Anda di halaman 1dari 33

Konsumsi,

Konsumen, Konsumtif
Dan Konsumerisme
Teori Konsumsi

Adalah teori yang


mempelajari bagaimana
manusia / konsumen itu
memuaskan kebutuhannya
dengan pembelian /
penggunaan barang dan
jasa.
KONSUMSI
 Ciri – ciri benda konsumsi adalah :
1. Untuk mendapatkannya membutuhkan pengorbanan
2. Benda tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup
3. Jika dipakai maka nilai barang dan manfaatnya akan
habis / berangsur – angsur habis

Sedangkan benda konsumsi dapat dibedakan menjadi


:
1. Sekali pakai ( sabun, makanan, shampo )
2. Berkali – kali pakai ( pakaian, buku).
TEORI KONSUMSI
 Teori Konsumsi Herman Heinrich Gossen
Contoh Hukum Gossen I:
Ketika kita makan bakso, dari mangkok
pertama kita bisa merasakan kenikmatan
yang luar biasa, kemudian ketika kita
tambah lagi maka kenikmatan yang akan
kita peroleh akan berkurang, tapi ketika
mangkok yang ketiga mungkin kita sudah
tidak merasakan nikmat atau bahkan
muntah karena terlalu kekenyangan.
TEORI KONSUMSI
Hukum Gossen II
 “Pada dasarnya, manusia cenderung
memenuhi berbagai macam
kebutuhannya sampai pada tingkat
intensitas / kepuasaan yang sama “.

Contoh : Dari uang saku kita yang sebesar


RP50.000,00 kita berusaha agar semua
kebutuhan kita terpenuhi dengan baik (tingkat
kepuasaan hampir sama), maka kita
kemudian mulai mengalokasikan uang
tersebut agar semua kebutuhan kita bisa
tercukupi.
KONSUMSI
 Secara umum ada perbedaan dalam pola konsumsi
antara pria dan wanita.
Pria Wanita
a. Mudah terpengaruh bujukan a. Lebih tertarik pada warna dan
penjual. bentuk, bukan pada hal teknis dan
b. Sering tertipu karena tidak sabaran kegunaannya.
dalam memilih barang. b. Tidak mudah terbawa arus
c. Mempunyai perasaan kurang enak bujukan penjual.
bila tidak membeli sesuatu setelah c. Menyenangi hal-hal yang romantis
memasuki toko. daripada obyektif.
d. Kurang menikmati kegiatan d. Cepat merasakan suasana toko.
berbelanja sehingga sering e. Senang melakukan kegiatan
terburu-buru mengambil keputusan berbelanja walaupun hanya
membeli. window shopping (melihat-lihat
saja tapi tidak membeli
Title
KONSUMEN
Konsumen adalah semua individu dan rumah
tangga yang membeli atau memperoleh barang
atau jasa untuk di konsumsi pribadi (Kotler,
2000).
.
KONSUMEN

• Menurut Kamus Advance


Oxford Konsumen diartikan
sebagai “person who uses
goods those which direcly
satisfied human needs and
desire” dan dibagi menjadi
dua:
KONSUMEN
Jenis-jenis Konsumen
 Konsumen individu atau konsumen
perseorangan atau konsumen perorangan.
Contoh: seorang ibu yang sedang berbelanja di
pasar, seorang dosen yang ketika berangkat ke
kampus untuk mengajar menggunakan
kendaraan.

 Konsumen institusi atau konsumen organisasi


atau konsumen kelompok. Contoh: bagian
perlengkapan sebuah klub sepak bola yang
membeli peralatan olah raga seperti bola,
sepatu, pakaian seragam untuk tim disebut
sebagai konsumen institusi.
KONSUMEN
Berikut merupakan sifat-sifat konsumen, yaitu:
1) Ingin mengetahui keadaan atau ciri-ciri
barang-barang yang akan dibeli.
2) Menginginkan barang yang baik dan
berkualitas.
3) Menginginkan barang yang murah
harganya.
4) Menginginkan kejujuran dalam bertransaksi
jual beli.
• Hak dan Kewajiban Konsumen
 Sesuai dengan Pasal 5 No. 8 Tahun
1999 Undang-Undang Perlindungan
Konsumen, Hak-hak Konsumen adalah :
KONSUMTIF
Pengertian Konsumtif
Menurut Barry (1994), konsumtif diartikan sebagai
pemakaian (pembelian) atau pengonsumsian barang-
barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata
dan bukan menurut tuntutan kebutuhan yang
dipentingkan.
Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (Al-
Ghifari, 2003) memberikan batasan perilaku konsumtif
sebagai kecenderungan konsumsi tiada batas dan
lebih mementingkan faktor keinginan daripada
kebutuhan.
Menurut Peter dan Olson (1995), perilaku konsumtif
adalah kepercayaan, sikap, dan keinginan yang tidak
terkontrol dan terbentuk dalam diri konsumen.
KONSUMTIF

Orang yang bertipe konsumtif akan lebih cenderung


untuk memenuhi kebutuhannya dengan membeli
sebuah barang. Mereka tidak pernah berpikir
mengenai bagaimana barang itu dibuat, mereka lebih
fokus tentang bagaimana memiliki barang tersebut.
KONSUMTIF

Budaya konsumtivisme menimbulkan shopilimia.


Dalam psikologi ini dikenal sebagai compulsive
buying disorder (penyakit kecanduan belanja).
Penderitanya tidak menyadari dirinya terjebak
dalam kubangan metamorfosa antara keinginan
dan kebutuhan. Ini bisa menyerang siapa saja,
perempuan atau laki-laki. Contohnya: membeli
handphone jenis terbaru, mengikuti trend dan
membeli gadget yang sedang up to date.
KONSUMTIF
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Assuari (1987) mengemukakan bahwa perilaku konsumtif
dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
a. Ingin tampak berbeda dari yang lain.
Remaja melakukan pembelian atau pemakaian dengan
maksud untuk menunjukkan bahwa dirinya berbeda dengan
yang lain.
b. Ikut-ikutan
seseorang membeli sesuatu hanya untuk meniru orang lain
dan mengikuti metode yang sedang trend.
KONSUMTIF
Aspek-aspek Perilaku Konsumtif
Lina dan Rasyid (1997) menyebutkan ada 3 aspek dalam perilaku
konsumtif, yaitu:
1. Aspek pembeli impulsif
Adalah pembelian yang didasarkan pada dorongan dalam diri
individu yang muncul tiba-tiba
2. Aspek pembelian tidak rasional
Adalah pembelian yang dilakukan tidak karena kebutuhan,
tetapi karena gengsi agar dapat dikesankan sebagai orang yang
modern atau mengikuti mode.
3. Aspek pembelian boros atau berlebihan
Adalah pembelian suatu produk secara berlebihan yang
dilakukan oleh konsumen.
KONSUMTIF
Menurut Sumartono (Al-Ghifari, 2003) seseorang yang
konsumtif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Suatu paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau
kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi
atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara
berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan
berkelanjutan.
Hal tersebut menjadikan individu menjadi pecandu dari
suatu produk, sehingga ketergantungan teraebut tidak dapat
atau susah untuk dihilangkan
Konsumerisme juga dapat diartikan sebuah
paham atau gaya hidup yang menganggap
barang-barang sebagai ukuran kebahagiaan,
kesenangan, dsb.

Contoh perilaku konsumerisme: seorang remaja


yang sangat hobi berbelanja (pakaian, sepatu, tas,
perhiasan, aksesoris) namun ia jarang atau
bahkan tidak pernah memakai barang-barang
tersebut.
KONSUMERISME
 Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W.
Miniard dalam Saladin (2003) terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial,
keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku
konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang
membentuk atau menghambat individu dalam
mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen
hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku
keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor
tersebut diatas.
KONSUMERISME
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup,
dan demografi. Perbedaan dan pengaruh individu
merupakan faktor internal (interpersonal) yang
menggerakkan serta mempengaruhi perilaku terutama
karena takut dikatakan ketinggalan zaman, sehingga
konsumen rela menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang
kurang penting. Kelima faktor tersebut akan memperluas
pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi,
pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor
tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen
sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen
dalam penambilan keputusan pembelian.
Dampak Konsumerisme

• Dampak Positif
Dapat meningkatkan
pendapatan nasional
Budaya konsumerisme dapat
meningkatkan individu untuk
giat berusaha
Dampak Konsumerisme

• Dampak Negatif
Hidup boros dan enggan berbagi
Bersikap pamer dan
menimbulkan perilaku sombong
Bersikap individual
Individu tersebut akan selalu
mencari kesenangan dan
kepuasan hidup
Dampak Konsumerisme
• Dampak Negatif
Uniformitas dan Alienasi
Uniformitas diambil dari kata uniform yang berarti seragam,
sedang uniformitas itu sendiri adalah membuat suatu kelompok
entah itu mayarakat lokal atau komunitas internasional menjadi
sama atau seragam. Akibat adanya uniformitas inilah mereka
yang tidak sama atau menolak untuk menjadi sama menjadi
teralienasi dan dianggap asing dari suatu kelompok.
Konsumerisme secara tidak langsung membuat pola yang
kemudian akan mendorong kita pada uniformitas.
 contohnya: penggunaan Handphone dikalangan remaja kini
sangat marak bahkan jika tidak menggunakan atau tak memiliki
Handphone dinilai rendah oleh kawan di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai