PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan
manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus dengan tantangan dan harapan. Pada masa
ini terjadi perubahan mendasar pada aspek biologism kognitif dan social.
Pembentukan identitas dari pada masa remaja merupakan masalah penting. Kerena krisis
identitas timbul akibat dari konflik internal yang berawal dari masa transisi itu, maka perlu
segera mendapat penyelesaian yang baik mengelola ulang (reorganization) atau membentuk
ulang (restucturing) identitas dirinya (steinberg. 1993). Mengelola ulang, karena identitas yang
telah terbentuka pada masa anak, kini tidak lagi sesuai dengan keadaan dirinya yang telah
menjadi remaja.
Keberhasilan merestrukturisasi identitas diri sebagai sosok individu remaja akan sangat
membantu untuk mengambil peran yang tepat dalam kehidupannya. Terbentukanya identitas diri
pada masa remaja, akan dapat mengarahkan tingkah laku dan sikap terhadap lingkungan,
berpengaruh pada untuk kerja dan dalam melihat serta menentukan pilihan terhadap alternatif
yang muncul.
B. Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
Menurut Waterman (1984), identitas berarti memiliki gambaran diri yang jelas meliputi
sejumlah tujuan yang indin dicapai, nilai, dan kepercayaan dipilih meliputi schumlah tujuan yang
indin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang dipilih oleh individu tersebut. Komitemn-komitmen
ini meningkat sepanjang waktu dan telah dibuat karena tujuan, nilai dan kepercayaan yang indin
dicapai dinilai penting untuk memberikan arah, tujuan dan maksna pada hidup.
Marcia (1993) mengatakan bahwa identitas diri merupakan komponen penting yang
menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik struktur pemahaman diri seseorang
berkembang, semakin sadar individu akan keunikan dan kemiripan dengan orang lain, serta
semakin sadar akan kekuatan dan kelemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya,
jika kurang berkembanga maka individu semakin tergantung pada sumber-sumber eksternal
untuk evaluasi diri.
a. Pola asuh
identitas remaja.
b. Homogenitas lingkungan
e. Perkembangan kognisi
f. Sifat individu
Rasa ingin tahu dan keinginan yang kuat untuk mengadakan eksplorasi membantu
tercapainya identity achievement.
g. Pengalaman kerja
Individu yang telah memiliki pengalaman kerja atau telah memasuki dunia kerja akan
menstimulasi identitas diri..
h. Identitas etnik Etnis dan harapan dari lingkungan etnis tempat individu tinggal akan
mempengaruhi pencapaian identitas.
Marcia (1993) bahwa Status identitas seseorang pada sesuatu domain akan berbeda
dengan status identitasnya pada domain yang lain. Hal ini disebabkan adanya kemampuan dan
tingkat keberhasilan eksplorasi dan komitmen seseorang juga berbeda untuk domain satu dengan
domain yang lain. Hal ini sangat wajar karena dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti: latar
belakang keluarga, jenis pekerjaan orang tua, serta pengalaman yang diperoleh dari pengasuhan
orang tua pada masa kanak-kanak (enabling maupun constraining) pada masyarakat kota maupun
masyarakat desa; akan dapat mempengaruhi eksplorasi dan komitmennya.
Pengalaman selama hidup dan tinggal bersama orang tua dalam suasana gaya pengasuhan
yang diterapkan, memberikan pengalaman yang bersifat psikologis, praktis dapat dijadikan
informasi tambahan ketika yang bersangkutanakan menentukan pilihan alternatif. Dapat juga
dijadikan pertimbangan untuk membuat keputusan, dan memilih alternatif tertentu yang
memberikan jaminan masa depan. Dengan demikian, sangat mungkin pada dominan tertentu,
eksplorasi dan komitmen berada pada tingkat tertentu (tinggi). Tetapi pada domain yang lain,
eksplorasi dan komitmen dapat lebih tinggi, atau lebih rendah. Tingkat eksplorasi dan komitmen
yang dicapai seseorang sangat dipengaruhi oleh hasil perkembangan yang dicapai pada masa
sebelumnya. Eksplorasi dan komitmen merupakan dimensi identitas yang dapat digunakan untuk
melihat dan mengukur perkembangan status identits seseorang itu Diffusion, Foreclosure.
Moratorium, atau Achievement. Sangant dimungkinkan seseorang memilikistatus identits yang
berbeda pada domain yng lain; misalnya, untuk domain pekerjaan. seseorang berada pada status
achievement, sedang pada domain agama seseorang dengan status identitas foreclosure, dan
sebagainya.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Merasa remaja merupakan masa yang sangat krusial bagi proses pembentukan identitas
diri, mengingat remaja tidak lagi dapat menggunakan identitasnya masa kanakkanaknya,
akan tetapi juga dapat berperformance dengan identitas orang dewasa.
2. Proses pembentukkan identitas diri pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor antecendent, seperti latar belakang orang tua, harapan sosial, pengalaman
perkembangan sebelumnya, keberadaan tokoh figur yang sukses. kepribadian yang
terbentuk pada masa sebelum remaja.
3. Perkembangan identitas diri mengikuti pola M-A-M-A cycle yang berlangsung secara
terus menerus seiring dengan proses perkembangan pada umumnya, tidak terkecuali pada
remaja.
4. Status identitas yang dicapai remaja, sangat tergantung pada tingkat dan kualitas proses
eksplorasi dan komitmen yang dilakukan oleh remaja yang bersangkutan.
5. Status identitas seseorang remaja dapat berbeda untuk domain kehidupan yang berbeda.
Hal ini karena tingkat eksplorasi dan komitmen pada masing-masing domain juga sangat
dimungkin berbeda satu dengan yang lain.