Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mega Nofria
S.Hum, M.A
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua
hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang
dapat memperbaiki makalah kami di masa datang.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya makalah ini
pembaca dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis paragraph.

Depok,24 November 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………3
C. Tujuan…………………………………………………………………………… …3

BAB II PEMBAHASAN
A. Berdasarkan Posisi Kalimat Topik ……………………………………..…………………4
1. Paragraf Deduktif ……………………………………………..………………...…4
2. Pararaf Induktif………………………………………………..….…………………4
3. Paragraf Campuran…………………………………………..…………….………5
4. Paragraf Tanpa Kalimat Topik…………………………….………………………5
B. Berdasarkan Sifat Isi…………………………………………………………………………5
1. Paragraf Persuasif…………………………………………………….…….………5
2. Paragraf Argumentatif………………………………………………………………5
3. Paragraf Naratif…………………………………………………….………………..6
4. Paragraf Deskriptif…………………………………………………..……………….6
5. Paragraf Ekspositioris……………………………………………………………..…6
C. Berdasarkan Fungsi Dalam Karangan………………………………….…………………7
1. Paragraf Pembuka……………………………………………………………………..7
2. Paragraf Pengembang…………………………………………………………………7
3. Paragraf Peralihan………………………………………………………………………8
4. Paragraf Penutup………………………………………………..…………………….. 8

D. Pengembangan Paragraf………………………………………………………………..8
1. Pengembangan Alamiah…………………………………………………………….8
2. Pengembangan Deduksi-Induksi……………………………………………………8
3. Pengembangan Klimaks-Antiklimaks……………………………………………….9
4. Pengembangan Perbandingan-Pertentangan……………………………………..9
5. Pengembangan Analogi………………………………………….…………………..9
6. Pengembangan Contoh-Contoh…………………………………………………….9
7. Pengembangan Sebab-Akibat……………………………………………………….9
8. Pengembangan Definisi Luas………………………………….…………………….9
9. Pengembangan Klasifikasi………………………………………..………………….9
10. Pengembangan Umum-Khusus,Khusus- Umum…………………………………10
11. Pengembangan Komperatif & Konstrastif…………………………………………10

Bab III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………… ………………………11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..12

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

kesulitan yang selalu ditemukan pada pembuatan karya tulis ilmiah


adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraph, paragraf merupakan sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh
penulis dalam karangan. Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa
yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam
upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).
Kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya
terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian
karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi,
alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan
untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana
atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu
paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan. Untuk menyusun paragraph kita
harus mengetahui jenis jenis paragraph diliat dari sudut pandang yang berbeda
maka pada makalah ini akan membahas jenis jenis berdasarkan sudut
pandang yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu jenis-jenis paragraf?

2. Apa itu pengembangan paragraf?

C. Tujuan
1. Untuk mengatahui jenis-jenis paragraf.

2. Untuk mengetahui pengembangan paragraf.

3
BAB II

PEMBAHASAN
Menurut Nuzulia (2015) paragraf adalah satuan bahasa yang mengemukakan
sebuah pokok pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan
kalimat yang koherensif. Setiap paragraf harus menyampaikan sebuah gagasan
utama. Gagasan utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan,
sehingga dalam paragraf terdapat beberapa kalimat yang saling terkait. Dalam
rangkaian kalimat itu tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat
gagasan utama dan kalimat-kalimat gagasan bawahan. Kalimat yang berisi
gagasan utama disebut kalimat topik dan kalimat yang bergagasan bawahan
adalah kalimat penjelas. Sebuah paragraf minimal terdiri tiga kalimat dalam
penulisan karangan ilmiah

A. BERDASARKAN POSISI KALIMAT TOPIK


Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi
gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf
menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna
sendiri bagi sebuah paragraf.
Menurut Ikin (2014) berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan
atas empat macam yaitu :

1. Paragraf Deduktif
Paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf
,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, yang dimulai
dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus
(umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
Wajah berminyak adalah suatu kendala bagi para remaja. Apabila seorang
remaja mengetahui dirinya mengalami wajah berminyak kepercayaan dirinya akan
berkurang. Sehingga sering canggung atau grogi saat berada di tempat umum. Wajah
berminyak dapat disebabkan oleh suhu udara dan juga tingkat aktivitas maupun alas
an genetik.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf
dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum (khusus-umum).
Contoh paragraf induktif:
Panas atau demam yang tinggi selama beberapa hari dapat dicurigai sebagai
demam berdarah. Seseorang yang menderita demam berdarah juga mengalami
pendarahan dari lubang hidung atau mimisan. Selain itu, muncul bintik-bintik merah
pada tubuh. Semua gejala tersebut hendaknya diperhatikan sehingga jika terjadi
gejala-gejala tersebut, penderita bisa ditolong dan ditangani dokter
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan
akhir paragraph (deduktif-induktif). Kalimat pada akhir paragraf umumnya
menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal

4
paragraf.
Contoh paragraf campuran :
Indonesia adalah negara kesatuan. Negara yang terdiri dari ribuan pulau ini
memiliki aneka ragam kebudayaan dan bahasa. Masyarakatnya yang rukun dan
damai saling hidup berdampingan dalam perbedaan agama, bahasa, kebudayaan,
dan lain-lain. Semboyan Bhineka Tunggal Eka yang berarti walaupun berbeda-beda
tetap satu jua inilah yang menjadi dasar masyarakat Indonesia dalam menjalani
kehidupan. Selain kaya akan ragam kebudayaan, Indonesia juga memiliki kekayaan
alam yang melimpah ruah dari ujung Sabang sampai Merauke. Dengan pengelolaan
yang baik, kekayaan alam Indonesia ini bisa menghidupi serta mensejahterakan
masyarakat Indonesia sehingga semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan
serta kerukunan masyarakat Indonesia.

4. Paragraf Tanpa kalimat topik


Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama kedudukannya sehingga
tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau
biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan
lainnya memiliki kedudukan yang sama. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam
uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf Tanpa kalimat topik :
Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang
sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok
yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar
sepuas-puasku.

B. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN SIFAT ISI

Menurut Nuraini (2014) jenis paragraf berdasarkan sifat isinya adalah sebagai
berikut :
1. Paragraf Persuasif
Alinea Persuasif adalah alinea yang mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca. Alinea Persuasif
banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorialyang belakangan ini marak
mengisi lembaran koran, majalah, serta lembar promosi lainnya.
Contoh:
Penggunaan pupuk kimia memang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
Penggunaan pupuk kimia juga dapat memberikan keuntungan yang melimpah bagi
petani dari hasil panen. Tapi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk kimia
sangat berbahaya karena dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap lingkungan.
Selain itu penggunaan pupuk kimia juga dapat membuat buah yang dihasilkan
terkontaminasi dengan pupuk kimia ini sehingga kualitasnya berkurang. Oleh sebab
itulah beralihlah ke pupuk kompos yang murah dan terjangkau juga aman bagi hasil
panen
2. Paragraf Argumentatif
Paragraf Argumentatif adalah Paragraf yang membahas satu masalah dengan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung. Alinea Argumentatif umumnya dipakai
dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Dalam
tulisan ilmiah, alinea argumentatif, deskriptif, dan ekspositoris bahu-membahu
membangun karangan.
Contoh:

5
Semakin hari kini semakin mahal harga kebutuhan pokok. Tentunya menjadi
salah satu hal yang menyulitkan bagi kita semua. Belum lagi masalah harga BBM
yang dicanangkan akan naik dalam waktu dekat ini. Tidak hanya itu saja, biaya
pendidikan yang tidak sedikit juga menjadi beban tersendiri bagi masyarakat. Pada
tahun 2010 saja angka kemiskinan di negara ini telah melonjak hingga 10% dari tahun
sebelumnya. Alasan alasan tersebutlah yang menjadikan hidup kita terutama rakyat
miskin semakin terpuruk. Pastinya anda semua setuju bukan dengan tersebut.
3. Paragraf Naratif
Alinea Naratif adalah alinea yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam
bentuk cerita.Alinea naratif sering dipakai dalam karangan fiksi atau non ilmiah seperti
novel dan cerpen.
Contoh:
Suwarni bernyanyi. Suaranya halus dan tenang, mengurai kesunyian. Ia bernyanyi,
seraya berjalan lambat-lambat. Nyanyian yang mrmancar dari dalam lubuk hatinya;
berirama mesra seorang ibu. Lembut-lembut.
Suwarni sedang menidurkan anaknya. Suaranya menggenang di udara.
Membelai-belai si kecil-nakal di dadanya. Sehingga tangan yang kecil montok itu tiada
lagi bergerak-gerak, kakinya tak lagi meronta-ronta. Rianto berdiam diri. Hanya
matanya mengedip-ngedip. Memandang wajah ibunya. Wajah yang terpatri
selamanya di dalam hati nuraninya. Wajah yang senantiasa jernih, lembut pada
pemandangannya itu.
Matanya mengecil, akhirnya lelap menutup. Rianto tertidur diliputi kasih mesra
ibunya.
4. Paragraf Deskriptif
Alinea Deskriptif adalah alinea yang melukiskan atau menggambarkan
sesuatu dengan bahasa. Alinea Deskriptif umumnya dipakai dalam karangan ilmiah
seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
Contoh:
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Bedol. Dia memakai
celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan
dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi,
lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung
menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.

5. Paragraf ekspositoris
Paragraf Ekspositoris adalah alinea yang memaparkan sesuatu fakta atau
kejadian tertentu. Alinea ekspositoris umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti
buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Khusus untuk berita di dalam surat
kabar, sebagian besar memakai alinea ekspositoris.
Contoh:
Bantuan untuk para korban musibah gempa yang terjadi di Yogyakarta sampai
saat ini belum merata. Keadaan tersebut kemudian melibatkan beberapa wilayah
mengalami kekurangan bahan pangan dan alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti
pada wilayah Bantul

6
C. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN FUNGSI
DALAM KARANGAN

Paragraph dalam sebuah karangan biasanya terbagi dalam tiga jenis, yakni paragraph

pembuka, paragraph pengembang, dan pargraph penutup. Karangan atau tulisan minimal.

1. Paragraf Pembuka
Jenis alinea ini terletak di awal sebuah tulisan, entah itu dalam subbab atau bab
buku, maupun di awal sebuah karangan. Paragraf ini berfungsi untuk
mengungkapkan sebuah aspek pokok pembicaraan dalam suatu tulisan. Selain itu,
paragraf pembuka juga mempunyai fungsi lainnya, yaitu:

 Menghantarkan pokok pembicaraan tulisan.


 Untuk menarik perhatian dan minat pembaca yang hendak membaca tulisan yang
disajikan.
 Memberikan gambaran secara keseluruhan isi dari tulisan yang hendak disajikan
oleh penulis.

Dalam penyajiannya, salah satu jenis paragraf ini haruslah disajikan secara menarik.
Agar hal tersebut terjadi, sebuah alinea pembuka bisa menggunakan unsur-unsur di
bawah ini, yaitu:

 Kutipan, peribahasa, dan anekdot.


 Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan.
 Pendapat atau pernyataan si penulis.
 Pengalaman pribadi penulis yang berkaitan dengan pokok pembahasan dalam
tulisan.
 Maksud dan tujuan penulis menyusun tulisan tersebut.
 Pertanyaan penulis kepada pembaca. Biasanya, pertanyaan ini berbentuk kalimat
interogatif atau kalimat tanya retorika.

2. Paragraf Pengembang
Merupakan alinea yang berfungsi untuk mengembangkan topik pembicaraan dalam
suatu tulisan. Jenis paragraf ini bisa berisi contoh-contoh, inti permasalahan,
ataupun uraian pembahasan. iasanya terletak di tengah-tengah tulisan dan
terkadang bisa ditulis secara panjang. Fungsi lain yang mesti dipenuhi alinea ini
adalah:

 Menjelaskan hal yang akan diuraikan di paragraf berikutnya.


 Meringkas pembahasan di paragraf sebelumnya.
 Mempersiapkan dasar atau landasan untuk kesimpulan sebuah tulisan.

7
3. Paragraf Peralihan
Paragraf yang menjadi jembatan bagi dua paragraf utama, baik itu paragraf
pembuka dengan pengembang maupun antara pengembang dan penutup. Alinea ini
biasanya ditulis secara singkat. Tidak seperti alinea lain yang bisa ditulis secara
panjang. Fungsi utama paragraf peralihan adalah untuk memudahkan
pembaca beralih dari satu gagasan paragraf pertama menuju ke gagasan paragraf
selanjutnya.

4. Paragraf Penutup
Alinea ini terletak di akhir tulisan, baik tulisan di sebuah subbab, bab, maupun
penghujung sebuah karangan. Paragraf berfungsi sebagai simpulan sebuah tulisan
sekaligus penutup dari tulisan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
membuat alinea penutup, yaitu:

 Paragraf tidak boleh ditulis terlalu panjang.


 Paragraf harus berisi kesimpulan sementara atau kesimpulan akhir sebuah tulisan.
 Harus bisa menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.P

D. Pengembangan Paragraf

1. Pengembangan alamiah
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat
menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kajian yang dibicarakan.
Penulis dapat menggunakan dua pola. Pertama, pola spesial atau urutan
ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar kedalam dan
sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya gambaran
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan, tadi sekarang, nanti,
besok, dan sebagainya.

2. Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraph dengan model deduksi dimulai dari suatu gagasan
yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus
dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud pengembangan paragraph dalam model
induksi adalah pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus,
mendetail, terperinci menuju ke hal-hal yang sifatnya umum. Jadi, model-model
pengembangan paragraph yang disebutkan terakhir ini sejalan dengan alur berpikir
yang pernah disampaikan pada bab-bab terdahulu yakni berpikir dalam kerangka
deduktif, induktif maupun abduktif.

8
3. Pengembangan klimaks dan antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang
sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju ke dalam puncak peristiwa yang paling
besar atau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal
tersebut. Akan tetapi, ada pula paragraph yang pengembangannya masih diteruskan
kedalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya, yakni paragraph anti klimak.
Model pengembangan paragraph ini tidak lazim ditemukan dalam karya ilmiah.

4. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan


Paragraf perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang , subjek atau gagasan
dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf dalam Mudlofar 2002: 99).

Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di pertandingan semi
final hari Kamis malam telah kembali. Dengan modal itu pula dan teknik permainan
yang lumayan baik PSSI A maju ke final turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan V,
setelah mendudukkan Malaysia 2-0 (1-0). Di final hari Sabtu, PSSI A menghadapi
Australia yang mengalahkan Thailand 2-0. (Sumber: Kompas)

5. Pengembangan analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu
yang sudah terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum.

6. Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi
jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah yang nantinya
dikembangkan menjadi contoh-contoh.

7. Pengembangan Sebab-Akibat akibat


Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab
akibat dan akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan
akibat merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran
utama dan sebab sebagai pikiran penjelas.

8. Pengembangan definisi luas


Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud
memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (keraf dalam
Mudlofar 2002: 102).

9. Pengembangan klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan
hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang
berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok.,
dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam
Mudlofar 2002: 103).

9
10. Pengembangan umum khusus-khusus umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara
yang paling umum dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan
meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada
kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus umum, mula-mula
dikembangkan rincian-rincian kemudian pada akhir paragraf disampaikan
generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan paragraf
induktif bersifat khusus umum.
11. Pengembangan Komparatif dan Konstrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan
cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya,
karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Nah, pembandingan yang
dilakukandengan cara mencermati didimensi-dimensi kesamaannya untuk
mengembangkan paragraph yang demikian ini dapat dilakukan dengan cara
mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan
kontrastif.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paragraf adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok
pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat
yang koherensif. Setiap paragraf harus menyampaikan sebuah gagasan
utama. Gagasan utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan -gagasan
bawahan, sehingga dalam paragraf terdapat beberapa kalimat yang saling
terkait.
Jenis paragraf berdasarkan topik adalah paragraf Deduktif,
paragrafInduktif, paragraf Campuran, paragraf tanpa kalimat topic.
Jenis paragraf berdasarkan sifat isi adalah paragraf persuasi,
paragrafargumentasi, paragraf naratif, paragraf deskriptif, dan paragraf
eksposisi.
Jenis paragraf berdasarkan fungsi dalam karangan adalah paragraf
pembuka, paragraf pengembang, paragraf peralihan dan paragraf penutup.

11
DAFTAR PUSTAKA
Rahardi Kunjana.2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Negeri. Jakarta: Gramedia.

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-paragraf-berdasarkan-fungsinya

http://pengembanganparagraf.blogspot.co.id/

http://ekawigati12.blogspot.co.id/2016/04/makalah-jenis-jenis-paragraf.html

12

Anda mungkin juga menyukai