perbedaannya terletak pada hal atau
perkara yang dibandingkan. Pada pola perbandingan/pertentangan yang dibandingkan
adalah dua hal yang serupa untuk melihat persamaan dan perbedaannya, sedangkan pada
pola susunan ibarat, yang dibandingkan adalah dua hal yang berlainan yang memiliki

7
keserupaan.
Contoh :
Hati manusia ibarat seekor induk ayam. Terkadang menurut dan terkadang liar
karena merasa terganggu oleh serangan luar. Hati manusia pun demikian, ada bagian
dimana manusia itu penyayang dan penurut, namun terkadang bisa berubah sangat
menakutkan layaknya induk ayam yang merasa terganggu. Kita tidak bisa melihat atau
menerka isi hati manusia seperti apa. Karena ucapan dimulut bisa juga lain dihati.

2.3 Teknik Pengembangan Paragraf


Mengarang itu adalah usaha dalam mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian
dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena
itu, kita harus cermat menempatkan kalimat agar pembaca dapat memahaminya.
Teknik pengembangan paragraf itu secara garis besarnya, ada dua macam. Pertama dengan
menggunakan “ilustrasi” artinya, apa yang dikatakan kalimat topik (kalimat utama) itu dilukiskan
dan digambarkan dengan kalimat penjelas sehingga didepan pembaca tergambar dengan jelas apa
yang dimaksud oleh penulisnya. Kedua dengan menggunakan “analisis” artinya, apa yang
dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataannya merupakan sesuatu yang
meyakinkan.
Didalam praktiknya kedua teknik diatas dapat terperinci lagi menjadi beberapa cara yang
lebih praktis. Diantaranya dengan memberikan contoh, dengan menampilkan fakta-fakta, dengan
memberikan alasan-alasan dan dengan bercerita. Adapun penjabarannya yaitu sebagai berikut :

1. Dengan Memberikan Contoh/Fakta


Biasanya, pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan
memberikan contoh/fakta. Sebagai contoh :
“Kegiatan Kelompok Unit Dagang (KUD) di desa-desa yang belum dewasa/maju
dicampuri oleh para Tengkulak, Seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu dipantau
oleh Para Tengkulak Tersebut. Terkadang bukan memantau, namun juga ikut menentukan
gabah/padi penduduk yang akan dijula ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur
pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi, mengatur pembelian padi, dan
sebagainya. Demikan pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu

8
ditentukan oleh Tengkulak tersebut. Dari hasil penjulan Tengkulak terkadang meminta upah
yang cukp besar dari koperasi.” Dalam menggunakan cara ini penulis hendaknya memilih
contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, artinya dapat mewakili keadaan yang
sebenarnya.

2. Dengan Memberikan Alasan-Alasan


Dalam cara ini, apa yan dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika,
dibuktikan dengan uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian
dapat terjadi. Sebagai contoh:
“Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai.
Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja
kantor. Kalau tidak demikian. Pegawai itu akan menderita beberapa penyakit karena tidak
ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Jika pegawai itu menderita sakit berarti dia akan
tidak dapat bekerja di kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.”

3. Dengan Bercerita
Biasanya, pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau
sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan parargraf itu
pengarang berusaha ibarat lukisannya itu hidup. Sebagai contoh :
“Kota Wonosobo telah mereka lalu. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku.
Bus meraung-raung ke Dataran Tinggi Dieng. Disamping kanan jurang menganga tetapi
pandangan itu dikejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukiy dan bekas-bekas
kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan guncangan bus yang tak henti-hentinya
berkelok-kelok. Sesekali atap rumah berderer kelihatan dari kejauhan.”

2.4 Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf

Beberapa teknik yang dapat dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan


paragraf yaitu sebagai berikut:

9
2.4.1 Teknik Alamiah
Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan waktu
dan ruang. Urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah kronologis. Adapun maksud
penyampaian informasi diharapkan memudahkan pembaca.
Sebagai Contoh :
“Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru
lulus dari stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah
klub halilintar. Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat
bergabung dengan klub pelita jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil
untuk memperkuat PSSI ke merdeka games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk
turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera.”

2.4.2 Teknik Klimaks dan Antiklimaks


Teknik klimaks dimulai dari hal yang gradasinya kurang penting menuju ke hal yang
gradasinya sangat penting. Sedangkan Antiklimaks dimulai dari informasi yang
memiliki gradasi tinggi (penting) menuju informasi yang gradasinya rendah. Sebagai
Contoh:
“Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring dengan
kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-
jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat
perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor
model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai
roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan carterpilar. Di samping
carterpiler , ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian
lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk jepang yang
khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami
perubahan dari model-model sebelumnya.”
Pikiran utama dari paragaraf diatas adalahbentuk traktor mengalami perkembangan
dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan “traktor yang
dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan ford,
dan traktor buatan Jepang. Variasi dari klimaks adalah antiklimaks pengembangan

10
dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling
tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih
rendah.

2.4.3 Teknik Umum Khusus(Deduktif) dan Khusus Umum(Induktif)


Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal
khusus sebagai pengembangannya. Sedangkan teknik khusus umum dimulai dari hal-
hal khusus yang merupakan penjelasan kemudian disimpulkan menjadi hal atau
gagasan umum. Simpulan tersebut merupakan gagasan utama atau pokok pikiran
paragraf tersebut.
a. Contoh Teknik Umum Khusus (Deduktif)
“Salah satu kedudukan Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa Nasional.
Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28
oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa
melayu yang mendasari Bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama
berabad-abad diseluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak
terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang
satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai
bahasa Nasional.”
b. Contoh Teknik Khusus Umum (Induktif)
“Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang
dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam
Bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapkan dengan Bahasa Indonesia .hanya dalam keadaan tertentu, demi
kepentingan antar bangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan
dalam bahasa asing, terutama bahasa inggris. Demikian juga pemakaian
Bahasa Indonesia oleh masyarakat Indonesia dalam upacara, peristiwa, dan
kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antara
pemerintah dengan masyarakat berlangsung dengan menggunakan Bahasa
Indonesia.”

11
2.4.4 Teknik Perbandingan dan Pertentangan
Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan
membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini
penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Hal-hal yang dapat
dibandingkan adalah tingkat kesamaan dan perbedaan kedua hal tersebut.
a. Contoh Kalimat Perbandingan
“Seruan”kiri bang” seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil yang
ditumpanginya, misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim di beberapa
daerah lain seperti: Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang membuat para
penumpang serempak menengok kekiri. Seperti halnya di Bandung, di
Jakarta juga menggunakan seruan “kiri bang” untuk menghentikan angkot.
Akan tetapi, di Manado kata yang di serukan yaitu ”muka”, sementara itu,
seruan ”minggir!” lazim di gunakan di daerah Lampung untuk menandakan
penumpang yang akan berhenti. Lain halnya dengan di Padang, meskipun
penumpang yang turun lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya,
kata seruan yang digunakan ”siko cieh!” yang berarti ”di sini satu!”.
b. Contoh Kalimat Pertentangan
“Orde 1998-2006 atau orde politik Indonesia kini jauh berbeda dari ”Orde
1997-1998.” Ini menyebabkan kehidupan dan penegakan hukum dalam
kedua periode orde itu juga berbeda besar. Orde pemerintah Soeharto
memiliki kecendrungan kuat ke arah sentralisme, otoriter, dan represif.
Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif mengendalikan kekuasaan
publik, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang
membolehkan campur tangan presiden ke dalam pengadilan dicabut dalam
priode itu, tetapi pencabutan itu tidak dapat menahan kekuatan politik

Soeharto untukmencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998, orde politik


disebut reformasi bertolak belakang dengan watak orde sebelumnya.”

12
2.4.5 Teknik Analogi
Teknik ini digunakan untuk membandingkanatau menyamakan sesuatu
dengan yang sudah dikenal dengan yang kuran dikenal. Tujuannya adalah untuk
menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa dilakukan seseorang
dalam membuat simpulan yang didasarkan aas sesuatu yang sudah ada. Akan tetapi,
model berpikir analogi ini tidak selalu benar. Untuk itu dalam karya ilmiah jarang
digunakan.
Sebagai contoh :
“Dalam persoalan Poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah
mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras
memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena
akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi
perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi
pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.

2.4.6 Teknik Contoh-Contoh


Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau
penjelasan kepada pembaca yang bersifat lebih umum. Hal tersebut biasa disebut
generalisasi. Pengambilan simpulan secara generalisasi diperlukan contoh-contoh yang
valid, sehingga dapat disimpulkan dengan tepat (benar). Sebagai contoh : “Selain tipe
introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu orang-orang yang
perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada
masyarakat.orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu contohnya
berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah
memengaruhi,dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.”

2.4.7 Teknik Sebab Akibat


Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antarkalimat
dalam paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain dapat berbentuk sebab-
akibat. Sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama dan dijelaskan dengan beberapa
penyebab sebagai perinciannya sehingga pembaca mudah memahaminya. Sebagai

13
Contoh :
“Seharusnya Indonesia telah menerapkan negara kesejahteraan sejak awal
kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia
tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia telah memulainya sejak
1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk
bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan
program jaminan sosial.”

2.4.8 Teknik Definisi Luas


Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa
kalimat untuk memperjelasa definisi. Terkadang penulis menguraikan penjelasan
tersebut ke dalam beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea/paragraf.
Sebagai contoh :
“Apakah psikologi itu? R.S Woodworth berpendapat,”Psikologi adalah ilmu jiwa.
Sedangkan menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam
berinteraksi dengan dunia sekitarnya.”sementara itu, Santian mengemukakan bahwa
psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia.“

2.4.9 Teknik Klasifikasi


Teknik klasifikasi merupakan penggunaan cara pengelompokan hal-hal yang
sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu
hal berdasarkan persamaannya kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan
biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat.
Sebagai contoh :
“Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara
lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan
pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah
kemampuan menerapkan ejaan, kosa kata dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud
dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan

14
membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok
bahasan dalam urutan yang sistematik.”

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pengembangan paragraf adalah perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu
yang diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat. Ada tiga persoalan dala membuat
sebuah paragraf yaitu :
1. Kemampuan menentukan dan meletakkan kalimat topik secara tepat.
2. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam
gagasan bawahan.
3. Kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Macam – Macam Pola Pengembangan Paragraf :

1. Pola Spansial atau Pola Runtutan Ruang dan Waktu


2. Pola Klasifikasi
3. Pola Akibat -Sebab akibat
4. Pola Perbandingan Dan Pertentangan
5. Pola Analogi
6. Pola definisi luas
7. Pola Ilustrasi atau Contoh
8. Pola Klimaks dan Antiklimaks
9. Pola Susunan Ibarat

Teknik pengembangan paragraf itu secara garis besarnya, ada dua macam yaitu ilustrasi
dan analisis. Pembagian teknik pengembangan paragraf terbagi atas Sembilan yaitu teknik alamiah,
teknik klimaks dan antiklimaks, teknik umum khusus dan khusus umum, teknik perbandingan dan
pertentangan, teknik analogi, teknik contoh-contoh, teknik sebab akibat, teknik definisi luas dan
teknik klasifikasi.

16
3.2 SARAN
Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam menulis sebuah paragraf
adalah perlunya pemahaman terhadapa Pola Pengembangan Paragraf. Sehingga dapat
menghasilkan sebuah paragraf yang baik dan efektif. Ketelitian juga perlu diperhatikan,
sehingga tidak menyebabkan kesalahan dalam membuat sebuah paragraf.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dibia, I Ketut, dan Mas, Dewantara. 2012. Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah.Singaraja
: Universitas Pendidikan Ganesha.

Aleka & H. Ahmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kencana
Prenada. 2010.
Annijat Maimunah, Sitti. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Malang: UIN-Maliki
Press. 2011.
Arifin, E. Zaenal & Tasai, S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Akademika Pressindo. 2008.
M. Rohmadi & Sri Nugraheni, Anidtiya. Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Cakrawala
Media. 2011.

18

Anda mungkin juga menyukai