3. Dimensi Identitas
Menurut Erikson (dalam Santrock, 2003) identitas melibatkan tujuh dimensi, a
ntara lain:
Genetik
Hal ini bekaitan dengan suatu sifat yang diwariskan oleh orang tua pada anaknya. Ora
ng tua sangat mempengaruhi sifat yang akan dimiliki anaknya di kemudian hari. Sifat
inilah yang akan memberikan sesuatu yang berbeda antara individu satu dengan indivi
du lainnya, terutama di dalam menjalankan kehidupannya.
Adaptif
Identitas adalah penyesuaian remaja mengenai keterampilan-keterampilan khusus, dan
bagaimana remaja tersebut dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat di lingkungan
tempat tinggalnya. Sejauh mana keterampilan atau kemampuannya tersebut dapat dite
rima oleh masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya ataukah masyarakat tidak mene
rima keterampilan yang dimilikinya.
Struktural
Hal ini terkait dengan perencanaan masa depan yang telah disusun oleh remaja, atau d
engan kata lain remaja telah mempersiapkan kehidupan di masa depannya. Namun bu
kan berarti tidak ada hambatan dalam menjalankan rencana masa depannya ini. Sering
kali apa yang telah direncanakan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan bisa ja
di rencana tersebut mengalami suatu kemunduran (deficit structural) atau bahkan bisa
tidak sama sekali terwujud.
Dinamis
Proses ini muncul dari identifikasi masa kecil individu dengan orang dewasa yang ke
mudian dapat membentuk suatu identitas yang baru di masa depannya ataukah sebalik
nya, proses identifikasi tersebut tidak berpengaruh pada identitasnya melainkan yang
berpengaruh adalah pemberian peran dari masyarakat terhadap remaja.
Subjektif atau berdasarkan pengalaman
Individu yang mempunyai pengalaman akan berbeda dengan individu yang sama seka
li belum memiliki pengalaman. Erikson (dalam Santrock, 2003) menjelaskan bahwa i
ndividu yang telah memiliki pengalaman sebelumnya, individu tersebut akan merasak
an suatu kepastian dalam dirinya. Dengan adanya pengalaman maka akan banyak alter
natif yang dapat kita jadikan pedoman untuk melangkah dengan lebih yakin ke arah d
epan atau semakin banyak pengalaman maka akan semakin timbul antisipasi dalam m
elakukan berbagai hal yang belum kita ketahui secara pasti konsekuensinya.
Timbal balik psikososial
Erikson (dalam Santrock, 2003) menekankan hubungan timbal balik antara remaja de
ngan dunia dan masyarakat sosialnya. Perkembangan identitas tidak hanya terbentuk
oleh diri kita sendiri melainkan melibatkan hubungan dengan orang lain, komunitas d
an masyarakat.
Status eksistensial
Erikson (dalam Santrock, 2003) berpendapat bahwa remaja mencari arti dalam hidupn
ya sekaligus arti dari hidup secara umum. Dalam hal ini remaja ingin merasakan apa y
ang dinamakan dengan makna hidup, ingin diakui keberadaanya di dalam masyarakat
dengan peran sosial yang dijalankan serta keterampilan yang dimilikinya
4. Aspek Identitas
Aspek-aspek identitas diri menurut Guneri dkk di antaranya:
1. Sosial, keanggotaan dalam kelompok dan pemenuhan peran, merupakan aspek uta
ma dalam pembentukan identitas sosial remaja. Keanggotaan dalam kelompok me
rupakan fasilitas penting dalam menunjang validasi diri. Penerimaan teman sebaya
juga memiliki pengaruh yang penting dalam pembentukan identitas diri remaja.
2. Fisik, penampilan fisik memiliki pengaruh penting terhadap identitas diri. Untuk s
ebagian remaja penilaian dari orang lain berkaitan dengan penampilan fisik merek
a memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan penilaian diri mereka sendi
ri karena hal ini mempengaruhi persepsi mereka.
3. Personal, meliputi karakteristik kepribadian seperti harga diri, kepercayaan diri da
n kontrol diri.
4. Keluarga, memegang peranan penting terhadap pembentukan identitas diri dan per
ilaku remaja, orang tua adalah tokoh yang paling penting dalam perkembangan ide
ntitas diri remaja.
5. Status Identitas
Status identitas diri adalah pengkategorian identitas diri yang didasarkan pada h
asil eksplorasi atau usaha mencari informasi dan komitmen atau pembuatan pilihan. St
atus identitas diri yang sudah terbentuk di setiap domain menimbulkan dampak tersen
diri bagi remaja. Ada empat status identitas diri pada remaja, yang pertama itu identit
y diffusion, dimana remaja tersebut belum memiliki krisis (keinginan) dan belum me
miliki komitmen. Yang kedua identity foreclosure, yaitu belum mengalami krisis nam
un sudah menetapkan komitmen. Yang ketiga identity moratorium, yaitu berada dipert
engahan krisis dan belum memiliki komitmen untuk menentukan identitas diri. Terak
hir yang keempat yaitu identity achievement yang mampu mengatasi krisb