Anda di halaman 1dari 11

Volume 2, No.

2, Desember 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN


KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA SISWA SMK NEGERI 3
MEDAN
Nini Sri Wahyuni

Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between social support peers in social skills to
students of SMK Negeri 3 Medan. The subjects were students of SMK Negeri 3 Medan which
numbered 60 people. Measuring instrument used is a Likert scale consisting of 36 items
sociability (α = 0.897) and 46 items of peer social support (α = 0,929). Data analysis using
techniques r Product Moment. Berdasdarkan data analysis, found that the hypothesis
proposed in this study received, that there is a relationship between social support peers in
social skills to students of SMK Negeri 3 Medan. This is evidenced by the value or coefficient
of correlation ((r xy = 0.942, p = 0.000; p <0.05). Furthermore, seen from the calculation of
hypothetical mean and the empirical mean and standard deviation is known that social
support peers in social skills to students of SMK Negeri 3 field are low, where the average
value of the empirical lower than the average value of the hypothetical.

Keywords: Social support, peer, social skills, youth, and students.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya
dengan kemampuan bersosialisasi pada siswa SMK Negeri 3 Medan. Subjek penelitian adalah
siswa-siswi SMK Negeri 3 Medan yang berjumlah 60 orang. Alat ukur yang digunakan
adalah skala Likert yang terdiri dari 36 item kemampuan bersosialisasi (α = 0,897) dan 46
item dukungan sosial teman sebaya (α = 0,929). Analisis data menggunakan teknik r Product
Moment. Berdasdarkan analisi data, diperoleh bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini diterima, yaitu ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan kemampuan
bersosialisasi pada siswa SMK Negeri 3 Medan. Hal ini dibuktikan dengan nilai atau
koefisien hubungan ((rxy = 0,942 dengan p = 0,000; p < 0.05). Selanjutnya dilihat dari
perhitungan mean hipotetik dan mean empirik serta standart deviasinya diketahui bahwa
dukungan sosial teman sebaya dengan kemampuan bersosialisasi pada siswa SMK Negeri 3
Medan tergolong rendah, dimana nilai rata-rata empirik lebih rendah dari nilai rata-rata
hipotetik.

Kata Kunci : Dukungan sosial, teman sebaya, kemampuan bersosialisasi, remaja, dan
siswa.

1
Jurnal DIVERSITA

PENDAHULUAN ada juga individu yang tidak memilih


kelompok pertemanannya, dan ada juga
Remaja berasal dari kata latin yang membatasi dan selektif dalam
(adolesence) yang berarti tumbuh atau memilih teman. Hubungan sosial individu
tumbuh menjadi dewasa. Istilah berkembang karena adanya dorongan rasa
adolescence, seperti yang dipergunakan ingin tahu terhadap segala sesuatu yang
saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, ada didunia sekitarnya.
mencakup kematangan mental, emosional, Hal ini sesuai dengan observasi
sosial dan fisik. Pandangan ini yang dilakukan oleh peneliti pada siswa-
diungkapkan oleh Piaget (dalam, Hurlock siswi di sekolah menengah kejuruan,
1990) dengan mengatakan secara khususnya di SMK Negeri 3 Medan.
psikologis, masa remaja adalah usia Dimana, jenjang pendidikan kejuruan yang
dimana individu berintegrasi dengan dipilih menggunakan sistem Praktek Kerja
masyarakat dewasa, usia dimana anak Lapangan (PKL) yang ditujukan untuk
tidak lagi merasa dibawah tingkat orang- siswa kelas 2 yang akan naik ke kelas 3.
orang yang lebih tua melainkan berada Hal ini yang membuat sebagian besar
dalam tingkatan yang sama, sekurang- siswa merasa harus memperluas
kurangnya dalam masalah hak. pertemanan mereka dilingkungan
Salah satu tugas perkembangan sekolahnya diluar dari kelompok di
masa remaja yang tersulit adalah yang kelasnya dan di jurusannya. Berdasarkan
berhubungan dengan penyesuaian sosial. latar belakang di atas, peneliti tertarik
Remaja harus menyesuaikan diri dengan untuk melakukan penelitian dengan judul
lawan jenis dalam hubungan yang “Hubungan Dukungan Sosial Teman
sebelumnya belum pernah ada dan harus Sebaya Dengan Kemampuan Bersosialisasi
menyesuaikan dengan orang dewasa pada Remaja di SMK Negeri 3 Medan”.
dilingkungan keluarga, sekolah, dan
pertemanan. Untuk mencapai tujuan dari A. Remaja
pola sosialisasi dewasa, remaja harus 1. Pengertian Remaja
membuat banyak penyesuaian baru. Menurut Erickson (dalam,
Menurut Chaplin (2007) kemampuan Santrock 2003) remaja adalah tahapan
bersosialisai merupakan kemampuan perkembangan dimana individu
seorang individu dalam proses diharapkan menemukan siapa mereka,
mempelajari adat kebiasaan suatu mereka sebetulnya, dan kemana mereka
kebudayaan di lingkungan tertentu. menuju dalam hidupnya. Dimensi yang
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penting adalah mengeksplorasi tentang
kemampuan bersosialisasi menurut karir adalah penting, Erickson
Hurlock (dalam, Sarwono 2001) yaitu, pola menyebutkan fase ini adalah identity
asuh dan teman sebaya. Teman sebaya versus identity confusion. Istilah remaja
adalah teman dimana mereka biasanya berasal dari kata latin (adolesence) yang
bermain dan melakukan aktifitas bersama- berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
sama sehingga menimbulkan rasa senang dewasa. Istilah adolescence, seperti
bersama, dan biasanya dengan jarak usia yang dipergunakan saat ini, mempunyai
yang relatif tidak jauh berbeda bahkan arti yang lebih luas, mencakup
sepantaran atau sebaya. Menurut Hurlock kematangan mental, emosional, sosial
(dalam Sarwono, 2001) menyatakan bahwa dan fisik. Pandangan ini diungkapkan
dukungan teman sebaya merupakan salah oleh Piaget (dalam Hurlock, 1990)
satu faktor yang mempengaruhi dengan mengatakan secara psikologis,
kemampuan bersosialisasi. Karena masa remaja adalah usia dimana
kemampuan bersosialisasi setiap individu individu berintegrasi dengan
berbeda-beda, ada tipe individu yangb masyarakat dewasa, usia dimana anak
mudah bergaul dan ada pula sebagian tipe tidak lagi mearas dibawah tingkat
individu yang susah bergaul. Selain itu, orang-orang yang lebih tua melainkan
2
Volume 2, No. 2, Desember 2016

berada dalam tingkatan yang sama, g. Memahami dan menginternalisasikan


sekurang-kurangnya dalam masalah nilai-nilai orang dewasa dan orang
hak. Integrasi dalam masyarakat tua.
(dewasa) mempunyai banyak aspek h. Mengembangkan perilaku tanggung
efektif, kurang lebih berhubungan jawab sosial yang diperlukan untuk
dengan masa puber. memasuki dunia dewasa.
Masa remaja, menurut i. Mempersiapkan diri untuk memasuki
Mappiare (dalam, Ali 2008) perkawinan.
berlangsung antara umur 12 tahun j. Memahami dan mempersiapkan
sampai 21 tahun bagi wanita dan usia berbagai tanggung jawab kehidupan
13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi keluarga.
pria. Rentang usia remaja ini dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 3. Karakterisitik Umum
12/13 dengan 21/22 tahun adalah Perkembangan Remaja
remaja akhir. Menurut hukum di a. Kegelisahan
Amerika Serika saat ini, individu Seringkali angan-angan dan
dianggap telah dewasa apabila telah keinginannya jauh lebih besar
mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 dibandingkan dengan
thun seperti ketentuan sebelumnya kemampuannya. Selain itu, di satu
(dalam, Hurlock 1990). Pada usia ini, pihak mereka ingin mendapat
umumnya anak sedang duduk di bangku pengalaman sebanyak-banyaknya
sekolah menengah. Remaja juga sedang untuk menambah pengetahuan, tetapi
mengalami perkembangan pesat dalam pihak lain mereka merasa belum
aspek intelektual. Transformasi mampu melakukan berbagai hal
intelektual dari cara berpikir remaja ini dengan baik sehingga tidak berani
memungkinkan mereka tidak hanya mengambil tindakan mencari
mampu mengintegrasikan dirinya ke pengalaman langsung dari
dalam masyarakat dewasa, tapi juga sumbernya. Tarik-menarik antara
merupakan karakteristik yang paling angan-angan yang tinggi dengan
menonjol dari semua periode kemampuannya yang masih belum
perkembangan, hal ini di ungkapkan memadai mengakibatkan mereka
oleh Shaw dan Costanzo (dalam, Ali diliputi oleh perasaan gelisah.
2008). b. Pertentangan
Sebagai individu yng
2. Tugas-tugas Perkembangan Masa sedang mencari jati diri, remaja
Remaja berada pada situasi psikologis antara
Adapun tugas-tugas ingin melepaskan diri dari orang tua
perkembangan masa remaja, menurut dan perasaan masih belum mampu
Hurlock (dalam, Ali 2008) adalah untuk mandiri. Oleh krena itu, pada
sebagai berikut : umumnya remaja sering mengalami
a. Mampu menerima keadaaan fisik. kebingungan karena sering terjadi
b. Mampu menerima dan memahami pertentangan pendapat antar mereka
peran seks usia dewasa. dengan orangtua. Pertentangan yang
c. Mampu membina hubungan baik sering terjdi itu menimbulkan
dengan anggota kelompok yang keinginan remaja untuk melepaskan
berlainan jenis. diri dari orangtua kemudian
d. Mencapai kemandirian emosional. ditentangnya sendiri karena dalam
e. Mencapai kemandirian ekonomi. diri remaja ada keinginan untuk
f. Mengembangkan konsep dan memperoleh rasa aman. Remaja
keterampilan intelektual yang sangat sesungguhnya belum begtiu berani
diperlukan untuk melakukan peran mengambil resiko dari tindakan
sebagai anggota masyarakat. meninggalkan lingkungan
3
Jurnal DIVERSITA

kelurganya yang jelas aman bagi melakukannya. Seolah-olah dalam


dirinya. Akibatnya, pertentangan hati kecilnya berkata bahwa remaja
yang sering terjadi itu akan ingin membuktikan kalau sebenarnya
menimbulkan kebingungan dalam dirinya mampu berbuat seperti yang
diri remja itu sendiri maupun orang dilakukan oleh orang dewasa.
lain. Remaja putri, seringkali mencoba
c. Mengkhayal memakai kosmetik baru meskipun
Khayalan remaja putra sekolah melarangnya.
biasanya berkisar pada soal prestasi
dan jenjang karier, sedang pada B. Kemampuan Bersosialisasi
remaja putri lebih mengkhayalkan Sarlito (2008) mendefinisikan
romantika hidup. Khayalan ini tidak kemampuan bersosialisasi sebagai
selamanya bersifat negatif. Sebab perilaku-perilaku yang di pelajari, yang
khayalan ini kadang-kadang digunakan oleh individu dalam situssi-
menghasilkan sesuatu yang bersifat situasi interpersonal dalam
konstruktif, misalnya timbul ide-ide lingkungannya. Kemampuan
tertentu yang dapat direalisasikan. bersosialisasi baik secara langsung
d. Aktivitas Berkelompok maupun tidak membantu seseorang
Berbagi macam keinginan untuk dapat menyesuaikan diri dengan
para remaja seringkali tidak dapat standart harapan masyarakat dalm
terpenuhi karena bermacam-macam norma-norma yang berlaku di
kendala, dan yang sering terjadi sekelilingnya. Kemampuan
adalah tidak tersedianya biaya. bersosialisasi seorang individu
Adanya bermacam-macam larangan berlangsung sejak individu tersebut
dari orang tua seringkali lahir hingga akhir hayatnya.
melemahkan atau bahkan Perkembangan kemampuan
mematahkan semangat para remaja. bersosialisasi, menurut Bruno (dalam
Kebanyakan para remaja Sarlito 2008) merupakan proses
menemukan jalan keluar dari pembentukan sosial – self (pribadi
kesulitnnya setelah mereka dalam masyrakat) yakni pribadi dalam
berkumpul dengan rekan sebaya keluarga budaya dan bangsa.
untuk melakukan kegiatan bersama. Berdasarkan pendapat yang
Mereka melakukan suatu kegiatan telah di uraikan oleh para ahli,
secara berkelompok sehingga kemampuan bersosialisasi adalah suatu
berbagai kendala dapat diatasi kemampuan untuk menjalin hubungan
bersama-sama (menurut Singgih DS dengan dua atau lebih individu ditandai
dalam Ali, 2008). dengan kemampuan beradaptasi, dan
e. Keinginan Mencoba Segala proses yang membentuk individu untuk
Sesuatu belajar menyesuaikan diri, bagaimana
Pada umunya, remaja cara hidup dan berfikir serta berfungsi
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam kelompoknya.
(high curiosity). Karena dorongan
rasa ingin tahu yang tinggi, remaja 1. Aspek-aspek Kemampuan
cenderung ingin bertualang, Bersosialisasi
menjelajah segala sesuatu, dan Menurut Sarwono (2001) aspek
mencoba segala sesuatu yang belum kemampuan bersosialisasi ada empat,
pernah dialaminya. Selain itu, yaitu :
didorong juga oleh keinginan seperti a. Kemampuan dalam menggunakan
orang dewasa. Akibatnya, tidak bahasa.
jarang secara sembunyi-sembunyi, b. Kemampuan berkomunikasi.
remaja pria mencoba merokok c. Berani tampil didepan umum.
karena sering melihat orang dewasa d. Kepercayaan diri.
4
Volume 2, No. 2, Desember 2016

Menurut Hartono (dalam Abu kemampuan bersosialisasi ada empat


Ahmadi, 2005) aspek-aspek faktor, yaitu :
kemampuan bersosialisasi didasari oleh a. Keluarga dan orang tua.
aspek fisik, psikologis, mental, sosial, b. Teman bermain.
dan moral. Selanjutnya menurut Robert c. Sekolah.
(2005) aspek-aspek dalam kemampuan d. Media massa.
bersosialisasi ada 3 yaitu: Sikap sportif,
Kepercayaan, dan Sikap terbuka. 3. Ciri – ciri Kemampuan
Dari uraian tersebut maka Bersosialisasi
dapat disimpulkan bahwa aspek aspek Menurut Hurlock (dalam,
dalam kemampuan bersosialisasi adalah Sarwono 2001) ada empat kriteria
kepercayaan diri, berani tampil di muka sebagai cirri kemampuan bersosialisasi,
umum, mampu bekerja sama, yaitu:
komunikasi yang aktif dan lancar, a. Kemampuan beradaptasi dengan
kepercayaan serta sikap saling terbuka norma yang berlaku.
satu sama lain. Serta didasari oleh b. Memperlihatkan sikap
kemampuan, fisik, psikologis, mental, menyenangkan pada orang lain.
sosial dan moral. c. Menyesuaikan diri dengan setiap
kelompok yang dimasukinya.
2. Faktor-faktor yang d. Dapat beradaptasi dan menjalankan
Mempengaruhi Kemampuan perannya dengan baik.
Bersosialisasi Menurut Ruchayati (dalam
Teori ini didukung oleh faktor- Masluchah 2012), ciri-ciri kemampuan
faktor yang mempengaruhi kemampuan bersosialisasi antara lain:
bersosialisasi menurut Hurlock (dalam a. Pelakunya lebih dari 2 orang atau
Sarwono, 2001) yaitu sebagai berikut: lebih.
a. Pola asuh. Pola asuh yang b. Terjadinya komunikasi antara
diberikan oleh orangtua sangat pelaku melalui kontak sosial.
berpengaruh pada kepribadian, hal c. Memiliki tujuan yang jelas.
ini terlihat pada sebuah keluarga d. Dilaksanakan melalui pola sistem
dimana seorang anak yang dididik sosial tertentu.
secara otoriter dan kekerasan
maka saat anak tersebut dewasa ia C. Dukungan Sosial Teman Sebaya
seringkali merasa dendam dengan 1. Pengertian Dukungan Sosial
tokoh ototriter yang dijumpainya Dukungan sosial adalah
dalam masyarakat. Dengan kata perasaan sosial yang dibutuhkan terus
lain anak mengalami kesukaran menerus dalam interaksi dengan orang
dengan orang lain yang lain (Smet, 1994). Sarafino (1994)
memperlihatkan sikap otoriter menggambarkan dukungan sosial
kepadanya. sebagai suatu kenyamanan, perhatian,
b. Teman sebaya. Teman sebaya penghargaan, ataupun bantuan yang di
adalah teman dimana mereka terima individu dari orang lain maupun
biasanya bermain dan melakukan kelompok. Dalam pengertian lain,
aktifitas bersama-sama sehingga disebutkan bahwa dukungan sosial
menimbulkan rasa senang adalah kehadiran orang lain yang dapat
bersama, dan biasanya dengan membuat individu percaya bahwa
jarak usia yang relatif tidak jauh dirinya dicintai, diperhatikan dan
berbeda bahkan sepantaran atau merupakan bagian dari kelompok sosial,
sebaya. yaitu keluarga, rekan kerja, dan teman
Selanjutnya menurut dekat (Casel, dalam Ristianti, 2008).
Kuswardoyo dan Shadiq (1994) Dari pendapat tokoh diatas
dapat disimpulkan bahwa dukungan
5
Jurnal DIVERSITA

sosial merupakan ketersediaan sumber dan lingkungan sosialnya serta


daya yang memberikan kenyamanan memberikan kesempatanpada remaja
fisik dan psikologis yang didapat untuk menguji coba berbagai macam
melalui interaksi individu dengan orang peran dalam menyelesaikan krisis dalam
lain sehingga individu tersebut merasa membentuk identitas diri yang optimal.
dicintai, dihargai, diperhatikan dan
diterima di kelompok sosialnya. 3. Aspek-aspek Dukungan Sosial
Teman Sebaya
2. Dukungan Sosial Teman Sebaya House (dalam
Erikson (dalam Ristianti, 2008) sarafino,1994) mengemukakan
mengemukakan bahwa remaja beberapa bentuk dukungan sosial,
menerima dukungan social dari antara lain:
kelompok teman sebaya. Oleh karena a. Dukungan emosional (Emotional
itu, remaja berusaha menggabungkan support). Dinyatakan dalam
diri dengan teman-teman sebayanya. bentuk bantuan yang memberikan
Purnama (dalam Ristianti, 2008) dukungan untuk memberikan
membenarkan hal tersebut dengan kehangatan dan kasih sayang,
menyatakan bahwa, dimasa ini remaja memberikan perhatian, percaya
akan menghadapi berbagai macam terhadap individu serta
persoalan yang tidak dapat mereka pengungkapan simpati.
selesaikan sendiri tanpa adanya b. Dukungan penghargaan (Esteem
bimbingan dan dukungan dari orang- support). Dukungan penghargaan
orang terdekatnya, dalam hal ini adalah dapat diberikan melalui
teman sebayanya. Johnson (dalam penghargaan atau penilaian yang
Ristianti, 2008) yang menyatakan positif kepada individu, dorongan
bahwa dukungan sosial dapat berasal untuk maju dan semangat atau
dari individu-individu penting persetujuan mengenai ide atau
(significant others) yang dekat bagi pendapat individu serta
individu yang membutuhkan bantuan. melakukan perbandingan secara
Banyak faktor yang mempengaruhi positif terhadap orang lain.
untuk merasakan dukungan sosial, c. Dukungan instrumental (Tangible
dimana hal tersebut tergantung pada or Instrumental support).
komposisi dan struktur jaringan sosial Mencakup bantuan langsung
yang terbentuk, menyangkut hubungan seperti, memberikan pinjaman
individu dengan lingkungan termasuk uang atau menolong dengan
keluarga dan masyarakat. Hubungan ini melakukan suatu pekerjaan guna
dapat berubah tergantung dari jumlah membantu tugas-tugas individu.
individu yang dimiliki dalam hubungan d. Dukungan informasi
tetap, frekuensi hubungan, komposisi (Informational support).
hubungan, serta keintiman atau Memberikan informasi, nasehat,
kedekatan hubungan individu dengan sugesti ataupun umpan balik
individu lain. mengenai apa yang sebaiknya
Dari uraian di atas dapat dilakukan oleh orang lain yang
disimpulkan bahwa dukungan sosial membutuhkan.
teman sebaya adalah dukungan sosial e. Dukungan jaringan sosial
yang bersumber dari teman sebaya (Network support). Jenis
dapat memberikan informasi terkait dukungan ini diberikan dengan
dengan hal apa yang harus dilakukan cara membuat kondisi agar
remaja dalam upaya bersosialisasi seseorang menjadi bagian dari
dengan lingkungannya, selain itu dapat suatu kelompok yang memiliki
pula memberikan timbal balik atas apa persamaan minat dan aktifitas
yang remaja lakukan dalam kelompok sosial. Dukungan jaringan sosial
6
Volume 2, No. 2, Desember 2016

juga disebut sebagai dukungan b. Norma dan nilai sosial, yang


persahabatan (Companioship berguna untuk membimbing
support) yang merupakan suatu individu untuk menjalankan
interaksi sosial yang positif kewajiban dalam kehidupan.
dengan orang lain, yang c. Pertukaran sosial, yaitu hubungan
memungkinkan individu timbal balik perilaku social antara
dapatmenghabiskan waktu dengan cinta, pelayanan dan informasi.
individu lain dalam suatu aktifitas Keseimbangan dalam pertukaran
sosial maupun hiburan. akan menghasilkan hubungan
interpersonal yang memuaskan.
4. Komponen-komponen Dukungan Pengalaman akan pertukaran secara
Sosial Teman Sebaya timbal balik ini membuat individu
Weiss (dalam Ristianti, 2008) lebih percaya bahwa orang lain
mengemukakan adanya enam akan menyediakan bantuan.
komponen dukungan sosial yang
disebut sebagai “The Social Provision D. Hubungan Dukungan Sosial Teman
Scale” dimana masing-masing Sebaya Dengan Kemampuan
komponen dapat berdiri sendiri, namun Bersosialisasi Pada Remaja
satu sama lain saling berhubungan. Kelompok teman sebaya yang
Adapun komponen tersebut adalah memberikan tekanan yang bersifat pasif
sebagai berikut : (dan merupakan tekanan yang lebih kuat)
a. Instrumental Support adalah kebutuhan remaja untuk
1. Reliable Alliance menyesuaikan diri dengan apa yang
(ketergantungan yang dapat dilakukan oleh temannya. Menyesuaikan
diandalkan). dengan apa yang dilakukan oleh teman
2. Guidance (Bimbingan). sebaya berhubungan dekat dengan
b. Emotional support keinginan untuk diterima dan disukai
1. Reassurance of Worth menurut Jersild (Masluchah, 2012). Rubin,
(Pengakuan Positif). Bukowski, & Parker (Rodkin dkk, 2000)
2. Emotional Attachment mengungkapkan hasil penelitian mereka
(Kedekatan Emosional). pada siswa sekolah menengah atas di
3. Social Integration (Integrasi Jerman tentang hubungan antar teman
Sosial). sebaya bahwa beberapa siswa yang tidak
4. Opportunity to Provide popular (ditolak oleh teman sebaya)
Nurturance (kesempatan untuk memiliki perilaku agresi atau bullying yang
mengasuh). tinggi, menarik diri dan menahan dimensi-
dimensi internal dan eksternal yang ada
5. Faktor-faktor Terbentuknya pada diri mereka. Disamping itu siswa-
Dukungan Sosial Teman Sebaya siswa yang tidak popular ini selalu
Myers (dalam Hobfoll, 1986) berubah-ubah persepsi diri mereka tentang
mengemukakan bahwa sedikitnya ada kualitas hubungan interpersonal (Bierman,
tiga faktor penting yang mendorong Smoot, & Aumiller, 1993; Boivin & Begin,
seseorang untuk memberikan dukungan 1989; Hartup & Stevens, 1997; Hymel,
yang positif, yakni sebagai berikut : Bowker, & Woody, 1993; Patterson,
a. Empati, yaitu turut merasakan Kupersmidt, & Griesler, 1990; Rodkin
kesusahan orang lain dengan tujuan dkk, 2000). Seperti contoh yang
mengantisipasi emosi dan dikemukakan oleh Bierman dkk, bahwa
memotivasi tingkah laku untuk siswa laki-laki agresif yang ditolak oleh
mengurangi kesusahan dan teman sebaya mereka lebih suka berdebat,
meningkatkan kesejahteraan orang mengganggu teman yang lain, tidak
lain. mempunyai rasa malu, kaku, dan secara
sosial tidak sensitif dibandingkan dengan
7
Jurnal DIVERSITA

siswa yang tidak berperilaku agresi atau yang akan mengikuti proses pratik kerja
bullying. Selain itu menurut Hurlock lapangan (PKL). Teknik pengumpulan data
(dalam Sarwono 2001) menyatakan bahwa yang akan digunakan dalam penelitian ini
teman sebaya merupakan salahsatu faktor adalah menggunakan skala. Skala yang
yang mempengaruhi kemampuan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
bersosialisasi. Sehingga dapat dikatakan skala Dukungan Sosial Teman Sebaya dan
bahwa, dukungan sosial teman sebaya pada Kemampuan Bersosialisasi. Metode
remaja merupakan salah satu faktor yang analisis data yang digunakan dalam
mempengaruhi kemampuan bersosialsasi. penelitian ini adalah Analisis korelasi
Product Moment dari Karl Pearson.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi yang diambil dalam
penelitian ini adalah siswa dan siswi SMK Hasil uji normalitas menunjukkan
Negeri 3 Medan yang berjumlah 1200 bahwa data variabel kemampuan
siswa. Dan akan diambil sesuai dengan ciri bersosialisasi memiliki sebaran data yang
dan karakteristik untuk pengambilan yang berdistribusi normal, yang
sampel. Sampel yang digunakan dalam ditunjukkan oleh koefisien Kolmogorov-
penelitian ini berjumlah 60 siswa. Teknik Smirnov sebesar 0,134 dengan p > 0,05.
pengambilan sampel yang digunakan Dari hasil uji linieritas menunjukkan
dalam penelitian ini adalah teknik bahwa koefisien determinasi empati
penelitian ini menggunakan Teknik dengan perilaku prososial ditunjukkan
Purposive Sampling yaitu siswa kelas 2 dengan R Square sebesar 0,887.

Tabel 1.
Hasil Perhitungan Mean Hipotetik dan Mean Empirik
Mean
No. Variabel SD Keterangan
Hipotetik Empirik
Kemampuan
1. 90 25,025 11,60723 Rendah
bersosialisasi
Dukungan sosial
2. 115 34,996 15,07101 Rendah
teman sebaya

Berdasarkan hasil perhitungan hubungan yang signifikan dengan


korelasi r Product Moment diketahui timbulnya kemampuan bersosialisasi pada
bahwa terdapat hubungan positif dan siswa-siswi SMK Negeri 3 Medan.
signifikan antara dukungan sosial teman Dari koefisien determinasi empati
sebaya terhadap kemampuan bersosialisasi terhadap perilaku prososial ditunjukkan
pada siswa-siswi SMK Negeri 3 Medan dengan R Square sebesar 0,887. Angka
yang ditunjukan oleh koefisien ( = 0,942 0,887 mengandung arti bahwa dalam
dengan p > 0,05.). Artinya semakin tinggi penelitian, dukungan sosial teman sebaya
dukungan sosial teman sebaya individu memiliki sumbangan efektif sebesar 88,7%
maka akan semakin tinggi kemampuan terhadap kemampuan bersosialisasinya.
bersosialisasinya, dan sebaliknya semakin Sisanya sebesar 12,3% dapat dijelaskan
rendah dukungan sosial teman sebaya oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam
maka semakin rendah kemampuan penelitian ini, antara lain faktor situsional
bersosialisasinya. Berdasarkan hasil (kehadiran orang lain, kondisi lingkungan,
analisis ini maka hipotesis yang diajukan tekanan waktu), faktor penolong
dalam penelitian ini dinyatakan “diterima”. (kepribadian, suasana hati, rasa bersalah,
Dari penelitian ini juga diketahui faktor distress), faktor orang yang membutuhkan
dukungan sosial teman sebaya mempunyai pertolongan (menolong orang yang

8
Volume 2, No. 2, Desember 2016

disukai, menolong orang yang pantas kemampuan bersosialisasinya dengan


ditolong). Hasil penelitian ini cara berbaur dengan teman diluar
menunjukkan kemampuan bersosialisasi dari teman-teman dikelasnya,
pada siswa SMK Negeri 3 Medan rendah, termasuk ikut dalam kegiatan-
dimana siswa SMK Negeri 3 Medan kegiatan yang ada disekolah seperti
kurang mampu bersosialisasi dilingkungan OSIS, ROHIS, PASKIBRA, dan
sekolahnya tanpa adanya bantuan dari kegiatan belajar lainnya yang ada
teman sebayanya di kelas. disekolah yang mengikutsertakan
seluruh siswa, baik siswa dari kelas 1
PENUTUP sampai ke kelas 3 dan dari jurusan
kimia industri maupun jurusan kimia
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
analisa. Sehingga tercapainya
disimpulkan bahwa:
sosialisasi yang baik antar siswa
1. Dari hasil penelitian ini ditemuakan
dilingkungan sekolahnya.
bahwa ada hubungan yang signifikan
2. Bagi sekolah
antara empati terhadap perilaku
Melihat hasil kemampuan
prososial pada Relawan KSR PMI
bersosialisasi dan dukungan sosial
Kota Medan, yang ditujukan oleh
teman sebaya pada siswa rendah,
koefisien ( = 0,942 dengan p >
maka diharapkan kepada pihak
0,05.). Artinya bahwa semakin tinggi sekolah untuk dapat membantu
dukungan sosial teman sebaya pada dengan cara memberikan ruang
siswa di SMK Negeri 3 Medan maka kepada siswa untuk dapat
semakin tinggi juga kemampuan bersosialisasi dilingkungan sekolah
bersosialisasinya dan sebaliknya. dengan berbagai macam kegiatan
2. Dari koefisien determinasi dukungan yang positif dan organisasi
sosial teman sebaya dengan kesiswaan disekolah maupun diluar
kemampuan bersosialisasi ditunjukan sekolah. Serta diharapkan pihak
dengan R Square sebesar 0,887. sekolah dapat menyediakan wadah
Angka 0,887 mengandung arti bahwa kreatif yang positif untuk para siswa
dalam penelitian empati memberikan agar dapat berkumpul dan
sumbangan efektif sebesar 88,7% bersosialisasi diluar kegiatan belajar
terhadap perilaku prososial. Sisanya sepetti pembentukan acara pentas
sebesar 0,123 (12,3%) dapat seni, panitia acara 17 agustus, dan
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak lain sebagainya.
diungkap dalam penelitian ini. 3. Kepada peneliti selanjutnya
3. Dari hasil penelitian ini diketahui Bagi peneliti selanjutnya perlu
tingkat kemampuan bersosialisasi dilakukan penelitian lebih lanjut
dan dukungan sosial teman sebaya mengenai kemampuan bersosialisasi
pada siswa SMK Negeri 3 Medan dengan variabel yang lain sehingga
tergolong tinggi dilihat berdasarkan dapat memberikan sumbangan dan
dari nilai mean hipotetik < mean gambaran faktor-faktor lain yang
empirik dalam kurva normal. Nilai mempengaruhi kemampuan
mean hipotetik perilaku prososial 18 bersosialisasi.
sedangkan nilai mean empirik 30,5,
kemudian nilai mean hipotetik empati
105, sedangkan nilai mean empirik
132,71 dalam kurva normal.
Dari kesimpulan yang diperoleh dapat
disarankan berbagai hal berikut ini:
1. Bagi siswa
Diharapkan untuk siswa dapat
mempertahankan dan meningkatkan
9
Jurnal DIVERSITA

DAFTAR PUSTAKA
Hilman. 2002. Kemandirian remaja yang
Abu Ahmadi. 2005. Psikologi sosial. tinggal di panti asuhan ditinjau
Jakarta: Rineka Cipta. dari persepsi pelayanan sosial dan
dukungan sosial. Universitas
Ali Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja, Gadjah Mada. Tesis: Yogyakarta.
Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hurlock, E.B. 1990. Perkembangan Anak,
Suatu Pendekatan Sepanjang
Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja. Rentang Usia. Jakarta: Erlangga.
Bandung: Pustaka Setia.
Manan. 1993. Interaksi Sosial pelajar SMA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur dengan Kelompok Teman Sebaya.
Penelitian, Suatu Pendekatan Dalam Majalah Ilmu Sosial, 20, 3,
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 317 – 332.

Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Ristianti, A. 2008. Hubungan Antara


Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Dukungan Sebaya Dengan
Pelajar. Identitas Diri pada Remaja di SMA
Pusaka 1 jakarta. Universitas
. 2005. Teas Prestasi : Fungsi Gunadarma Fakultas Psikologi.
dan Pengembangan Pengukuran Skripsi: Jakarta.
dan Prestasi Belajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Robbert A., dan Byrne, D. 2005. Psikologi
Sosial. Terj. Ratna Juwita et. Al.,
Cairns, R. B, & Neckerman. 1998. Social Judul Asli “Social Psychology”.
Network and Aggresive Behavior : Jakarta: Erlangga.
Peer Support or peer rejection?. Santrock, Jhon W. 2003. Adolescence,
Developmental Psychology Perkembangan Remaja.
Journal, 24, 6, 815 – 823. Terjemahan : Adelar, s. B.,
Saragih, S. Jakarta: Erlangga.
Chaplin, J. P. 2002. Kamus Lengkap
Psikologi. Penerjemah: Kartini . 2007. Perkembangan
Kartono. Jakarta: Rajawali Pers. Anak Edisi Kesembilan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Damayanti, N. A. 2005. Interpersonal Skill
Dalam Pelayanan Perpustakaan . 2007. Perkembangan
Jurnal Studi Perpustakaan dan Anak Edisi 11 Jilid 2. Jakarta:
Informasi Universitas Padjajaran Erlangga.
bandung, vol.1, no. 1.
Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology.
Desmita. 2006. Psikologi perkembangan. Canada: john Wiley & Sons. Inc.
Cetakan ke – 2. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Sarlito, W.S. 2008. Teori-Teori Psikologi
Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Gerungan, W.A. 1991. Psikologi Sosial.
Bandung: PT ERESCO. Sarwono, S, W. 2001. Psikologi Sosial.
Jakarta: Balai Pustaka.
Gottlieb, B. H. 1983. Social Support
Strategis Guidelines For Mental Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.
health Practice. Baverly Hills: Jakarta: PT Grasindo.
Sage Publications.
10
Volume 2, No. 2, Desember 2016

Tarakanita, I. 2001. Hubungan Status


Identitas Etnik dengan Konsep Diri
Mahasiswa. Dalam Jurnal
Psikologi, 07, 01, 01 – 14.

Taoh, Jinsen. 2006. Remaja Gaul. Jakarta:


Prestasi Pustaka Jaya.

11

Anda mungkin juga menyukai