Anda di halaman 1dari 9

INSAN Vol. 8 No.

3, Desember 2006

Hubungan Antara Persepsi Terhadap


Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan Kecenderungan
Pemalu (Shyness) Pada Remaja Awal

Heny Nur Rahmania


M.G. Bagus Ani Putra
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

ABSTRACT
This research is in order to empirically testing about the relationship between perception against
the parental authoritative childrearing and shyness preference on the early adolescense, and in
order to know how strong perception contribution against the parental authoritative childrearing
against shyness preference on the early adolescense. Subjects in this research are 1 st class
students of the MTS Negeri 1 Malang with the number of subjects are 144 students and 78
of them be prepared to be try out subjects. This research derivation is carry out by the using
of likert scale in the form of questionaire. The results of the research are indicates that there
is relationship between perception against the parental authoritative childrearing and shyness
preference. Both of variables has positive corelation, in the sense that more positive perception
against the parental authoritative guidance pattern, more positive the shyness preference on the
first adolescense, too. Nevertheless, this perception against the parental authoritative guidance
pattern is only having relatively small contribution or impact into shyness preference.

Konsep perkembangan sosial mengacu


Keywords: pada perilaku remaja yang berhubungan
perception, childrearing, authori- dengan lingkungan sosial untuk mandiri dan
tative, shyness, early adolescence dapat berinteraksi atau untuk menjadi
manusia sosial. Interaksi adalah komunikasi
dengan manusia lain, suatu hubungan yang
Remaja seringkali mengalami berbagai
menimbulkan perasaan sosial yang
macam perubahan dalam perkembangan
mengikatkan individu dengan sesama
mereka karena aktivitas cenderung lebih
manusia, perasaan hidup bermasyarakat
banyak dilakukan bersama dengan orang
seperti tolong menolong, saling memberi
lain, misalnya teman sebaya, guru, maupun
dan menerima, simpati dan empati, rasa setia
orang dewasa lainnya. Dalam proses ini
kawan dan sebagainya. Melalui proses
terjadi perkembangan sosial pada remaja.
interaksi sosial tersebut seorang remaja akan

INSAN
© 2006, Fakultas Vol. 8 No.
Psikologi 3, Desember
Universitas 2006
Airlangga
211
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan Kecenderungan Pemalu (Shyness) ...

memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap, (dalam Henderson, dkk., n.d.) menerbitkan


dan perilaku-perilaku penting yang hasil penelitian dengan persentase yang
diperlukan dalam partisipasinya di meningkat hingga 48% responden yang
masyarakat kelak; dikenal juga dengan menganggap diri mereka shyness. Dalam
sosialisasi (Wahini, 2002). Akibatnya, secara penelitian yang lain disebutkan bahwa shy-
umum masalah yang kemudian seringkali ness merupakan suatu corak kepribadian
muncul adalah hal-hal yang berkaitan dengan yang dimiliki oleh 40% dari seluruh anak-
interaksi dengan lingkungan sosial tersebut. anak dan remaja.
Misalnya, masalah yang muncul ketika Shyness biasanya meningkat selama usia
seorang remaja harus mencari teman sebaya. remaja awal karena adanya peningkatan self-
Untuk bisa masuk menjadi anggota suatu awareness, minat terhadap perkembangan
kelompok sebaya, ia harus ikut-ikutan seksual, dan keinginan untuk menjadi bagian
merokok atau bahkan menggunakan obat- dari sebuah kelompok sosial (Hauck, dkk,
obatan terlarang agar diakui menjadi 1986, dalam Rice & Dolgin, 2002). Hal ini
anggota kelompok tersebut. diperkuat oleh penelitian yang telah
Seorang remaja yang merasa dirinya dilakukan oleh Ishiyama (1984, dalam Rice
gagal atau tidak dapat berinteraksi dengan & Dolgin, 2002:277) yang menyebutkan
orang lain cenderung berusaha untuk bahwa:
menjauh dan menghindar dari teman-teman
“...in a survey among tenth-grade boys and
sebaya dan juga lingkungan sosialnya.
girls in a secondary school in Victoria, British Co-
Kecenderungan untuk menjauh dan
lumbia, about one-half of the students rated them-
menghindar ini pada umumnya dialami oleh
selves as “moderately shy” or “quite shy.”
seseorang yang pemalu (shyness).
Shyness dalam Encyclopedia of Mental Menurut kutipan di atas tampak bahwa
Health merupakan suatu perasaan gelisah ternyata cukup banyak remaja khususnya
atau mengalami hambatan dalam suatu pada usia remaja awal mengalami shyness.
situasi hubungan antar-perseorangan yang Shyness selama ini memang selalu
mengganggu hubungan interpersonal diidentikkan dengan anak-anak, meskipun
maupun tujuan seseorang (Henderson, dkk., ternyata shyness juga dialami oleh remaja.
n.d.). Shyness juga dapat berubah dari Shyness memiliki sisi yang positif, yaitu remaja
kekakuan sosial menengah (mild social awk- mungkin lebih imajinatif, cerdas, dan selalu
wardness) hingga fobia sosial yang berpikir. Sedangkan di sisi lain (negatif),
menghambat secara penuh. Masalah ini remaja yang secara alami memang pendiam
tampaknya semakin banyak dialami oleh akan menjadi sangat cemas ketika mereka
remaja (Henderson, dkk., n.d.). harus ikut serta dalam suatu kegiatan atau
Zimbardo (1985) melalui penelitiannya pun mencari teman baru. Meskipun
pada tahun 1975 menyatakan bahwa 40% demikian, kepercayaan diri remaja dapat
dari respondennya adalah seorang yang shy- didorong dan dibantu dengan
ness. Pada tahun 1995, Bernardo Carducci memberikannya beberapa keberhasilan

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006


212
Heny Nur Rahmania & M.G. Bagus Ani Putra

dalam situasi sosial, misalnya memiliki yang dialami oleh seorang yang shyness bisa
banyak teman, dan berani tampil di depan timbul sejak masa kanak-kanak, muncul di
umum. Kebanyakan shyness pada remaja, masa remaja, atau tiba-tiba tampak pada
merupakan suatu bentuk sementara dan kehidupan selanjutnya. Untuk beberapa or-
tidak perlu dikhawatirkan. Remaja yang mau ang, shyness hanyalah sebuah bentuk yang
sedikit berusaha dan dengan dukungan dari berbeda dari kepribadian akan tetapi bagi
pihak keluarga akan membuatnya dapat yang lain hal itu dapat menjadi suatu keadaan
melewati berbagai macam masalah dan yang mengganggu untuk berfungsi dalam
menjadi orang yang lebih kuat. kehidupan sehari-hari (Albano, 2002).
Remaja yang mengalami shyness
biasanya merasa gugup dalam suatu situasi METODE PENELITIAN
yang baru, misalnya ketika seorang remaja
masuk ke dalam lingkungan sekolah baru Tipe Penelitian
atau ketika remaja dihadapkan pada suatu Tipe penelitian ini termasuk dalam tipe
kegiatan wawancara untuk menyaring penelitian penjelasan (explanatory atau confir-
anggota ekstrakurikuler di sekolah. matory research) yang menyoroti hubungan
Meskipun demikian, sedikit demi sedikit antara variabel-variabel penelitian dan
mereka akan mampu mengatasi hal itu dan menyajikan hipotesis yang telah dirumuskan
menjadi lebih tenang. Sedangkan seorang sebelumnya (Singarimbun & Effendi, 1995).
remaja yang mengalami shyness secara Apabila dilihat dari karakteristik masalah
ekstrim akan tetap bungkam, gemetaran, dan kategori fungsionalnya, Azwar (1998)
detak jantung yang semakin cepat, berusaha memasukkan penelitian ini ke dalam tipe
menghindar untuk memulai percakapan, penelitian korelasional yang bertujuan untuk
dan mulai merasa gagal. Remaja yang meneliti sejauh mana variabel satu berkaitan
mengalami hal ini akan merasa lebih nyaman dengan variabel lain berdasar koefisien
ketika ia sendirian, mudah mengalami korelasi.
kepanikan, dan selalu khawatir akan shyness
mereka terhadap orang lain karena Variabel Penelitian
mengang gapnya sebagai suatu yang Variabel dalam penelitian adalah
memalukan (Albano, 2000). persepsi terhadap pola asuh otoriter orang
Shyness sendiri merupakan suatu tua (variabel bebas) dan kecenderungan shy-
bentuk kepribadian yang telah banyak ness (variabel terikat). Variabel persepsi
diketahui. Setiap orang tentu juga pernah terhadap pola asuh otoriter orang tua ini
mengalami suatu tingkatan shyness tertentu diukur dengan menggunakan kuesioner yang
atau pernah mengetahui seseorang yang telah diujicobakan terlebih dahulu. Angket
mengalaminya. Karena shyness umum sekali persepsi terhadap pola asuh otoriter ini
dialami, sehingga kebanyakan orang tidak terdiri dari 26 item. Skor tinggi pada
mengetahui bagaimana hal ini terjadi. Secara kuisioner persepsi terhadap pola asuh
umum timbulnya suatu kecemasan sosial otoriter orang tua menunjukkan bahwa anak

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006


213
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan Kecenderungan Pemalu (Shyness) ...

mempersepsi orang tua mengasuh mereka dependen) yang akan dicoba untuk
secara otoriter. Sedangkan skor rendah dikorelasikan dan diprediksikan. Teknik
menunjukkan bahwa anak mempersepsi regresi ini digunakan untuk mengetahui
orang tua tidak bersikap otoriter dalam bagaimana variabel terikat dapat diramalkan
mengasuh mereka. melalui variabel bebas, secara individual
Variabel kecenderungan shyness diukur (Sugiyono, 2003). Pengujian analisis regresi
dengan menggunakan kuesioner yang juga sederhana ini dilakukan dengan
telah diujicobakan terlebih dahulu. menggunakan bantuan komputer program
Kueisioner ini terdiri dari 59 item. Semakin SPSS versi 11.0.
tinggi skor pada kuisioner kecenderungan
shyness ini menunjukkan bahwa remaja HASIL DAN PEMBAHASAN
cenderung semakin shyness. Skor yang rendah
menunjukkan bahwa remaja cenderung Hasil Penelitian
tidak mengalami shyness. Hasil penelitian (tabel 1) menunjukkan
rerata hipotetik pada variabel persepsi
Subjek Penelitian terhadap pola asuh otoriter orang tua sebesar
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 65, sedangkan rerata empiriknya sebesar
1 MTs (Madrasah Tsanawiyah), atau setingkat 56,52. Rerata hipotetik yang lebih tinggi
dengan SMP, yang memiliki rentang usia daripada rerata empirik menunjukkan
antara 12 hing ga 13 tahun. Hal ini bahwa tingkat persepsi terhadap pola asuh
berdasarkan atas pernyataan Lipsitz (1977, otoriter orang tua pada subjek penelitian
dalam Hirsch & Rapkin, 1987) yang tergolong rendah.
menyatakan bahwa peralihan antara SD ke Begitu juga dengan rerata hipotetik
SMP cukup menimbulkan banyak sekali pada variabel kecenderungan pemalu
perubahan yang cukup berarti bagi remaja (shyness) yang menunjukkan nilai 147,
yang baru saja memasuki masa remaja awal. sementara rerata empiriknya sebesar 134,85.
Rosenberg (1973, dalam Hirsch & Rapkin, Hal ini mengindikasikan tingkat
1987) secara lebih dalam lagi menekankan kecenderungan pemalu (shyness) pada subjek
bahwa remaja awal ditemukan mengalami secara keseluruhan rendah.
penurunan tingkat self-esteem pada masa Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 143
transisi ini. Pengambilan data pada subjek subjek penelitian, 23 diantaranya memiliki
penelitian ini dilakukan dengan persepsi pola asuh otoriter dengan tingkatan
meng gunakan kuesioner sebagai alat rendah, 104 subjek memiliki persepsi pola
pengumpul data. asuh otoriter yang sedang, dan sisanya 16
subjek memiliki persepsi pola asuh otoriter
Metode Analisis Data dalam kategori tinggi.
Analisis data yang digunakan dalam Pada skala kecenderungan shyness
penelitian ini adalah analisis regresi linier menunjukkan bahwa kebanyakan dari
sederhana karena hanya ada 2 variabel (satu subjek, yaitu sekitar 104 orang memiliki
variabel independen dan satu variabel kecenderungan shyness dalam kategori sedang

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006


214
Heny Nur Rahmania & M.G. Bagus Ani Putra

kemudian disusul 21 subjek yang memiliki Persamaan garis regresi di atas memiliki
kategori rendah. Dan dari 143 subjek ada arti bahwa bila nilai persepsi terhadap pola
18 orang yang memiliki kecenderungan asuh otoriter orang tua bertambah 1 maka
shyness yang tinggi. nilai rata-rata kecenderungan pemalu (shyness)
Hasil analisis regresi linear sederhana akan bertambah sebesar 0,734.
menunjukkan nilai korelasi kedua variabel
tersebut sebesar 0,282 dengan signifikansi Pembahasan
0,00. Hal ini menunjukkan bahwa ada Secara empirik hasil penelitian ini
hubungan antara persepsi terhadap pola asuh menunjukkan adanya hubungan antara
otoriter orang tua dengan kecenderungan persepsi terhadap pola asuh otoriter orang
pemalu (shyness) pada remaja awal. Meskipun tua dengan kecenderungan pemalu (shyness)
menurut Sugiyono (2003) hubungan kedua pada remaja awal. Hal ini dapat dibuktikan
variabel tersebut masih tergolong rendah. dengan diperolehnya koefisien korelasi (r)
Hal ini dapat dilihat juga dari sumbangan sebesar 0,282 dengan signifikansi 0,00.
efektif variabel bebas (persepsi terhadap Koefisien korelasi tersebut juga
pola asuh otoriter orang tua) terhadap memperlihatkan bahwa terdapat hubungan
variabel tergantung (kecenderungan shyness) yang positif antara kedua variabel penelitian.
yang hanya menunjukkan besaran 7,9 %, Artinya, semakin besar atau kuat seorang
dimana 92,1 % lainnya adalah pengaruh dari remaja awal mempersepsikan pola asuh
variabel lain. otoriter orang tuanya maka semakin besar
Hasil uji F Test juga diketahui bahwa atau kuat pula kecenderungan remaja
dengan harga F sebesar 12,141 dan tersebut untuk menjadi seorang yang shyness.
signifikansi 0,001 maka dapat disimpulkan Hasil penelitian ini mendukung
model regresi yang didapatkan bisa pendapat Carducci (2003) yang menyatakan
digunakan untuk memprediksi variabel bahwa banyak seorang yang mengalami
kecenderungan shyness dengan persamaan shyness beranggapan bahwa penyebab
garis sebagai berikut: utama dari shyness yang mereka alami

Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian

Variabel
Persepsi Kecenderungan Shyness

Rerata hipotetik 65 147,5


Rerata empirik 56,52 134,85
Skor hipotetik minimum 26 104
Skor hipotetik maksimum 59 236
Skor empirik minimum 34 86
Skor empirik maksimum 81 186

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006


215
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan Kecenderungan Pemalu (Shyness) ...

Tabel 2. Gambaran kecenderungan persepsi terhadap

Variabel
Persepsi Otoriter Persepsi Otoriter

Kategori Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

Rendah 23 16,1% 21 14,7%


Sedang 104 72,7% 104 72,7%
Tinggi 16 11,2% 18 12,6%

dipengaruhi oleh keluarga terutama dalam subjek mempersepsikan bahwa terkadang


hal ini adalah orang tua. Karena seorang orang tua mereka dapat menerapkan pola
anak mulai berlatih kemampuan sosial dari asuh otoriter dan terkadang juga tidak. Hal
keluarga mereka terlebih dahulu. Keluarga ini dapat dimengerti karena pada
khususnya orang tua akan mengajari seorang kenyataannya tidak ada bentuk pola asuh
anak mengenai keterampilan sosial dan tertentu yang murni diterapkan oleh orang
keterampilan hidup yang nantinya akan tua.
berpengaruh terhadap harga dirinya secara Begitu pula dengan kecenderungan
umum sebagai makhluk sosial. shyness yang dialami oleh subjek. Rata-rata
Kecilnya sumbangan efektif yang subjek penelitian ini memiliki kecenderungan
diberikan oleh variabel persepsi terhadap shyness dengan kategori sedang. Meskipun
pola asuh otoriter orang tua menunjukkan kebanyakan subjek masih memiliki
bahwa kecenderungan pemalu lebih banyak kecenderungan shyness kategori sedang
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Seperti namun hal ini patut untuk diwaspadai
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa bersama. Apabila kecenderungan shyness ini
shyness sendiri juga dipengaruhi oleh banyak tetap dibiarkan tanpa ada penanganan yang
hal seperti adanya komponen genetik baik maka tidak akan menutup
(temperamen), terjadinya pengalaman yang
tidak menyenangkan, dan juga perilaku yang
Y’ = 93,370 + 0,734 X
dipelajari. Persepsi terhadap pola asuh
otoriter orang tua hanyalah salah satu faktor
Dimana :
yang berpengaruh dari tingkat kognitif Y’ = Subjek dalam variabel dependen
seorang individu. (kecenderungan shyness) yang
Rata-rata persepsi subjek terhadap pola diprediksikan
X = Subjek pada variabel independen
asuh otoriter orang tua masuk dalam (persepsi terhadap pola asuh
kategori sedang. Kategori sedang dalam pola otoriter orang tua) yang
mempunyai nilai tertentu
asuh orang tua ini bisa diartikan bahwa

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006


216
Heny Nur Rahmania & M.G. Bagus Ani Putra

kemungkinan hal itu akan semakin Dari penelitian ini juga dapat
memperparah keadaan. Subjek dapat disarankan beberapa hal:
mengalami shyness dengan tingkatan yang 1. Bagi individu yang mengalami shyness
lebih parah dan tentu saja keadaan ini dapat a. Mencoba untuk bergabung dengan
merugikan subjek itu sendiri maupun orang- organisasi-organisasi yang ada baik
orang yang ada di sekitarnya. itu di sekolah atau pun di lingkungan
Berdasarkan hasil pengamatan yang rumah, misalnya OSIS, Karang
juga dilakukan oleh peneliti selama proses Taruna, Remaja Masjid dan
penelitian berlangsung diperoleh sedikit sebagainya .
gambaran mengenai beberapa perilaku yang b. Mencoba untuk menciptakan kesan
menunjukkan adanya reaksi shyness dari nonverbal yang lebih positif
beberapa subjek penelitian, misalnya duduk terhadap orang lain, misalnya dengan
terpisah dari teman-temannya yang lain, tersenyum, adanya kontak mata, dan
kurang partisipatif, dan seringkali menunduk berusaha untuk tetap tenang dan
ketika diajak berbicara oleh peneliti. santai ketika berbicara dengan orang
lain.
SIMPULAN DAN SARAN c. Membuat rencana ketika telah siap
untuk mencoba sesuatu, misalnya
Berdasarkan hasil analisis data yang berbicara dengan orang lain secara
telah dilakukan dalam penelitian ini maka langsung atau ketika ada tugas
peneliti dapat menyimpulkan bahwa: presentasi di depan kelas. Menulis
1. Ada hubungan antara persepsi terhadap terlebih dahulu apa yang akan
pola asuh otoriter orang tua dengan dibicarakan nanti. Selanjutnya melatih
kecenderungan pemalu (shyness) pada hal itu dengan keras, mungkin dapat
remaja awal. Kedua variabel tersebut dilakukan dengan berbicara di depan
memiliki korelasi yang positif, yang cermin. Kemudian segera
artinya semakin besar persepsi remaja melakukannya. Jangan pernah
awal terhadap pola asuh orang otoriter merasa khawatir jika nanti hal itu
orang tua maka akan semakin besar pula tidak akan sempurna. Berbanggalah
kecenderungan shyness yang akan mereka karena semuanya sudah dilakukan.
alami. Suatu saat semuanya akan menjadi
2. Meskipun kedua variabel telah terbukti lebih baik dan cukup mudah untuk
memiliki korelasi atau hubungan akan dilakukan kembali.
tetapi persepsi pola asuh otoriter orang 2. Bagi para orang tua
tua memiliki sumbangan atau pengaruh a. Perlu adanya suatu yang dinamakan
yang kecil terhadap kecenderungan kebebasan terbimbing dari pihak
pemalu (shyness) pada remaja awal. Jadi orang tua, maksudnya orang tua bisa
kecenderungan shyness lebih banyak memberikan kebebasan terhadap
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. anaknya akan tetapi masih tetap

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006


217
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan Kecenderungan Pemalu (Shyness) ...

perlu adanya bimbingan atau yang telah berusaha untuk melakukan


pengawasan. Jadi bukan berarti komunikasi. Jangan biarkan mereka
seorang anak dapat dilepas bebas salah atau tetap tidak mengerti, tapi
tanpa ada aturan yang mengikat. doronglah perilaku baik mereka.
b. Orang tua hendaknya juga berusaha d. Ciptakan sebuah lingkungan kelas
mengajak anak mereka untuk belajar yang dapat mendorong seluruh siswa
dan berlatih keterampilan sosial sejak agar dapat berkomunikasi secara
dini. Perilaku sosial yang dapat aktif.
dipelajari dan dilatih misalnya kontak e. Buatlah pertemuan secara individu
mata, bahasa tubuh yang dengan siswa untuk mencari tahu
meyakinkan, tersenyum, perkenalan, tentang mereka terutama dengan
obrolan ringan, cara menanyakan kesulitan-kesulitan yang tengah
pertanyaan, dan lain-lain. Melalui cara mereka alami (konseling).
ini seseorang dapat membangun rasa 4. Bagi peneliti selanjutnya
percaya diri mereka. a. Hendaknya peneliti selanjutnya lebih
3. Bagi para pendidik (guru) memperhatikan variabel-variabel lain
a. Menyediakan model perilaku yang diperkirakan juga turut
komunikasi yang efektif melalui mempengaruhi kecenderungan
demonstrasi atau video-tape. remaja untuk mengalami shyness,
Gunanya adalah menunjukkan misalnya temperamen, pengalaman
kepada siswa kapan perilaku yang tidak menyenangkan, dan juga
komunikasi sosial itu dilakukan dan adanya perilaku yang dipelajari.
mengapa mereka melakukannya. Hal b. Disarankan bagi peneliti selanjutnya
ini harus dilakukan oleh semua siswa. untuk memperbaiki skala persepsi
Jangan hanya diberikan kepada terhadap pola asuh otoriter orang tua.
siswa yang mengalami shyness saja Hal ini dilakukan karena mengingat
atau malah memberi label mereka masih cukup banyaknya jumlah item
sebagai seseorang pemalu. yang gugur pada skala tersebut.
b. Mengajarkan keahlian berkomu- c. Untuk mendapatkan atau
nikasi yang efektif. Jika pengajar mengeksplorasi data lebih kaya dan
menginginkan murid-muridnya lebih mendalam maka penelitian
dapat berdiri dan berbicara di depan akan lebih disarankan apabila dengan
kelas, maka guru harus menjelaskan menggunakan teknik kualitatif.
bagaimana cara melakukannya.
Jangan pernah beranggapan bahwa DAFTAR PUSTAKA
siswa akan dapat tahu dengan
sendirinya apa yang harus mereka Albano, A.M. (2000). Social Phobia in
lakukan. Children and Adolescents. Child Study
c. Berikan hadiah (reward) kepada siswa Center Letter, 4, 3.

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006


218
Heny Nur Rahmania & M.G. Bagus Ani Putra

Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Rice, F.P., & Dolgin, K.G. (2002). The
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Adolescent: Development, Relationships, and
Culture (10th ed.). Boston: A Pearson
Carducci, B.J. (2003). The Shyness Breaktrough:
Education Company.
A No-Stress Plan to Help Your Shy Child
Warm Up, Open Up, and Join the Fun. Singarimbun, M., & Efendi, S. (1995). Metode
United States of America: Rodale Inc. Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Henderson, Lynn & Philip Zimbardo (n.d.). Sugiyono. (2003). Statistika untuk Penelitian.
Diakses 9 Desember 2004 dari http:/ Bandung: CV Alfabeta.
/careerplanning.about.com/cs/
Wahini, M. (2002). Keluarga Sebagai Tempat
personalissues/a/shyness.htm
Pertama dan Utama Terjadinya Sosialisasi
Hirsch, B.J., & Rapkin, B.D. (1987). The Pada Anak. Diakses 13 April 2005 dari
Transition to Junior High School: A http://rudyct.tripod.com/
Longitudinal Study of Self-Esteem, sem1_023/meda_wahini.htm .
Psychological Symptomatology,
Zimbardo, P.G. (1985). Pshychology and Life.
School Life, and Social Support.
Illinois: Scott, Foresman and
Journal of Child Development, 58, 1235-
Company.
1243.

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006


219

Anda mungkin juga menyukai