3, Desember 2006
ABSTRACT
This research is in order to empirically testing about the relationship between perception against
the parental authoritative childrearing and shyness preference on the early adolescense, and in
order to know how strong perception contribution against the parental authoritative childrearing
against shyness preference on the early adolescense. Subjects in this research are 1 st class
students of the MTS Negeri 1 Malang with the number of subjects are 144 students and 78
of them be prepared to be try out subjects. This research derivation is carry out by the using
of likert scale in the form of questionaire. The results of the research are indicates that there
is relationship between perception against the parental authoritative childrearing and shyness
preference. Both of variables has positive corelation, in the sense that more positive perception
against the parental authoritative guidance pattern, more positive the shyness preference on the
first adolescense, too. Nevertheless, this perception against the parental authoritative guidance
pattern is only having relatively small contribution or impact into shyness preference.
INSAN
© 2006, Fakultas Vol. 8 No.
Psikologi 3, Desember
Universitas 2006
Airlangga
211
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan Kecenderungan Pemalu (Shyness) ...
dalam situasi sosial, misalnya memiliki yang dialami oleh seorang yang shyness bisa
banyak teman, dan berani tampil di depan timbul sejak masa kanak-kanak, muncul di
umum. Kebanyakan shyness pada remaja, masa remaja, atau tiba-tiba tampak pada
merupakan suatu bentuk sementara dan kehidupan selanjutnya. Untuk beberapa or-
tidak perlu dikhawatirkan. Remaja yang mau ang, shyness hanyalah sebuah bentuk yang
sedikit berusaha dan dengan dukungan dari berbeda dari kepribadian akan tetapi bagi
pihak keluarga akan membuatnya dapat yang lain hal itu dapat menjadi suatu keadaan
melewati berbagai macam masalah dan yang mengganggu untuk berfungsi dalam
menjadi orang yang lebih kuat. kehidupan sehari-hari (Albano, 2002).
Remaja yang mengalami shyness
biasanya merasa gugup dalam suatu situasi METODE PENELITIAN
yang baru, misalnya ketika seorang remaja
masuk ke dalam lingkungan sekolah baru Tipe Penelitian
atau ketika remaja dihadapkan pada suatu Tipe penelitian ini termasuk dalam tipe
kegiatan wawancara untuk menyaring penelitian penjelasan (explanatory atau confir-
anggota ekstrakurikuler di sekolah. matory research) yang menyoroti hubungan
Meskipun demikian, sedikit demi sedikit antara variabel-variabel penelitian dan
mereka akan mampu mengatasi hal itu dan menyajikan hipotesis yang telah dirumuskan
menjadi lebih tenang. Sedangkan seorang sebelumnya (Singarimbun & Effendi, 1995).
remaja yang mengalami shyness secara Apabila dilihat dari karakteristik masalah
ekstrim akan tetap bungkam, gemetaran, dan kategori fungsionalnya, Azwar (1998)
detak jantung yang semakin cepat, berusaha memasukkan penelitian ini ke dalam tipe
menghindar untuk memulai percakapan, penelitian korelasional yang bertujuan untuk
dan mulai merasa gagal. Remaja yang meneliti sejauh mana variabel satu berkaitan
mengalami hal ini akan merasa lebih nyaman dengan variabel lain berdasar koefisien
ketika ia sendirian, mudah mengalami korelasi.
kepanikan, dan selalu khawatir akan shyness
mereka terhadap orang lain karena Variabel Penelitian
mengang gapnya sebagai suatu yang Variabel dalam penelitian adalah
memalukan (Albano, 2000). persepsi terhadap pola asuh otoriter orang
Shyness sendiri merupakan suatu tua (variabel bebas) dan kecenderungan shy-
bentuk kepribadian yang telah banyak ness (variabel terikat). Variabel persepsi
diketahui. Setiap orang tentu juga pernah terhadap pola asuh otoriter orang tua ini
mengalami suatu tingkatan shyness tertentu diukur dengan menggunakan kuesioner yang
atau pernah mengetahui seseorang yang telah diujicobakan terlebih dahulu. Angket
mengalaminya. Karena shyness umum sekali persepsi terhadap pola asuh otoriter ini
dialami, sehingga kebanyakan orang tidak terdiri dari 26 item. Skor tinggi pada
mengetahui bagaimana hal ini terjadi. Secara kuisioner persepsi terhadap pola asuh
umum timbulnya suatu kecemasan sosial otoriter orang tua menunjukkan bahwa anak
mempersepsi orang tua mengasuh mereka dependen) yang akan dicoba untuk
secara otoriter. Sedangkan skor rendah dikorelasikan dan diprediksikan. Teknik
menunjukkan bahwa anak mempersepsi regresi ini digunakan untuk mengetahui
orang tua tidak bersikap otoriter dalam bagaimana variabel terikat dapat diramalkan
mengasuh mereka. melalui variabel bebas, secara individual
Variabel kecenderungan shyness diukur (Sugiyono, 2003). Pengujian analisis regresi
dengan menggunakan kuesioner yang juga sederhana ini dilakukan dengan
telah diujicobakan terlebih dahulu. menggunakan bantuan komputer program
Kueisioner ini terdiri dari 59 item. Semakin SPSS versi 11.0.
tinggi skor pada kuisioner kecenderungan
shyness ini menunjukkan bahwa remaja HASIL DAN PEMBAHASAN
cenderung semakin shyness. Skor yang rendah
menunjukkan bahwa remaja cenderung Hasil Penelitian
tidak mengalami shyness. Hasil penelitian (tabel 1) menunjukkan
rerata hipotetik pada variabel persepsi
Subjek Penelitian terhadap pola asuh otoriter orang tua sebesar
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 65, sedangkan rerata empiriknya sebesar
1 MTs (Madrasah Tsanawiyah), atau setingkat 56,52. Rerata hipotetik yang lebih tinggi
dengan SMP, yang memiliki rentang usia daripada rerata empirik menunjukkan
antara 12 hing ga 13 tahun. Hal ini bahwa tingkat persepsi terhadap pola asuh
berdasarkan atas pernyataan Lipsitz (1977, otoriter orang tua pada subjek penelitian
dalam Hirsch & Rapkin, 1987) yang tergolong rendah.
menyatakan bahwa peralihan antara SD ke Begitu juga dengan rerata hipotetik
SMP cukup menimbulkan banyak sekali pada variabel kecenderungan pemalu
perubahan yang cukup berarti bagi remaja (shyness) yang menunjukkan nilai 147,
yang baru saja memasuki masa remaja awal. sementara rerata empiriknya sebesar 134,85.
Rosenberg (1973, dalam Hirsch & Rapkin, Hal ini mengindikasikan tingkat
1987) secara lebih dalam lagi menekankan kecenderungan pemalu (shyness) pada subjek
bahwa remaja awal ditemukan mengalami secara keseluruhan rendah.
penurunan tingkat self-esteem pada masa Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 143
transisi ini. Pengambilan data pada subjek subjek penelitian, 23 diantaranya memiliki
penelitian ini dilakukan dengan persepsi pola asuh otoriter dengan tingkatan
meng gunakan kuesioner sebagai alat rendah, 104 subjek memiliki persepsi pola
pengumpul data. asuh otoriter yang sedang, dan sisanya 16
subjek memiliki persepsi pola asuh otoriter
Metode Analisis Data dalam kategori tinggi.
Analisis data yang digunakan dalam Pada skala kecenderungan shyness
penelitian ini adalah analisis regresi linier menunjukkan bahwa kebanyakan dari
sederhana karena hanya ada 2 variabel (satu subjek, yaitu sekitar 104 orang memiliki
variabel independen dan satu variabel kecenderungan shyness dalam kategori sedang
kemudian disusul 21 subjek yang memiliki Persamaan garis regresi di atas memiliki
kategori rendah. Dan dari 143 subjek ada arti bahwa bila nilai persepsi terhadap pola
18 orang yang memiliki kecenderungan asuh otoriter orang tua bertambah 1 maka
shyness yang tinggi. nilai rata-rata kecenderungan pemalu (shyness)
Hasil analisis regresi linear sederhana akan bertambah sebesar 0,734.
menunjukkan nilai korelasi kedua variabel
tersebut sebesar 0,282 dengan signifikansi Pembahasan
0,00. Hal ini menunjukkan bahwa ada Secara empirik hasil penelitian ini
hubungan antara persepsi terhadap pola asuh menunjukkan adanya hubungan antara
otoriter orang tua dengan kecenderungan persepsi terhadap pola asuh otoriter orang
pemalu (shyness) pada remaja awal. Meskipun tua dengan kecenderungan pemalu (shyness)
menurut Sugiyono (2003) hubungan kedua pada remaja awal. Hal ini dapat dibuktikan
variabel tersebut masih tergolong rendah. dengan diperolehnya koefisien korelasi (r)
Hal ini dapat dilihat juga dari sumbangan sebesar 0,282 dengan signifikansi 0,00.
efektif variabel bebas (persepsi terhadap Koefisien korelasi tersebut juga
pola asuh otoriter orang tua) terhadap memperlihatkan bahwa terdapat hubungan
variabel tergantung (kecenderungan shyness) yang positif antara kedua variabel penelitian.
yang hanya menunjukkan besaran 7,9 %, Artinya, semakin besar atau kuat seorang
dimana 92,1 % lainnya adalah pengaruh dari remaja awal mempersepsikan pola asuh
variabel lain. otoriter orang tuanya maka semakin besar
Hasil uji F Test juga diketahui bahwa atau kuat pula kecenderungan remaja
dengan harga F sebesar 12,141 dan tersebut untuk menjadi seorang yang shyness.
signifikansi 0,001 maka dapat disimpulkan Hasil penelitian ini mendukung
model regresi yang didapatkan bisa pendapat Carducci (2003) yang menyatakan
digunakan untuk memprediksi variabel bahwa banyak seorang yang mengalami
kecenderungan shyness dengan persamaan shyness beranggapan bahwa penyebab
garis sebagai berikut: utama dari shyness yang mereka alami
Variabel
Persepsi Kecenderungan Shyness
Variabel
Persepsi Otoriter Persepsi Otoriter
kemungkinan hal itu akan semakin Dari penelitian ini juga dapat
memperparah keadaan. Subjek dapat disarankan beberapa hal:
mengalami shyness dengan tingkatan yang 1. Bagi individu yang mengalami shyness
lebih parah dan tentu saja keadaan ini dapat a. Mencoba untuk bergabung dengan
merugikan subjek itu sendiri maupun orang- organisasi-organisasi yang ada baik
orang yang ada di sekitarnya. itu di sekolah atau pun di lingkungan
Berdasarkan hasil pengamatan yang rumah, misalnya OSIS, Karang
juga dilakukan oleh peneliti selama proses Taruna, Remaja Masjid dan
penelitian berlangsung diperoleh sedikit sebagainya .
gambaran mengenai beberapa perilaku yang b. Mencoba untuk menciptakan kesan
menunjukkan adanya reaksi shyness dari nonverbal yang lebih positif
beberapa subjek penelitian, misalnya duduk terhadap orang lain, misalnya dengan
terpisah dari teman-temannya yang lain, tersenyum, adanya kontak mata, dan
kurang partisipatif, dan seringkali menunduk berusaha untuk tetap tenang dan
ketika diajak berbicara oleh peneliti. santai ketika berbicara dengan orang
lain.
SIMPULAN DAN SARAN c. Membuat rencana ketika telah siap
untuk mencoba sesuatu, misalnya
Berdasarkan hasil analisis data yang berbicara dengan orang lain secara
telah dilakukan dalam penelitian ini maka langsung atau ketika ada tugas
peneliti dapat menyimpulkan bahwa: presentasi di depan kelas. Menulis
1. Ada hubungan antara persepsi terhadap terlebih dahulu apa yang akan
pola asuh otoriter orang tua dengan dibicarakan nanti. Selanjutnya melatih
kecenderungan pemalu (shyness) pada hal itu dengan keras, mungkin dapat
remaja awal. Kedua variabel tersebut dilakukan dengan berbicara di depan
memiliki korelasi yang positif, yang cermin. Kemudian segera
artinya semakin besar persepsi remaja melakukannya. Jangan pernah
awal terhadap pola asuh orang otoriter merasa khawatir jika nanti hal itu
orang tua maka akan semakin besar pula tidak akan sempurna. Berbanggalah
kecenderungan shyness yang akan mereka karena semuanya sudah dilakukan.
alami. Suatu saat semuanya akan menjadi
2. Meskipun kedua variabel telah terbukti lebih baik dan cukup mudah untuk
memiliki korelasi atau hubungan akan dilakukan kembali.
tetapi persepsi pola asuh otoriter orang 2. Bagi para orang tua
tua memiliki sumbangan atau pengaruh a. Perlu adanya suatu yang dinamakan
yang kecil terhadap kecenderungan kebebasan terbimbing dari pihak
pemalu (shyness) pada remaja awal. Jadi orang tua, maksudnya orang tua bisa
kecenderungan shyness lebih banyak memberikan kebebasan terhadap
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. anaknya akan tetapi masih tetap
Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Rice, F.P., & Dolgin, K.G. (2002). The
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Adolescent: Development, Relationships, and
Culture (10th ed.). Boston: A Pearson
Carducci, B.J. (2003). The Shyness Breaktrough:
Education Company.
A No-Stress Plan to Help Your Shy Child
Warm Up, Open Up, and Join the Fun. Singarimbun, M., & Efendi, S. (1995). Metode
United States of America: Rodale Inc. Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Henderson, Lynn & Philip Zimbardo (n.d.). Sugiyono. (2003). Statistika untuk Penelitian.
Diakses 9 Desember 2004 dari http:/ Bandung: CV Alfabeta.
/careerplanning.about.com/cs/
Wahini, M. (2002). Keluarga Sebagai Tempat
personalissues/a/shyness.htm
Pertama dan Utama Terjadinya Sosialisasi
Hirsch, B.J., & Rapkin, B.D. (1987). The Pada Anak. Diakses 13 April 2005 dari
Transition to Junior High School: A http://rudyct.tripod.com/
Longitudinal Study of Self-Esteem, sem1_023/meda_wahini.htm .
Psychological Symptomatology,
Zimbardo, P.G. (1985). Pshychology and Life.
School Life, and Social Support.
Illinois: Scott, Foresman and
Journal of Child Development, 58, 1235-
Company.
1243.