Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 – KELAS C


ANNISA SYAQBANIA ( 01031282025051 )
DEA ANANDA AZALIAH ( 01031182025002 )
DIAN FEBE ANGGINI MANURUNG ( 01031282025071 )
EOGENIE LAKILAKI ( 01031282025048 )
JESSIKA ARWANI ( 01031182025022 )
LASTRIYANTI ( 01031182025024 )
SRI SUNDARI ( 01031182025033 )

DOSEN MATA KULIAH


MUHAMMAD YUSUF, S.Pd.M.Pd

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb

Yang pertama, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia –Nya, sehingga Makalah kami berjudul “ Paragraf dan Pengembangannya ”
ini dapat terselesaikan tanpa ada halangan satu hal pun.
Kami mengucapkan terimakasih terhadap Bapak Muhammad Yusuf selaku dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia atas dedikasi dan bimbinganya selama kami belajar. Kami masih
memerlukan bimbingan dan pengajaran dari Bapak Muhammad Yusuf
Makalah ini kami buat sebagai wujud partisipasi kami dalam memberikan edukasi dan
pengajaran di bidang Bahasa indonesia, secara spesifik paragraf dan pengembangannya. Dalam
penyusunan makalah ini, kami mengambil beberapa referensi yang berasal dari internet. Oleh
karena itulah jika terdapat kesalahan dalam penyusunan dan penulisan, kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya, kiranya kritik dan saran diperlukan untuk pengembangan makalah ini. Yang
kami harapkan, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum wr.wb

Lahat, 18 Maret 2021


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................................................................... i


Kata pengantar ............................................................................................................................. ii
Daftar isi ...................................................................................................................................... iii

BAB I. Pendahuluan
A. Latar belakang ......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah ...............................................................................................................1
C. Tujuan penulisan ………………………………………………………………………….2

BAB II. Pembahasan


A. Definisi Paragraf .................................................................................................................3
B. Syarat-Syarat Paragraf………………………………...…………………………………..3
C. Jenis-Jenis Paragraf…………………………………………..………………………...….5
D. Pengembangan Paragraf …………………………………………………………………10

BAB III. Penutup


A. Kesimpulan .......................................................................................................................16
B. Kritik dan saran ………………………...………………………………………………..16

Daftar Pustaka ................................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya


merupakan hasil penggabungn beberapa kalimat.Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraph,yang perlu diperhatikan adalah
kesatuan dan kepaduan.Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan.Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak,saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menetapkan alinea yang


hanya terdiri atas satu kalimat,dan hal itu memang
dimungkinkan.Namun,dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu
dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang
ideal jika ditinjau dari segi komposisi,alinea semacam itu jarang dipakai
dalam tulisan ilmiah.Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi,pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal
yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf.Jadi,tanpa
kemampuan menyusun paragraf tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan
sebuah karangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa esensi dan definisi paragraf ?
2. Apa saja syarat-syarat suatu kalimat dikatakan sebagai paragraf ?
3. Aapa saja jenis-jenis paragraf ?
4. Bagaimana pengembangan paragraf saat ini ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dan esensi dari paragraf
2. Mengetahui syarat-syarat kalimat bisa menjadi paragraf
3. Mengetahui jenis-jenis paragraf
4. Mengetahui perkembangan paragraf saat ini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Paragraf

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya


merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya
menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan
adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang
hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun,
dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai
pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau
dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah
memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana
boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun
paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

B. Syarat-Syarat Paragraf

1.Kesatuan

Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh


kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik /
masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang
dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat
lebih dari satu ide atau masalah.
Contoh: “Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam
masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada besarnya
penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan sangat
rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain halnya
3
dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat
menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk membangun tempat-
tempat beribadah, atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah
memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini
dibangun secara bergotong royong dan sangat mengandalkan
sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar dalam
masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si
miskin.”

Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak


memiliki prinsip kesatuan. Gagasan pokok tentang penghasilan suatu
keluarga dalam pengembangannya kita jumpai gagasan pokok lain tentang
tempat beribadah. Hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang
gagasan utama

2.Koherensi

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah


koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan
atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-
sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya
kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti
jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran
yang membingungkan.

Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah
sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.

a. Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah


disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan,
selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula,
berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga
b. Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya,
seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebaliknya,
sama sekali tidak, biarpun, meskipun

4
c. Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah
disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun,
walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun
d. Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab
itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya
e. Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera,
beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian
f. Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya,
secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata
lain, misalnya, yakni, sesungguhnya
g. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat,
di seberang, berdekatan, berdampingan dengan

3.Kelengkapan

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah


kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat
penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.

4.Efektif

Yaitu disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa


tersampaikan dengan tepat.

C. Jenis-Jenis Paragraf
1. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya

Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik.


Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topik dan letak
posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam
paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf.
Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dibedakan atas 4 macam, yaitu
:

5
a) Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan
pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok
permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci
mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-
khusus).

Contoh:
"Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah
terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang
jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda.
Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah,
sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan
cepat lelah dan mudah terserang penyakit."

b) Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan
terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan
penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok
pembicaraan.

Contoh:
"Pak Sopian memiliki kebun pisang seluas 1 hektar. Tetangganya,
Pak Gatot, juga memiliki kebun pisang seluas 1 hektar. Adik Pak
Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun pisang yang lebih luas
daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun
ketiga bagi mereka memanen pisang. Seperti mereka, dari 210
penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga
berkebun pisang. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep
tersebut dikenal dengan Desa Pisang.”

c) Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada
akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali
gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

6
Contoh :
“Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah
yang kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama
menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya
bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat
menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha
ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah
yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

d) Paragraf Penuh Kalimat Topik


Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya
sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya
menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam
uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam
karangan fiksi.

Contoh:
"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan
udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah
terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang
sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya


Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada
maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang
akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan
sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf
adalah pekerjaan mengarang juga.Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat
digolongkan atas 5 macam,yaitu:

a) Paragraf Persuasif

Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara


mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak

7
dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran .
Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya
dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan
laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti
cerpen dan novel.

Contoh :
“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan
kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh
sampah-sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena
itu, perlu kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang
sampah pada tempatnya.”

b) Paragraf Argumentasi

Adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-


bukti alasan yang mendukung.

Contoh :
“Menurut Ketua panitia, Derry Saputra, mujur merupakan kegiatan
rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan
wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa
jabatan kepengurusan MHTK periode 2008-2009, maka sebagai
penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil
HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009-2010.”

c) Paragraf Naratif

Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan


dalam bentuk data atau cerita.

Contoh :
“Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat
mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16-16.
pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam
berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”

8
d) Paragraf Deskriptif

Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan


sesuatu dengan bahasa.

Contoh :
“Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri
dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk
ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas
ini juga sudah dilengkapi dengan LED display. Adanya fitur I-sensor
juga akan memudahkan proses mencuci”.

e) Paragraf Eksposisi

Adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau


kenyataan kejadian tertentu.

Contoh :
“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa
Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di
Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadjah
Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat
mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa
Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di
Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980-1981,
di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan

a) Paragraf Pembuka

Bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan


dalam karangan .Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf
pembuka harus di fungsikan untuk:

a) menghantar pokok pembicaraan


b) menarik minat pembaca
c) menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh
karangan.

9
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan
paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam
sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk
yang menarik untuk pembaca

b) Paragraf Pengembang

Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan


yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alenia pembuka. Paragraf
ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:

a) mengemukakan inti persoalan


b) memberikan ilustrasi
c) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
d) meringkas paragraf sebelumnya
e) mempersiapkan dasar bagi simpulan.

c) Paragraf Penutup

Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh


karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali
maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup
dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus
memperhatikan hal sebagai berikut :

a) sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng


b) isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir
sebagai cerminan inti seluruh uraian
c) sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini
dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya

D. Pengembangan Paragraf

Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang


mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana.
Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang
hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap
paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian,

10
setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat
utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Dilihat dari segi tujuan, paragraf terdiri atas : paragraf pembuka,
penghubung, dan penutup. Sedangkan jika dilihat dari isinya, paragraf
terdiri dari : eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi.
Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi
paragraf.
1. Berdasarkan teknik
a. Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekadar menggunakan pola yang sudah ada
pada objek atau kejadian yang di bicarakan. Susunan logis ini
mengenal dua macam urutan :
• Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik
berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang.
Miasalnyagambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam,
dari atas ke bawah dari kanan ke kiri, dan sebagainya.
• Urutan waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan.

b. Klimaks dan antiklimaks


Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan
yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-
angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi
kedudukan/kepentingannya

c. Umum ke khusus, khusus ke umum (deduktif, induktif)


Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah
cara deduktif dan induktif. Dan karya ilmiah umunya berbentuk
deduktif artinya dari umum ke khusus.

2. Berdasarkan Isi
a. Perbandingan dan pertentangan
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis
berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini
penulis berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua

11
hal. Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang
tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan
sekaligus perbedaan.

b. Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini
dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.

c. Contoh-contoh
Sebuah karangan generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat
memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang
memerlukan contoh-contoh yang konkret.

d. Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab
akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama,
dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya.

e. Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis
terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa
alinea.

f. Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita
mengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan.
Pengelompokan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil.

3. Berdasarkan tujuan dan sifatnya,

Paragraf dibedakan menjadi lima macam, yaitu :

a. Narasi, adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau


peristiwa. Ciri-cirinya antara lain ada kejadian, ada palaku, dan ada
waktu kejadian.
12
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa
khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah
payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu
terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di
hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan
tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena
ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin
menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu
pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.

b. Deskripsi, adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek


sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa
objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat
berupa orang, benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang
digambarkan
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi
kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin
cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal.
Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.

c. Eksposisi, adalah paragraf yang memaparkan, menjelaskan,


menyampaikan, menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau
petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah
wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang
sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan
keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula
bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan,
aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial,
budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail

13
sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan
aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.

d. Argumentasi, adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat


beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab,
domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait
dengan ''meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak
kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan
pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju
seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena
memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.

e. Persuasi : paragraf yang mengajak, membujuk, menyarankan atau


mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada
bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini,
pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil
dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house.
Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan
perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan,
dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Berdasarkan jenis-jenisnya, paragraf dibedakan menjadi lima jenis, yaitu :
1. Paragraf Narasi,
2. Paragraf Deskripsi,
3. Paragraf Persuasi,
4. Paragraf Eksposisi,
5. Paragraf Argumentasi.
Teknik pengembangan paragraf dianataranya ialah bagai mana modal seorang
penulis karangan dalam merinci atau mengembangkan gagasan pokok ke dalam bentuk
paragraf meliputi dengan memberikan bebrapa contoh atau fakta, menguaraikan alasan-
alasan, dan dengan bercerita.semoga dengan kami membahas makalah ini menjadi tambah
wawasan kita tentang bahasa indonesia dan lebih cinta kepada bahasa kita sendiri.

B. Kritik dan Saran

1. Karena sumber informasi makalah ini berasal dari internet, kami memohon maaf
apabila terdapat disinformasi atau kecacatan kalimat didalamnya.
2. Pengembangan makalah ini sangat diperlukan guna kebermanfaatan bagi para
pembacanya.
3. Sebagai seorang pelajar, dalam membuat karya sastra atau karya ilmiah sudah
seharusnya kita memperhatikan peraturan-peraturan baku penulisan karya ilmiah, hal

16
ini ditujukan agar tulisan yang kita buat memenuhi syarat untuk menjadi karya ilmiah
atau karya sastra

17
DAFTAR PUSTAKA

Sumarni, Ratna (2017). 10 Contoh Pola Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia.
Dosenbahasa.com. Diakses pada tanggal 18 Maret 2021 pukul 19:00 WIB
melalui https://dosenbahasa.com/contoh-pola-pengembangan-paragraf.
Ardiawan, Ferdi (2013). Contoh-contoh Paragraf Pengembangan. Blogspot.com. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2021 pukul 19:00 WIB melalui http://ferdi-
bestleg.blogspot.com/2013/11/contoh-contoh-paragrafpengembangan.html?m=1
Hadi, Abdul ( 2009). Macam-Macam Paragraf. Blogspot.com. Diakses pada tanggal 18
Maret 2021 pukul 19:00 WIB melalui
http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html
Ngadiyono, dkk (2011). Kesantunan Paragraf. Academia.edu. . Diakses pada tanggal 18
Maret 2021 pukul 19:00 WIB melalui
https://www.academia.edu/3816694/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_KE
SANTUNAN_PARAGRAF_Disusun_Untuk_Memenuhi_Tugas_Bahasa_Indon
esia_Dosen_pengampu_Dr_Abdullah_M_Hum_Disusun_Oleh_BAB_I_PEND
AHULUAN_Latar_Belakang
Adiyansah, Yusri (2013). Pola Pengembangan Paragraf. Slidehshare.net. . Diakses pada
tanggal 18 Maret 2021 pukul 19:00 WIB melalui
https://www.slideshare.net/switwulwul/pola-pengmbangan-paragraf-pola-
pengembangan-paragraf

18

Anda mungkin juga menyukai