Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PARAGRAF DAN PENERAPANNYA

Disusun Oleh :

1. Pungki Yulia Fitriani (2000029230)


2. Hesti Hariyati (2000029231)
3. Silvia Nur Laily (2000029232)
4. Tiara Refindra Wijaya (2000029233)
5. Hilyatul Auliya Sifarani (2000029234)
6. Mutiya Eka Putri (2000029235)

1
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas nikmat Allah kita tetap hidup
dengan iman dan islam yang melekat pada sanubari kita. Sholawat dan salam atas
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan dan rahmat bagi
seluruh alam semesta.
Ucapan terima kasih yang tiada hingga kepada segenap pihak yang telah
membantu dalam pembentukan makalah berjudul “Paragraf dan penerapannya” ini pada
mata kuliah Bahasa Indonesia. Tak lupa juga kepada dosen pengampu mata kuliah
bahasa Indonesia Ibu Lutfiatun Latifah, M.Pd., yang memberikan masukan serta kawan-
kawan yang ikut berkontribusi dalam tersusunnya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari siapapun yang bertujuan untuk perbaikan akan kami terima
dengan senang hati. Dan harapan kami, semoga makalah ini selalu bermanfaat baik bagi
mahasiswa maupun dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

Yogyakarta, Desember 2020

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan Bahasa Indonesia di era sekarang berada dalam kondisi yang
memprihatinkan. Kita telah menyaksikan di ruang-ruang publik bahwa Bahasa
Indonesia nyaris tergeser oleh bahasa asing. Ruang publik yang seharusnya merupakan
ruang yang menunjukkan identitas keindonesiaan melalui penggunaan Bahasa Indonesia
ternyata sudah banyak dimasuki oleh bahasa asing. Mutu aturan penulisan Bahasa
Indonesia dalam berbagai ranah terutama ranah kedinasan, pendidikan, dan jurnalistik
masih belum juga membanggakan. Penggunaan Bahasa Indonesia baik dalam konteks
komunikasi maupun penulisan karya-karya ilmiah masih memerlukan pembinaan secara
intensif sehingga dapat terbentuk insan yang dapat memproduksi karya ilmiah dengan
penggunaan dan penulisan yang baik dan benar.
Mahasiswa sebagai civitas akademika merupakan salah satu komponen yang
memiliki kaitan erat dalam produksi karya tulis. Mahasiswa dituntut untuk
mampu menggunakan Bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan
sikap ilmiah ke dalam bentuk karya ilmiah baik tulis maupun lisan. Kegiatan menulis
bagi mahasiswa merupakan sebuah kebutuhan, tentunya penulisan dengan syarat yang
kompleks, antara lain pengetahuan yang berkaitan dengan isi tulisan, aspek-aspek
kebahasaan seperti memilih topik, mengembangkan pikiran yang disajikan dalam
paragraf. Keterampilan menulis paragraf secara efektif akan menghasilkan tulisan yang
efektif pula.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Paragraf diperlukan
untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi. Pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab
formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah tentang struktur dan pengembangan paragraf dalam
bahasa Indonesia sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2. Apa saja syarat dari paragraf ?
3. Bagaimana mengembangkan paragraf dalam penulisan karya ilmiah?
4. Apa saja jenis dari paragraf?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah tentang struktur dan pengembangan paragraf
dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian paragraf.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami syarat pembentuk paragraf, dan jenis-
jenis paragraf.
3. Mahasiswa dapat membuat sebuah paragraf yang baik dan benar dalam
penulisan karya ilmiah.
4. Mahasiswa mampu mengembangkan penulisan paragraf dalam karya tulis
ilmiah.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat dirasakan setelah memahami mengenai materi struktur
dan pengembangan paragraf yaitu lebih meminimalisir kesalahan dalam penulisan
paragraf, keterpaduan dari beberapa paragraf dalam sebuah penulisan karya ilmiah
lebih efisien dan teratur, dan karya ilmiah yang ditulis memiliki tata bahasa yang
baik dari segi paragraf.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat,
paragraf biasanya ditandai dengan dua hal yaitu baris pertama yang ditulis agak
menjorok ke dalam dan selalu dimulai dengan baris baru. Syarat-syarat sebuah karangan
ada pada paragraf. Membuat suatu paragraf berarti membuat suatu miniatur karangan
dalam ukuran yang umum. Hal ini dapat diartikan bahwa paragraf merupakan dasar
utama bagi sebuah karangan. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan dan didukung oleh himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk
membentuk sebuah gagasan.
Paragraf mempunyai gagasan utama yang dimuat dalam kalimat topik. Ide
pokok sendiri menjadi pengendali untuk kalimat penjelas agar tidak keluar dari topik
pembahasan. Disisi lain, ide pokok menjadi penuntun dalam memahami isi suatu
karangan. Dalam sebuah paragraf terdapat beberapa kalimat, salah satunya merupakan
kalimat utama atau ide pokok yang berfungsi sebagai pengendali informasi yang sedang
diungkapkan, sedangkan kalimat yang lain merupakan kalimat penjelas. Pembahasan
Dalam sebuah paragraf terpusat pada ide pokok yang menjadi pokok persoalan atau
gagasan pokok yang dikemas dalam sebuah kalimat topik.
Dalam sebuah tulisan, fungsi paragraf adalah untuk menandai pembukaan atau
awal gagasan baru. Selain itu, paragraf juga berfungsi sebagai pengembangan lebih
lanjut ide sebelumnya atau penegasan terhadap gagasan yang sudah disampaikan.

2.2 Syarat Paragraf


Suatu paragraf dikatakan baik apabila paragraf tersebut memenuhi tiga syarat,
yaitu kesatuan (kohesi), keselarasan (koherensi), dan kelengkapan (pengembangan).
1. Kesatuan (kohesi).
Sebuah paragraf dinyatakan memiliki satu kesatuan (kohesi) jika memuat satu
pikiran pokok yang dikembangkan melalui kalimat-kalimat lain yang tidak
bertentangan dengan pikiran pokoknya. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang tidak
berhubungan dengan pikiran pokok atau menyimpang sebaiknya tidak digunakan.

6
Apabila sebuah paragraf tidak memiliki kesatuan, akan menyulitkan pembaca untuk
memahami isi tulisan.
2. Keselarasan (koherensi).
Dinyatakan koheren (selaras) apabila kalimat yang terdapat didalamnya tidak
berdiri sendiri, melainkan memiliki hubungan antar kalimat. Hubungan yang
selaras ini terlihat dari penyampaian ide pokok yang disusun teratur melalui
kalimat-kalimat dalam suatu paragraf.
3. Kelengkapan
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila terdapat kalimat penjelas secara
lengkap yang menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat
penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan sebagainya.
Selain itu, kalimat penjelas mempunyai makna apabila dapat dihubungkan dengan
kalimat-kalimat lain di dalam paragraf. Kalimat penjelas juga memerlukan bantuan
kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung
intrakalimat.

2.3 Pengembangan Paragraf


Sebuah paragraf selalu mengandung satu pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut
dikembangkan menjadi kalimat penjelas. Dengan demikian, paragraf yang baik
mengandung satu pokok pikiran dan beberapa kalimat penjelas. Untuk mengembangkan
pokok pikiran utama menjadi sebuah paragraf, dapat dilakukan berdasarkan teknik dan
isi paragraf.
1. Berdasarkan Teknik
Untuk mengembangkan paragraf berdasarkan tekniknya dapat dilakukan dengan
tiga cara, yaitu:
a. Cara alamiah
Dengan cara ini ada dua pola yang dapat digunakan untuk
mengembangkan paragraf, yakni dengan urutan waktu dan urutan ruang. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan dua contoh paragraf di bawah ini.
1. Pola berdasarkan urutan waktu
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat
kronologis. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu

7
peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh
kalimatkalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu
kegiatan dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak
dijumpai adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini
biasanya digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.
Seluruh aktivitas penelitian akan diselesaikan dalam tahun 2012.
Tahap penyusunan rencana penelitian akan selesai pada akhir bulan
Januari. Tahap pengumpulan data dari sampel membutuhkan waktu tiga
bulan dan akan selesai pada pertengahan bulan April. Tahap analisa data
membutuhkan waktu lima bulan. Tahap ini akan selesai pada bulan
Oktober. Tahap akhir penelitian adalah penulisan laporan. Tahap tersebut
akan diselesaikan pada bulan Desember.
2. Pola berdasarkan urutan ruang
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah
“ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian
(gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh
kalimatkalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada posisi
yang lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh
sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca
mengalami kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya
digunakan pada paragraf deskriptif.
Fasilitas produksi pabrik itu berada pada lokasi yang strategis.
Sekitar dua kilometer di sebelah barat adalah gudang milik pemasok
bahan baku. Di sebelah timur, terdapat aliran sungai bersih yang menjadi
sumber air untuk proses pengolahan. Dan yang terpenting, akses menuju
jalan tol yang berada sekitar dua kilometer di sebelah selatan pabrik.
b. Klimaks atau Antiklimaks
Paragraf klimaks adalah paragraf yang dikembangkan dengan perincian
gagasan dari gagasan yang paling rendah (sederhana) menuju gagasan yang
paling tinggi (kompleks). Sementara itu, paragraf antiklimaks adalah paragraf
yang dikembangkan dengan perincian gagasan dari gagasan yang paling tinggi

8
(kompleks) menuju gagasan yang paling rendah (sederhana). Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh berikut:
Pada waktu jumlah mahasiswa belum banyak, pembangunan ruang
kelas di kampus kami cukup seluas 5 x 6 m. Setelah jumlah mahasiswa yang
diterima cukup banyak, yakni per kelasnya mencapai 50 mahasiswa, ruang
kelas yang ada sudah tidak representatif. Untuk itu, perlu penyediaan ruang
kelas yang berkapasitas 50 mahasiswa, bahkan perlu disediakan berbagai
ruang yang berkapasitas di atas 50 orang. Dengan demikian, pada tahun
anggaran ini akan dibangun ruang kelas yang representatif, masing-masing
seluas 10 x 15 m. Di samping itu, akan dibangun pula ruang sidang, ruang
pertemuan, ruang seminar, dan lain-lain yang berkapasitas lebih dari 100
orang.
c. Umum-Khusus atau Khusus-Umum
Apabila menggunakan cara umum ke khusus, maka paragraf berisi
pokok pikiran utama dari awal paragraf, kemudian diikuti dengan penjelasan
yang lebih spesifik atau khusus. Sebaliknya, apabila menggunakan cara khusus
ke umum, paragraf dimulai dengan hal-hal yang spesifik atau khusus dan
diakhiri dengan kalimat utama. Contoh dibawah ini dikembangkan dengan
bentuk umum ke khusus dan sebaliknya.
Kecelakaan akibat kelalaian pengemudi masih sering terjadi. Sepanjang
tahun 2019, sudah ada 15 orang yang meninggal karena kecelakaan lalu
lintas, terutama di jalan tol. Mengendarai kendaraan saat mengantuk adalah
salah satu penyumbang terbesar dari angka di atas. Hal ini bisa menyebabkan
kecelakaan lalu lintas beruntun yang berakibat merugikan banyak orang.
Insiden kecelakaan karena kelalaian ini bisa terjadi kapan saja, baik siang
maupun malam. Maka kita harus selalu berkonsentrasi ketika mengendarai
kendaraan di jalanan. Selain menjadi penyebab kecelakaan, kita juga bisa
menjadi korban.
Tidak saling berdekatan saat ini adalah sebuah keharusan, sekaligus
menjaga imun tubuh agar tetap sehat. Penggunaan masker juga menjadi
kewajiban utama kita agar bisa terhindar dan mencegah semakin luasnya
pandemi ini, terlebih lagi saat ini pemerintah telah menerapkan PSBB sebagai

9
usaha melimitasi penyebaran virus. Untuk itu, marilah kita ikuti anjuran dari
pemerintah agar bisa terhindar dari virus COVID-19 ini.
2. Berdasarkan Isi
Berdasarkan isinya, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan cara ini dilakukan dengan cara
membandingkan dua hal. Berikut sebagai contohnya:
Susu kambing memiliki manfaat yang sama dengan susu sapi. Keduanya
memiliki kandungan kalsium yang cukup. Sama seperti susu sapi, susu
kambing sangat cocok untuk minum untuk memperkuat massa tulang dan
menambah tinggi badan. Susu kambing juga memiliki bakteri baik seperti susu
sapi, yang merupakan bakteri lactobacillus yang baik untuk tubuh. Karena itu,
kedua kaleng ini sangat bermanfaat bagi tubuh kita.
b. Analogi
Pengembangan paragraf dengan analogi adalah mengembangkan ide
pokok atau gagasan pokok yang belum dikenal dengan membandingkannya
pada sesuatu yang sudah dikenal. Tujuannya adalah menjelaskan sesuatu yang
kurang dikenal atau belum dikenal.. Berikut contoh paragraf:
Memilih jurusan kuliah yang tepat adalah sesuatu yang gampang-
gampang susah seperti halnya dalam memilih pasangan hidup. Butuh
perhitungan yang matang dan kesadaran akan minat dan kemampuan diri
adalah kunci dalam memilih jurusan. Dua hal tersebut mesti diterapkan oleh
para calon mahasiswa agar terlepas dari keruwetan memilih jurusan kuliah
yang ruwetnya sama seperti mencari pasangan hidup.
c. Contoh-contoh
Paragraf ini dikembangkan dengan memberi contoh melalui kalimat
penjelas. Perhatikan contoh paragraf berikut ini:
Bencana alam di Yogyakarta mengakibatkan kerugian yang besar bagi
masyarakat. Kerugian itu dirasakan masyarakat DIY dan Jateng, baik secara
material dan psikis. Secara material dapat dilihat dari robohnya bangunan-
bangunan, tempat tinggal, dan rusaknya sarana infrastruktur, dan lain-lain.

10
Secara psikologis bisa dilihat dari trauma yang dirasakan oleh masyarakat,
baik anak-anak maupun orang tua.
d. Sebab akibat
Pengembangan paragraf dengan cara ini biasa menggunakan kalimat
utama sebagai sebab dan kalimat penjelas sebagai akibat. Hal yang sebaliknya
dapat pula berlaku. Berikut contoh penggunaan pola sebab akibat:
Pencemaran air dan tanah adalah salah satu akibat yang ditimbulkan
dari adanya limbah atau sampah rumah tangga. Adapun sampah atau limbah
rumah tangga adalah limbah atau sampah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah tangga sehari-hari.
Paragraf di atas menggunakan pola akibat-sebab, di mana pola tersebut
terdiri atas akibat yang kemudian disusul dengan sebab. Pada paragraf tersebut,
bagian yang menjadi akibat adalah kalimat pertama, sedangkan kalimat kedua
atau terakhir adalah sebab dari paragraf tersebut.
e. Definisi luas
Melalui cara ini, paragraf dikembangkan dengan menjelaskan definisi
yang luas terlebih dahulu kemudian diikuti dengan pikiran penjelas yang
mendukung. Akan tetapi, hal yang sebaliknya dapat pula terjadi, paragraf
menjelaskan pikiran-pikiran penjelas yang diikuti dengan definisi yang luas.
Untuk lebih jelas perhatikan contoh di bawah.
Istilah Globalisasi memiliki arti keterkaitan dan ketergantungan antar
bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui kerjasama di dalam
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain. Sehingga batas-batas antar negara menjadi semakin
sempit. Globalisasi merupakan suatu proses dimana antar individu, antar
kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan
mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara mereka. Dalam
banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
istilah internasionalisasi, sehingga kedua istilah ini seringkali dipertukarkan.
Beberapa pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran suatu negara atau batas-batas sebuah negara.

11
f. Klasifikasi
Dengan menggunakan cara ini paragraf dikembangkan dengan
mengklasifikasi atau mengelompokkan hal-hal yang memiliki persamaan.
Menurut jenisnya, demam dapat dibedakan menjadi demam kontinyu,
demam remiten, demam intermiten, dan juga demam bifasik. Jenis-jenis
demam tersebut dikarenakan oleh penyakit atau infeksi yang menjangkiti
anggota badan. Penyakit demam kontinyu dikarenakan oleh terdapatnya virus
pneumonia di dalam tubuh, sedangkan demam remiten disebabkan oleh
terdapatnya penyakit demam jantung rematik dan juga infeksi endokarditis.
Kemudian penyakit demam intermiten disebabkan oleh virus malaria, dan juga
penyakit demam bifasik yang disebabkan oleh virus demam berdarah atau
leptospirosis.

2.4 Jenis Paragraf


Paragraf berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi lima yaitu:
1. Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan
menerangkan kembali sesuatu permasalahan kepada pembaca agar pembaca
mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu permasalahan yang
dimaksud pengarang.
Paragraf eksposisi memiliki ciri – ciri yaitu :
a. Bersifat nonfiksi atau ilmiah
b. Bertujuan menjelaskan atau memaparkan
c. Isi harus berdasarkan fakta
d. Tidak bermaksud mempengaruhi
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak
pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir
mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap
daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat. 

12
2. Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi mengenai argumen atau
pendapat yang disertai alasan yang kuat dan meyakinkan untuk mempengaruhi
pembaca melalui penjelasan yang disertai alasan yang kuat sesuai dengan fakta.
Paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri yaitu:
a. Memiliki ide pokok atau berupa argumen atau pendapat tentang suatu masalah.
b. Memiliki fakta sebagai penjelas yang mendukung gagasan.
c. Memilki hubungan sebab-akibat.
d. Menggunakan penjelasan-penjelasan lain untuk memperkuat argumen atau
pendapat.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya.
Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi
pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah
banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat
dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan
jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada
orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita
terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai
penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-
olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Paragraf deduktif memiliki ciri – ciri yaitu:
a. Menggambarkan atau melukiskan obyek tertentu
b. Menceritakan sebuah obyek dari hasil pengindraan
c. Bermaksud agar pembaca menyaksikan atau mengalami sendiri
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji
gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu
sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya
bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius.

13
Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan, serta bibir berbelah,
dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Paragraf persuasif atau paragraf ajakan adalah paragraf yang berisi tentang suatu
gagasan mengenai suatu permasalahan untuk meyakinkan dan mengajak pembaca
melakukan seperti yang diharapkan penulis.
Paragraf peruasi memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
a. Bertujuan untuk mempengaruhi dan mengajak pembaca sesuai yang
diharapkan.
b. Memiliki fakta atau bukti untuk mempengaruhi dan mengajak pembaca.
c. Menggunakan bahasa yang menarik unutk mensugesti pembaca untuk
melakukan sesuatu yang harapkan pengarang.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap
sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai
tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-
nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian,
kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Paragraf narasi atau paragraf kisahan adalah paragraf yang mengisahkan atau
memaparkan suatu kejadian secara berurutan atau kronologis. Karangan ini
berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian,
sehingga pembaca dapat memetik hikmahnya.
Pargaraf narasi memiliki ciri – ciri yaitu
a. Adanya tokoh.
b. Adanya alur atau jalan cerita.
c. Adanya latar atau setting.
d. Mementingkan urutan waktu atau urutan peristiwa.
e. Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi tetapi terdapat dalam karya non fiksi.

14
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati
bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan
diruang perpustakaan hanya ada dia.
Macam-macam Paragraf berdasarkan tujuannya
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas dan menarik, paragraph ini
bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi,
merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan.Namun,
tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di
parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau
makan.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada
pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat
paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-
karangan yang bersifat deskriptif, naratif, atau eksposisi, paragraf-paragraf itu harus
disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung
pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau
landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan
kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan
mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame.Atas segala
perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

15
Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal
paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau
penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan
bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan
tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru

2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir
paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri
dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan
budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak
lancer.Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi
yang penting, efektif dan efisien.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan
akhir paragraf. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang
bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana
komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang
modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

16
Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Isi
1. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara
nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai
untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2. Paragraf Proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan
pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan
suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf Efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik.
Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas,
tidak boleh ada kalimat sumbang, dan harus ada koherensi antar kalimat.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf adalah gabungan dari beberapa pemikiran yang lebih luas dari pada
kalimat. Paragraf merupakan kumpulan kalimat tetapi kalimat yang berhubungan
antara yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian yang membentuk suatu
kalimat. Dimana terdapat beberapa kata dan kalimat yang saling merangkai menjadi
sebuah paragraf yang padu.

B. Kritik dan Saran


Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui terlebih dahulu kalimat
yang akan disusun menjadi paragraf tersebut. Antara kalimat harus memiliki
hubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang telah penulis uraikan di bab
sebelumnya.
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan para pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti. Tentunya banyak kekurang
dan kelemahan karana terbatasnya referensi yang didapatkan. Kami juga sangat
mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat dipahami dan diterima dengan baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Citra, Winda Ulvia, Mulyanto Widodo, and Munaris. 2015. “Pola Pengembangan
Paragraf Pada Teks Bacaan Dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia.” Jurnal Kata
(Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya), 1–10.
Guntur. 2014. Jurnal Penulisan Paragraf. Padang: Universitas Negeri Padang.
Novita, Desi Nur. 2015. Merangkai Paragraf. Tanggerang : Universitas
Muhammadiyah Tanggerang.
Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Triwati, Titiek., dkk. 2015. Mahir Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas
Ahmad Dahlan.

19

Anda mungkin juga menyukai