PENGEMBANGAN PARAGRAF
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 14
Arnianti (210407502044)
Kelas M21.3
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufik serta hinayahnya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “pengembangan paragraf”.
1. Allah SWT, yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis
merasa tenang dan selalu diberikan kemampuan berfikir dalam menyelesaikan
makalah ini.
4. Para sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi baik dalam
perkuliahan maupun dalam pergaulan sehingga bermanfaat dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pembentukan Paragraf................................................................. 3
B. Pola Pengembangan Paragraf...................................................... 6
C. Tata Penulisan Paragraf yang Baik.............................................. 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan mencakup seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan.Kepaduan mencakup seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Kalimat - kalimat yang telah dibuat dan disusun secara efektif perlu
dihimpun dan dipadukan satu sama lain dengan membentuk satuan yang lebih
besar, yaitu paragraf. Dalam upaya pembentukan tersebut, penulis perlu
1
memperhatikan adanya kepaduan antarkalimat sebagai unsur pembentuknya.
Melalui paragraf yang telah dibentuk, seorang penulis dapat menyusun dan
mengembangkan isi pikirannya secara bertahap dan sesuai dengan maksud penulis
mudah diterima dan diterima oleh pembaca.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembentukan Paragraf
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf berarti hanya ada satu gagasan pokok atau satu topik
yang didiskusikan di dalam paragraf. Kalimat-kalimat di dalam paragraf
harus bertalian (relevan) dengan gagasan pokok di dalam kalimat topik. Tidak
ada gagasan yang saling bertentangan. Untuk menjaga agar kalimat yang
ditulis tidak menyimpang dari gagasan pokok, cobalah terus bertanya
kebertalian gagasan antara kalimat yang ditulis dan gagasan pokok yang
hendak disampaikan kepada pembaca.
Contoh :
3
dan siswa termotivasi untuk berkembang. Siswa belajar dalam suasana
gembira, aktif, kreatif dan produktif. Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa
dapat melakukan berbagai eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di
sekolah dan lingkungannya.
2. Kesinambungan (Koherensi)
Contoh :
3. Kelengkapan
4
Instagram merupakan media sosial yang digunakan banyak orang untuk
me-mosting foto-foto kesukaannya dalam jangka waktu singkat. Mereka
dapat memamerkan foto bergaya apa pun dan mengubahnya sesuka hati.
Mereka bangga apabila foto fotonya dapat dinikmati orang lain.
4. Keberurutan
5
konsep dan aplikasinya, penulis mengidentifikasi konsep-konsep tersebut
dengan definisi dan pengertian. Untuk memudahkan aplikasinya, penulis
memberikan contoh-contoh yang relevan dengan teorinya.
6
ditempatkan bagian awal, diikuti gagasan lebih rendah kepentingannya,
dan diakhiri dengan gagasan paling rendah kepentingannya.
2. Sudut Pandang
3. Perbandingan-Pertentangan
Paragraf yang menggunakan pengembangan perbandingan,
gagasan yang dikemukakan bertolak dari segi-segi tertentu yang
menunjukkan kesamaan-kesamaan dari dua hal atau lebih. Sebaliknya,
apabila paragraf mengung kapkan gagasan berto lak dari segi-segi tertentu
yang menunjukkan perbedaan-perbedaan dari dua hal atau lebih disebut
pengembangan pertentangan.
4. Analogi
5. Contoh
7
memperjelas tersebut bisa hanya satu atau lebih, disesuaikan dengan
kejelasan yang dimaksudkan.
6. Proses
7. Sebab-Akibat
8. Umum-Khusus
9. Klasifikasi
8
mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Dalam klasifikasi ada dua hal
yang perlu diperhatikan, yaitu (1) mempersatukan satuan-satuan ke dalam
suatu kelompok dan (2) memisahkan kesatuan-kesatuan tersebut dari
kelompok yang lain. Dengan demikian, paragraf yang dapat
dikembangkan dengan cara klasifikasi apabila gagasan-gagasan yang akan
diungkapkan dalam paragraf tersebut dapat dikelompok-kelompokkan
berdasarkan kesamaan kesamaan tertentu.
2. Paragraf deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu
objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat
melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang
dilihat, didengar, dirasakan dan dicium oleh penulis tentang objek yang
dimaksud.
9
disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari
eksposisi.
10
dan menjadi beban bagi negara, tanpa memiliki produktivitas yang
menguntungkan negara.”
Dalam paragraf tersebut dikemukakan tentang satu gagasan pokok
yaitu permasalahan birokrasi Indonesia memang sangat berat dan lamban,
sehningga menjadi tidak efektif dan efisien dalam melayani dan
mengakomodasi kepentingan rakyat. Gagasan pokok ini dijelaskan dengan
beberapa gagasan penunjang berikut ini :
a. Birokrasi Indonesia tidak bisa memobilisasi gerakan transformasi
pembangunan masyarakat secara cepat, untuk kemandirian negara.
b. Hal ini merupakan akibat dari sistem birokrasi yang panjang dan
besar, sehingga dalam pelaksanaannya memakan biaya tinggi.
c. Dengan begitu kecenderungan birokrasi Indonesia hanya melayani
diri sendiri dan mengabaikan tugas utama, yaitu pelayanan
masyarakat.
11
a. Kata Kunci dan Sinonim
Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak
mengulang kata atau ungkapan yang sama setiap kali diperlukan.
Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut kembali
dengan menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan
kata lain yang bersinonim dengan kata atau ungkapan itu. Virus
HIV, misalnya, sesekali dapat disebut virus itu, virus penyebab
AIDS, virus yang mematikan, atau virus yang sulit ditaklukkan.
Oleh beberapa ahli cara itu disebut penyulihan.
b. Pronomina
Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan
menggunakan pronomina untuk menyebut nomina atau frasa
nominal yang telah disebutkan lebih dahulu. Yang dilakukan
sebenarnya adalah mengacu pada nomina atau frasa nomina itu
dengan pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang sukses
selain sesekali dapat disebut dengan pengusaha-pengusaha itu,
dapat pula disebut mereka, misalnya. Cara seperti ini juga disebut
pengacuan.
c. Kata Transisi
Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang
digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuat
kalimat maupun untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam
sebuah paragraf. Melalui penggunaan kata-kata ini, hubungan
antara satu gagasan dan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf
dapat dinyatakan secara tegas. Kalimat-kalimatnya mungkin sama,
tetapi kata transisi tertentu dan susunan tertentu akan mengubah
informasi atau gagasan yang ditampilkan.
d. Struktur yang Paralel
Keparalelan struktur kalimat dapat pula membangun ciri
kepaduan kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf. Banyak cara
yang dapat digunakan untuk membangun keparalelan struktur ini,
12
antara lain menggunakan bentuk kata kerja yang sama atau
menggunakan majas repetisi.
3. Adanya ketuntasan Informasi
Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya, di dalam
paragraf itu telah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung
gagasan utama. Ini berarti pula bahwa paragraf yang baik harus telah
dikembangkan sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya
tentang maksud penulis dalam paragraf itu.
Seberapa jauh ketuntasan pengembangan paragraf itu? Sayang
tidak ada rumusan yang jelas mengenai hal itu. Bisa jadi sebuah paragraf
amat panjang, tetapi belum tuntas. Bisa jadi pula paragraf itu cukup
pendek, tetapi sudah tuntas. Yang penting adalah bahwa setelah membaca
paragraf itu, pembaca mendapat informasi yang lengkap tentang isi
paragraf itu. Ingatlah bahwa yang penting di dalam paragraf adalah adanya
gagasan utama yang biasanya dinyatakan dalam kalimat topik.
4. Adanya Konsistensi Sudut Pandang
Dalam karang mengarang, konsistensi sudut pandang itu sangat
penting artinya. Seorang penulis harus menentukan lebih dahulu sudut
pandangnya terhadap calom pembaca agar ia dapat memilih gaya
penulisan yang tepat. Paragraf yang baik hendaknya mempertahankan
sudut pandang penulis dalam membahas permasalahan yang
diutarakannya. Jika sudah dipastikan bahwa pembaca tidak dilibatkan
secara eksplisit sebagai mitra tutur, pilihan itu harus dipertahankan sampai
akhir karangan. Demikian pula sebaliknya.
5. Adanya keruntutan Penyajian
Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik mengikuti
tata urutan tertentu. Ada beberapa model urutan penyajian informasi dalam
paragraf dan tiap-tiap model mempunyai kelebihan masing-masing.
Model-model urutan itu adalah urutan waktu, urutan tempat, urutan
umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan pertanyaan-jawaban, dan
urutan sebab-akibat. Setiap model urutan akan dibicarakan secara rinci
13
dalam bagian yang membicarakan jenis-jenis dan pengembangan paragraf.
Untuk menjelaskan prinsip keruntutan ini, pada bagian ini dicontohkan
dua macam keruntutan saja, yaitu keruntutan atas urutan tempat dan
keruntutan atas urutan waktu.
Yang disebut prinsip keruntutan pada dasarnya adalah menyajikan
informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran penulis. Untuk paragraf itu yang menggunakan
model urutan tempat, misalnya, hendaklah informasi tentang objek itu
disajikan secara horizontal, seolah-olah pandangan mata penulis bergerak
dari arah kiri ke kanan, atau sebaliknya atau bisa juga secara vertikal dari
bawah keatas atau sebaliknya. Yang penting adalah bahwa informasi
disajikan secara berurut berdasarkan dimensi ruang.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai dengan EYD
diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah
paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokoksecara jelas
sehingga mudah dipahami.
15
DAFTAR PUSTAKA
16