Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan
manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus dengan tantangan dan harapan. Pada masa
ini terjadi perubahan mendasar pada aspek biologism kognitif dan social.

Pembentukan identitas dari pada masa remaja merupakan masalah penting. Kerena krisis
identitas timbul akibat dari konflik internal yang berawal dari masa transisi itu, maka perlu
segera mendapat penyelesaian yang baik mengelola ulang (reorganization) atau membentuk
ulang (restucturing) identitas dirinya (steinberg. 1993). Mengelola ulang, karena identitas yang
telah terbentuka pada masa anak, kini tidak lagi sesuai dengan keadaan dirinya yang telah
menjadi remaja.

Keberhasilan merestrukturisasi identitas diri sebagai sosok individu remaja akan sangat
membantu untuk mengambil peran yang tepat dalam kehidupannya. Terbentukanya identitas diri
pada masa remaja, akan dapat mengarahkan tingkah laku dan sikap terhadap lingkungan,
berpengaruh pada untuk kerja dan dalam melihat serta menentukan pilihan terhadap alternatif
yang muncul.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan identitas diri?

2. Faktor-faktor penyebab identitas diri?

3. Perkembangan identitas diri?

C. Manfaat dan Tujuan masalah

Tujuan

1. Mengetahui pengertian identitas diri?

2. Mengetahui penyebab identitas diri?

3. Mengetahui perkembangan identitas diri?

Manfaat

1. Menyelesaikan tugas makalah


Erikson (1968) menjelaskan identitas sebagai perasaan subjektif tentang diri yang
konsisten dan berkembang dari waktu ke waktu. Dalam berbagai tempat dan berbagai situasi
sosial, seseorang masih memiliki perasaan mejadi orang yang sama. Sehingga, orang lain
menyadari kontinuitas karakter individu tersebut dapat merespon dengan tepat. Sehingga,
identitas bagi individu dan orang lain mampu memastikan perasaan subjektif tersebut.

Menurut Waterman (1984), identitas berarti memiliki gambaran diri yang jelas meliputi
sejumlah tujuan yang indin dicapai, nilai, dan kepercayaan dipilih meliputi schumlah tujuan yang
indin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang dipilih oleh individu tersebut. Komitemn-komitmen
ini meningkat sepanjang waktu dan telah dibuat karena tujuan, nilai dan kepercayaan yang indin
dicapai dinilai penting untuk memberikan arah, tujuan dan maksna pada hidup.

Marcia (1993) mengatakan bahwa identitas diri merupakan komponen penting yang
menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik struktur pemahaman diri seseorang
berkembang, semakin sadar individu akan keunikan dan kemiripan dengan orang lain, serta
semakin sadar akan kekuatan dan kelemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya,
jika kurang berkembanga maka individu semakin tergantung pada sumber-sumber eksternal
untuk evaluasi diri.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas diri

Fuhrmann (1990), mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi


proses pembentukan identitas diri:

a. Pola asuh

Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh penting dalam pembentukan

identitas remaja.

b. Homogenitas lingkungan

Seseorang cenderung memperoleh identitas yang foreclosure pada lingkungan yang


homogen karena tidak mengalami krisis dan memperoleh komitmen dari nilai-nilai orang tua
dengan mudah. Sebaliknya, pada lingkungan yang heterogen, individu diharapkan pada banyak
pilihan hingga sering mengalami krisis dan dipaksa untuk menentukan suatu pilihan tertentu.

c. Model untuk identifikasi


Anak mengadakan identifikasi dengan orang-orang yang dikagumi dengan harapan kelak
akan menjadi seperti orang tersebut. Remaja menjadikan idola dan model dalam hidupnya.
Orang yang berperan dewasa sebagai model bagiremaja dapat mempengaruhi pembentukan
identitas diri.

d. Pengalaman masa kanak-kanak


Individu yang mampu menyelesaikan konflik-konflik pada masa kanak-kanak. akan
mengalami kemudahan dalam menyelesaikan krisis identitas pada masa remaja. Menut erikson,
identitas berkembang dari rangkaian identifikasi pada masa kanak-kanak.

e. Perkembangan kognisi

Individu yang memiliki kemampuan berfikir operasional formal akan mempunyai


komitmen yang kuat dan konsisten sehingga dapat menyelesaikan krisis identitas dengan baik..

f. Sifat individu

Rasa ingin tahu dan keinginan yang kuat untuk mengadakan eksplorasi membantu
tercapainya identity achievement.

g. Pengalaman kerja

Individu yang telah memiliki pengalaman kerja atau telah memasuki dunia kerja akan
menstimulasi identitas diri..

h. Identitas etnik Etnis dan harapan dari lingkungan etnis tempat individu tinggal akan
mempengaruhi pencapaian identitas.

C. Perkembangan Identitas Diri

Identitas diri terus mengalami perkembangan selama kehidupan, berubah-ubah seiring


dengan perjalanan dan dinamika, sesuai dengan kehidupan yang dialami. Perkembangan dan
perubahan identitas diri terjadi dikarenakan pengaruh pendidikan, budaya, jenis kelamin, serta
lingkungan. Steinberg, (1993) mengungkapkan, bahwa perkembangan masa remaja sangat
dipengaruhi oleh konteks dimana berada. Latar belakang lingkungan, sosio-kultur masyarakat
sekitar, maupun latar belakang keluarga (orangtua), akan ikut memberikan corak dan arah proses
perkembangan maupun proses pembentukan identitas diri remaja yang bersangkutan. Demikian
juga, dimana orang tua, keluarga atau pengasuh remaja itu tingal. Misalnya, apakah orang tuanya
tinggal di kota atau di desa. Sebab, diantara desa dengan kota, keduanya memiliki latar belakang
yang berbeda-beda, yang pada gilirannya masing-masing memberikan kontribusi berbeda
terhadap pembentukan identitas remaja, berbagai ragam domain kehidupan yang terdapat
ditengah masyarakat.

Marcia (1993) bahwa Status identitas seseorang pada sesuatu domain akan berbeda
dengan status identitasnya pada domain yang lain. Hal ini disebabkan adanya kemampuan dan
tingkat keberhasilan eksplorasi dan komitmen seseorang juga berbeda untuk domain satu dengan
domain yang lain. Hal ini sangat wajar karena dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti: latar
belakang keluarga, jenis pekerjaan orang tua, serta pengalaman yang diperoleh dari pengasuhan
orang tua pada masa kanak-kanak (enabling maupun constraining) pada masyarakat kota maupun
masyarakat desa; akan dapat mempengaruhi eksplorasi dan komitmennya.
Pengalaman selama hidup dan tinggal bersama orang tua dalam suasana gaya pengasuhan
yang diterapkan, memberikan pengalaman yang bersifat psikologis, praktis dapat dijadikan
informasi tambahan ketika yang bersangkutanakan menentukan pilihan alternatif. Dapat juga
dijadikan pertimbangan untuk membuat keputusan, dan memilih alternatif tertentu yang
memberikan jaminan masa depan. Dengan demikian, sangat mungkin pada dominan tertentu,
eksplorasi dan komitmen berada pada tingkat tertentu (tinggi). Tetapi pada domain yang lain,
eksplorasi dan komitmen dapat lebih tinggi, atau lebih rendah. Tingkat eksplorasi dan komitmen
yang dicapai seseorang sangat dipengaruhi oleh hasil perkembangan yang dicapai pada masa
sebelumnya. Eksplorasi dan komitmen merupakan dimensi identitas yang dapat digunakan untuk
melihat dan mengukur perkembangan status identits seseorang itu Diffusion, Foreclosure.
Moratorium, atau Achievement. Sangant dimungkinkan seseorang memilikistatus identits yang
berbeda pada domain yng lain; misalnya, untuk domain pekerjaan. seseorang berada pada status
achievement, sedang pada domain agama seseorang dengan status identitas foreclosure, dan
sebagainya.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pelajaran yang dapat disimpulkan dari kajian diatas adalah:

1. Merasa remaja merupakan masa yang sangat krusial bagi proses pembentukan identitas
diri, mengingat remaja tidak lagi dapat menggunakan identitasnya masa kanakkanaknya,
akan tetapi juga dapat berperformance dengan identitas orang dewasa.

2. Proses pembentukkan identitas diri pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor antecendent, seperti latar belakang orang tua, harapan sosial, pengalaman
perkembangan sebelumnya, keberadaan tokoh figur yang sukses. kepribadian yang
terbentuk pada masa sebelum remaja.

3. Perkembangan identitas diri mengikuti pola M-A-M-A cycle yang berlangsung secara
terus menerus seiring dengan proses perkembangan pada umumnya, tidak terkecuali pada
remaja.

4. Status identitas yang dicapai remaja, sangat tergantung pada tingkat dan kualitas proses
eksplorasi dan komitmen yang dilakukan oleh remaja yang bersangkutan.

5. Status identitas seseorang remaja dapat berbeda untuk domain kehidupan yang berbeda.
Hal ini karena tingkat eksplorasi dan komitmen pada masing-masing domain juga sangat
dimungkin berbeda satu dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai