Anda di halaman 1dari 11

LJ

ldentitas Diri Remaja:


Persepsi Diri Remaja
Terhadap Domain Kehidupan,
Pentingnya Tuhan, dan Religiositas
Evans Garey 1

Identitas diri adalah persepsi diri individu yang terkait dengan berbagai domain
kehidupan yang berpengaruh. Artikel ini melaporkan dua penelitian yang
membahas mengenai persepsi remaja Kristen terhadap domain kehidupan
mereka. Penelitian pertama membahas mengenai persepsi remaja Kristen
mengenai domain kehidupan yang relevan dan penting bagi mereka. Teman
dan agama ditemukan sebagai domain kehidupan yang paling relevan, dan
keluarga ditemukan sebagai domain kehidupan yang paling penting. Penelitian
kedua membahas mengenai persepsi remaja Kristen mengenai pentingnya
Tuhan dan tingkat religiositas diri mereka. Tuhan dipersepsikan sangat penting
oleh remaja. Mereka juga mempersepsikan diri sebagai religius. Penelitian ini
juga menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pentingnya
Tuhan dengan tingkat religiositas diri remaja. Pembahasan mengenai dampak
dari temuan penelitian ini bagi pelayanan dan pendampingan remaja dibahas
dalam artikel ini.
Kata kunci: Remaja, Identitas Diri, Domain Kehidupan, Religiositas

T ugas utama dalam perkembangan


remaja adalah menemukan identitas
diri. Definisi identitas menurut
Erikson adalah adanya kesadaran diri yang
depan dan bagaimana individu mem­
persepsikan diri sendiri serta persepsi
orang lain t erhadap dirinya. 2 Erikson
mengatakan: 3
berkembang sejak masa kanak-kanak Identity is as sense of inner wholeness...-
mengenai apa yang diharapkan di masa between that which he has come to be

1. Dr. Evans Garey, M.Si., saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi Psikologi di Universitas Kristen KridaWacana (UKRIDA);
Konselor, Peneliti dan Narasumber tentang Psikologi Remaja, Psikologi Positif; S3 bidang Psikologi Perkembangan, Program Doktor
Psikologi, Universitas Padjajaran, Bandung.
2. Erik H. Erikson, Identity, Youth and Crisis (New York: W.W. Norton Company, 1968), 87.
3. Erikson, Identity, Youth and Crisis, 87.

November 2016 I
¥� 109
ministry

n
LJ

during the long years of childhood and yang lainnya pada domain yang sama.
that which he promises to become in Misalnya, dua orang remaja mungkin me­
the anticipated future; between that miliki persepsi diri yang berbeda dalam
which he conceives himself to be and konteks teman sebaya mereka. Selain itu
that which he perceives others to see kita juga dapat membedakan konsep diri
in him and expect in him. remaja pada domain-domain yang berbe­
Ada dua pendekatan dalam memahami da. Misalnya, seorang remaja yang mem­
perkembangan konsep diri individu yakni persepsikan diri positif di keluarga dapat
pendekatan uni-dimensional dan multi­ saja mempersepsikan diri ne gatif di
dimensional.4 Pendekatan uni-dimensio­ sekolah.
nal adalah pendekatan secara umum me­ Secara khusus pada masa remaja Mil­
ngenai bagaimana individu memahami ler menjelaskan bahwa pencarian identi­
diri secara umum. Sedangkan pendekatan tas diri adalah untuk menjadi diri sendiri
multi-dimensional adalah pendekatan di atau tidak menjadi diri sendiri. 6 Proses
mana individu memahami diri sebagai menjadi diri sendiri ini dialami remaja
sebuah sistem yang kompleks yang me­ melalui interaksi dengan berbagai struk­
libatkan berbagai domain kehidupan. Per­ tur dalam lingkungannya. 7 Struktur atau
bedaan kedua pendekatan adalah pada domain seperti teman sebaya, keluarga,
persepsi diri yang dihasilkan yakni di kelompok, agama, pendidikan, budaya,
mana uni-dimensional akan menghasil­ gerakan politik, dan lainnya merupakan
kan satu konsep umum mengenai diri contoh domain kehidupan yang dapat me­
sedangkan multi-dimensional akan meng­ mengaruhi pembentukan identitas rema­
hasilkan konsep diri yang mungkin ber­ ja.
beda pada domain-domain spesifik dalam Domain kehidupan remaja mengalami
kehidupan individu. perubahan seiring dengan perkembangan
Kekuatan dari pendekatan multi­ dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
dimensional adalah pada kemampuannya Domain-domain yang sudah ada di masa
untuk mengumpulkan data yang bervaria­ perkembangan kanak-kanak adalah
si dari diri remaja. 5 Dengan memahami sekolah, sosial, atletik, penampilan fisik,
berbagai domain kehidupan yang meme­ dan tingkah laku. 8 Pada masa remaja do­
ngaruhi diri remaja, kita dapat membeda­ main-domain seperti kompetensi kerja,
kan konsep diri remaja yang satu dengan sahabat dekat, dan daya tarik romantik

4. Susan Harter, Self-Perception Profile for Adolescents: Manual and Questionnaires (USA: Arts, Humanities and Social Sciences,
Department of Psychology University of Denver, 2012).
5. Rich Gilman, Jameika Dooley clan Dan Florell, "Relative Levels of Hope and Their Relationship with Academic and Psychological
Ind icators among Adolescents," journal of Social and Clinical Psychology 25 (2006): 166-178. https://guilford journals.com/
doi/abs/ 10.15 21/jscp.2006.25.2.166.
6. Patricia H. Miller, Theories of Developmental Psychology (New York: Worth Publishers, 1993).
7. Evans Garey, Psikologi Remaja (Jakarta: Ukrida Press, 2015).
8. Harter, Self-Perception Profile for Adolescents.

n
LJ

merupakan domain yang berkembang


secara khusus. 9 Salah satu domain yang penting
Domain kehidupan remaja umumnya
berhubungan dengan tugas perkembang­ bagi individu di Indonesia
an yang dimiliki remaja. Pada masa rema­ adalah domain agama. Temuan
ja tugas perkembangan secara normatif dari World Values Survey
adalah memiliki hubungan yang matang
dengan teman sebaya dan pembentukan
menunjukkan bahwa 90 persen
identitas peran jenis kelamin, memper­ orang di Indonesia menganggap
si apkan kehidupan pernikahan dan Tuhan pen ting.
keluarga, independensi emosional dari
orang tua, mempersiapkan karier masa
depan, merencanakan pendidikan. domain utama yang dianggap paling pen­
Remaja dapat memberikan penilaian ting oleh remaja Afrika Selatan. 12 Hal
yang berbeda-beda terhadap domain ma­ tersebut terkait dengan adanya perubah­
na yang relevan dan penting bagi diri an di negara Afrika Selatan di mana terjadi
mereka. Alberts, Mbalo, dan Ackermann kebutuhan untuk meningkatkan karier
mengemukakan bahwa ada faktor-faktor setelah keadaan politik di negara tersebut
yang memengaruhi remaja dalam mem­ menjadi lebih tenang dan stabil. Dengan
persepsikan domain kehidupan yang demikian, penting untuk memahami do­
penting bagi mereka seperti budaya dan main yang relevan dan penting pada indi­
saat atau waktu dilakukannya penelitian vidu di daerah tertentu.
dalam hal sosial, politik, dan ekonomi. 10 Salah satu domain yang penting bagi
Alberts dan rekan-rekannya menemukan individu di Indonesia adalah domain aga­
bahwa remaja Afrika Selatan mem­ ma. Temuan dari World Values Survey
persepsikan beberapa domain kehidupan menunjukkan bahwa 90 % orang di Indo­
sebagai seuatu yang sangat penting jika nesia menganggap Tuhan penting.13 Se­
dibandingkan dengan domain lainnya.11 lain itu, dalam penelitian yang dilakukan,
Domain tersebut adalah karier masa ditemukan bahwa 73.17% remaja Kristen
depan, nilai-nilai moral, hubungan keluar­ yang berada dalam kelompok yang disebut
ga, dan hal-hal religius. karier merupakan dengan kelompok tumbuh bersama (KTB)

9. Harter, Self-Perception Profile for Adolescents.


10. Chari Alberts, Ndileka F. Mbalo dan Christiaan J. Ackermann, "Adolescents' Perceptions of the Relevance of Domain of Identity
Formation: A South African Cross-Cultural Study,"journal of Youth and Adolescence 32, no. 2 ()uni 2003): 169-184.
11. Alberts, Mbalo dan Ackermann, "Adolescents' Perceptions of the Relevance of Domain of Identity Formation: A South African
Cross-Cultural Study."
12. Alberts, Mbalo dan Ackermann, "Adolescents' Perceptions of the Relevance of Domain of Identity Formation: A South African
Cross-Cultural Study."
13. Ronald F. lnglehart, "Faith and Freedom: Traditional and M odern Ways to Happiness," dalam International Differences in Well
Being, ed. Ed Diener, John F. Helliwell, dan Daniel Kahneman (New York: Oxford University Press, 2010).

November 2016 I
¥-111
ministry

n
LJ

memiliki status identitas achieved. 14 Hal banyak perubahan dalam kurun waktu
ini menunjukkan bahwa remaja tersebut beberapa tahun terakhir di Indonesia
telah mengalami sebuah periode pengam­ yang mungkin menjadi tantangan bagi
bilan keputusan dan sedang mengejar remaja. Berbagai perubahan di berbagai
pekerjaan serta memiliki ideologi pribadi. hal seperti ekonomi, sosial, teknologi­
Hal ini mengindikasikan bahwa domain informasi, politik, dan lain-lain dapat
agama mungkin memberi kontribusi bagi memberi tekanan bagi remaja untuk ber­
pembentukan identitas diri remaja. adaptasi dengan dunia di sekitarnya.
Salah satu perubahan di kalangan re­ Dalam artikel ini, penulis melaporkan
maja masa kini adalah penggunaan media dua penelitian yang dilakukan terkait de­
teknologi. Penulis menemukan bahwa ngan permasalahan ini. Dalam penelitian
remaja Kristen menggunakan med ia pertama, penulis bertujuan untuk mema­
teknologi-informasi dengan intensif. 15 hami persepsi remaja terhadap domain
Seki tar 71 % remaja Kristen membaca kehidupan yang relevan dan penting
Alkitab di telepon genggam atau internet. khususnya bagi diri remaja Kristen. Pene­
Selain itu, mereka juga melakukan akti­ l itian ini sendiri merupakan penelitian
vitas-aktivitas terkait kegiatan religius dengan menggunakan sampel yang terdiri
dengan menggunakan gawai atau media dari remaja Kristen dan remaja non­
internet mereka seperti mencari materi Kristen. Untuk keperluan pembahasan
rohani (41 %) dan menonton video rohani mengenai remaja Kristen maka penel iti
(36%). 16 Dengan demikian dapat dikata­ khusus membahas subjek penelitian yang
kan bahwa media teknologi-informasi beragama Kristen. Dalam penelitian ke­
mungkin memberi kontribusi dalam ke­ dua, penulis bertujuan untuk memahami
hidupan remaja khususnya di dalam ke­ persepsi remaja mengenai pentingnya
hidupan agama mereka. Tuhan bagi diri mereka dan tingkat rel i­
Sejauh pengetahuan penulis, peneli­ giositas diri khususnya remaja Kristen.
tian mengenai identitas diri remaja terkait Dalam penelitian ini, peneliti juga mem­
dengan domain kehidupan yang meme­ bahas hubungan antara pentingnya Tu­
ngaruhi pembentukan identitas diri be­ han dan tingkat religiositas remaja Kris­
lumlah banyak dilakukan. Padahal terjadi ten.

14. L. Sihole, Gambaran Status Identitas pada Remaja Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) (Jakarta: Universitas Kristen Krida
Wacana, 2012).
15. Evans Garey, Youth for a Reason (Unpublished Manuscript, 2014).
16. Garey, Youth for a Reason.

112 ¥- I November 2016


m;n;st,y

n
LJ

PENELITIAN 1
Penelitian 1 meneliti tentang persepsi Domain kehidupan yang paling
remaja mengenai domain kehidupan yang
relevan dan penting bagi diri remaja. banyak disebutkan sebagai
domain kehidupan yang relevan
Metode dengan kehidupan remaja:
Partisipan sejumlah 86 (31 laki-laki,
1. Teman
55 perempuan) orang siswa yang ber­
agama Kristen terlibat dalam penelitian 2. Agama
ini. Partisipan berusia antara 15-19 tahun. 3. Rumah
Mereka berasal dari satu sekolah swasta
4. Tempat Hiburan
di Jakarta.
5. Keluarga
Instrumen
Penelitian ini menggunakan pendekat­ Analisis Data
an kualitatif, di mana penulis menanyakan Penulis melakukan analisis dengan
pertanyaan secara terbuka. Penulis mem­ mengumpulkan jawaban-jawaban dari
berikan kuesioner berupa pertanyaan partisipan penelitian. Pertama-tama,
mengenai domain kehidupan remaja. Per­ penulis mengelompokkan jawaban­
tanyaan yang diajukan bersifat terbuka jawaban yang memiliki kata-kata yang
dengan tujuan untuk mendapatkan peng­ sama menjadi satu kelompok. Kemudian,
hayatan yang lebih luas mengenai domain penul is mengelompokkan jawaban­
kehidupan yang dipersepsikan relevan jawaban yang memiliki makna yang sama
dan penting oleh remaja. Ada dua perta­ menjadi satu kelompok. Kedua, penulis
nyaan yang digunakan dalam penelitian menghitung frekuensi jawaban partisi­
ini yakni: pan.Dengan mengetahui frekuensi jawab­
1. Sebutkan wilayah kehidupan yang an dari partisipan, penulis mendapatkan
menurut kamu relevan atau sesuai data mengenai berapa banyak atau sebe­
dengan dirimu? rapa seringnya domain tertentu muncul
2. Urutkan dari wilayah kehidupan dalam jawaban yang diberikan oleh rema­
yang sudah kamu sebutkan, mulai ja. Semakin banyak atau semakin sering
dari yang paling penting sampai domain tertentu disebutkan maka dapat
yang paling tidak penting. diduga bahwa domain itu relevan dan
Partisipan dapat memberikan lebih dari penting bagi remaja.
satu jawaban untuk pertanyaan pertama.
Dengan memberikan lebih dari satu jawab­ Hasil
an, penulis berharap mendapatkan gam­ Teman dan agama (65.12 % dan
baran mengenai domain apa saja yang 61.63%) merupakan domain kehidupan
dipikirkan oleh remaja sebagai domain yang paling banyak disebutkan sebagai
yang relevan dalam kehidupan mereka. domain kehidupan yang relevan dengan

November 2016 I
¥� 113
ministry

n
LJ

kehidupan remaja. Rumah (46.51%) me­ Instrumen


nempati urutan ketiga sebagai domain Pentingnya Tuhan d iukur dengan
kehidupan yang relevan bagi remaja. Tern­ menggunakan pertanyaan tunggal yakni,
pat hiburan (45.35%) sebagai domain "Seberapa pentingnya Tuhan bagi diri An­
kehidupan keempat yang relevan bagi da?" Partisipan memberikan jawaban dari
remaja. Keluarga merupakan domain ke­ skor 1 (tidak penting sama sekali) sampai
hidupan kelima yang relevan bagi remaja 4 (sangat penting).
(34.88%). Tingkat religiositas diukur dengan
Ketika partisipan diminta mengurutkan menggunakan pertanyaan tunggal yakni,
domain mana yang paling penting dalam "Secara keseluruhan, seberapa religiusnya
hidup mereka, keluarga dan rumah diri Anda?" Partisipan memberikan jawab­
(51.18%) menempati urutan pertama dan an dari skor 1 (tidak religius sama sekali)
kedua sebagai domain yang paling penting sampai 5 (sangat religius).
dalam kehidupan remaja. Gereja menem­
pati urutan ketiga sebagai domain kehidup­ Analisis Data
an yang penting dalam kehidupan remaja Statistik deskriptif digunakan untuk
Kristen (16.28%). Diri sendiri menempati menganalisis frekuensi jawaban partisipan
urutan keempat sebagai domain kehidup­ penelitian. Untuk menganalisis hubungan
an yang penting dalam kehidupan remaja antar variabel, penulis menggunakan
(11.63%). Tuhan menempati urutan keli­ Spearman's rho untuk mengukur korelasi
ma (6.98%) sebagai domain kehidupan antara pentingnya Tuhan dengan tingkat
yang penting dalam kehidupan remaja. religiositas.

PENELITIAN 2 Hasil
Penelitian ini dilakukan untuk menge­ Sebanyak 83.7% partisipan menunjuk­
tahui bagaimanakah remaja menilai pen­ kan bahwa Tuhan penting dalam kehidup­
tingnya Tuhan bagi diri mereka dan sebe­ an mereka. Sementara sebanyak 40. 7%
rapakah tingkat religiositas diri mereka. partisipan menilai bahwa mereka religius.
Penelitian ini juga ingin melihat bagaima­ Sebanyak 50% partisipan menilai diri
nakah hubungan antara persepsi remaja mereka kadang religius, kadang tidak re­
mengenai pentingnya Tuhan dengan ting­ ligius dan hanya 2.3% partisipan yang
kat religiositas. menilai diri mereka sangat religius. Hasil
uji korelasi menunjukkan bahwa ada
Metode hubungan yang signifikan antara penting­
Partisipan sejumlah 86 (31 laki-laki, 55 nya Tuhan dengan tingkat religiositas (.65,
perempuan) orang siswa yang beragama p< 0.01).
Kristen terlibat dalam penelitian ini. Parti­
sipan berusia antara 15-19 tahun. Mereka Diskusi
berasal dari satu sekolah swasta di Jakarta. Identitas diri remaja merupakan pema­
haman remaja mengenai diri yang terkait

114 ¥- m;n;st,y I November 2016

n
LJ

menempatkan agama sebagai domain ke­


Sebanyak 83.7% partisipan hidupan kedua yang paling relevan. Te­
muan ini memberikan gambaran bahwa
menunjukkan bahwa Tuhan disamping dari adanya perubahan­
penting dalam kehidupan perubahan yang terjadi dalam berbagai
mereka. 40.7% partisipan bidang yang mungkin memengaruhi
pemikiran remaja, ternyata agama masih
menilai bahwa mereka religius.
dianggap relevan oleh mereka. Kehidupan
50% partisipan menilai diri agama dapat dicirikan dengan dua hal
mereka kadang religius, kadang yakni adanya kuasa supernatural atau
tidak religius dan hanya 2.3% kuasa yang lebih tinggi melampaui diri
manusia dan adanya tindakan atau aktivi­
partisipan yang menilai diri tas yang menyertai pengakuan manusia
mereka sangat religius. terhadap kuasa tersebut. 18 Pertanyaan
selanjutnya yang muncul adalah bagaima­
nakah agama dapat menjadi relevan bagi
dengan berbagai domain yang berpe­ diri remaja? Aspek apakah dalam kehi­
ngaruh bagi dirinya. Walaupun penelitian dupan agama yang dihayati seusai bagi
sebelumnya telah menemukan domain kehidupan mereka?
yang relevan bagi remaja namun penelitian Jika kita memperhatikan bahwa teman
mengenai domain kehidupan remaja di dan agama merupakan domain kehidupan
Indonesia belum banyak dilakukan.17 yang paling relevan bagi remaja Kristen,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa maka ada kemungkinan bahwa ada keter­
remaja Kristen mempersepsikan bahwa kaitan antara kedua domain tersebut. Pada
teman merupakan domain kehidupan umumnya, remaja memilih teman yang
yang paling relevan bagi diri mereka. Te­ memiliki kesamaan dengan dirinya. 19
muan ini menunjukkan bahwa seiring Kesamaan tersebut mungkin berdasarkan
dengan tahapan perkembangannya, re­ pada adanya keyakinan yang sama yang
maja mulai beralih dari ketergantungan dimiliki oleh orang lain yang dianggap
kepada orang tua di masa kanak-kanak sebagai teman oleh remaja. French, Pur­
kepada hubungan dengan teman sebaya wono, dan Triwahyuni menemukan bah­
di masa remaja. wa remaja memilih teman yang sama
Partisipan dalam penelitian ini juga religiusnya dengan dirinya.20 Dengan kata

17. Harter, Self-Perception Profile for Adolescents: Manual and Questionnaires.; Alberts, Mbalo dan Ackermann, "Adolescents'
Perceptions of the Relevance of Domain of Identity Formation: A South African Cross-Cultural Study."
18. Peter C. Hill et al., "Conceptualizing Religion and Spirituality: Points of Commonality, Points of Departure," Journal for the
Theory of Social Behaviour 30:1, 0021-8308 (December 2001); Doug Oman, "Defining Religiosity and Spirituality," dalam Handbook
of the Psychology of Rel igion and Spirituality, 2nd, ed Raymond F. Paloutzian dan Crystal L. Park (New York: The Guilford Press, 2013).
19. Garey, Psikologi Remaja.
20. Doran C. French, Urip Purwono dan Airin Triwahyuni, "Friendship and the Religiosity of Indonesian Muslim Adolescents,"
journal of Youth and Adolescence 40 (Desember 2011): 1623-1633, doi:10.1007/s 10964-011-9645-7.

November 2016 I
¥� 115
ministry

n
LJ

lain, remaja cenderung mengembangkan Dalam ha! domain kehidupan yang


persahabatan yang memiliki kesamaan penting, remaja Kristen memilih keluarga
dalam aktivitas agama dengan dirinya. dan rumah sebagai domain yang dipilih
Lebih lanjut, Lim dan Putnam mene­ sebagai paling penting dalam kehidupan
mukan bahwa jaringan sosial atau keha­ mereka. Data menunjukkan bahwa sepa­
diran orang lain berperan penting ter­ ruh dari partisipan memilih keluarga dan
hadap pengaruh agama bagi diri indi­ rumah sebagai domain kehidupan yang
vidu.21 Mereka menemukan bahwa indi­ paling penting bagi mereka. Temuan ini
vidu yang religius lebih puas dengan ke­ menarik karena menunjukkan adanya
hidupan mereka ketika mereka mengha­ peralihan dalam pemikiran remaja yakni
diri kegiatan ibadah secara rutin dan peralihan dari domain teman sebagai
mereka memiliki relasi sosial di komuni­ yang paling relevan menjadi domain ke­
tas agama tersebut.22 Bahkan keterlibatan luarga sebagai domain yang paling pen­
remaja di dalam kelompok teman sebaya ting. Hal ini menunjukkan bahwa remaja
dapat bermanfaat positif bagi identitas mungkin memiliki penilaian yang berbeda
diri remaja. Sihole menemukan bahwa tergantung pada situasi hidup yang di­
remaja yang tergabung dalam kelompok hadapi oleh mereka.
tumbuh bersama memiliki status identitas Dalam konteks sehari-hari di mana
achieved yakni remaja mampu untuk aktivitas dan waktu remaja lebih banyak
mengambil keputusan serta sedang me­ bersama dengan teman maka sangat logis
ngejar pekerjaan dan memiliki ideologi jika teman menjadi paling relevan bagi
secara pribadi.23 diri mereka. Namun demikian peran ke­
Domain teman dan domain agama me­ luarga bukan berarti hilang. Dalam per-
miliki keterkaitan erat dalam kehidupan
remaja. Temuan penelitian ini dapat di­
jadikan sebagai acuan bagi pemimpin Dalam konteks sehari-hari
atau pembina pelayanan remaja untuk
di mana aktivitas dan waktu
mengembangkan hubungan persahabat­
an dalam komunitas remaja. Hubungan remaja lebih banyak bersama
persahataban bisa dikembangkan dalam dengan teman maka sangat
bentuk kelompok-kelompok seperti ke­ logis jika teman menjadi paling
lompok tumbuh bersama misalnya dan
kelompok-kelompok lainnya seperti ke­ relevan bagi diri mereka.
lompok hobi, minat, dll.

21. Chaeyoon Lim clan Robert D. Putnam, "Religion, Social Networks, and Life Satisfaction," Journal SAGE (Desember 2010).
https://doi.org/10.1177/0003122410386686.
22. Lim clan Putnam, "Religion, Social Networks, and Life Satisfaction."
23. Sihole, Gambaran Status l dentitas pada Remaja Kelompok Tumbuh Bersama (KTB}.

116 ¥- I November 2016


m;n;st,y

n
LJ

sepsi remaja keluarga justru dianggap


sebagai domain yang penting. Para pem­ Penulis menemukan bahwa
bina dan pelayan remaja juga perlu
mengembangkan kegiatan yang dapat ada hubungan yang signifikan
melibatkan orang tua dan remaja. Misal­ antara persepsi tentang
nya dengan mengadakan kegiatan hari pentingnya Tuhan dengan
keluarga atau secara spesifik hari ayah
atau ibu. Di sisi lain, orang tua dapat me­
tingkat religiositas pada
manfaatkan jaringan hubungan dengan remaja Kristen.
teman dengan cara melakukan aktivitas
bersama antara orang tua, remaja, dan dari adanya hubungan yang signifikan
dengan teman. Oleh karena itu, penting antara pentingnya Tuhan dengan tingkat
bagi orang tua untuk memelihara hu­ religiositas, penulis menemukan bahwa
bungan dan mendampingi remaja. De­ ada separuh dari partisipan yang menilai
ngan demikian maka proses sosialisasi bahwa diri mereka kadang religius dan
positif bagi diri remaja dengan melibatkan terkadang tidak religius. Temuan ini perlu
keluarga dan teman akan semakin efektif. diteliti lebih lanjut untuk memahami as­
Dalam penelitian kedua, penulis me­ pek apakah dalam religiositas yang diya­
nemukan bahwa hampir 83.7% partisi­ kini oleh remaja? Apakah religiositas re­
pan menilai bahwa Tuhan sangat penting maja dipengaruhi oleh faktor situasional
dalam kehidupan mereka. Temuan ini atau cenderung menetap?
konsisten dengan temuan dari World Va­ Penulis menduga bahwa ada faktor
lues Survey yang menemukan bahwa personal individu yang berperan dalam
90% individu di Indonesia menganggap religiositas. Penulis menemukan bahwa
Tuhan penting dalam kehidupan. Jika di­ remaja Kristen menilai bahwa pergumul­
kaitkan dengan temuan penulis bahwa an pribadi dengan Tuhan digunakan se­
domain agama menjadi domain yang re­ bagai kriteria bagi kerohanian individu.
levan bagi diri remaja maka hal ini men­ Aspek personal individu tersebut jauh
jadi saling menguatkan. Pertanyaan yang lebih besar perannya dibandingkan de­
muncul adalah jikalau Tuhan itu penting ngan aktivitas-aktivitas religius seperti
dalam kehidupan agama remaja, bagaima­ membaca Alkitab, berdoa, kehadiran di
na hubungannya dengan kehidupan ber­ ibadah, aktif pelayanan, dan berbuat baik
agama mereka? dan menyumbang.
Penulis menemukan bahwa ada hu­ Pembina atau pemimpin remaja perlu
bungan yang signifikan antara persepsi memperhatikan aspek personal seperti
tentang pentingnya Tuhan dengan tingkat adanya permasalahan atau pergumulan
religiositas pada remaja Kristen. Hal ini pribadi dalam diri remaja. Semakin rema­
berarti bahwa remaja kristen yang mem­ ja mampu mengelola permasalahan pri­
persepsikan Tuhan itu penting juga meru­ badi dengan baik, maka remaja mungkin
pakan remaja yang religius. Di samping akan mempersepsikan kehidupan agama

November 2016 I
¥� 117
ministry

n
LJ

mereka dengan baik. Pembina atau itu perlunya dilakukan pengujian dengan
pemimpin remaja perlu menggunakan menggunakan sampel yang lebih luas
pendekatan personal seperti konseling akan memvalidasi temuan penelitian ini.
atau mentoring dalam membina dan men­ Karakteristik individu yang menyangkut
dampingi remaja. Dengan pendekatan keterlibatan remaja dengan agama perlu
personal, pembina atau pelayan remaja dipertimbangkan untuk dilihat keter­
dapat membantu remaja mengelola per­ kaitannya dengan religiositas seperti mi­
masalahan pribadi mereka yang akan ber­ salnya: denominasi, aktivitas religius, dan
dam pak pada tingkat keyakinan iman keyakinan religius. Selain itu, faktor sosial­
mereka. ekonomi perlu diperhatikan dalam pene­
Generalisasi dari hasil penelitian ini litian selanjutnya untuk memahami apa­
perlu dengan hati-hati dilakukan meng­ kah kondisi hidup individu remaja me­
ingat beberapa keterbatasan dalam pene­ mengaruhi penilaian mereka terhadap
litian ini. Jumlah sampel yang terbatas domain kehidupan dan religiositas diri
dalam penelitian ini dapat memengaruhi mereka.
generalisasi dalam penelitian ini. Untuk

Daftar Pustaka

Alberts, Chari, Ndileka F. Mbalo dan Christiaan J. Ackermann. "Adolescents' Perceptions


of the Relevance of Domain of Identity Formation: A South African Cross-Cultural
Study." Journal of Youthand Adolescence 32 No. 2 (Juni 2003): 169-184.

Erikson, Erik H. Identity, Youthand Crisis. New York: W.W. Norton Company, 1968.

French, Doran C., Urip Purwono dan Airin Triwahyuni. "Friendship and the Religiosity
of Indonesian Muslim Adolescents." Journal of Youthand Adolescence 40 (Desember
2011): 1623-1633, doi:10.1007 /s10964-0ll-9645-7.

Garey, Evans. Psikologi Remaja. Jakarta: Ukrida Press, 2015.

-· Youthfor a Reason. Unpublished Manuscript, 2014.


- - - -

118 ¥-
m;n;st,y I November 2016


LJ

Gilman, Rich, Jameika Dooley dan Dan Florel l. "Relative Levels of Hope and Their
Relationship with Academic and Psychological Indicators among Adolescents."
Journal of Social and Clinical Psychology 25 (2006): 166-178. https: //guilfordjour­
nals.com/doijabs/10.1521/jscp.2006.25.2.166.

Harter, Susan. Self-Perception Profile for Adolescents: Manual and Questionnaires. USA:
Arts, Humanities and Social Sciences, Department of Psychology University of
Denver, 2012.

Hill, Peter C., Kenneth II. Pargament, Ralph W. Hood, Jr., Michael E. McCullough, James
P. Swyers, David B. Larson, dan Brian J. Zinnbauer. "Conceptualizing Religion and
Spirituality: Points of Commonality, Points of Departure." Journal for the Theory
of Social Behaviour 30:1, 0021-8308 (December 2001).

Inglehart, Ronald F. "Faith and Freedom: Traditional and Modern Ways to Happiness."
Dalam International Differences in Well Being. Diedit oleh Ed Diener, John F. Helliwell,
dan Daniel Kahneman. New York: Oxford University Press, 2010.

Keating, Daniel P. "Cognitive and Brain Development." Dalam Handbook of Adolescent


Psychology, diedit oleh Richard M. Lerner dan Laurence Steinberg. Hoboken, NJ,
US: John Wiley and Sons, Inc., 2004.

Lim, Chaeyoon dan Robert D. Putnam. "Religion, Social Networks, and Life Satisfaction."
Journal SAGE (Desember 2010). https://doi.org/10.1177 /0003122410386686.

Miller, Patricia H. Theories of Developmental Psychology. New York: Worth Publishers,


1993.

Nurmi, Jari-Erik. "Socialization and Self-Development Channeling, Selection, Adjusment,


and Reflection." Dalam Handbook of Adolescent Psychology, diedit oleh Richard M.
Lerner dan Laurence Steinberg. Hoboken, NJ, US: John Wiley and Sons, Inc., 2004.

Oman, Doug. "Defining Religiosity and Spirituality." Dalam Handbook of the Psychology
of Religion and Spirituality, 2nd, diedit oleh Raymond F. Paloutzian dan Crystal L.
Park New York: The Guilford Press, 2013.

Sihole, L. Gambaran Status Identitas pada Remaja Kelompok Tumbuh Bersama (KTB).
Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana, 2012.

November 2016 I
¥� 119
ministry

Anda mungkin juga menyukai