Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PARAGRAF

Oleh

Kelompok 12

Nama Anggota Kelompok :

Zetti Asliatul Janah (1713451032)


Tri Fitria Ulfa ( 1713451040)
Edo Eka Saputra ( 1713451041)
Mutia Dwi Agustin ( 1713451042)

PROGRAM STUDI D3 KESEHATAN LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Bahasa
Indonesia Tentang Paragrafini pada tepat waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Yinda Dwi Gustra S,Pd
selaku Dosen Bahasa Indonesia yang telah memberi kami tugas makalah ini,
teman-teman yang selalu memberi semangat kepada kami, serta semua pihak yang
telah membantu meyelesaikan makalah ini, yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.

Dalam penyusunan makalah kami menyadari masih terdapat kekurangan


di dalamnya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 15 Agustus 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR…….............................................................................i

DAFTAR ISI……...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan……...........................................................................................2
D. Manfaat…….........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf…….....................................................................3
B. Fungsi Paragraf……...........................................................................4
C. Unsur-Unsur Paragraf…….................................................................4
D. Struktur dan Jenis Paragraf…….........................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……................................................................................26
B. Saran……..........................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang mana dalam
penggunaannya terdapat penulisan, tata cara penulisan, dan ragam tulisan.
Dalam proses belajar mengajar tentu banyak buku maupun artikel yang
berguna untuk pelajaran, namun tentu kita tidak menghirauka tentang
penulisan, tata cara penulisan, dan ragam tulisan.

Untuk menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu hal yang harus
diperhatikan adalah mengenai paragraph. Paragraph adalah seperangkat
kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Seluruh isi paragraph
memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnyabertalian erat
dengan masalah itu.

Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan


mulai dan berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau
buku jika tidak ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari lebih
mendalam tentang paragraf.

Pada umumnya masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun


paragraf. Hal itu dikarenakan kurang dalam memahami makna paragraf itu
sendiri. Inilah yang melatarbelakangi kami membuat makalah tentang paragraf.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Paragraf?
2. Apakah Fungsi Paragraf?
3. Apakah Unsur-Unsur Paragraf?
4. Apakah Struktur dan Jenis Paragraf?
C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui Pengertian Paragraf.
2. Dapat Mengetahui Fungsi Paragraf.
3. Dapat Mengetahui Unsur-Unsur Paragraf.
4. Dapat Mengetahui Struktur dan Jenis Paragraf.

D. Manfaat
1. Mengetahui Pengertian Paragraf.
2. Mengetahui Fungsi Paragraf.
3. Mengetahui Unsur-Unsur Paragraf.
4. Mengetahui Struktur dan Jenis Paragraf.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Menurut Dr Djago Tarigan, Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun
logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspersi pikiran yang relevan
dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.
Adapun Pengertian lain Paragraf atau alenia adalah pengelompokan gagasan
dalam satu kesatuan yang runtun( Prof. Dr. Suherli,K.M.Pd, 2012 : 1)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Paragraf adalah bagian bab dalam
suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya
dimulai dengan garis baru).

Menurut penganalisaa beberapa sumber yang memberikan keterangan


tentang paragaf maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah kesatuan
kalimat yang mengandung gagasan yang tersusun secara sistematis untuk
menyampaikan makna kalimat. Gagasan yang dimiliki suatu paragraph hanya
memiliki satu pikiran utama atau ide pokok. Ide pokok ini merupakan gagasan
utama dari kalimat yang dibuat pengarang.dengan demikian kalimat lain yang
disertakan dengan paragraph merupakan kalimat penjelas. Pikiran utama yang
terdapat dalam paragraph dapat diletakan di awal dan akhir kalimat. Dapat
menggunakan pola deduktif (umum - khusus) dan pola induktif (khusus –
umum). Pola deduktif adalah pola yang menempatkan pola pikirannya diawal
paragraph sedangkan pola induktif adalah pola yang menempatkan pola
pikirannya diakhir paragraf.
B. Fungsi Paragraf

Menurut Tarigan (2008: 5) fungsi paragraf dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok
keseluruhan karangan.

2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang

3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara

sistematis.

4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran

Pengarang.

5. Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.

6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.

7. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai


pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).

C. Unsur-Unsur Paragraf

Alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis adalah unsur-unsur


penyusun paragraf seperti transisi (transition), kalimat topik (topic setence),
kalimat pengembang (development setence), kalimat penegas (punch line)
(Tarigan, 2008: 7).

4
Tarigan (2008: 7) menggambarkan unsur-unsur penyusun paragraf sebagai
berikut.
Paragraf
_________________________________________
_________________________________________ Transisi
_________________________________________
_________________________________________ Kalimat Topik
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________ Kalimat Pengembang
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________ Kalimat Penegas

Keempat unsur penyusun paragraf tersebut, terkadang muncul secara


bersamaan, terkadang pula hanya sebagian yang muncul dalam sebuah
paragraf.

a. Transisi
Transisi adalah mata rantai penghubung antara-paragraf. Transisi
berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang
berdekatan. Kata-kata tradisional merupakan petunjuk bagi pembaca
kearah mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah
suatu paragraf bergerak searah dengan ide pokok sebelumnya. Oleh
karena itu, beberapa orang sering mengatakan bahwa transisi berfungsi
sebagai penunjang koherensi dan kesatuan antarbab, antarsubbab dan
antar paragraf (Tarigan, 2008: 15).

1. Transisi Berupa Kata


Transisi berupa kata atau kelompok kata amat banyak.
Pengelompokkan berdasarkan penanda hubungannya antara lain
seperti di bawah ini.

5
1) Penanda hubungan kelanjutan, antara lain dan, serta,
lagi, lagipula, tambahan lagi, bahkan, kedua,
ketiga,selanjutnya, akhirnya, terakhir.

2) Hubungan waktu,antara lain dahulu, sekatrang, kini,


kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara itu,
sehari kemudian, tahun depan.

3) Penanda klimaks, antara lain paling..., se....nya, ter...

4) Penanda perbandingan, antara lain seperti, ibarat,


sama, bak.

5) Penanda kontras, antara lain tetapi, biarpun,


walaupun, sebaliknya.

6) Penanda urutan jarak, antara lain di sana, di sini, di


situ, sebelah, dekat, jauh.

7) Penanda ilustrasi, antara lain umpama, contoh,


misalnya.

8) Penanda sebab-akibat, antara lain sebab, oleh sebab


itu, oleh karena, akibatnya.

9) Penanda syarat (pengandaian), jika, kalau, jikalau,


andaikata, seandainya.

10) Penanda kesimpulan, antara lain ringkasnya,


kesimpulannya, garis besarnya, rangkuman.

6
2. Transisi Berupa Kalimat

Tarigan (2008: 13) mengungkapkan transisi berupa


kalimat ini lebih dikenal dengan istilah “lead-in-sentence”
(kalimat penuntun). Kalimat ini berfungsi ganda, yaitu sebagai
transisi dan sebagai pengantar topik utama yang akan
diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai
pengganti kalimat topik. Letaknya selalu mendahului kalimat
topik. Apabila dalam satu paragraf terdapat kalimat penuntun
sebagai transisi, kalimat topik terdapat setelah kalimat penuntun.

b. Kalimat Topik
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan
pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada
kalimat topik (Arifin dan Tasai, 2008: 123). Wiyanto (2006: 25)
mengungkapkan bahwa kalimat topik atau kalimat utama adalah pokok
pikiran yang dituangkan dalam satu kalimat di antara kalimat-kalimat
yang tergabung dalam sebuah paragraf.

c. Kalimat Pengembang
Sebagian besar, kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu
paragraf termasuk kalimat pengembang. Susunan kalimat pengembang
tidak sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan
pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide
pokok. Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis,
biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian dan waktu.
Urutannya masa lalu, kini, dan yang akan datang.Bila pengembangan
kalimat topik berhubungan dengan jarak (spasial), hal ini biasanya
menyangkut hubungan antara benda, peristiwa atau hal, dan ukuran
jarak. Urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat, lebih jauh, dan
paling jauh. Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan
sebab akibat, kemungkian urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu,

7
lalu diikuti akibatnya. Atau sebaliknya, akibatnya dinyatakan pertama,
lalu dipaparkan sebabnya.
Contoh :
Pada pagi hari suasana lingkungan rumah andi
begitu indah, di sekitar rumah berjejer pohon-
pohon yang menambah keteduhan. Sementara itu,
kicau burung menambah semaraknya pagi itu. Di
kejauhan terlihat gunung Tangkuban Perahu yang
penuh misteri. Sungguh, pagi yang indah dan
hangat (Tarigan, 2008: 15).

Paragraf diatas dikembangkan berdasarkan


hubungan jarak atau spasial. Kalimat topik
(lingkungan rumah andi begitu indah)
dikembangkan dengan kalimat-kalimat sebagai
berikut.
1) Di sekitar rumah berjejer pohon-pohon yang
menambah keteduhan.
2) Sementara itu, kicau burung menambah

semaraknya pagi itu.

3) Di kejauhan terlihat gunung Tangkuban Perahu


yang penuh misteri.
d. Kalimat Penegas

Tarigan (2008: 15) mengungkapkan bahwa kalimat penegas adalah


elemen keempat dan terakhir. Elemen pertama adalah transisi, elemen
kedua adalah kalimat topik, dan elemen ketiga adalah kalimat
pengembang, yang terakhir adalah kalimat penegas. Fungsi kalimat
penegas ada dua. Pertama, kalimat penegas sebagai pengulang atau
penegas kembali kalimat topik. Kedua, kalimat penegas sebagai daya

8
penarik bagi pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan
kejemuan.

Contoh :
Gedung yang dibangun delapan belas tahun yang lalu itu
kini keadaannya rusak berat. Tembok bagian depan mengelupas
di beberapa tempat dan bagian belakang retak-retak.
Gentingnya banyak yang pecah dan tentu saja bocor kalau
hujan turun. Kayu penyangga genting banyak yang patah
sehingga atap bangunan tampak bergelombang. Plafon sudah
tidak utuh, lantai hancur, dan beberapa kaca jendela pecah.
Bahkan sejumlah pintunya keropos dimakan rayap. Gedung itu
memang sudah tidak layak Wiyanto (2004: 28).

D. Struktur dan Jenis Paragraf

1. Struktur Paragraf
Menurut Tarigan (2008: 17) penyusunan struktur paragraf didasarkan
pada dua hal. Pertama, berdasarkan berbagai kemungkinan kelengkapan
unsur paragraf. Kedua berdasarkan berbagai kemungkinan posisi unsur
paragraf dalam paragraf. Berdasarkan berbagai kemungkinan kelengkapan
unsur dan posisinya dalam paragraf, dapat ditentukan beberapa
kemungkinan struktur paragraf sebagai berikut.

a. Kemungkinan Pertama
Kemungkinan pertama, paragraf yang mempunyai unsur lengkap.
Susunannya adalah transisi (berupa kalimat), kalimat topik, kalimat
pengembang, dan kalimat penegas.

9
Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.

Teks Unsur
___________________________________________
___________________________________________ Transisi
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
___________________________________________ Topik
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
__________________________________________ Pengembang
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
___________________________________________ Penegas

Contoh :
(1) Suatu karangan biasanya mengandung tiga bagian utama yakni,
yakni bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. (2) Setiap
bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. (3) Bagian
pendahuluan mempunyai fungsi sebagai salah satu atau sebagian dari
fungsi untuk menarik minat pembaca, mengarahkan perhatian
pembaca, menjelaskan secara singkat tema karangan, menjelaskan
bila dan di bagian mana suatu hal akan dibicarakan. (4) Fungsi
bagian isi antara lain, merupakan penjelasan terperinci terhadap apa
yang diutarakan di bagian pendahuluan. (5) Fungsi bagian penutup
adalah salah satu atau kombinasi dari fungsi untuk memberikan
simpulan, penekanan bagian-bagian tertentu, klimaks, melengkapi,
dan merangsangpembaca mengerjakan sesuatu tentang apa yang
sudah dijelaskan atau diceritakan. (6) Jadi, setiap bagian utama
karangan mempunyai fungsi tertentu (Tarigan, 2008: 18).

10
Unsur-unsur paragraf dapat diperinci sebagai berikut:
transisi (berupa kalimat) : (1)
kalimat topik : (2)
kalimat pengembang : (3), (4), (5)
kalimat penegas : (6)

b. Kemungkinan Kedua
Kemungkinan ini tidak jauh berbeda dengan kemungkinan pertama,
tetapi transisinya berupa kata.
Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.

Teks Unsur
____________________________________
____________________________________ Transisi dan Kalimat
Topik
____________________________________
____________________________________
____________________________________ Kalimat Pengembang
____________________________________
____________________________________
____________________________________ Kalimat Penegas

Contoh :
(1) Dimana-mana, (2) Anggota masyarakat mem-bicarakan kenaikan
harga. (3) ibu-ibu, sambil belanja di pasar, menggerutu tentang
belanja dapur yang semakin meningkat. (4) Bapak-bapak dikantor
asyik mem-perbincangkan efek kenaikan harga BBM terhadap
pengeluaran sehari-hari. (5) Pengusaha bus sibuk mengkalkulasi
harga penyesuaian karcis penumpang bus. (6) Abang becak secara
diam-diam sepakat menaikkan tarif becak menjadi dua kali lipat. (7)
Para mahasiswa menggerutu karena tarif angkutan umum bertambah
dari biasanya. (8) Pegawai kecil asyik membicarakan kenaikan harga

11
bahan pokok. (9) Pendek kata, semua orang membicarakan akibat
kenaikan harga BBM (Tarigan, 2008: 19).

Unsur-unsur paragraf dapat diperinci sebagai berikut:


transisi : (1)
kalimat topik : (1)
kalimat pengembang : (2),(3),(4),(5),(6),(7),(8)
kalimat penegas : (9)

c. Kemungkinan Ketiga

Kemungkinan yang ketiga adalah paragraf yang mempunyai tiga


unsur. Susunannya adalah kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penjelas. Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.
Teks Unsur
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat Topik
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
___________________________________________ Pengembang
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
___________________________________________ Penegas
Contoh :
(1) Nasib pegawai negeri akan berangsur-angsur diperbaiki. (2)
Penghasilan mereka sejak tahun 2004 sudah beberapa kali dinaikkan.
Dosen, kepala SD, SMP, SMA serta tenaga peneliti bahkan sudah
diberikan tunjangan fungsional.(3) perumahan bagi pegawai negeri
berangsur-angsur ditambah dengan bantuan BTN. (4) jaminan
kesehatan, walaupun belum sempurna, sudah dilaksanakan melalui

12
pengguna Askes (asuransi kesehatan). (5) jaminan hari tua
ditanggulangi dengan Taspen. (6)kenaikan pangkat lebih baik peng-
administrasiannya daripada masa lalu. (7) pegawai yang bekerja
dengan baik diberi penghargaan. (8) banyak usaha oleh pemerintah
yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan, yang mengarah kepada
perbaikan nasib pegawai negeri (Tarigan, 2008: 20).

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut:


kalimat topik : (1)
kalimat pengembang : (2),(3),(4),(5),(6), dan (7)
kalimat penegas : (8)

d. Kemungkinan Keempat

Kemungkinan keempat, paragraf yang memiliki tiga unsur.


Susunannya adalah transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat
pengembang.
Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.
Teks Unsur
______________________________________
______________________________________ Transisi dan Kalimat
______________________________________ Topik
______________________________________
______________________________________
______________________________________
______________________________________ Kalimat Pengembang
______________________________________
______________________________________

13
Contoh:
(1)Umumnya, (2) orang yang akan istirahat memilih tempat yang sejuk
dan jauh dari keramaian. (3) pilihan pertama adalah puncak dan
sekitarnya. (4) selain itu, di Lembang yang sejuk dan segar. (5) orang-
orang di sekitar surabaya akan memilih malang sebagai tempat
istirahat. (6) Di daerah Medan, boleh pilih Bnadar Baru atau
Berastagi. (7) Di daerah Ujung Pandang, pilihan tempat istirahat
tentulah Malino. (8) Di daerah Cirebon, orang tentu saja akan
beristirahat di Linggarjati (Tarigan, 2008: 21).

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut:


transisi : (1)
kalimat topik : (2)
kalimat pengembang : (3),(4),(5),(6),(7), dan (8)

e. Kemungkinan Kelima

Kemungkinan kelima, sama dengan kemungkinan keempat, tetapi


transisinya berupa kalimat. Susunannya adalah transisi (berupa
kalimat), kalimat topik, dan kalimat pengembang.
Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.
Teks Unsur
________________________________________
________________________________________ Transisi
________________________________________
________________________________________ Kalimat Topik
________________________________________
________________________________________
________________________________________ Kalimat
________________________________________ Pengembang

14
Contoh :
(1) Tugas universitas/institut di Indonesia melaksanakan “Tri Darma
Perguruan Tinggi”. (2) Tri Darma Perguruan Tinggi meliputi bidang
pengajaran dan pendidikan serta npenelitian dan pengabdian
masyarakat. (3) bidang pengajaran dan pendidikan meliputi tugas
melaksanakan perkuliahan, penataran atau pun crash program. (4) Di
bidang penelitian, para staf pengajar diwajibkan mengadakan
penelitian untuk mengembangkan atau pun memanfaatkan ilmu
pengetahuan. (5) Di bidang pengabdian masyarakat, masyarakat
perguruan tinggi harus mendarmabaktikan ilmunya bagi kepentingan
masyarakat, seperti memberikan penyuluhan, penataran, dan saran-
saran (Tarigan, 2008: 22).

Paragraf di atas terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:


transisi : (1)
kalimat topik : (2)
kalimat pengembang : (3), (4) dan (5)

f. Kemungkinan Keenam

Kemungkinan keenam paragraf yang memiliki dua unsur. Susunannya


adalah kalimat topik dan kalimat pengembang.
Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.
Teks Unsur
__________________________________________
___________________________________________ Kalimat Topik
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
___________________________________________ Pengembang
___________________________________________

15
Contoh :
(1) Pekerjaannya bertumpuk-tumpuk. (2) Draft pengaturan akademik
baru setengah jadi. (3) Tugas menyusun proposal penelitian belum
satu pun digarapnya. (4) Tiba-tiba, datang tugas baru, yaitu menyusun
tata tertib di kantornya. (5) pekerjaan tersebut belum selesai, muncul
pula tugas tambahan menyediakan paper untuk bahan penataran
minggu depan. (6) Paper baru setengah jadi, pimpinan menugasinya
untuk menyusun kerangka kerja seminar pengajaran bahasa. (7)
Pekerjaan mengajar juga harus dilaksanakan 6 jam
seminggu. (8) Dari institut, muncul tugas lain mengikuti lokakarya
penyusunan kurikulum (Tarigan, 2008: 23).

Paragraf di atas terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:


kalimat topik : (1)
kalimat pengembang : (2), (3), (4), (5), (6), (7) dan (8)

g. Kemungkinan Ketujuh
Kemungkinan ketujuh, paragraf yang memiliki dua unsur.
Susunannya adalah kalimat pengembang dan kalimat topik. Diagram
kerangka paragrafnya sebagai berikut.
Teks Unsur
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________ Kalimat
________________________________________ Pengembang
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________ Kalimat Topik

16
Contoh :
(1) Menghentikan bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan
secara sempurna. (2) Tembakkan kaki kanan dan kaki kiri selalu
tepat arahnya dan keras. (3) sunduhan kepalanya sering
memperdayakankiper lawan. (4) Bola seolah-olah menurut
kehendaknya. (5) Larinya cepat bagaikan kijang. (6) Lawan sukar
mengambil bola dari kakinya. (7) Operan bolanya tepat dan terarah.
(8) Amin benar-benar pemain bola jempolan (Tarigan, 2008 :24).

Paragraf di atas terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:


kalimat pengembang : (1),(2),(3),(4),(5),(6),dan (7)
kalimat topik : (8)

h. Kemungkinan Kedelapan
Kemungkinan kedelapan, paragraf yang memiliki dua unsur.
Susunannya adalah kalimat pengembang, kalimat topik, tetapi
kembali ke kalimat pengembang.
Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.
Teks Unsur
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
___________________________________________ Pengembang
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
___________________________________________ Pengembang
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________ Kalimat
___________________________________________ Pengembang

17
Contoh :
(1) Tingkah lakunya menawan. (2)Tutur katanya sopan. (3) Murah
senyum,jarang marah. (4) Tidak pernah berbohong. (5) Tidak mau
mempercakapkan orang lain. (6) Suka menolong sesama teman. (7)
Pantas Esih gadis pujaan. (8) Tambahan lagi, wajah cantik. (9)
Pandai pula berdandan. (10) Tidak sombong. (11) Otaknya cukup
encer. (12) Mudah diajak bicara. (13) Cepat menyesuaikan diri. (14)
Pandai pula membawa diri. (15) Ramah terhadap siapa saja
(Tarigan, 2008: 25).

Paragraf di atas terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:


kalimat pengembang : (1),(2),(3),(4),dan (5)
kalimat topik : (6)
kalimat pengembang : (7),(8),(9),(10),(11),(12),(13),(14), dan (15)

Jenis-Jenis Paragraf

a. Jenis Paragraf Bedasarkan Sifat dan Tujuannya

Jenis jenis paragraf sebenarnya ada banyak, yang pertama kita


bahas berdasarkan sifat dan tujuan (Keraf (1980:63-66)) yaitu :

1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini letaknya di awal sebuah wacana. Paragraf ini berfungsi
sebagai pembuka atau pengantar isi sebuah karangan kepada pembaca.
Sebelum memasuki isi dan inti karangan, paragraf ini mengantarkan
dan mempersiapkan pikiran pembaca agar lebih fokus, serta isinya
mempengaruhi pembaca supaya tertarik melanjutkan isi bacaan.

Contoh paragraf pembuka :


“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat
kita menyaksikan dunia. Internet juga dapat menyampaikan surat
ke sahabat kita di pulau seberang, bahkan hingga ke negara

18
tetangga.” Itulah bunyi iklan layanan masyarakat yang dapat
disaksikan lewat televisi. Bayangkan, melalui internet kita dapat
mengakses kabar terkini dari seluruh penjuru dunia. Kita pun bisa
mengetahui keadaan roket yang tengah diuji di angkasa luar.

2. Paragraf Penghubung
Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan penutup pada
sebuah karangan. Paragraf ini memuat isi dari sebuah karangan.
Paragraf penghubung menguraikan isi dan inti sebuah tulisan. Sifat dari
paragraf penghubung sesuai dengan tipe tulisannya seperti narasi,
deskripsi, eksposisi, dll.

Contoh paragraf penghubung :


Meskipun begitu, jangan lupa bahwa bersahabat dengan
internet terdapat aturan yang sebaiknya kita patuhi. Jika tidak
mengetahui aturan bermainnya, berteman dengan internet dapat
merugikan. Tentunya kita pernah mendengar dari TV atau koran
terdapat penculikan anak, kemudian orang tuanya diminta memberikan
sejumlah tebusan berupa uang jika ingin anaknya dikembalikan.
Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari
kegemaran anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa
sadar memberikan identitas atau data – data pribadi miliknya kepada
orang yang ia ajak chatting padahal orang tersebut merupakan penjahat
yang sedang menyamar menjadi anak-anak. Hal tersebut sangat
mungkin mengingat chatting tidak bisa melihat teman yang di ajak
berbincang secara nyata alias maya.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya di akhir sebuah
sebuah karangan. Paragraf berfungsi sebagai penutup pada sebuah
karangan. Paragraf ini menunjukkan tulisan telah berakhir, bentuknya

19
kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan atau komentar
akhir. Bentuknya disesuai dengan kebutuhan maupun jenis tulisan.

Berikut contoh untuk paragraf penutup:

Contoh paragraf penutup :


Hal – hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya perlu
kesadaran, kedisiplinan serta tanggung jawab diri kita sendiri.
Ketika itu dilakukan, internet akan sangat berguna bagi kehidupan,
khususnya diri kita.

b. Jenis Paragraf Bedasarkan Posisi Kalimat Utamanya

1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan
pokok atau kalimat utamanya di awal sebuah paragraf dan
bersifat deduksi. Kata deduksi asalnya dari bahasa latin :
deducere, dedectum deduxi, yang artinya “menuntun ke
bawah”; ataupun ‘menurunkan’; deductio artinya ‘penuntun
atau pengantaran’.

Paragraf ini paragraf yang diawali dengan pernyataan yang


sifatnya umum, lalu dijabarkan dan dikembangkan menjadi
pernyataan yang sifatnya khusus. Pernyataan yang sifatnya
khusus tersebut dapat berupa rincian, penjelasan, bukti-bukti
maupun contoh-contoh. Karena paragraf tersebut
dikembangkan dari pernyataan yang umum kemudian
mengemukakan pernyataan – pernyataan yang sifatnya khusus,
dapat kita dikatakan bahwa penaralan paragraf deduktif
tersebut dari umum ke khusus.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif:

20
Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur
– angsur punah. Anak-anak akrab dan hafal dengan
kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan
cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and
The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang
ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang
lebih menggandrungi drama korea maupun film- film
seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita
asli daerah seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro
Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain
itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu
remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau
komputer hingga game online ketimbang permainan asli
daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu,
egrang dan lain sebagainya.

2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan
pokok atau kalimat utamanya di akhir sebuah paragraf dan
bersifat induksi. Kata induksi asalnya dari bahasa latin : duxi,
ducere, ductum yang artinya membawa ke; atau memasukan
kedalam. selanjutnya istilah induksi dapat dijelaskan dengan
metode pemikiran yang berasal dari hal yang khusus untuk
menentukan simpulan atau hukum di akhir paragraf. Karena
kalimat-kalimat atau pernyataan khusus dapat berupa
penjabaran dan contoh-contoh, dan pernyataan umum itu
berupa hukum atau simpulan, sehingga paragraf induktif
berkembang dari contoh dan rincian menjadi simpulan.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf induktif :


Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena yang sekarang
sedang berkembang adalah cerita – cerita dari luar negeri
lebih familiar bagi anak-anak diantaranya cerita Upin –

21
Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear,
Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di
televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih
menggandrungi drama korea maupun film- film
seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita
asli daerah seperti Malin Kundang. Timun Mas, Roro
Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain
itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu
remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau
komputer hingga game online ketimbang permainan asli
daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu,
egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas
mengindikasikan bahwa sekarang ini kebudayaan luar lebih
disukai dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun para
remaja Indonesia.

3. Paragraf deduktif-induktif
Paragraf deduktif-induktif merupakan perpaduan antara
paragraf deduktif dengan paragraf induktif. Paragraf deduktif-
induktif ini, posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di
awal dan akhir sebuah paragraf. Sebuah wacana yang
menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat
yang bersifat umum di awal paragraf dan akhir paragraf
sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf
(diantara kalimat awal dan kalimat akhir) sifatnya khusus
berupa rincian atau contoh-contoh.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif-induktif:


Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur –
angsur punah. Anak-anak akrab dan hafal dengan kebudayaan
luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin – Ipin,
Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan
kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun

22
remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea
maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter,
Batman ketimbang cerita asli daerah seperti Malin Kundang,
Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain
sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih
menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari
PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan
asli daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu,
egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan
bahwa kebudayaan luar lebih disukai dan menjadi kiblat untuk
anak – anak maupun para remaja Indonesia.

c. Jenis Paragraf Bedasarkan Kontennya

Jenis jenis paragraf berdasarkan kontennya sangat banyak


digunakan, terutama bagi anda yang ingin menjadi jurnalis.

1. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang kontennya
berhubungan dengan jenis wacana narasi. Narasi adalah tipe
wacana yang berisi kejadian atau kisah. Secara etimologis,
naratif berasal dari bahasa latin yaitu narrare berarti
menceritakan atau bercerita, narratio berarti penceritaan serta
narrativus berarti bersifat penceritaan.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf naratif :


Pak Rudi adalah salah satu guru honorer di Kabupaten
Grobogan yang setiap hari mengajar di SD N 1 Karangrejo.
Pekerjaan tersebut tetap ia lakukan hingga siang hari. Dari
pekerjaannya sebagai guru honor tersebut ia hanya
mendapatkan balas jasa sebesar Rp. 500.000,00, sesuai UMP
guru di Kabupaten Grobogan. Meskipun begitu, Pak Rudi
menjalaninya dengan penuh keikhlasan demi mengamalkan
ilmu-ilmunya.

23
2. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang kontennya
berhubungan dengan jenis wacana deskripsi. Wacana deskripsi
adalah tipe wacana yang berisi penggambaran atau pemaparan
dengan jelas, rinci dan lengkap mengenai suatu hal, baik
seseorang, suasana, benda, tempat, sifat, hewan maupun
tumbuhan tertentu. Secara etimologis deskriptif berasal dari
bahsa latin yaitu describere berarti membuat gambaran dan
descriptio artinya pembeberan atau penggambaran.

Dalam mengembangkan paragraf ini penulis menjabarkan


sesuatu secara lengkap, cermat dan terperinci. Sehingga
pembaca mendapatkan gambaran jelas tentang hal yang
diceritakan.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf deskriptif :


Langit Grobogan mulai terang. Walau jalan raya sempit,
tidak sedikit kendaraan yang memadatinya dan terdengar
menderu. Anak sekolah memdominasi jalanan tersebut. Pekerja
pun turut meramaikan jalanan dengan terburu-buru. Perlahan
keramaian kendaraan di jalan berkurang hingga siang hari.
Meskipun jalanan sempit namun pepohonan di sekitar jalanan
meneduhi para pengguna jalan.

3. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang kontennya
berhubungan dengan jenis wacana argumentasi. Wacana
argumentasi adalah tipe wacana yang berisi pendapat,
pembuktian, pendirian, gagasan, dalih, dasar atau hujah
terhadap sesuatu.

Argumentatif berasal dari bahasa Latin yaitu rguere berarti


membuktikan atau meyakinkan seseorang dan argumentatio

24
berarti pembuktian. Dalam mengembangkan paragraf ini,
penulis menjadikan pembaca yakin dengan menyertakan bukti
konkret sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Sehingga pembaca
dapat menyakini argumen penulis.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf argumentatif :


Polusi udara terjadi di seluruh negara, bahkan di daerah
Grobogan utamanya terjadi di kota purwodadi. Kendaraan
bermotor menjadi sumber utama polusi di daerah ini. Hal ini
mengakibatkan udara menjadi tercemar. Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Grobogan mencatat bahwa Tahun 2016
terjadi kenaikan tingkat kendaraan dari tahun sebelumnya,
berakibat naiknya polutan udara sebanyak 125%.

4. Paragraf persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang kontennya
berhubungan dengan jenis wacana persuasi. Wacana persuasi
adalah tipe wacana yang berisi ajakan, bujukan atau himbauan
kepada seseorang dengan memberikan alasan dan prospek
bagus bagi yang meyakini, melaksanakan sesuatu, atau
membeli benda tertentu.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf persuatif :


Slogan Grobogan Bersemi sudah sepatutnya tidak sekedar
klaim belaka. Kendaraan bermotor yang bejubel telah
merampas udara bersih yang menjadi hak kita sebagai warga
Grobogan. Bukan lagi zamannya kita mengkambing hitamkan
orang lain. Langkah solutifnya, mari semi kan tumbuhan-
tumbuhan hijau di sekitar kita.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf adalah kesatuan kalimat yang mengandung gagasan yang tersusun
secara sistematis untuk menyampaikan makna kalimat. Fungsi paragraf adalah
penanda baru dimulainya suatu kalimat dan memudahakan untuk pemahaman
suatu ide pokok. Unsur-unsur paragraf yaitu transisi (transition), kalimat topik
(topic setence), kalimat pengembang (development setence), kalimat penegas
(punch line). Berdasarkan berbagai kemungkinan kelengkapan unsur dan
posisinya dalam paragraph ada delapan kemungkinan. Jenis-jenis paragraph
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu bedasarkan sifat dan tujuan, bedasarkan
posisi kalimat utamanya dan bedasarkan kontennya.

B. Saran
Sebagai pelajar kita harus mengetahui tentang paragraf, karena paragraf
selalu berhubungan dengan tulisan. Dengan mengetahui tulisan kita dapat
mengetahui apakah kumpulan kalimat tersebut dapat tergolong paragarf atau
bukan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014, http://digilib.unila.ac.id/11430/14/BAB%20II.pdf. Diakses


pada tanggal 13 September 2017 pukul 18.14 WIB

Ekarasi, 2016, http://dosenbahasa.com/jenis-jenis-paragraf. Diakses pada


tanggal 14 September 2017 pukul 16.02WIB

Rahmawati, Desi, 2015, http://www.academia.edu/24274800/MAKALAH


_tentang_PARAGRAF_bhs_INDONESIA. Diakses pada tanggal 13 September
2017 pukul 11.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai