Dosen Pengampu:
Vitria Marsela, M.Pd
0leh Kelompok 5 :
1. Sinta Octavi (02011382227443)
2. Jenny Widya Aldilla (02011382227399)
3. Fandu aunullah (02011382227476)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Hakikat Paragraf.............................................................................................3
2.2 Unsur-unsur Pembentuk Paragraf...................................................................3
2.3 Jenis-jenis Paragraf.........................................................................................6
2.4 Syarat-syarat Penyusunan Paragraf yang Baik..............................................13
2.5 Teknik dan Pola-pola Pengembangan Paragraf.............................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan
memisahkan gagasan – gagasan utama yang berbeda, Paragraf berguna untuk
memudahkan pembaca dalam memahami bacaan dengan menyeluruh.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitihan ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu hakikat paragrag?
2. Apa itu unsur-unsur pembentuk paragraf?
3. Apa saja jenis-jenis paragraf?
4. Apa saja syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik?
5. Apa saja Teknik dan Pola-pola Pengembangan Paragraf?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitihan
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hakikat paragrag.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk paragraf.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik.
5. Untuk mengetahui Teknik dan Pola-pola Pengembangan Paragraf.
2
BAB II
2.1 Hakikat Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran
atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Paragraf juga merupakan bagian dari sebuah teks yang memiliki alur pikir dan
tujuan tertentu, biasanya dibatasi oleh baris baru dan indentasi. Paragraf
biasanya berisi beberapa kalimat yang saling berhubungan dan memiliki tema
yang sama. Paragraf bertujuan untuk membantu membuat teks yang lebih
mudah dibaca dan di pahami, dengan membagi informasi menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil dan terorganisir.
Paragraf kerap disebut istilah dengan alinea. Alinea merupakan kesatuan
dari sejumlah kalimat yang mendukung satu ide atau gagasan pokok. Dalam
alinea itu gagasan tadi diperjelas dengan uraian-uraian tambahan, dengan
maksud agar pokok pikiran yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik
oleh pembaca atau pendengar.
Dina Gasong (2015:83) mengatakan bahwa paragraf adalah satuan bahasa
yang mengacu kepada satu topik atau gagasan. Perpaduan kalimat yang
memperlihatkan satu kesatuan pikiran. Selanjutnya Prof. Dr. Hi. Mansoer
Pateda dan Dra. Hj. Yennie P. Pulubuhu, M.Pd (2008:138) paragraf adalah
rangkaian kalimat yang utuh dan koheren yang berisi ide, gagasan, konsep atau
pokok pikiran yang mendukung atau berkaitan dengan topik yang sedang
dibahas.
3
paragraf yang baik. Unsur-unsur sebuah paragraf meliputi gagasan utama,
kalimat utama, kalimat penjelas, transisi dan penegas.
Contoh: Membatik bukanlah pekerjaan mudah. Semua orang mengakui hal itu.
Kondisi ini pula yang menjadi salah satu penyebab sulitnya regenerasi di
kalangan pembatik. Begitu sulitnya membatik hingga kebanyakan generasi
muda malas kalau disuruh belajar membatik. Gagasan Pokok dari paragraf
tersebut adalah "membatik bukanlah pekerjaan mudah."
2. Kalimat utama
Kalimat utama ialah realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan,
kalimat utama dibutuhkan untuk menjabarkan gagasan utama. Kalimat utama
bersifat umum dan akan dikembangkan oleh kalimat-kalimat pendukung
lainnya. Kalimat utama bersifat tersurat dalam sebuah paragraf. Letaknya bisa
didepan paragraf yang disebut deduktif, di akhir disebut induktif dan diawal dan
akhir disebut campuran.
a) Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal
paragraf.
b) Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir
paragraf.
c) Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal
dan diakhir paragraf.
4
Contoh : Konsisten dalam menjalankan semua hal dapat memberikan sejumlah
manfaat untuk diri kita sendiri. Dengan konsistensi yang kita bangun, kita bisa
terbiasa melakukan sesuatu secara rutin dan terstruktur. Selain itu, konsistensi
juga dapat membuat diri kita menjadi pribadi yang kuat, serta teguh dalam
menjalani suatu hal. Kalimat utama dari paragraf tersebut adalah konsisten
dalam menjalankan semua hal dapat memberikan sejumlah manfaat untuk diri
kita sendiri.
5
b) Konjungsi Antar Kalimat
Konjungsi antar kalimat adalah kata penghubung yang menghubunngkan
antar kalimat. Konjungsi ini digunakan pada kalimat pertama yang di akhiri titik
kemudian di sambung dengan kalimat selanjutnya. Contoh kata hubung antar
kalimat antara lain biarpun, sekalipun, demikian, begitu, sungguh dan
walaupun.
Contohnya: “Hari ini Kota Malang diguyur hujan deras. Oleh karena itu, kita
harus membawa payung di tas saat sedang ke luar rumah.”
5. Penegasan
6
Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang
pelaku, ada waktu dan latar kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan
dalam jenis paragraf naratif adalah urut atau kecenderungan memiliki alur yang
jelas, misalnya alur maju.
Contoh jenis paragraf naratif:
Pada tahun 1959 Awaludinsyah baru berusia 8 tahun. Saat itu dia mulai
sering mengunjungi sanggar yang biasanya digunakan orang hamba untuk
belajar. Awaludinsyah yang selalu berada di Istana Daruddunia ini nyaris tidak
pernah meninggalkan kamarnya. Hal itu tentu bukan keinginannya, namun
perintah Sultan Maliksyah, ayahnya saat itu yang sedang dirundung kecemasan
karena istananya sedang dalam bahaya. Karena rasa penasarannya, akhirnya
Awaludinsyah mulai berani meninggalkan kamarnya tanpa sepengetahuan
orang hamba atau pengawal istana. Bahkan sampai di halaman istana saja,
Awaludinsyah sudah sangat bahagia.
b) Paragraf Deskriptif
7
memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca dan memicu imajinasi
mereka tentang cerita tersebut.
Tubuh yang jangkung dan kurus jadi ciri khas Si Ujud. Kulitnya yang putih
langsat sering kali dikaitkan dengan rasnya, yakni Seorang Asia. Cara jalan
dengan membusungkan dadanya yang rata juga sering menarik perhatian orang
disekitarnya. Meskipun terkenal pemarah, Si Ujud tidak segan melemparkan
senyuman ke beberapa orang yang ia temui, yang mungkin juga orang yang ia
sukai. Sebenarnya dia bukanlah pria tertampan di sekolah, tapi entah mengapa
wangi tubuhnya sering kali mendapat teriakan para wanita yang duduk berjajar
di depan kantin. Seperti wangi sabun kata mereka. Si Ujud juga jarang bicara,
bak radio rusak yang sudah kesulitan mengeluarkan suara.
c) Paragraf Ekspositif
8
Contoh jenis paragraf ekspositif:
Indonesia akhirnya terpilih sebagai tuan rumah Asian Games 2018 ke-18 di
Jakarta dan Palembang. Hasil pemungutan suara menunjukan Surabaya menjadi
runner-up bersama Vietnam dan Uni Emirat Arab yang kemudian
mengundurkan diri. saat itu Vietnam juga tidak memungkinkan menjadi tuan
rumah Asian Games 2018 karena kendala fasilitas yang mereka punya. Untuk
pertama kalinya Pesta Olahraga Asia diselenggarakan bersamaan di dua kota,
ibu kota Indonesia Jakarta dan Plembang ibu kota Provinsi Sumatra Selatan.
Pembukan dan penutupan acara Asian Games ini diadakan di Stadion Utama
Gelora Bung Karno, Jakarta eXport dan polo kano untuk pertama kalinya
sebagai pekan olahraga eksibisi.
Dalam contoh jenis paragraf ekspositif di atas telah menjawab unsur 5W+1H.
d) Paragraf Persuasif
9
Contoh jenis paragraf persuasif:
Hampir setiap orang menyukai kebersihan, namun tidak semua orang ingin
melakukannya. Padahal bagi umat muslim, kebersihan adalah sebagian daripada
iman. itulah sebabnya, orang yang menciptakan kebersihan berarti juga
memperkokoh keimanannya. Secara fisik, kebersihan juga bisa dirasakan
manfaatnya. Meski perlu effort lebih untuk bersih-bersih namun kebersihan
juga akan mendatangkan kenyamanan.
e) Paragragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide,
gagasan, atau pendapat dari sang penulis terhadap isu tertentu yang disertai
dengan data dan fakta. Dalam jenis paragraf ini penulis mengutarakan pendapat
beserta alasannya. Jenis paragraf ini bertujuan meyakinkan pembaca bahwa ide,
agasan, atau pendapat sang penulis adalah benar dan dapat dibuktikan. Paragraf
argumentasi memiliki ciri-ciri penjelasan yang padat terhadap sesuatu agar
pembaca percaya. Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari
pengamatan, analisis, atau pengalaman. Kemudian paragraf argumentatif akan
ditutup dengan kalimat kesimpulan
Contoh jenis paragraf argumentatif:
Hasil penelitian yang ditulis Jame Ducharme di majalah Time menunjukan
cakupan peliputan Covid-19 lebih masif dibanding Ebola. Tak jarang berkat
konsumsi berita yang tidak sehat tersebut masyarakat justru kebingungan dan
menimbulkan kepanikan berlebih. Kasus yang paling kentara biasanya
berkaitan dengan bahasa birokrasi atau pemerintahan dalam merespon Covid-
19. Pernyataan-pernyataan kontroversial pemerintahan Indonesia jadi bahan
empuk dan diproduksi fenomenal oleh media daring. Sebagai contoh tanggapan
Menteri Kesehatan soal masyarakat Indonesia yang kebal Covid-19, nyatanya
sampai saat ini kurva kasus covid-19 tak kunjung berkurang. Kemudian,
keraguan pemerintah untuk melakukan lockdown, kebijakan soal mudik, maju-
10
mundur Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai yang paling terbaru
saat ini adalah sengkarut efektivitas vaksinasi.
Jika berbicara soal perpustakaan, elemen-elemen utama dalam hal ini adalah
pustakawan. Pustakawan atau orang yang bekerja dalam bidang perpustakaan
memiliki peran penting karena pustakawan adalah elemen utama yang
berurusan langsung dengan pemustaka. Ruang lingkup perpustakaan telah
mengalami perkembangan contohnya perubahan dari pemustaka digital
immigrants ke digital native, dari layanan berbasis koleksi ke layanan berbasis
pemustaka, dari kebutuhan informasi cetak ke kebutuhan informasi digital, dan
sebagainya. Maka sudah tidak asing lagi saat ini istilah-istilah yang
berhubungan dengan perkembangan teknologi internet, seperti perpustakaan
intelligent, pertumbuhan data yang masif, disruptif, big data, mobilitas
pengetahuan dan sebagainya.
b) Paragraf Induktif
11
peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung gagasan
utama. Jenis paragraf ini memiliki ciri-ciri menggunakan konjungsi seperti
“jadi”, “akhirnya”, “akibatnya”, “oleh karena itu”, “maka dari itu”, berdasarkan
uraian di atas”, “dengan demikian”, untuk menghubungkan kalimat pendukung
dengan kalimat gagasan utama.
Nalar ala Socrates juga dapat menempatkan pola pikir untuk menjadi kritis
dan skeptis. Berpikir dengan metode Socrates menuntut masyarakat berpikir
kritis dan akhirnya juga bersikap kritis. Strategi ini juga menekankan dialog-
dialog pemikiran sebagai usaha mengungkapkan sesuatu objek pembahasan
menuju pada hakikat terdalamnya. Jadi, Metode ala Socrates ini disebut juga
dengan istilah metode kritis atau metode dialektika. Hal inilah yang
mengantarkan literasi tidak sesederhana membaca dan menulis saja. Tetapi,
literasi menjadi budaya lengkap disertai dengan proses memahami, meliputi,
menggunakan, menganalisis, dan mentransformasikan. Akibatnya orang akan
bersikap luwes, kaya pengetahuan, dan memiliki rasa empati tinggi pada suatu
diluar dirinya maka dia telah berhasil memaknai literasi.
c) Paragraf Ineratif
12
Contoh jenis paragraf ineratif:
Pergeseran yang menghadirkan beragam masalah dan tantangan baru bagi
kebudayaan nasional ini memerlukan pilihan-pilihan strategi kebudayaan yang
cerdas dan aktual. Masalah substansi yang dihadapi kebudayaan Indonesia saat
ini masih berproses pada masalah dan tantangan-tantangan lama. Seperti
masalah ketahanan budaya nasional kita yang masih lemah saat berhadapan atau
bersaing dengan budaya global. Sebenarnya masalah tersebut adalah tantangan
pada kesanggupan kita untuk beradaptasi dengan zaman baru, bahkan ikut
mewarnai dan membentuk bangsa yang berkarakter.
13
Untuk itu. Anda harus cepat-cepat menanggalkan atau membuang kalimat yang
menyimpang dari gagasan utama paragraf tersebut
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika
jalinan kalimat-kalimatnya terangkai secara baik. Sebab, suatu paragraf
bukanlah sekumpulan kalimat yang berdiri sendiri terlepas dari gagasan
pokoknya. Penyusunan sebuah paragraf harus dibangun melalui kalimat kalimat
yang logis, bersistem, teratur, dan saling berkaitan agar pembaca dapat
memahami jalan pikiran penulis
Agar sebuah paragraf padu dan baik harus ada sarana pengait kalimat dalam
paragraf yang ditulisnya, meliputi: penggantian, pengulangan,dan penghubung
antarkalimat.
Dalam pemakaiannya ketiga sarana kepaduan paragraf tersebut dapat digunakan
secara bersamaan.
a) Penggantian, merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang berupa
penyulihan atau penggantian unsur-unsur tertentu dengan menggunakan
kata ganti (dia, mereka, ia, kalian), kata penunjuk (ini, itu, tersebut, di atas,
di bawah). atau kata lain yang mempunyai ciri yang tersirat pada kalimat
sebelumma nya.
b) Pengulangan, merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang
dilakukan dengan cara mengulang bagian kalimat sebelumnya.
Pengulangan dapat berupa kata, kelompok kata, atau bagian-bagian tertentu
dari kalimat topik sebagi kata-kata kuncinya. Istilah lain pengulangan
adalah repetisi.
c) Penghubung antarkalimat, Dalam pembicaraan transisi telah dikemukakan
bahwa sarana penghubung kalimat dalam paragraf itu letaknya dapat di awal
paragraf, di tengah, dan di akhir paragraf.
3. Kelengkapan
14
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Sebaliknya, suatu
paragraf dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan lebih lanjut atau
hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan
Pengertian dari pola klimaks ini adalah paragraf yang menceritakan detail
dari peristiwa tertinggi (puncak) dari seluruh tulisan. Penjelasan lainnya adalah
segmen pada suatu tulisan atau cerita yang menggambarkan dan menjelaskan
fenomena hingga pada konflik paling puncak.
Contoh anti klimaks: "Kini ia menjadi salah satu mafia kelas kakap di
daerahnya. Ia sudah memiliki daerah kekuasaannya sendiri. Tak ada yang bakal
15
menyangka kalau penjahat itu dulunya adalah seorang anak yang pintar dan
sholeh. Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang pasti adalah, anak itu
telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga membuatnya
menjadi seperti ini"
2. Sudut Pandang
Contoh:"Aku dilahirkan di kota tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua
tahun, ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kerajaan tambak udang di
kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku pertama kalinya merasakan kehidupan
sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat bagaimana aku dilahirkan dan
bagaimana orang tuaku membawaku ke sini."
16
Pemerintah telah menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya
dengan minyak tanah. gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah
tangga dengan harga yang murah. Pemerintah memandang perlu untuk
mengonversikan keterbutuhan minyak tanah ke gas elpigi karena produksi
minyak tanah saat ini sangat mahal. Disamping itu, penggunaan gas elpigi
dianggap lebih praktis dan ekonomis.
4. Analogi
Contoh dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin
berisi maka ia akan semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita
berilmu hendaknya diikuti dengan kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia
sombong atas kepintaran yang dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada
hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi banyak orang. Kecerdasan yang
sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat memberikan manfaat bagi orang
lain.
5. Sebab-akibat
Pada pola ini didasari pada pernyataan sebab akibat, pola pada paragraf ini
menjadikan sebab sebagai ide utama, sementara akibat akan berperan sebagai
detail pengembang paragraf. Tetapi pola kausalitas ini bisa bertentangan yakni
akibat bisa bermanfaat sebagai ide utama, sementara sebab bisa berguna sebagai
detail pengembang paragraf. Kata-kata yang dapat dipakai dalam pola paragraf
ini adalah: akibatnya, padahal, karenanya dan oleh karena itu.
17
Contoh pola pengembangan paragraf kausalitas
Contoh pola sebab-akibat: Batu akik saat ini sedang menjadi primadona.
Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun
juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu akik untuk jenis tertentu
sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan untung yang tinggi.
6. Alami
18
Digolongkan menjadi, mengklasifikasikan, dibagi menjadi dan terbagi
menjadi.
Contoh pola pengembangan paragraf klasifikasi:
Fi'il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi'il madhi
(lampau). fi'il mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi'il amar (kata
kerja perintah). Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar
yang sama dan akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa
arab.
8. Definisi luas
Pada pengembangan paragraf ini menjelaskan tentang ide yang abstrak atau
terminologi yang bisa membuat konflik yang memerlukan penjabaran lebih
lanjut. Biasanya dipakai untuk menjabarkan sinonim suatu hal, juga dipakai
untuk mendefiniskan sebuah pengertian wujud atau rupa.
Contoh pola pengembangan paragraf definisi luas :
Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-
cita yang luhur, visi- misi yang jelas. serta kemauan kuat membangun bangsa
ini dari keterpurukan. Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari
tujuan berdirinya sebuah pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau
melencengnya ideologi pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah
menjadi tidak pasti, tidak tegas dan cenderung mementingkan kepentingan
kelompok. Kampus dijadikan sebuah ladang garapan banyak pihak yang
mengaku peduli akan cita- cita revolusioner, peduli akan nasib bangsa,
pendidikan, dan lain-lain Namun pada kenyataanya, pergerakan mahasiswa saat
ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi kelompok terwujud lebih cepat.
Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan sebuah sarana pengkaderan dan
perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan gerakan peduli rakyat,
demokrasi, anti korupsi dan lain sebagainya.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topik. kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. dan di
dalam sebuah paragraf terdapat topik/kalimat pokok, dan kalimat penjelas atau
pendukung.
Paragraf memiliki beberapa jenis yaitu jenis paragraf berdasarkan
tujuangnya dan jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utama. Unsur paragraf
merupakan unsur-unsur pembangun di dalam paragraf. Unsur pembangun
paragraf berfungsi membentuk kalimat agar menjadi paragraf yang baik.
paragraf mempunyai beberapa syarat-syarat dalam penyusunan paragraf yang
baik yaitu terdiri dari tiga bagian kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Paragraf
juga memiliki teknik dan pola-pola pengembangan paragraf pola klimaks serta
antiklimaks, pola sudut pandang, pola perbandingan dan pertentangan, pola
anologi, pola sebab-akibat, pola alami, pola klasifikasi dan pola definisi luas.
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21