Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENGNTAR ILMU POLITIK

“TERJADINYA PERISTIWA KEKERASAN PADA ANAK ”

DISUSUN OLEH:
SINTA OCTAVIA
(02011382227443)
KELAS C (PALEMBANG)

DOSEN PENGAMPU :
1. DR.FEBRIAN, S.H., M.S.
2. VEGITYA RAMADHANI PUTRI,SH.S.ANT.LLM
3. LUSI APRIYANI.,SH.,LL.M
4. ALIP D.PRATAMA, SH.,MH.

ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022/2023
LATAR BELAKANG
Pristiwa kekerasan yang terjadi pada anak banyak di temukan di indonesia,anak yang harusnya
mendapatkan kehidupan yang layak dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tuanya, malahan
mendapatkan prilaku kekerasan oleh orangtua. angka kekerasan yang terjadi pada anak setiap
tahun mengalami peningkatan dari jumlah 12.285 pada tahun 2019 dan terus meningkat setiap
tahun hingga,2020 tingkat kekerasan sebesar 12.245, dan terus naik hingga 15.972 pada tahun
2021 dan akan terus meningkat setiap tahunya.

peristiwa ini di sebabapkan oleh faktor pribadian dan faktor sosial. Penyebab faktor pribadi
yaitu semacam kelainan jiwa seperti seorang pesikopat,depresi yang dialami,stres dan terpengaruh
oleh obat-obatan. Dan penyebab yang disebabkan oleh faktor sosial adalah dikarnakan terjadinya
konflik rumah tangga yang memicunya kekerasan, masalah ekonomi atau faktor yang terjadi di
lingkungan tempat tinggal,orang disekitar.

Tindakan kekerasan pada anak dapat berpengaruh tehadap pola pikir dan tindak perilaku anak
tersebut, kekerasan terhadap anak berdampak pada pertumbuhan anak,beberapa contoh prilaku
yang terjadi pada anak yang mengalami tindak kekrasan diantaralai terdapat gangguan kecemasan
kurangnya percayaan diri, anak tersebut akan selalu terlihat murung dan sangat susah
menyampaikan pendapat, terbata-bata dalam berbicara,sulit mengontrol emosi, tumbuh menjadi
agresif, sering mengalami ketakutan, memiliki trauma,cenderung menutup diri, dan beresiko
kematian.

ALASAN

Suatu tindakan kekerasaan hanya akan mendapatkan dampak buruk pada anak. anak yang
mendapatkan prilaku kekerasan dari orang tua atau sekitarnya cenderu saat dewasa akan menjadi
seorang yang pendiam dan menutup diri dikarnakan memiliki trauma yang di rasakan saat anak-
anak, banyak kasus seorang bunuh diri karna tidak mampu lagi menahan tindakan kekerasan yang
di lakukan seseorang kepada dirinya.
FAKTA

1. Penyebab terjadinya kekerasan pada seorang anak

faktor terjadinya kekerasan pada anak juga berbagai macam seperti faktor pribadian dan
faktor sosial. Penyebab faktor pribadi yaitu semacam kelainan jiwa seperti seorang
pesikopat,depresi yang dialami,stres dan terpengaruh oleh obat-obatan. Dan penyebab yang
disebabkan oleh faktor sosial adalah dikarnakan terjadinya konflik rumah tangga yang
memicunya kekerasan, cara didik yang keras/mendisiplinkan anak,dikarnakan anak yang bandel
masalah ekonomi atau faktor yang terjadi di lingkungan tempat tinggal,orang disekitar.

2. Dampak kekerasan pada anak


Dampak-dampak yang akan terjadi pada anak yang mengalami kekerasan.
a) Dampak pada fisik pada anak yaitumemar disekujur tubuh, patah tulang dan dapat
menyebabkan cacat permanen pada anak yang mengalami kekerasan
b) Dampak pada kesehatan suatu tindakan kekerasan sangat mempengaruhi kesehatan pada
anak, baik kesehatan fisik atau mental, seperti asma, serangan panik, depresi dan penyakit
struk.
c) Dampak yang terjadi pada pesikologis anak yang menglami kekerasa yaitumenutup diri,
memiliki ketakutan,memiliki sifat yang agresif, emosi yang setabil, depresi,mudah cemas,
tidak percaya diri, merasa bahwa dia tidak berharga, dan lain sebagainya.
3. Cara mencegah terjadinya kekerasan pada anak
a) Cara mendisiplikan anak tidak menggunakan kekerasan, gunakanlah nasehat dan ajarkan
mereka perlahan lahan agar mengerti.
b) Bersikap lembut pada anak dan tidak melampiaskan suatu kekerasan pada anak .
c) Jangan melakukan perdebatan didepan anak(perdebatan suami istri atau yang lainya).
d) Jika ingin memarahinya jangan menikatkan nada suara terlalu tinggi apalagi memukul.
e) Bangun komunikasi yang baik pada anak.
f) Mengajarkan tentang pengetahuan dan sopan santun.
4. Undang-undang perlindungan anak
Pasal 20 UUPA menyebutkan bahwa orang tua,pemerintah,negara,keluarga,wali dari anak
tersebut bertanggung jawab dan memiliki kewajiban atas perlindungan anak tersebut.
Pasal 26 Undang-Undang Perlindungan Anak menyatakan bahwa orang tua, wali dari anak
tersebut dan keluarganya memiliki tanggung jawabmengasuh, membesarkanya, memberikan
pendidikan pada anak, dan memberikan perlindungan pada anak agar tidak terjadinya suatu
kekerasan pada anak tersebut.

Tindakan kekerasan terhadap anak,kekerasan, penyiksaan atau ancaman kekerasan


terhadap anak diancam dengan pidana penjara selama 3(tiga)tahun 6(enam)bulan penjara atau
denda sebesar Rp72.000.000.00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

Setiap manusia yang lahir di indonesia mereka sudah memiliki 4 hak antara lain adalah
hak untuk hidup setiap anak yang lahir memiliki hak untuk hidup, hak untuk tumbuh berkembang
setiap anak memiliki hak untuk tumbu , hak atas perlindungan detiap anak yang lahir memiliki hak
atas perlindungan dari kekerasa, dan hak atas berpartisipasi setiap orang memiliki hak dalam
berpartisipasi misalnya saat pemilihan prsiden seseorang memiliki hak mencoblos prsiden yang
menurut mereka yang amana dan terbaik. Dan apabila seseorang melakukan kekerasan kepada
seorang anak maka mereka sudah melanggar hak perlindungan.dan akan diancam oleh tindak
pidana

STATMEN OPINI

Tindakan kekerasan terhadap anak adalah suatu tindakan yang tidak boleh terjarjadi karna
tindakan kekerasan adalah suatu tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak yang masi di bawah
umur, tindakan kekerasan juga hanya akan membuat keperibadian anak menjadi tidak percaya diri,
sangat tertutup, dan memiliki rasa trauma yang amat sangat besar bahkan ada yang sampai
kematian akibat dari tindakan kekerasan. Karna itu peranan Pentingnya membesarkan anak dengan
baik tampa melakukan kekerasan terhadap anak, karna itu peranan orangtua dalam mengasuh dan
membesarkan anak sangat penting agar membentuk keperibadian yang percaya diri, baik,
menyenangkan dan dapat menghargai seseorang.
ALASAN

Pentingnya cara mendidik dan membesarkan anak tampa melakukan suatu kekerasa pada anak,
seringkasi dijumpai banyak orangtua yang mendisiplinkan anak dengan menggunakan kekerasan
pada anak, akibat yang akan terjadi pada anak tersebut yaitu permasalahan kurangnya kepercayaan
diri, menutup diri, memiliki ganguan kecemasa dan trauma yang didapatkan.

Karna itu pentinya cara mendidik anak tampa menggunakan kekeran seperti memberikan
nasehat pada anak yang melakukan kesalahan dan memberi kan contoh yang benar pada mereka,
mengajarkan sopan santu dan etika pada anak untuk membentu keperibadian anak.

KESIMPULAN

Suatu tindakan kekerasan pada anak meningkat setiap tahunya karna itu sangan tidak boleh
dilakukan apapun itu alasanya karna akan sangat berdampak pada tingka laku dan keperibadianya,
kekerasan pada anak adalah suatu tindakan ilegal karna menurut undang-undang perlindungan
anak Perlindungan atas hak anak di indonesia meliputi Pasal 20 UUPA menyebutkan bahwa
negara, pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, dan orang tua atau wali
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.

Orang tua wajib melindung anak mereka dan tindakan kekerasan melanggar pasal 20
UUPA yang karna itu siapapun yang melanggar akar terkena hukuman/sangsi. Kekejaman
terhadap anak,kekerasan/penyiksaan atau ancaman kekerasan diancam dengan pidana penjara
selama 3(tiga)tahun 6(enam)bulan penjara atau denda

Setiap manusia yang lahir di indonesia mereka sudah memiliki 4 hak antara lain adalah
hak untuk hidup,hak untuk tumbuh berkembang, hak atas perlindungan dan hak atas berpartisipasi.
Dan apabila seseorang melakukan kekerasan kepada seorang anak maka mereka sudah melanggar
hak perlindungan.
REFERENSI

 Mahmut,Bonita, "Kekerasan verbal pada anak." (2020)12.2


 Utami, Penny Naluria. "Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Dalam Perspektif Hak Atas
Rasa Aman Di Nusa Tenggara Barat (2018): 1-17.
 Intan permatasari,Dewi Eko,wati. "Kekerasan terhadap anak, penanaman disiplin, dan
regulasi emosi orang tua." (2018)
 Rini Fitriani"Peranan penyelenggara perlindungan anak dalam melindungi dan memenuhi
hak-hak anak." (2016): 250-358.

Anda mungkin juga menyukai