Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

HAKIKAT PARAGRAF, UNSUR-UNSUR, JENIS-JENIS, SYARAT


PENYUSUNAN, TEKNIK DAN POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesi

Dosen Pengampu:
Vitria Marsela, M.Pd

0leh Kelompok 5 :
1. Sinta Octavi (02011382227443)
2. Jenny Widya Aldilla (02011382227399)
3. Fandu aunullah (02011382227476)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan sebuah makalah kelompok untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia dengan judul “ Hakikat Paragraf, Unsur, Jenis, syarat penyusunan,
Teknik dan Pola Pengembangan Paragraf.” makalah yang sudah kami susun ini
untuk menyelesaikan tugas kelompok mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di
kerjakan bersama.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Vitria
Marsela, M.Pd selaku dosen pengampu mata kulia Bahasa indonesia atas tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
tentang penggunaan paragraf. Kami juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Harapan kami, makalah ini bisa memberikan manfaat sebesar mungkin
bagi siapa pun yang membacanya. Semoga para pembaca juga berkenan
memaafkan jika dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Kami
pun akan merasa lebih senang jika ada pembaca yang berkenan memberikan
saran dan kririk membangun bagi kami. Jadi, di penyusunan makalah
berikutnya, kami bisa menyajikan sesuatu yang lebih baik.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Hakikat Paragraf.............................................................................................3
2.2 Unsur-unsur Pembentuk Paragraf...................................................................3
2.3 Jenis-jenis Paragraf.........................................................................................6
2.4 Syarat-syarat Penyusunan Paragraf yang Baik..............................................13
2.5 Teknik dan Pola-pola Pengembangan Paragraf.............................................15

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................20


3.1 Kesimpulan...................................................................................................20
3.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu aspek dalam berbahasa adalah menulis. Menulis menjadi salah satu
cara untuk menyampaikan pesan dalam bentuk tulisan. Agar pesan yang akan
disampaikan dapat tersaji dengan baik maka diperlukan keterampilan dalam
mengolah kalimat menjadi sebuah paragraf. kesulitan pertama membuat karya tulis
ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak
berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk
paragraf, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Dalam mengolah paragraf diperlukan suatu pemahaman tentang paragraf itu


sendiri. Menyusun paragraf tidak hanya asal menggabungkan kalimat satu dengan
kalimat yang lain. Setiap kalimat harus memiliki kaitan satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian pemahaman mengenai paragraf efektif sangat diperlukan agar
bisa menyusun sebuah paragraf yang baik.

Fungsi dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan
memisahkan gagasan – gagasan utama yang berbeda, Paragraf berguna untuk
memudahkan pembaca dalam memahami bacaan dengan menyeluruh.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitihan ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu hakikat paragrag?
2. Apa itu unsur-unsur pembentuk paragraf?
3. Apa saja jenis-jenis paragraf?
4. Apa saja syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik?
5. Apa saja Teknik dan Pola-pola Pengembangan Paragraf?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitihan
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hakikat paragrag.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk paragraf.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik.
5. Untuk mengetahui Teknik dan Pola-pola Pengembangan Paragraf.

2
BAB II
2.1 Hakikat Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran
atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Paragraf juga merupakan bagian dari sebuah teks yang memiliki alur pikir dan
tujuan tertentu, biasanya dibatasi oleh baris baru dan indentasi. Paragraf
biasanya berisi beberapa kalimat yang saling berhubungan dan memiliki tema
yang sama. Paragraf bertujuan untuk membantu membuat teks yang lebih
mudah dibaca dan di pahami, dengan membagi informasi menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil dan terorganisir.
Paragraf kerap disebut istilah dengan alinea. Alinea merupakan kesatuan
dari sejumlah kalimat yang mendukung satu ide atau gagasan pokok. Dalam
alinea itu gagasan tadi diperjelas dengan uraian-uraian tambahan, dengan
maksud agar pokok pikiran yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik
oleh pembaca atau pendengar.
Dina Gasong (2015:83) mengatakan bahwa paragraf adalah satuan bahasa
yang mengacu kepada satu topik atau gagasan. Perpaduan kalimat yang
memperlihatkan satu kesatuan pikiran. Selanjutnya Prof. Dr. Hi. Mansoer
Pateda dan Dra. Hj. Yennie P. Pulubuhu, M.Pd (2008:138) paragraf adalah
rangkaian kalimat yang utuh dan koheren yang berisi ide, gagasan, konsep atau
pokok pikiran yang mendukung atau berkaitan dengan topik yang sedang
dibahas.

2.2 Unsur-unsur Pembentuk Paragraf

Unsur paragraf merupakan unsur-unsur pembangun di dalam paragraf.


Unsur pembangun paragraf berfungsi membentuk kalimat agar menjadi

3
paragraf yang baik. Unsur-unsur sebuah paragraf meliputi gagasan utama,
kalimat utama, kalimat penjelas, transisi dan penegas.

1. Gagasan utama atau ide pokok


Gagasan utama atau ide pokok yaitu unsur yang paling penting karena unsur
inilah yang menjadi jiwa atau isi dari keseluruhan paragraf. Unsur-unsur ini
biasanya berupa masalah atau gagasan pengarang yang ingin disampaikan
kepada para pembacanya.

Contoh: Membatik bukanlah pekerjaan mudah. Semua orang mengakui hal itu.
Kondisi ini pula yang menjadi salah satu penyebab sulitnya regenerasi di
kalangan pembatik. Begitu sulitnya membatik hingga kebanyakan generasi
muda malas kalau disuruh belajar membatik. Gagasan Pokok dari paragraf
tersebut adalah "membatik bukanlah pekerjaan mudah."

2. Kalimat utama
Kalimat utama ialah realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan,
kalimat utama dibutuhkan untuk menjabarkan gagasan utama. Kalimat utama
bersifat umum dan akan dikembangkan oleh kalimat-kalimat pendukung
lainnya. Kalimat utama bersifat tersurat dalam sebuah paragraf. Letaknya bisa
didepan paragraf yang disebut deduktif, di akhir disebut induktif dan diawal dan
akhir disebut campuran.
a) Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal
paragraf.
b) Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir
paragraf.
c) Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal
dan diakhir paragraf.

4
Contoh : Konsisten dalam menjalankan semua hal dapat memberikan sejumlah
manfaat untuk diri kita sendiri. Dengan konsistensi yang kita bangun, kita bisa
terbiasa melakukan sesuatu secara rutin dan terstruktur. Selain itu, konsistensi
juga dapat membuat diri kita menjadi pribadi yang kuat, serta teguh dalam
menjalani suatu hal. Kalimat utama dari paragraf tersebut adalah konsisten
dalam menjalankan semua hal dapat memberikan sejumlah manfaat untuk diri
kita sendiri.

3. Kalimat penjelas atau kalimat pendukung


Kalimat yang mengandung gagasan gagasan penjelas. Kalimat ini
mempunyai fungsi untuk menguatkan atau mendukung gagasan utama yang ada
pada kalimat utama dengan cara memberikan data berupa fakta, contoh, opini,
dan lain-lain.
Contoh: “Gunung Merapi yang terletak di wilayah Magelang, Jawa Timur
merupakan gunung aktif di Indonesia. Sewaktu-waktu, gunung merapi ini bisa
meletus. Letusan Merapi yang paling hebat tercatat pada tahun 2010 yang
memakan sekitar 330 korban jiwa.”

4. Transisi atau konjungsi


Transisi atau sering kita sebut dengan konjungsi adalah kata yang digunakan
untuk menyambungkan dua kalimat, baik sama maupun berbeda. Konjungsi
sendiri dipakai agar sebuah kalimat atau paragraf terlihat menjadi
berkesinambungan atau padu.
Ada dua macam konjungsi yang sering sekali dipakai, diantaranya ialah
konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat. Apa itu konjungsi intra
kalimat dan konjungsi antar kalimat.
a) Konjungsi Intra Kalimat
Konjungsi intra kalimat adalah kata sambung yang menghubungkan antara
induk kalimat dan anak kalimat pada suatu paragraf. Contohnya ialah, dan,
tetapi, karena, agar, padahal, kemudian, sedangkan dan sebagainya.
Contohnya: Kami menyiapkan jaket dan kaus kaki sebelum pergi ke Malang.

5
b) Konjungsi Antar Kalimat
Konjungsi antar kalimat adalah kata penghubung yang menghubunngkan
antar kalimat. Konjungsi ini digunakan pada kalimat pertama yang di akhiri titik
kemudian di sambung dengan kalimat selanjutnya. Contoh kata hubung antar
kalimat antara lain biarpun, sekalipun, demikian, begitu, sungguh dan
walaupun.
Contohnya: “Hari ini Kota Malang diguyur hujan deras. Oleh karena itu, kita
harus membawa payung di tas saat sedang ke luar rumah.”

5. Penegasan

Penegas dalam sebuah paragraf sama halnya dengan kalimat penjelas,


bedanya penegas dipakai untuk menambah daya tarik bacaan agar mencuri
perhatian pembaca. Penegas bagaikan bumbu dalam sebuah masakan, jika
digunakan terasa lebih sedap dan nikmat. unsur-unsur sebuah paragraf bisa
diterapkan dan bisa juga tidak. Jika diterapkan maka sebuah paragraf akan
menarik untuk dibaca. jika tidak, sebuah bacaan.

2.3 Jenis-jenis Paragraf

Jenis-jenis paragraf di kelompokan menjadi dua macam, ada paragraf yang


di kelompokkan berdasarkan tujuannya dan juga ada berdasarkan letak kalimat
utamanya.

1. Jenis paragraf berdasarkan tujuangnya


a) Paragraf naratif
Paragraf Naratif adalah jenis paragraf yang menampilkan peristiwa secara
kronologis dan memiliki alur gagasan yang pasti. Jenis paragraf ini biasanya
digunakan sebagai media dalam teknik menulis yang menuntut penggambaran
alur cerita yang runtut dan jelas. Struktur jenis paragraf naratif biasanya banyak
digunakan dalam teks fiksi yang menggunakan “kisah” sebagai topik utamanya.

6
Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang
pelaku, ada waktu dan latar kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan
dalam jenis paragraf naratif adalah urut atau kecenderungan memiliki alur yang
jelas, misalnya alur maju.
Contoh jenis paragraf naratif:
Pada tahun 1959 Awaludinsyah baru berusia 8 tahun. Saat itu dia mulai
sering mengunjungi sanggar yang biasanya digunakan orang hamba untuk
belajar. Awaludinsyah yang selalu berada di Istana Daruddunia ini nyaris tidak
pernah meninggalkan kamarnya. Hal itu tentu bukan keinginannya, namun
perintah Sultan Maliksyah, ayahnya saat itu yang sedang dirundung kecemasan
karena istananya sedang dalam bahaya. Karena rasa penasarannya, akhirnya
Awaludinsyah mulai berani meninggalkan kamarnya tanpa sepengetahuan
orang hamba atau pengawal istana. Bahkan sampai di halaman istana saja,
Awaludinsyah sudah sangat bahagia.

b) Paragraf Deskriptif

Paragragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan objek


dalam teks dengan lengkap dan jelas sehingga pembaca mendapat gambaran
objek dengan nyata. Teknik menulis paragraf ini mengandalkan indra, jadi
pembaca seolah-olah bisa benar-benar melihat, mendengar, meraba, merasa
objek yang diceritakan dalam paragraf. Objek yang yang dideskripsikan dalam
paragraf dapat berupa manusia, benda, tempat, waktu atau masa, dan
sebagainya.

Jenis paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri menggambarkan benda, orang,


makhluk, tempat dan sebagainya dengan detail dan jelas. penggambaran yang
ditampilkan merupakan hasil indra (pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan, dan perabaan) sang penulis. jenis paragraf ini bertujuan untuk

7
memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca dan memicu imajinasi
mereka tentang cerita tersebut.

Contoh jenis paragraf deskripsi:

Tubuh yang jangkung dan kurus jadi ciri khas Si Ujud. Kulitnya yang putih
langsat sering kali dikaitkan dengan rasnya, yakni Seorang Asia. Cara jalan
dengan membusungkan dadanya yang rata juga sering menarik perhatian orang
disekitarnya. Meskipun terkenal pemarah, Si Ujud tidak segan melemparkan
senyuman ke beberapa orang yang ia temui, yang mungkin juga orang yang ia
sukai. Sebenarnya dia bukanlah pria tertampan di sekolah, tapi entah mengapa
wangi tubuhnya sering kali mendapat teriakan para wanita yang duduk berjajar
di depan kantin. Seperti wangi sabun kata mereka. Si Ujud juga jarang bicara,
bak radio rusak yang sudah kesulitan mengeluarkan suara.

c) Paragraf Ekspositif

Paragraf ekspositif adalah jenis paragraf yang menampilkan kejadian suatu


peristiwa dengan tujuan menceritakan kembali atau Reteller. Teknik menulis
paragraf ini yakni menyajikan peristiwa atau objek dengan cara menjelaskan,
menerangkan, dan memberitahukan informasi tertentu agar pembaca
mengetahuinya. Jenis paragraf ini mengandung unsur 5W+1H (What, Who,
When, Why, dan How). Gaya penulisan pada jenis paragraf ekspositif adalah
bersifat informatif. bedanya dengan jenis paragraf deskriptif adalah paragraf
ekspositif dapat pula menginformasikan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh
alat indra. Jenis paragraf ekspositif memiliki ciri-ciri menampilkan definnis dan
menampilkan langkah-langkah, metode atau cara melakukan sesuatu
tindakan. Jenis paragraf ekspositif antara lain eksposisi definisi, klasifikasi,
proses, ilustrasi, berita, pertentangan, perbandingan, dan analisis.

8
Contoh jenis paragraf ekspositif:

Indonesia akhirnya terpilih sebagai tuan rumah Asian Games 2018 ke-18 di
Jakarta dan Palembang. Hasil pemungutan suara menunjukan Surabaya menjadi
runner-up bersama Vietnam dan Uni Emirat Arab yang kemudian
mengundurkan diri. saat itu Vietnam juga tidak memungkinkan menjadi tuan
rumah Asian Games 2018 karena kendala fasilitas yang mereka punya. Untuk
pertama kalinya Pesta Olahraga Asia diselenggarakan bersamaan di dua kota,
ibu kota Indonesia Jakarta dan Plembang ibu kota Provinsi Sumatra Selatan.
Pembukan dan penutupan acara Asian Games ini diadakan di Stadion Utama
Gelora Bung Karno, Jakarta eXport dan polo kano untuk pertama kalinya
sebagai pekan olahraga eksibisi.

Dalam contoh jenis paragraf ekspositif di atas telah menjawab unsur 5W+1H.

d) Paragraf Persuasif

Paragraf Persuasif adalah jenis paragraf yang menempatkan gagasan untuk


membujuk atau mengajak pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan maksud
sang penulis. Struktur paragraf persuasif memiliki unsur ajakan, anjuran, atau
pemberitahuan pada pembaca dengan maksud tertentu. dalam paragraf ini sang
penulis perlu menampilkan bukti, data dan fakta untuk menyakinkan pembaca.

Jenis paragraf persuasif memiliki ciri-ciri yang meyakini bahwa pikiran


manusia dapat diubah dan dipengaruhi. itulah sebabnya jenis paragraf ini harus
berhasil meyakinkan pembaca, yakni menciptakan kesepakatan atau
penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dan pembaca. Paragraf ini pada
umumnya dapat ditemukan pada penulisan berita yang ada pada media. Untuk
mempelajari unsur penting lainnya mengenai penulisan berita

9
Contoh jenis paragraf persuasif:

Hampir setiap orang menyukai kebersihan, namun tidak semua orang ingin
melakukannya. Padahal bagi umat muslim, kebersihan adalah sebagian daripada
iman. itulah sebabnya, orang yang menciptakan kebersihan berarti juga
memperkokoh keimanannya. Secara fisik, kebersihan juga bisa dirasakan
manfaatnya. Meski perlu effort lebih untuk bersih-bersih namun kebersihan
juga akan mendatangkan kenyamanan.

e) Paragragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide,
gagasan, atau pendapat dari sang penulis terhadap isu tertentu yang disertai
dengan data dan fakta. Dalam jenis paragraf ini penulis mengutarakan pendapat
beserta alasannya. Jenis paragraf ini bertujuan meyakinkan pembaca bahwa ide,
agasan, atau pendapat sang penulis adalah benar dan dapat dibuktikan. Paragraf
argumentasi memiliki ciri-ciri penjelasan yang padat terhadap sesuatu agar
pembaca percaya. Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari
pengamatan, analisis, atau pengalaman. Kemudian paragraf argumentatif akan
ditutup dengan kalimat kesimpulan
Contoh jenis paragraf argumentatif:
Hasil penelitian yang ditulis Jame Ducharme di majalah Time menunjukan
cakupan peliputan Covid-19 lebih masif dibanding Ebola. Tak jarang berkat
konsumsi berita yang tidak sehat tersebut masyarakat justru kebingungan dan
menimbulkan kepanikan berlebih. Kasus yang paling kentara biasanya
berkaitan dengan bahasa birokrasi atau pemerintahan dalam merespon Covid-
19. Pernyataan-pernyataan kontroversial pemerintahan Indonesia jadi bahan
empuk dan diproduksi fenomenal oleh media daring. Sebagai contoh tanggapan
Menteri Kesehatan soal masyarakat Indonesia yang kebal Covid-19, nyatanya
sampai saat ini kurva kasus covid-19 tak kunjung berkurang. Kemudian,
keraguan pemerintah untuk melakukan lockdown, kebijakan soal mudik, maju-

10
mundur Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai yang paling terbaru
saat ini adalah sengkarut efektivitas vaksinasi.

2. Jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utama


a) Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya berada


diawal. jenis paragraf ini bersifat deduksi yang gagasannya berkembang dari
umum ke khusus. Kalimat utama paragraf deduktif berada di awal paragraf,
sedangkan kalimat penjelas berada tepat setelah kalimat utamanya. Jenis
paragraf deduktif memiliki ciri yang ditemukan yakni gagasan utama atau ide
pokok berupa pernyataan umum.

Contoh jenis paragraf deduktif:

Jika berbicara soal perpustakaan, elemen-elemen utama dalam hal ini adalah
pustakawan. Pustakawan atau orang yang bekerja dalam bidang perpustakaan
memiliki peran penting karena pustakawan adalah elemen utama yang
berurusan langsung dengan pemustaka. Ruang lingkup perpustakaan telah
mengalami perkembangan contohnya perubahan dari pemustaka digital
immigrants ke digital native, dari layanan berbasis koleksi ke layanan berbasis
pemustaka, dari kebutuhan informasi cetak ke kebutuhan informasi digital, dan
sebagainya. Maka sudah tidak asing lagi saat ini istilah-istilah yang
berhubungan dengan perkembangan teknologi internet, seperti perpustakaan
intelligent, pertumbuhan data yang masif, disruptif, big data, mobilitas
pengetahuan dan sebagainya.

b) Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang berkebalikan dari paragraf


deduktif, yakni gagasan utama paragraf induktif berada di akhir kalimat dalam
paragraf. Jenis paragraf induktif pasti akan diawali dengan penyebutan

11
peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung gagasan
utama. Jenis paragraf ini memiliki ciri-ciri menggunakan konjungsi seperti
“jadi”, “akhirnya”, “akibatnya”, “oleh karena itu”, “maka dari itu”, berdasarkan
uraian di atas”, “dengan demikian”, untuk menghubungkan kalimat pendukung
dengan kalimat gagasan utama.

Contoh jenis paragraf induktif:

Nalar ala Socrates juga dapat menempatkan pola pikir untuk menjadi kritis
dan skeptis. Berpikir dengan metode Socrates menuntut masyarakat berpikir
kritis dan akhirnya juga bersikap kritis. Strategi ini juga menekankan dialog-
dialog pemikiran sebagai usaha mengungkapkan sesuatu objek pembahasan
menuju pada hakikat terdalamnya. Jadi, Metode ala Socrates ini disebut juga
dengan istilah metode kritis atau metode dialektika. Hal inilah yang
mengantarkan literasi tidak sesederhana membaca dan menulis saja. Tetapi,
literasi menjadi budaya lengkap disertai dengan proses memahami, meliputi,
menggunakan, menganalisis, dan mentransformasikan. Akibatnya orang akan
bersikap luwes, kaya pengetahuan, dan memiliki rasa empati tinggi pada suatu
diluar dirinya maka dia telah berhasil memaknai literasi.

c) Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang menampilkan gagasan


pokoknya di tengah paragraf. Jenis paragraf ini memiliki pola khusus-umum-
khusus atau kalimat penjelas-kalimat utama-kalimat penjelas. Kalimat penjelas
di awal paragraf ini memiliki fungsi sebagai pengantar atau pembuka. sementara
kalimat utama berada ditengah sebagai gagasan utama dalam paragraf ini.
Selanjutnya masih ada kalimat penjelas di akhir paragraf yang berfungsi sebagai
penegasan atau kesimpulan.

12
Contoh jenis paragraf ineratif:
Pergeseran yang menghadirkan beragam masalah dan tantangan baru bagi
kebudayaan nasional ini memerlukan pilihan-pilihan strategi kebudayaan yang
cerdas dan aktual. Masalah substansi yang dihadapi kebudayaan Indonesia saat
ini masih berproses pada masalah dan tantangan-tantangan lama. Seperti
masalah ketahanan budaya nasional kita yang masih lemah saat berhadapan atau
bersaing dengan budaya global. Sebenarnya masalah tersebut adalah tantangan
pada kesanggupan kita untuk beradaptasi dengan zaman baru, bahkan ikut
mewarnai dan membentuk bangsa yang berkarakter.

2.4 Syarat-syarat Penyusunan Paragraf yang Baik


Kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan memenuhi persyaratan
tertentu sajalah yang dapat dikatakan sebuah paragraf. Paragraf yang baik
hendaklah memenuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan, kelengkapan, dan
urutan. Paragraf hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap
paragraf hendaknya memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa
kalimat penjelas yang bisa berupa fakta-fakta atau contoh-contoh. Selain itu,
kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut hendaknya benar-benar
saling berhubungan. Secara lengkap, syarat paragraf yang baik adalah sebagai
berikut.
1. Kesatuan
Kesatuan (kohesi) adalah sebuah paragraf hanya mengandung satu gagasan
utama yang diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Artinya,
setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran atau satu gagasan. Oleh
karena itu, setiap kalimat yang membentuk paragraf harus ditata secara cermat
agar tidak ada satu kalimat pun yang menyimpang dari gagasan utama paragraf
tersebut. Seandainya dalam satu paragraf itu ada satu atau lebih kalimat yang
menyimpang dari gagasan utama paragraf itu, tentu paragraf menjadi tidak utuh,
tidak berkaitan, dan mengganggu kelancaran pembacaan karena terasa sumbang

13
Untuk itu. Anda harus cepat-cepat menanggalkan atau membuang kalimat yang
menyimpang dari gagasan utama paragraf tersebut
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika
jalinan kalimat-kalimatnya terangkai secara baik. Sebab, suatu paragraf
bukanlah sekumpulan kalimat yang berdiri sendiri terlepas dari gagasan
pokoknya. Penyusunan sebuah paragraf harus dibangun melalui kalimat kalimat
yang logis, bersistem, teratur, dan saling berkaitan agar pembaca dapat
memahami jalan pikiran penulis
Agar sebuah paragraf padu dan baik harus ada sarana pengait kalimat dalam
paragraf yang ditulisnya, meliputi: penggantian, pengulangan,dan penghubung
antarkalimat.
Dalam pemakaiannya ketiga sarana kepaduan paragraf tersebut dapat digunakan
secara bersamaan.
a) Penggantian, merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang berupa
penyulihan atau penggantian unsur-unsur tertentu dengan menggunakan
kata ganti (dia, mereka, ia, kalian), kata penunjuk (ini, itu, tersebut, di atas,
di bawah). atau kata lain yang mempunyai ciri yang tersirat pada kalimat
sebelumma nya.
b) Pengulangan, merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang
dilakukan dengan cara mengulang bagian kalimat sebelumnya.
Pengulangan dapat berupa kata, kelompok kata, atau bagian-bagian tertentu
dari kalimat topik sebagi kata-kata kuncinya. Istilah lain pengulangan
adalah repetisi.
c) Penghubung antarkalimat, Dalam pembicaraan transisi telah dikemukakan
bahwa sarana penghubung kalimat dalam paragraf itu letaknya dapat di awal
paragraf, di tengah, dan di akhir paragraf.
3. Kelengkapan

14
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Sebaliknya, suatu
paragraf dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan lebih lanjut atau
hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan

2.5 Teknik dan Pola-pola Pengembangan Paragraf


1. Pola klimaks serta antiklimaks

Pengertian dari pola klimaks ini adalah paragraf yang menceritakan detail
dari peristiwa tertinggi (puncak) dari seluruh tulisan. Penjelasan lainnya adalah
segmen pada suatu tulisan atau cerita yang menggambarkan dan menjelaskan
fenomena hingga pada konflik paling puncak.

Sedangkan pengertian anti-klimaks merupakan alternatif dari ide cerita


dengan intens cerita yang akan menuju puncak tetapi terdapat ide baru yang
menurunkan intens cerita menuju ke arah yang lebih rendah secara perlahan.
Penjelasan lainnya adalah turunnya level intens dalam sebuah cerita dari
masalah tertinggi tapi kemudian perlahan menuju masalah yang rendah.

Contoh pola pengembangan paragraf klimaks dan anti-klimaks:

Contoh klimaks: Setelah cobaan bertubi-tubi menimpa Arifin dalam


pencarian Istrinya, akhirnya la mengetahui istrinya berada di kamp. Tahanan
politik di pulau Buru. Tak terhitung tetesan air mata dan darah yang mengucur
Pengorbanannya terbayar sudah. la bisa bertemu dengan Nurbaya, istri
tercintanya. la pun segera berlari tanpa alas kaki menuju kamp. Tahanan itu.
Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya tergeletak lemas dengan bekas
tikaman pisau di dada kirinya. la tak kuasa menahan tangis dan menjerit sejadi-
jadinya.

Contoh anti klimaks: "Kini ia menjadi salah satu mafia kelas kakap di
daerahnya. Ia sudah memiliki daerah kekuasaannya sendiri. Tak ada yang bakal

15
menyangka kalau penjahat itu dulunya adalah seorang anak yang pintar dan
sholeh. Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang pasti adalah, anak itu
telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga membuatnya
menjadi seperti ini"

2. Sudut Pandang

Penjelasan mengenai pola sudut pandang adalah improvisasi paragraf yang


berlandaskan pada perspektif penulis atau bisa disebut juga subjektivitas
penulis. Narasi pada pola pengembangan ini tentu seperti saat menulis sebuah
diary. Dimana penulis bisa menceritakan pandangannya tentang sebuah gagasan
atau hal yang sudah ada pada dirinya.

Contoh pola pengembangan paragraf sudut pandang :

Contoh:"Aku dilahirkan di kota tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua
tahun, ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kerajaan tambak udang di
kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku pertama kalinya merasakan kehidupan
sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat bagaimana aku dilahirkan dan
bagaimana orang tuaku membawaku ke sini."

3. Perbandingan dan Pertentangan


Perbandingan adalah pola pengembangan paragraf yang berusaha
memperhatikan persamaan dua buah entitas atau lebih secara teliti. Sementara
pertentangan merupakan pola yang mencermati pertentangan dua buah entitas
atau lebih dengan kritis. Cara pertentangan seringkali memakai kata-kata
sebagai berikut: lain halnya dengan, sedangkan, bertolak belakang dari, berbeda
dengan, akan tetapi, dan bertentangan dengan.
Sementara paragraf perbandingan kerap kali memakai kata-kata: seperti
halnya, sama dengan, akan tetapi, sementara itu, serupa dengan, demikian juga,
sejalan dengan dan sedangkan.

Contoh perbandingan dan pertentangan

16
Pemerintah telah menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya
dengan minyak tanah. gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah
tangga dengan harga yang murah. Pemerintah memandang perlu untuk
mengonversikan keterbutuhan minyak tanah ke gas elpigi karena produksi
minyak tanah saat ini sangat mahal. Disamping itu, penggunaan gas elpigi
dianggap lebih praktis dan ekonomis.

4. Analogi

Analogi ialah mendeskripsikan atau menggambarkan sesuatu dengan


sesuatu yang lain yang mempunyai persamaan yang serupa. Analogi dalam
penerapanya dibantu dengan bantuan kata-kata pengibaratan (kiasan).
Ungkapan yang dipakai adalah seperti, ibaratnya dan bagaikan.

Contoh dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin
berisi maka ia akan semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita
berilmu hendaknya diikuti dengan kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia
sombong atas kepintaran yang dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada
hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi banyak orang. Kecerdasan yang
sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat memberikan manfaat bagi orang
lain.

5. Sebab-akibat

Pada pola ini didasari pada pernyataan sebab akibat, pola pada paragraf ini
menjadikan sebab sebagai ide utama, sementara akibat akan berperan sebagai
detail pengembang paragraf. Tetapi pola kausalitas ini bisa bertentangan yakni
akibat bisa bermanfaat sebagai ide utama, sementara sebab bisa berguna sebagai
detail pengembang paragraf. Kata-kata yang dapat dipakai dalam pola paragraf
ini adalah: akibatnya, padahal, karenanya dan oleh karena itu.

17
Contoh pola pengembangan paragraf kausalitas

Contoh pola sebab-akibat: Batu akik saat ini sedang menjadi primadona.
Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun
juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu akik untuk jenis tertentu
sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan untung yang tinggi.

Contoh pola akibat-sebab: Banyak pedagang batu akik yang meraup


keuntungan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan kepopuleran batu akik setahun
terakhir ini. Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya
dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai
batu permata ini.

6. Alami

Hal yang bisa dilakukan untuk membuat pengembangan paragraf secara


alamiah adalah dengan memakai pola yang telah ada dari referensi atau kajian
yang sedang dibicarakan atau akan dikembangkan.

Penulis bisa memakai dua pola, yakni:

1) Pola spesial, adalah penggambaran urutan dari depan ke belakang. (urutan


ruang)
2) Pola kronologis, adalah penggambaran urutan dari satu peristiwa ke
peristiwa lainnya, bisa berupa tindakan, sikap dan perbuatan. Urutan
kronologis bisa berupa waktu sekarang, nanti, kemarin, besok.
7. Klasifikasi
Pengertian pada pola klasifikasi merupakan upaya untuk mengkategorikan
hal apapun yang ada. Dimana hal tersebut mempunyai kemiripan dari hal satu
dengan yang lainnya. Ini menjadikan setiap hal yang ada bisa memiliki jalinan
ikatan dari satu dengan yang lain menjadi kesatuan yang padu. klasifikasi
biasanya menggunakan kata-kata sepert:

18
Digolongkan menjadi, mengklasifikasikan, dibagi menjadi dan terbagi
menjadi.
Contoh pola pengembangan paragraf klasifikasi:
Fi'il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi'il madhi
(lampau). fi'il mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi'il amar (kata
kerja perintah). Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar
yang sama dan akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa
arab.
8. Definisi luas
Pada pengembangan paragraf ini menjelaskan tentang ide yang abstrak atau
terminologi yang bisa membuat konflik yang memerlukan penjabaran lebih
lanjut. Biasanya dipakai untuk menjabarkan sinonim suatu hal, juga dipakai
untuk mendefiniskan sebuah pengertian wujud atau rupa.
Contoh pola pengembangan paragraf definisi luas :
Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-
cita yang luhur, visi- misi yang jelas. serta kemauan kuat membangun bangsa
ini dari keterpurukan. Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari
tujuan berdirinya sebuah pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau
melencengnya ideologi pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah
menjadi tidak pasti, tidak tegas dan cenderung mementingkan kepentingan
kelompok. Kampus dijadikan sebuah ladang garapan banyak pihak yang
mengaku peduli akan cita- cita revolusioner, peduli akan nasib bangsa,
pendidikan, dan lain-lain Namun pada kenyataanya, pergerakan mahasiswa saat
ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi kelompok terwujud lebih cepat.
Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan sebuah sarana pengkaderan dan
perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan gerakan peduli rakyat,
demokrasi, anti korupsi dan lain sebagainya.

19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topik. kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. dan di
dalam sebuah paragraf terdapat topik/kalimat pokok, dan kalimat penjelas atau
pendukung.
Paragraf memiliki beberapa jenis yaitu jenis paragraf berdasarkan
tujuangnya dan jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utama. Unsur paragraf
merupakan unsur-unsur pembangun di dalam paragraf. Unsur pembangun
paragraf berfungsi membentuk kalimat agar menjadi paragraf yang baik.
paragraf mempunyai beberapa syarat-syarat dalam penyusunan paragraf yang
baik yaitu terdiri dari tiga bagian kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Paragraf
juga memiliki teknik dan pola-pola pengembangan paragraf pola klimaks serta
antiklimaks, pola sudut pandang, pola perbandingan dan pertentangan, pola
anologi, pola sebab-akibat, pola alami, pola klasifikasi dan pola definisi luas.
3.2 Saran

Dalam membuat suatu karya tulisan khususnya adalah karya ilmiah,


pemahaman terhadap paragraf sangat diperlukan untuk digunakan dalam
penulisan karya ilmiah agar tidak terjadi kesalahan, sehingga akan
menghasilkan karya ilmiah yang bermutu baik dari segi isi maupun struktur
penyusunan. dalam makalah ini kami sebagai penyusun menyarankan agar
materi penulisan paragraf yang baik dalam bahasa Indonesia agar dapat
dipahami dan dapat di praktekan dalam kegiatan belajar sehari-hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Yeyen Maryani, M.Hum, 2014.”PARAGRAF” Seri Penyuluhan Bahasa


Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan : Jakarta.
Lidwina, Soeisniwati. "Penulisan paragraf dalam karya ilmiah mahasiswa."
Jurnal STIE Semarang 5.1 (2013): 132320..
Lestari, Riska Fita.(2019)"Kohesi dan koherensi paragraf dalam karangan
narasi mahasiswa teknik angkatan 2017 Universitas PGRI
Banyuwangi." KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra 3.1:73-82.
Shoofii Nurrizki Dzakiah.(2020).”Makala Hakikat paragraf.” Mahasiswa
Fakultas bahasa dan sastra. Universitas indonesia
Nandy,” Pengertian Paragraf, Jenis Paragraf (Induktif, Deduktif,
Deskriptif)”. Gramedia.
Septiani, adelia. 2021” Membahas Paragraf: Jenis, Unsur, dan Syarat”ruang
guru: Jakarta Selatan
Muhammad Reza,2020.”syarat-syarat paragraf yang baik”. mandandi: nusa
tenggara barat.
Vanya Karunia Mulia Putri, 2021.” Pola Pengembangan Paragraf “ kompas com.
Daydream, 2020. Unsur-unsur sebuah paragraf. Dasarguru: Purwokerto
Indriyani Ida S, 2021. “Pola.Pengembangan Paragraf” triven.

21

Anda mungkin juga menyukai