Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 06 November
2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Alinea/Paragraf...................................................................... 3
B. Jenis Alinea/Paragraf............................................................................... 3
C. Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Kalimat...................................... 9
D. Cara Membuat Ringkasan (Precis).......................................................... 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paragraf atau alinea merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah
karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat
pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan.
Penggunaan kalimat seringkali menimbulkan persoalan tentang keabsahan
kalimat tersebut. Sehingga perlu dikaji dan dianalisis kesalahan kesalahan yang
terjadi ketika hendak menggunakan kalimat sesuai dengan tata bahasa. Dalam
makalah ini pula akan dijelaskan bagaimana teknik pembuatan ringkasan yang
benar.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian alinea
2. Macam-macam alinea
3. Analisis kesalahan dalam penggunaan kalimat
4. Membuat ringkasan

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian alinea
2. Mengetahui macam-macam alinea
3. Memahami analisis kesalahan dalam penggunaan kalimat
4. Memahami cara membuat ringkasan

1
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang ketatabahasaan Indonesia
2. Dapat dijadikan sumber referensi bagi tulisan lain
3. Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam penggunaan kalimat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alinea/Paragraf
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Alinea” berarti garis baru,
paragraf. Gorys Keraf (1997:1 ) menyatakan bahwa alinea merupakan himpunan
dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan. Dalam suatu alinea, gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian
tambahan yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok secara jelas.
Tidak ada persyaratan yang jelas tentang berapa banyak jumlah kalimat yang
diperlukan untuk sebuah alinea yang ideal. Jadi tidak heran jika terkadang kita
menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Panjang pendeknya alinea itu sendiri dipengaruhi oleh kalimat
topik, jika dengan beberapa kalimat saja dirasa sudah cukup maka tidak perlu
ditambah dengan kalimat lagi. Karena sebuah alinea yang terlalu panjang dan
berambisi menjelaskan gagasan pokok yang agak besar sekaligus, umumnya
dianggap kurang ideal. Alinea semacam ini akan terasa berbelit-belit, atau
membuat pembaca kurang paham terhadap apa yang dibacanya.
Ada tiga syarat dalam pembentukan alinea, yaitu:
1. Adanya kesatuan. Artinya alinea tersebut memperlihatkan satu kesatuan
yang tunggal.
2. Adanya koherensi. Yakni adanya hubungan yang harmonis, yang
memperlihatkan kesatuan dan kebersamaan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya dalam sebuah alinea.
3. Memperhatikan perkembangan alinea. Perkembangan alinea harus dijaga
agar jangan sampai mengembang ke suatu arah yang tidak relevan untuk
menjelaskan gagasan pokok.

B. Jenis Alinea/Paragraf
1. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya

3
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena
berisi gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan letak posisinya
dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf
yang akan memberi warna sendiri bagi sebuah paragraf. Berdasarkan
posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya
ditempatkan pada bagian awal paragraf, yaitu paragraf yang
menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian
yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus).
Contoh:
Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah
peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu
keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang itulah
yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi Universitas
Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha
salon keliling yang memberikan pelayanan “door to door”.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif yaitu paragraf yang letak kalimat utamanya terletak
diakhir paragraf.
Contoh:
Banjir di Jakarta sebenarnya disebabkan oleh perbuatan manusia itu
sendiri. Contohnya saja masih banyak orang yang buang sampah
sembarangan. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan
disekitarnya. Oleh sebab itu, maka seharusnya pemerintah setempat
harus mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya
masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya
banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat
dan pemerin- tah setempat harus membiasakan diri membuang sampah
pada tempatnya agar Jakarta terbebas dari banjir.

4
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
maka terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan
utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah
yang kuat, murah, dan sehat. Pihak pekerjaan umum sudah lama
menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan
perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini
menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang
kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.

2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya


Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam tergantung pada maksud
penulisannya dan tuntutan sifat informasi yang akan disampaikan.
Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup
beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan
mengarang juga. Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas
lima macam, yaitu:
a. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah isi paragraf yang mempromosikan sesuatu
dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf
persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama majalah dan
koran. Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi
umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi dan
makalah. Adapun paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi
seperti cerpen dan novel.
Contoh:

5
Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita
bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh
sampah-sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu,
perlu kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang
sampah pada tempatnya.
b. Paragraf Argumentasi
Yaitu isi paragraf yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti
alasan yang mendukung.
Contoh:
Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan
rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan
wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan
kepengurusan MHTK periode 2008–2009, maka sebagai penggantinya
dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru
untuk masa kepengurusan 2009–2010.”
c. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa
atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf naratif terdapat alur
cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki
kalimat utama. Perhatikan contoh berikut!
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar
lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan
rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar
rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit.
Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut
kedatangan Nyonya Marta. Paragraf naratif disusun dengan
merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara
kronologis.
d. Paragraf deskriptif
Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu
dengan bahasa.

6
Contoh:
Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari
beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran
tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga
sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat
memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan
memudahkan proses mencuci.
e. Paragraf eksposisi
Paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kenyataan kejadian
tertentu.
Contoh:
Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa
Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di
Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah
Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat
mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa
Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di
Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980-1981, di
bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan


Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai alinea yang membuka atau
menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian
sebuah karangan. Alinea pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena
alinea-alinea yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan
pembaca. Paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek
pokok pembicaraan dalam karangan . Sebagai bagian awal sebuah
karangan, paragraf pembuka harus difungsikan untuk:
1) Menghantar pokok pembicaraan

7
2) Menarik minat pembaca
3) Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh
karangan.
Setelah memiliki ketiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam
sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk
yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:
1) Kutipan, peribahasa, anekdot
2) Pokok pembicaraan
3) Pendapat atau pernyataan seseorang
4) Uraian tentang pengalaman pribadi
5) Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6) Sebuah pertanyaan.
b. Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini
didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1) Mengemukakan inti persoalalan
2) Memberikan ilustrasi
3) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4) Meringkas paragraf sebelumnya
5) Mempersiapkan dasar bagi simpulan
c. Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan sebagian karangan atau simpulan seluruh
karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud
penulis agar lebih jelas karena mengingat paragraf penutup
dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. bagian penutup, paragraf ini
tidak boleh terlalu panjang. Isi paragraf harus berisi simpulan
sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.

8
Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.

C. Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Kalimat


Dalam menganalisis kesalahan-kesalahan umum yang dialami ketika
seseorang menggunakan suatu kalimat, maka disini pemakalah akan memetakan
kesalahan-kesalahan tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Ketidakefektifan kalimat
2. Kesalahan pemilihan kata
3. Kesalahan penggunaan afiks
4. Tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat
5. Kesalahan pemakaian preposisi
6. Pembalikan urutan kata
7. Kesalahan penggunaan konstruksi pasif
8. Kesalahan pemakaian konjungsi
9. Ketidaktepatan pemakaian yang
10. Kesalahan dalam pembentukan jamak.

Selanjutnya akan dibahas satu persatu kesalahan-kesalahan tersebut dengan


disertakan contoh dan alternatif pembenarannya.

1. Kesalahan Keefektifan Kalimat


Kalimat-kalimat yang dibuat disebut tidak efektif karena tidak adanya
kesatuan informasi/arti dan bentuk. Dan kalimat yang dibuat mengandung
lebih dari satu kesatuan informasi sehingga sering menimbulkan
kerancuan dan ketidaktepatan arti. Bahkan, ada banyak pernyataan yang
hanya berisi jajaran kata-kata saja tanpa arti yang jelas sehingga tidak
membentuk sebuah kalimat yang utuh dari segi bentuk dan maknanya.
a. Contoh kesalahan kefektifan kalimat:
Sering keluarga yang dari daerah pedalaman tinggal di luar kota lama
dan banyak adalah petani.

9
b. Alternatif pembenarannya:
Keluarga dari daerah pedalaman, yang sebagian besar adalah petani,
sering tinggal di luar kota untuk waktu yang lama.

2. Kesalahan Pemilihan Kata


Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan
karena arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan
kata yang tepat. Apabila terjadi kesalahan pemilihan kata maka akan
terjadi pergeseran arti/ makna kalimat, tidak sebagaimana diinginkan oleh
penulisnya. Bagi pembaca, kesalahan tersebut akan menimbulkan
kesalahpaham atas arti/makna yang dimaksudkan penulis.
a. Contoh kesalahan pemilihan kata:
Situasi ini pusing untuk anak-anak dan bisa sangat mempengaruhi
mereka. Saya berbicara dengan sopir sambil naik. Dia ada sopir untuk
enam tahun.
b. Alternatif pembenarannya:
Situasi ini membingungkan anak-anak dan sangat mempengaruhi
mereka. Saya berbicara dengan sopir ketika sudah di dalam taksi. Dia
sudah menjadi sopir selama enam tahun.

3. Kesalahan Penggunaan Afiks


Kesalahan penggunaan afiks yang ditemukan cukup beragam. Ada banyak
ketidaktepatan dalam menentukan afiks yang akan digunakan dalam
proses verbalisasi maupun nominalisasi. Afiks - afiks tersebut sering
digunakan terbalik-balik, misalnya seharusnya memakai afiks me- tetapi
menggunakan afiks ber- dan demikian pula sebaliknya. Ketidaktepatan
tersebut akan berakibat tidak tepatnya sense kalimat yang dibentuk dan
bergesernya arti kalimat tersebut.
a. Contoh kesalahan-kesalahan penggunaan afiks:
Saya nikmat perjalan di Indonesia. Kalau orang tua perceraian,
anaknya sering tinggal dengan ibunya.

10
b. Alternatif pembenarannya:
Saya menikmati perjalanan di Indonesia. Kalau orang tua bercerai,
anak-anaknya sering tinggal bersama ibunya.

4. Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat


Kesalahan-kesalahan ini berupa ketidaklengkapan fungsi kalimat yang
meliputi tidak adanya subjek, predikat yang tidak jelas, dan penghilangan
objek pada predikat berverba transitif.
a. Contoh kesalahan karena tidak bersubjek:
Di keraton menarik dan indah tetapi cuaca lembab dan panas.
b. Alternatif pembenarannya,
Keraton Yogyakarta menarik dan indah tetapi cuaca hari ini lembab
dan panas.
c. Contoh kesalahan karena predikat kalimat yang tidak jelas:
Lebih dari itu, Aromatheraphy ini untuk ketegangan dan kesantaian,
ini lebih baik membakar minyak di dalam kamar.
d. Alternatif pembenarannya:
Lebih dari itu, Aromatheraphy ini berfungsi untuk menghilangkan
ketegangan dan menciptakan rasa santai. Ini dilakukan dengan
membakar minyak wangi di dalam kamar.
e. Contoh-contoh kesalahan karena tidak adanya objek dalam kalimat
yang berpredikat verba transitif:
Seorang anak jalanan berbicara kepada saya kalau orang tua angkat
mengusir ketika dia berumur sepuluh.
f. Alternatif pembenarannya:
Seorang anak jalanan berbicara kepada saya bahwa orang tua
angkatnya mengusir dia ketika dia berumur sepuluh tahun.

11
5. Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
Kesalahan penggunaan preposisi ini berupa pemakaian preposisi yang
tidak tepat dalam kalimat, tidak dipakainya preposisi dalam kalimat yang
menuntut adanya preposisi, dan pemakaian preposisi yang tidak perlu
dalam suatu kalimat.
a. Contoh kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat:
Banyak barang-barang dibeli oleh toko-toko pakaian, makanan, tas,
dan lain-lain.
b. Alternatif pembenarannya:
Banyak barang dapat dibeli di toko-toko itu seperti, pakaian,
makanan, tas, dan lain-lain.
c. Contoh kesalahan karena tidak adanya preposisi:
Kami pergi Pabrik Batik untuk mengerti tentang proses batik.
d. Alternatif pembenarannya:
Kami pergi ke pabrik Batik untuk mengerti proses membuat batik.
e. Contoh kesalahan penggunaan preposisi yang tidak perlu:
Kehidupan di guru-guru tidak mudah ataukah Anda bekerja di
Indonesia atau Skotlandia di mana saya tinggal.
f. Alternatif pembenarannya:
Kehidupan guru-guru tidak mudah baik Anda bekerja di Indonesia
ataupun di Skotlandia tempat saya tinggal.

6. Kesalahan Urutan Kata


Urutan kata dimaksudkan sebagai susunan kata untuk membentuk tataran
yang lebih tinggi. Dalam bahasa Indonesia, pada umumnya, sesuatu yang
diterangkan berada di depan yang menerangkan. Namun demikian, sering
terjadi kesalahan dalam urutan ini.
a. Contoh kesalahan dalam urutan kata:
Hari ini, menarik hari. Keluarga adalah sosial kesatuan yang paling
penting bagi orang Batak Toba.
b. Alternatif pembenarannya:

12
Hari ini adalah hari yang menarik. Keluarga adalah kesatuan sosial
yang paling penting bagi orang Batak Toba.

7. Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif


Konstruksi pasif bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan pronomina
orang pertama, kedua, dan ketiga yang mempunyai dua pola yang
berbeda. Pola pertama dapat dibentuk dari pola aktif S + me- bentuk asal -
(sufiks) + O menjadi pola pasif O + S + bentuk asal- (sufiks) untuk
pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga. Pola kedua dapat dibentuk
dari pola aktif S + me- bentuk asal- (sufiks) + O menjadi pola pasif O + di
- bentuk asal- (sufiks) + (oleh) + S hanya untuk pronomina orang ketiga.
a. Contoh kesalahan penggunaan konstruksi pasif:
Mesjid ini membuat untuk Sultan pertama. Di dalam candi ada banyak
kemenyan juga membakar.
b. Alternatif pembenarannya:
Mesjid ini dibuat untuk Sultan pertama. Di dalam candi, ada banyak
kemenyan dibakar.

8. Kesalahan Penggunaan Konjungsi


Konjungsi berfungsi sebagai penghubung frasa dan klausa dalam kalimat.
Selain itu, konjungsi juga berfungsi sebagai penghubung antarkalimat
dalam suatu paragraf. Kesalahan penggunaan konjungsi ini akan berakibat
tidak jelasnya makna kalimat karena hubungan antarfrasa dan antarklausa
tidak jelas.
a. Contoh kesalahan penggunaan konjungsi:
Guru-guru ada pertemuan sambil semua murid berjalan-jalan dan
berbicara dengan teman di sekolahnya.
b. Alternatif pembenarannnya:
Guru-guru sedang mengadakan pertemuan ketika semua murid
berjalan-jalan dan berbicara dengan teman di halaman sekolah.

13
9. Kesalahan Penggunaan ‘yang’
Kesalahan yang dilakukan berupa penggunaan yang dalam kalimat yang
tidak memerlukan ‘yang’ dan sebaliknya ‘yang’ tidak digunakan ketika
kalimat-kalimat memerlukan yang untuk memperjelas makna kalimat
tersebut.
a. Contoh kesalahan penggunaan’ yang’:
Menurut teman saya, TKA mempunyai peran yang penting sekali di
dalam bisnis dan proyek-proyek karena bisa membantukan masyarakat
dan prasarana local
b. Alternatif pembenarannya:
Menurut teman saya, TKA mempunyai peran penting sekali di dalam
bisnis dan proyek-proyek karena bisa membantu masyarakat dan
prasarana lokal.

10. Kesalahan Pembentuk Jamak


Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan mengulang
nomina, penggunaan numeralia, dan penggunaan penanda jamak seperti,
beberapa, sejumlah, para, banyak, sedikit, dsb. Apabila bentuk-bentuk itu
digunakan nomina yang bersangkutan harus dalam bentuk tunggal.
Contohnya, buku-buku, 125 buku, beberapa buku. Kesalahan dalam hal ini
adalah pemakaian bentuk beruntun ketika mereka membuat bentuk jamak.
Mereka memakai penanda jamak tetapi nomina tetap diulang atau
sebaliknya ada penanda tunggal tetapi nominanya jamak.
a. Contoh kesalahan penggunaan bentuk jamak:
Kami didampingi oleh guru pribadi naik bis ke bermacam-macam
tempat-tempat wisata seperti Keraton, Taman Sari, pasar burung yang
terletak di belakang Taman Sari.
b. Alternatif pembenarannya:

14
c. Kami didampingi oleh guru pribadi naik bis ke bermacam-macam
tempat wisata seperti, Keraton, Taman Sari, dan pasar burung yang
terletak di belakang Taman Sari.

D. Cara Membuat Ringkasan (Precis)


Ringkasan adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan yang
panjang dalam sajian yang singkat. “Precis” berarti “memotong” atau
“memangkas”. Sebuah ringkasan bermula dari karangan sumber yang panjang,
yang kemudian dipangkas dengan menggambil hal-hal atau bagian yang pokok
dengan membuang perincian serta ilustrasi. Meskipun begitu, sebuah ringkasan
tetap mempertahankan pikiran penggarang serta pendekatan yang asli. Jadi
ringkasan merupakan keterampilan memproduksi hasil karya yang sudah ada
dalam bentuk singkat.
Ringkasan berbeda dengan ikhtisar, walaupun istilah ini sering digunakan, tapi
sesungguhnya keduannya berbeda. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari
suatu karangan asli namun tetap mempertahankan urutan isi sudut pandang
pengarang asli. Ikhtisar sebaliknya, tidak perlu mempertahankan sistematika
penulis sesuai dengan aslinya dan tidak perlu menyajikan isi dari seluruh karangan
itu secara proposional. Dalam ikhtisar penulis dapat langsung mengemukakan
pokok uraian, sementara bagian yang kurang penting dapat dibuang.
Ada beberapa cara yang dapat dipegang dan dijadikan sebagai panduan dalam
pembuatan ringkasan yang baik dan teratur, adalah sebagai berikut:
1. Membaca naskah asli
Penulis membaca keseluruhan teks sehingga memahami kesan umum,
maksud pengarang, dan serta sudut pandangnya.
2. Mencatat gagasan utama
Semua hal yang menjadi gagasan utama atau gagasan teks digaris bawahi
atau dicatat.
3. Membuat reproduksi
Menyusun kembali suatu karangan singkat berdasarkan gagasan-gagasan
tadi yang telah dicatat tadi.

15
4. Ketentuan tambahan
Ada ketentuan tambahan selain tiga cara diatas, sebagai berikut:
a. Lebih baik menggunakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk,
b. Ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, gagassan
panjang menjadi gagasan sentral, bahkah jika dibutuhkan paragraf
dapat dibuang atau dipangkas,
c. Semua paragraf yang ilustrasi dianggap penting atau dipersingkat atau
digeneralisasi,
d. Dalam ringkasan tidak ada pemikiran atau interpretasi baru dari
penulis ringkasan,
e. Ringkasan dari sumber asli yang berupa naskah pidato atau pidato
langsung, penggunaan kata ganti pertama tunggal atau jamak harus
ditulis dengan sudut pandang orang ketiga,
f. Sebuah ringkasan umumnya ditentukan dari panjang ringkasan
finalnya, misalnya 150 kata atau 200 kata tergantung pada
permintaannya.

Contoh Bentuk Ringkasan.


Jumlah pemudik lebaran diperkirakan sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Meski demikian, lonjakan arus penumpang lebaran diantisipasi naik 10-15% agar
jangan sampai kekurangan fasilitas angkutan. Untuk itu diharapkan arus pulang
mudik lebaran sudah berlangsung jauh sebelum puncak lebaran tiba. Jika semua
pulang ramai-ramai menjelang lebaran, diperkirakan pemudik akan menumpuk di
terminal. Meskipun akhirnya terangkat juga. Hal ini memberi kesan seolah-olah
kekurangan sarana, padahal sudah memadahi.
Sarana angkutan dari jauh-jauh hari sudah dipersiapkan. Angkutan bus betul-
betul menjadi tulang punggung pada saat seperti ini karena lebih dari separuh
pemudik diperkirakan akan terangkut oleh bus. Sementara hanya sepertiga dari
seluruh pemudik yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya diperkirakan
menggunakan jasa kereta api.

16
Angkutan jarak jauh tidak ada masalah. Perusahaan angkutan bus sudah
mampu menyediakan dalam jumlah besar. Meski begitu, pemerintah tetap
mempersiapkan juga. Tinggal masalah lancar dan tidaknya saja di perjalanan.
Masalah satu ini jelas sangat ditentukan oleh disiplin bersama. Baik disiplin
aparat, penyelenggara, maupun pemakai jalan, meskipun fasilitas terpenuhi jikalau
lalulintas macet, apalah artinya.
Ringkasan teks di atas adalah sebagai berikut:
Jumlah pemudik diperkirakan sama dengan tahun-tahun sebelumnya,
meskipun diantisipasi akan naik 10-15%. Diharapkan proses mudik berlangsung
jauh sebelum lebaran agar tidak terjadi penumpukan penumpang di terminal dan
terkesan kekurangan sarana.
Separuh pemudik diperkirakan akan menggunakan jasa bus dan sepertiga dari
seluruh pemudik yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya diperkirakan
menggunakan jasa kereta api. Perusahaan bus sudah mempersiapkan armadanya,
demikian pula dengan pemerintah. Selanjutnya lancar dan tidaknya ditentukan
oleh kedisiplinan bersama.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alinea atau yang dikenal juga sebagai paragraf merupakan himpunan dari
kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan. Dalam pembentukannya memiliki beberapa syarat diantaranya : adanya
kesatuan, adanya koherensi, dan memperhatikan perkembangan alinea. Adapun
berkenaan dengan jenis-jenis alinea itu sendiri dapat dilihat dari berbagai aspek
diantaranya, jika dilihat dari segi posisi kalimat topiknya ada paragraf deduktif,
induktif, dan deduktif-indukktif. Jika dilihat dari segi sifat isinya, ada paragraf
persuasif, argumentasi, naratif, deskritif, dan eksposisi. Adapun jika dilihat dari
segi fungsinya dalam karangan, ada paragraf pembuka, pengembang, dan penutup.
Dalam analisis kesalahan-kesalahan penggunaan kalimat dapat dikeriteriakan ke
dalam beberapa topik yaitu :
1. Ketidakefektifan kalimat,
2. Kesalahan pemilihan kata,
3. Kesalahan penggunaan afiks,
4. Tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat,
5. Kesalahan pemakaian preposisi,
6. Pembalikan urutan kata,
7. Kesalahan penggunaan konstruksi pasif,
8. Kesalahan pemakaian konjungsi,
9. Ketidak tepatan pemakaian yang,
10. Kesalahan dalam pembentukan jamak.

Adapun dalam teknik penulisan ringkasan yang harus diperhatikan adalah :


Membaca naskah asli, mencatat gagasan utama, membuat reproduksi, dan juga
mengikuti ketentuan-ketentuan tambahan selain dari tiga poin diatas.

18
B. Saran
Sebagai pelajar sudah semestinya dapat menguasai cara-cara pembuatan alinea
atau paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tata bahasa.
Selanjutnya penting kiranya juga supaya tidak melakukan kesalahan-kesalahan
dalam penggunaan kalimat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka


Warsiman. 2010. Bahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi. Surabaya: Unesa
University Press
Keraf, Gorys. 1996. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
Finoza, Lamuddin. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung : Penerbit Angkasa.
George, H.V. 1972. Common Errors in Language Learning ; Insight From
English. Massachusetts : Newbury House Publisher.
Munawarah, Sri. 1996. “Kesalahan Penulisan yang Dilakukan Penutur Asing
dalam Belajar Bahasa Indonesia”. Konferensi Internasional II Pengajaran Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA II). 29 Mei - 1 Juni 1996 di Padang.

Anda mungkin juga menyukai