Anda di halaman 1dari 25

INTERAKSI SOSIAL

A. IDENTITAS DIRI
a. Pengertian Identitas Diri
Identitas diri adalah proses menjadi seorang individu yang unik dengan peran yang
penting dalam hidup (Papalia, 2008), suatu kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan
pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang rentang kehidupan (Desmita,
2008), dan merupakan pengorganisasian dorongan- dorongan (drives), kemampuan-
kemampuan (abilities), keyakinan- keyakinan (beliefs), dan pengalaman kedalam citra diri
(image of self) yang konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan,
baik menyangkut pekerjaan, orientasi seksual, dan filsafah hidup (Woolfolk, dalam Yusuf,
2011). Bila seseorang telah memperoleh identitas, maka ia akan menyadari ciri- ciri khas
kepribadiaanya, seperti kesukuan atau ketidaksukuannya, aspirasi, tujuan masa depan yang
diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya (Desmita, 2008).
Menurut Erikson, identitas diri berarti perasaan dapat berfungsi sebagai seseorang yang
berdiri sendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain. Ini berarti menjadi seorang
dari kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan kelompok yang
merupakan kekhususan dari individu itu. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau
seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang ayah? Apakah ia mampu
percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa
orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
(Hurlock, 1980). Pertanyaan-pertanyaan ini tidak begitu penting pada masaanak-anak, namun
menjadi kian umum dan intens pada masa remaja. Tidak jarang ramaja menjadi ragu terhadap
eksistensi dirinya sendiri, sehingga pencapaian identitas diri merupakan salah satu tugas yang
penting dan mendasar dalam kehidupan remaja (Purwandi, 2004)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Identitas


Soetijiningsih (2004) mengemukakan beberapa faktor yang dapatmempengaruhi
perkembangan identitas seseorang, yaitu:
1. Keluarga
Orang tua adalah sosok yang penting dalam perkembangan identitas remaja (Santrock,
2003). Salah satu faktor yang berkaitan dengan perkembangan identitas remaja adalah iklim
keluarga. Iklim keluarga yang sehat, yaitu interaksi sosioemosional diantara anggota
keluarga (ibu-ayah, orang tua-anak, dan anak- anak) sikap dan perlakuan orang tua
terhadap anak berjalan dengan harmonis dan penuh kasih sayang, remaja akan mampu
mengembangkan identitasnya secara realistik dan stabil (stabil). Sebaliknya, dengan iklim
keluarga yang kurang sehat, remaja akan mengalami kegagalan dalam mencapai
identitasnya secara matang, mereka akan mengalami kebingungan, konflik atau frustasi
(Yusuf, 2011).

1
2. Reference group
Reference group merupakan kelompok-kelompok yang terbentuk ketika memasuki
masa remaja. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok usia sebaya (peer group)
(Seotijiningsih. 2004). Misalnya kelompok agama atau kelompok yang berdasarkan
kesamaan minat tertentu. Teman sebaya merupakan kelompok acuan bagi seorang anak
untuk mengidentifikasi dirinya dan untuk mengikuti standar kelompok. Sejak seorang
remaja menjadi bagian dari kelompok teman sebaya tersebut, identitas dirinya sudah mulai
terbentuk, karena teman sebaya membantu remaja untuk memahami identitas diri (jati diri)
sebagai suatu hal yang sangat penting (Yusuf, 2011)
3. Significant other
Yaitu merupakan seorang yang sangat berarti, seperti sahabat, guru, kakak, bintang
olahraga atau bintang film atau siapapun yang dikagumi. Orang-orang tersebut menjadi
tokoh ideal (idola) karena mempunyai nilai-nilai ideal bagi remaja dan mempunyai pengaruh
yang cukup besar bagi perkembangan identitas diri, karena pada saat ini remaja giat-giatnya
mencari model. Tokoh ideal tersebut dijadikan model atau contoh dalam proses identifikasi.
Remaja cenderung akan menganut dan menginternalisasikan nilai-nilai yang ada
pada idolanya tersebut ke dalam dirinya. Sehingga remaja sering berperilaku seperti tokoh
idealnya dengan meniru sikap maupun perilakunya dan bahkan merasa seolah-olah menjadi
seperti mereka (Seotjiningsih, 2004).

c. Perkembangan Status Identitas

Menurut Marcia (Desmita, 2008) pembentukan identitas diri memerlukan adanya dua
elemen penting, yaitu eksplorasi (krisis) dan komitmen. Eksplorasi menunjuk pada suatu masa
di mana seseorang berusaha menjelajahi berbagai alternatif pilihan yang ada, serta
menetapkan dan memberikan perhatian terhadap alternatif tersebut. Sedangkan komitmen
merujuk pada usaha membuat keputusan mengenai pekerjaan atau ideologi, serta menentukan
berbagai strategi untuk merealisasikan keputusan tersebut. Seseorang dikatakan memiliki
komitmen bila elemen identitasnya berfungsi mengarahkan tindakannya, dan selanjutnya tidak
membuat perubahan yang berarti terhadap elemen identitas tersebut.
Halim (2010) menyatakan untuk dapat merasakan peranan masa depan dalam
masyarakat, remaja harus mengetahui kedudukan identitasnya (identity status), karena
kedudukan identitas adalah bagian penting dalam pembentukan identitas diri. Bagaimana
individu pada masa remaja melalui proses pembentukan identitas, peneliti aliran Erikson, James
Marcia (Desmita, 2008) mengemukakan bahwa terdapat empat status identitas, tergantung dari
cara menyelesaikan krisis identitas.
Keempat status identitas tersebut diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya
eksplorasi dan komitmen.

2
Adapun empat status identitas dapat dilihat pada tabel berikut

Status Identitas
Diffusion Foreclocure Moratorium Achivement
Eksplorasi
Tidak ada Tidak ada Ada Ada
(Krisis)
Komitmen Tidak ada Ada Tidak ada Ada
Periode dari
masa remaja
dimana status Awal Pertengahan Pertengahan Akhir
sering terjadi
(Sumber: Desmita, 2008: 217)

1. Identity Diffusion/Confusion
Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock,2003). bagi remaja yang
belum pernah mengalami krisis (belum pernah mengksplorasi alternatif- alternatif yang
berarti) atau membuat suatu komitmen. Menurut Santrock (2003) identitas
disffusion/confussion merupakan suatu kemunduran dalam perspektif waktu, inisiatif, dan
kemampuan untuk mengkoordinasikan perilaku di masa kini dengan tujuan dimasa depan.
Remaja dengan status ini yaitu remaja yang mengalami kebingungan tentang siapa dirinya
dan mau apa dalam hidupnya (Yusuf, 2011). Selain itu, mereka juga menunjukkan
karakteristik seperti, konsep diri yang kurang kuat, menunjukkan tingkat kecemasan dan
kategangan internal yang tinggi, dan tidak dapat memperkirakan ciri atau sifat kepribadian
yang dimilikinya (Santrock, 2007).
2. Identity Foreclocure
Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang telah
membuat suatu komitmen, tetapi belum pernah mengalami krisis atau mengekspolorasi
alternatif- alternatif yang berarti. Remaja dengan status ini menerima pilihan orang tua
tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu (Yusuf, 2011).
3. Identity Moratorium
Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang berada
dalam krisis (sedang mengeksplorasi alternatif-alternatif), namun tidak memiliki
komitmen sama sekali atau memiliki komitmen yang tidak terlalu jelas. Remaja dengan
identitas moratorium sering dianggap berada dalam krisis.
4. Identity Achiement
Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang telah
melewati atau mengalami krisis (telah mengeksplorasi alternatif-alternatif yang berarti) dan
telah membuat suatu komitmen. Remaja dengan status ini memiliki perasaan stabil karena
telah melakukan eksplorasi dan menemukan identitas dirinya (Seotijiningsih, 2004).

3
B. DUKUNGAN SOSIAL

a. Pengertian Dukungan Sosial


Dalam mengatasi setiap permasalahan dibutuhkan adanya dukungan sosial. Ada beberapa
defenisi dukungan sosial (social support) dari beberapa tokoh. Menurut Dimatteo (dalam
Lestari, 2013) dukungan sosial adalah dukungan atau bantuan yang berasal dari orang
lain seperti teman, keluarga, tetangga, rekan kerja dan orang lain. Dukungan sosial
merupakan cara untuk menunjukkan kasih sayang, keperdulian dan penghargaan kepada orang
lain. Individu yang menerima dukungan sosial akan merasa dirinya dicintai, dihargai, berharga
dan menjadi bagian dari lingkungan sosialnya (Sarafino, 2006).
Sarafino menambahkan bahwa dukungan sosial mengacupada kenyamanan, perhatian,
penghargaan atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu
Selanjutnya Sarafino mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan cara untuk
menunjukkan kasih sayang, kepedulian dan penghargaan untuk orang lain. Individu yang
menerima dukungan sosial akan merasa dirinya dicintai, dihargai, berharga dan merupakan
bagian dari lingkungan sosialnya.
Dukungan sosial dapat juga diperoleh dari hasil interaksi individu dengan orang lain
dalam lingkungan sosialnya, dan bisa berasal dari siapa saja, keluarga, pasangan (suami/istri),
teman maupun teman kerja. Kenyamanan psikis maupun emosional yang diterima individu dari
dukungan sosial akan dapat melindungi individu dari konsekuensi stres yang menimpanya
(Lestari, 2013).
Menurut Cutrona (2009) Dukungan sosial dapat didefinisikan sebagai perilaku yang
membantu orang-orang yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh stres untuk
mengatasi secara efektif dengan masalah yang mereka hadapi.

b. Sumber-sumber dukungan sosial


Menurut Cutrona (2000) bahwa sumber- sumber dari dukungan sosialada lima
yaitu:
1. Sumber informasi yaitu keluarga, teman, dan tetangga.
2. Sumber formal yaitu tenaga profesioal dan lembaga
3. Sumber semiformal yaitu dukungan dari kelompok-kelompok yang ada dilingkungan
seseorang
4. Jaringan informal seperti para orang tua yang mempunyai anak
5. Sumber lain yang berminat pada dukungan social

Dukungan sosial yang kita terima dapat bersumber dari berbagai pihak. Kahn &
Antonouci (dalam Ormrod, 2007) membagi sumber-sumber dukungan sosial menjadi 3 bagian
yaitu:
4
1. Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang selalu ada sepanjang
hidupnya, yang selalu bersama dengannya dan mendukungnya. Misalnya keluarga
dekat, pasangan (suami/istri) atau temah dekat.
2. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan dalam
hidupnya dan cenderung mengalami perubahan sesuai dengan waktu. Sumber
dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.
3. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi
dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah. Meliputi dokter, tenaga ahli,
atau tenaga professional, dan keluarga jauh.

Berdasarkan informasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial


dapat diperoleh melalui orang-orang yang berada di luar diri individu yang sangat berperan
dan membantu dalam memberikan semangat sehingga kesulitan dan permasalahan yang
dihadapi dapat diatasi. Sumber dukungan sosial menurut Muslihah (2011) ada dua macam,
yaitu:
a. Sumber dukungan yang berasal dari tenaga profesional atau
orang-orang yang ahli dibidangnya seperti konselor, psikiater, psikolog, dokter,
pengacara.
b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari non profesional yaitu orang-orang terdekat
seperti teman dan keluarga.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sumber dukungan sosial
ada dua yaitu sumber dukungan yang berasal dari tenaga profesional (orang-orang yang ahli
dibidangnya) dan tenaga non profesioanl (orang-orang yang dekat dengan diri individu
tersebut).

c. Aspek Pendukung Sosial


Menurut Sarafino (2006), ada empat aspek-aspek dukungan sosial yaitu:
1. Dukungan Emosional (Emotional Support)
Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, keperdulian dan perhatian
terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan emosional merupakan ekspresi dari
afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan yang didengarkan. Kesediaan untuk
mendengarkan keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana
pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram,
diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.
2. Dukungan Penghargaan (Esteem Support)
Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan penghargaan yang positif untuk
individu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan
perbandingan positif individu dengan individu lain seperti misalnya perbandingan dengan
orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya. Hal seperti ini dapat
menambah penghargaan diri. Individu melalui interaksi dengan orang lain, akan dapat

5
mengevaluasi dan mempertegas keyakinannya dengan membandingkan pendapat, sikap,
keyakinan, dan peirlaku orang lain. Jenis dukungan ini membantu individu merasa dirinya
berharga, mampu dan dihargai.

3. Dukungan Instrumental (Instrumental Support)


Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung yang dapat berupa jasa, waktu,
atau uang. Misalnya memberikan bantuan berupa peminjaman uang ketika seorang ibu
membutuhkan uang tersebut untuk membayar uang kuliah anaknya, sehingga individu
tersebut dapat melaksanakan aktivitasnya.
4. Dukungan informasi (Informational Support)
Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran,
informasi atau umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan
cara memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi.
Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah
secara praktis. Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan
karena mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasehat, dan petunjuk.

Aspek-aspek dukungan sosial keluarga menurut Friedman (1998) terdiri dari:


a. Dukungan Pengharapan
Pada dukungan pengharapan keluarga dukungan yang dapat mempengaruhi
persepsi individu tentang ancaman. Dukungan ini membantu individu dalam melawan
stres dengan mendefinisikan kembali situasi tersebut sebagai ancaman kecil. Individu
diarahkan pada orang yang pernah mengalami situasi yang sama untuk mendapatkan
nasehat dan bantuan. Kelompok pendukung membantu individu dengan mengurangi
ancaman dengan mengikutsertakan individu dalam membandingkan arti mereka sendiri
dengan orang lain yang mengalami hal-hal yang lebih buruk. Dari dukungan
pengharapan, keluarga bertindak sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan individu
seperti memberikan umpan balik (Friedman, 1998). Dukungan ini membuat individu
mampu membangun tenaga bagi dirinya lebih berkompeten dan bernilai.

b. Dukungan Nyata
Jenis dukungan ini meliputi dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan
finansial dan materi yang dapat membantu memecahkan masalah. Contoh
menyediakan perlengkapan sekolah seperti buku pelajaran, alat tulis, pakaian sekolah
bagi anggota keluarga. Tindakan ini mempunyai arti bahwa pada saat terbuka, anggota
keluarga tidak perlu memikirkan untuk membeli sendiri perlengkapan sekolah itu karena
sudah disediakan oleh orang tua, jadi mareka tidak perlu memikirkan diri mereka sendiri.
Hal lain dapat kita lihat pada saat mengunjungi anggota keluarga pada waktu kekuatan
dan semangat mereka turun, membantu meminjamkan uang dan merawat saat sakit,
ini merupakan dukungan yang nyata.
6
c. Dukungan Informasi
Dukungan dari keluarga dan teman dapat berupa tersedianya feedback. Contoh saat
keluarga mengalami masalah pada saat menjalani perawatan pengobatan yang lama
maka anggota keluarga memberikan dukungan bagaimana cara untuk menjalani proses
pengobatan yang lama untuk mendapatkan hasil yang baik. Dari dukungan informasi ini
keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi (Friedman, 1998).

C. MAKNA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Setiap orang memiliki hak sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia
hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb),
kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat. Karena
setiap orang memiliki hak, maka pahamilah ada kewajiban yang harus dilaksanakan juga. Sehingga,
akan terjadi keseimbangan antara hak dan kewajiban tersebut. Selain itu semua orang juga harus
menyadari wajibnya menghargai dan menghormati hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain
Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda, tergantung pada jabatan dan
kedudukan dalam masyarakat. Kedudukan sebagai warga negara menuntun kita untuk
melaksanakan haknya sebagai warga negara. Warga negara diartikan dengan orang-orang yang
menjadi bagian dari sebuah negara. Bahkan warga negara adalah salah satu unsur terbentuknya
negara. Dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 26 menyatakan bahwa warga negara
adalah orang- orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU
sebagai warga negara. Kewarganegaraan Republik Indonesia juga mengatur lebih dalam
mengenai hak warga negara dalam UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia.
Menurut Jimly Asshiddiqie, hak-hak tertentu yang dapat dikategorikan sebagai hak
konstitusional warga negara adalah sebagai berikut:
1. Hak asasi manusia tertentu yang hanya berlaku sebagai hak konstitusional bagi warga
Negara Indonesia saja dan bukan bagi setiap orang yang berada di Indonesia. Misalnya
mendapatkan pendidikan dan membela negara.
2. Hak asasi manusia tertentu meskipun berlaku bagi setiap orang, tetapi dalam kasus-kasus
tertentu, kasus bagi warga negara Indonesia, berlaku keutamaan- keutamaan tertentu.
Misalnya bagi warga negara berhak mendirikan partai politik.
3. Hak warga negara untuk menduduki jabatan-jabatan yang diisi melalui prosedur pemilihan
baik secara langsung maupun tidak langsung oleh rakyat. Misalnya menjadi presiden, wakil
presiden, anggota DPR, kepala daerah dan lain-lain.
4. Hak warga negara untuk diangkat dalam jabatan-jabatan tertentu. Misalnya jabatan menjadi
TNI, polisi, ASN (Aparatur Sipil Negara).
5. Hak untuk melakukan upaya hukum guna melawan atau menggugat keputusan-
keputusan warga yang dinilai merugikan hak konstitusional warga negara yang

7
bersangkutan. Contohnya setelah adanya keputusan kemudian mengajukan banding
dipengadilan, pengajuan kasasi ke Mahkamah Agung dan lain sebagainya.
Dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945 tentang hak warga negara diatur dalam Pasal
27 – Pasal 34. Berikut ini beberapa isi pasal yang menjadi hak warga negara:
1) Pasal 27 Ayat (2) berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhakatas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”


2) Pasal 27 Ayat (3) berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam

upaya pembelaan negara.”


3) Pasal 28 berbunyi Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”


4) Pasal 29 Ayat (2) berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.”

5) Pasal 30 Ayat (1) berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”

6) Pasal 31 berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”


7) Pasal 33 Ayat (1) berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.”
8) Pasal 33 Ayat (2) berbunyi “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”


9) Pasal 33 Ayat (3) berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”


10) Pasal 33 Ayat (4) berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.”
11) Pasal 34 Ayat (1) berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.”

Banyak sekali kan pasal yang membahas tentang hak di negara kita? Inilah yang
menggambarkan bagaimana negara bertanggung jawab dalam melindungi warga negaranya dan
itulah pentingnya bagaimana status kewarganegaraan seseorang sehingga ia memperoleh hak dan
kewajibannya. Selain dalam UUD NRI Tahun 1945, hak juga dibahas di peraturan-peraturan
lainnya yaitu UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Setelah mengetahui tentang hak sebagai warga negara maka akan ada
kewajiban- kewajiban yang harus dilaksanakan dengan tanggung jawab. Menurut KBBI, kewajiban
adalah sesuatu yang diwajibkan, yang harus dilaksanakan; pekerjaan, tugas menurut hukum;
segala sesuatu yang menjadi tugas manusia. Jadi, hak dan kewajiban warga negara berarti
kekuasaan yang benar atas sesuatu dan harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara.
8
Adapun pasal-pasal di UUD NRI Tahun 1945 yang berisi tentang kewajiban warga negara
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pasal 27 ayat (1) berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum pemerintahan setiap warga negara
berkewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

2. Pasal 27 ayat (3) berbunyi “Setiap warga negara berkewajiban


untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”

3. Pasal 28J ayat (1) berbunyi “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Pasal 28J ayat (2) berbunyi “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya setiap orang wajib tunduk pada kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud semata- mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan peritimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.”

5. Berdasarkan pasal 30 ayat (1) berbunyi “Setiap warga negara


berkewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan serta keamanan negara.”

D. PENGERTIAN DAN SYARAT INTERAKSI SOSIAL


Salah satu ciri manusia adalah selalu hidup bersama manusia lainnya. Kehidupan manusia
sejak lahir di dunia sampai akhir hayat dikandung badan, terlibat di dalam interaksi sosial. Pada
saat masih bayi terlibat interaksi terutama dengan ibu atau pengasuhnya. Setelah besar terlibat
interaksi dengan tetangga, teman-teman sepermainan, dan teman-teman sekolah. Setelah
dewasa terlibat interaksi dengan teman- teman seprofesi dan seterusnya. Sangat sulit
menemukan manusia yang menyendiri tanpa melakukan interaksi dengan manusia lain.
Pada dasarnya manusia selalu ingin berkumpul dengan manusia lain, selalu ingin bertemu,
berbicara atau ingin melakukan kegiatan- kegiatan lain dengan manusia. Melalui pergaulannya di
masyarakat, manusia terbentuk sebagai makhluk sosial. Manusia disebut makhluk sosial, karena ia
memiliki gregariuosness yaitu suatu naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. Misalnya saja,
nasi yang kita makan sehar-hari merupakan hasil kerja keras para petani, rumah yang menjadi
tempat tinggal kita merupakan hasil dari kerjasama para pekerja bangunan atau mungkin tetangga
kita yang sudah membantu untuk mendirikan rumah.
Dengan demikian manusia harus berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat.
Bertemunya seseorang dengan orang lain atau kelompok lainnya, kemudian mereka saling
berbicara, bekerja sama, dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu dapat
dikatakan sebagai proses interaksi sosial. Apa sebenarnya interaksi sosial itu? Perhatikan gambar
berikut ini!

9
Gambar Interaksi social Sumber: Kemendikbud (2012 dan 2015)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan interaksi sosial berupa hubungan antara individu
dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia,
maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial, hubungan yang
terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak
harus merespon. Jika yang satu bertanya maka dia menjawab, jika diminta bantuan dia
membantu, jika diajak bermain dia ikut main. Dengan demikian interaksi sosial adalah hubungan
yang terjadi antara manusia dengan manusia yang lain, baik secara individu maupun dengan
kelompok.
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya
interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak
dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, atau perasaan-
perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada
beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor Imitasi
 Merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok.
 Contohnya, seorang anak perempuan bermain masak-masakan karena melihat ibunya pada
saat memasak di dapur.
2. Faktor Sugesti
 Merupakan pengaruh yang dapat menggerakan hati orang.
 Contohnya, seorang pasien yang akan berobat ke seorang dokter, pasien tersebut akan
cepat mengalami penyembuhan salah satunya disebabkan adanya rasa sugesti pada dokter
tersebut.
3. Faktor Identifikasi
 Merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan- keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan orang lain.
 Contohnya, seorang anak yang mengidolakan pemain bola, sehingga semua tingkah laku
idolanya akan dilakukan.
4. Faktor Simpati

10
 Merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan
ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain
 Contohnya, pada saat ada tetangga kita yang tertimpa musibah, maka kita ikut merasakan
kesedihannya dan berusaha membantunya.
Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri, secara terpisah maupun dalam
keadaan tergabung. Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi
melakukan kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial ini dapat berarti hubungan masing-
masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa
hubungan secara fisik. Misalnya, kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms,
dan lain-lain. Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang
dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberi tanggapan atau
memberi respons.
Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Tanpa
adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak dan komunikasi
seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang ingin
disampaikan kepada orang lain.
Kontak dan komunikasi menjadi syarat yang penting bagi terwujudnya interaksi sosial,
misalnya kita ketemu dengan orang Inggris lalu berjabat tangan. Orang Inggris berbicara dengan
bahasa Inggris dan kita bicara dengan bahasa Indonesia. Untuk itu agar terjadi kontak dan
komunikasi yang baik, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Itu sangat
penting bagi terjadinya interaksi sosial.
Tidak semua tindakan manusia merupakan interaksi sosial. Tindakan yang bagaimana yang
dapat dikatakan sebagai interaksi sosial? Suatu tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi
sosial apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih
2. Berlangsung secara timbal balik
3. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol- simbol yang disepakati
4. Adanya suatu tujuan tertentu
Berlangsungnya interaksi sosial di dalam masyarakat terdapat aturan yang mengatur
perilaku manusia dalam berinteraksi. Aturan apa sajakah yang menuntun perilaku manusia
pada saat mereka berinteraksi? Ada tiga jenis aturan, yaitu aturan mengenai ruang, mengenai
waktu, dan mengenai gerak dan sikap tubuh.
Aturan mengenai ruang, di mana terjadinya interaksi social tersebut. Misalnya,
interaksi yang terjadi di rumah antara orang tua dengan anak, anak dengan anak. Interaksi di
sekolah antara teman dengan teman, siswa dengan kepala sekolah, guru, dan karyawan. Interaksi
di masyarakat antara teman sebaya dan dengan orang yang lebih tua. Aturan mengenai waktu,
aturan mengenai kapan interaksi sosial itu terjadi. Misalnya, interaksi sosial dulu dan sekarang.
Aturan mengenai gerak dan sikap tubuh, dalam interaksi sosial orang lain membaca perilaku kita,
selain kata-kata kita, karena dalam interaksi tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang
lain tetapi juga apa yang dilakukannya. Dengan menggunakan gerak dan sikap tubuh seperti,
11
memicingkan mata, mengangkat bahu, menganggukkan kepala, mengacungkan ibu jari,
mengangkat bahu, dan sebagainya.

E. MASALAH SOSIAL DAN SIFAT- SIFATNYA


Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud dengan “masalah” adalah suatu hambatan
yang dialami dan membutuhkan pemecahan dengan cara yang benar dan tepat. Beberapa
pendapat juga mengatakan bahwa masalah merupakan kesenjangan antara kondisi yang
diharapkan dan kenyataan yang dihadapi. Lihatlah gambar berikut
ini.

}
Dari gambaran yang sederhana ini jelas bahwa semua orang, tanpa kecuali, selalu
menghadapi masalah. Tetapi apakah suatu masalah yang dihadapi oleh seseorang itu
merupakan masalah sosial? Tentu saja tidak. Untuk itu, uraian berikut akan memberikan
gambaran kepada Anda mengenai perbedaan tersebut.
a. Masalah dan Kita
Masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia karena sepanjang hidupnya manusia akan
terus-menerus dihadapkan pada hambatan hidup, yang harus terus-menerus
membutuhkan pemecahan. Hal ini terjadi karena di satu pihak kebutuhan manusia cenderung
tidak terbatas, dan pada pihak lain sumber daya untuk memenuhi kebutuhan itu sangat
terbatas, serta tidak selalu tersedia dengan sendirinya pada saat dibutuhkan.
Dari sinilah bersumber hambatan yang setiap saat dihadapi
dan setiap saat pula harus dipecahkan, jika seseorang ingin mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Semakin bertambah dewasa seseorang maka akan semakin bertambah besar pula
kebutuhannya, yang berarti semakin besar pula hambatan yang harus diatasi.
Hal serupa terjadi karena masyarakat juga selalu
mengalami perkembangan. Semakin maju suatu masyarakat maka semakin tinggi tingkat
kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, dan konsekuensinya semakin besar pula keperluan
yang dibutuhkan untuk memenuhinya.
Namun, inilah yang membuat manusia itu unik dan berbeda dengan makhluk lainnya.
Manusia, tidak seperti makhluk lain yang hanya dilengkapi dengan naluri atau instinct yaitu
pola-pola naluriah yang dibawa sejak lahir untuk menanggapi dan menyelesaikan hambatan
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bagi manusia justru sebaliknya pola-pola
itu akan berkembang dari pengalamannya dalam menanggapi dan menyelesaikan hambatan

12
yang dihadapi di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, manusia disebut makhluk
belajar.
Demikian juga pola-pola belajar yang dimiliki seorang anak untuk mendapatkan prestasi
di sekolah, hal itu akan tumbuh dan berkembang dari pengalaman mengikuti pendidikan di
sekolah dan bimbingan yang diberikan oleh orang tuanya. Keberhasilan mengembangkan
pola hidup untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari itu
berarti merupakan kemajuan, dan sebaliknya kegagalan mengembangkan pola hidup seperti
itu akan merupakan akar dari banyak permasalahan dalam kehidupan.
Berkaitan dengan hal itu, dalam dunia modern, dikembangkan sistem persekolahan, di mana
setiap orang sejak dini dapat dilatih untuk belajar memecahkan berbagai jenis permasalahan.
Kemampuan dan kemahiran seseorang untuk memecahkan masalah terus dilatih
melalui berbagai kegiatan di sekolah, misalnya pelajaran matematika atau latihan
memecahkan soal-soal ujian. Latihan khusus seperti itu dibutuhkan karena pengalaman yang
dapat diberikan oleh keluarga dan masyarakat melalui pergaulan hidup sehari-hari terasa
sudah tidak lagi memadai dalam dunia modern sekarang ini.
Apa yang perlu dipelajari untuk mampu memecahkan permasalahan hidup itu?
Paling sedikit ada 2 hal yang pokok. Pertama, kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi,
maksudnya mempunyai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan. Kedua, kemampuan
menjalankan peran sosial dalam masyarakat, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan
norma-norma masyarakat. Tanpa memiliki kedua hal itu, seseorang akan banyak mengalami
masalah dalam kehidupannya sendiri dan juga akan banyak menimbulkan masalah bagi orang
lain.
b. Masalah Personal
Masalah yang diuraikan di atas bukanlah masalah sosial. Mills (1959) juga Sulivan dan
Thompson (1988), menyebutnya sebagai masalah personal (personal problems) dan ini
berbeda dengan masalah sosial (social problems). Masalah personal (personal problems)
adalah suatu kondisi yang menghambat seorang individu sehingga terganggu atau bahkan
tidak dapat menjalankan peranannya dengan baik. Misalnya, seorang anak yang kecanduan
narkotik akan terganggu bahkan tidak akan dapat menjalankan peran utamanya, yaitu
belajar mempersiapkan masa depannya.
Hambatan yang dialami anak itu dengan sendirinya akan mempengaruhi lingkungan
terdekatnya, seperti keluarga. Jika seorang anak dalam satu keluarga menjadi kecanduan
narkotika maka tidak hanya anak itu yang akan terganggu, tetapi seluruh keluarganya juga
akan terganggu sehingga keluarga itu tidak akan dapat menjalankan roda kehidupannya
sesuai dengan norma- norma yang mereka anut.
Keadaan seperti itu akan memaksa mereka melakukan penyimpangan-penyimpangan
dari norma yang mereka anut dan junjung tinggi dalam mencapai tujuan hidupnya. Mungkin
mereka dalam keadaan-keadaan tertentu terpaksa berbohong atau menipu, untuk memenuhi
kebutuhan anak yang kecanduan itu, suatu tindakan yang dalam keadaan biasa tidak akan
mereka lakukan. Ini merupakan ciri yang menonjol dari masalah, yaitu selalu membawa pada

13
keadaan yang memaksakan penyimpangan dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh orang
yang mengalaminya
c. Masalah Sosial
Pembedaan antara masalah personal dengan keresahan umum, menurut Mills (1959),
memperlihatkan dimensi yang menjadi ciri khas masalah sosial, dan yang membedakannya
dengan masalah personal. Paling tidak ada 3 dimensi yang dapat dilihat dari penjelasan itu,
yang memberi ciri sosial kepada suatu masalah sehingga memenuhi kriteria untuk disebut
sebagai masalah sosial. Tanpa 3 dimensi itu suatu masalah tidak dapat memenuhi kriteria
sosial.
Pertama, keresahan itu mencerminkan bahwa masalah itu
terkait dengan kesadaran moral anggota-anggota masyarakat. Kedua, keresahan umum juga
berarti bahwa dalam masyarakat itu telah mulai terbentuk persamaan persepsi terhadap
ancaman yang ditimbulkan oleh adanya masalah. Ancaman terhadap kestabilan dan keadaan
normal, serta terhadap nilai-nilai moral masyarakat. Masalah sosial selalu terkait dengan
kestabilan dan keadaan normal masyarakat itu. Masalah sosial juga selalu terkait dengan nilai-
nilai dan harapan-harapan luhur bersama dari masyarakat. Ketiga adalah mulai
berkembangnya kesadaran bahwa masalah ini tidak dapat diatasi sendiri-sendiri, tetapi harus
dilakukan dengan menggalang kerja sama di antara anggota-anggota masyarakat yang
mengalaminya. Ketiga dimensi itu terlihat dari definisi masalah sosial yang dirumuskan oleh
oleh Rubington dan Weinberg (1989), yang menyatakan sebagai berikut.
Masalah sosial adalah suatu kondisi yang dinyatakan tidak sesuai dengan nilai-nilai
yang dianut oleh sebagian warga, yang sepakat bahwa suatu kegiatan bersama
diperlukan untuk mengubah kondisi itu.
Definisi di atas memperlihatkan beberapa elemen menarik yang menunjukkan sifat dari
masalah sosial. Dengan memahami secara mendalam sifat-sifat itu akan terlihat secara jelas
ciri khas masalah sosial yang membedakannya dengan masalah-masalah lainnya, seperti
masalah psikologis, masalah politik, dan masalah ekonomi.
Dalam bukunya, Abdul Syani mengatakan bahwa masalah sosial memiliki dua penyebab,
yaitu:
1. terjadinya disorganisasi di dalam masyarakat, seperti terjadi keresahan, dan pertentangan
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
2. adanya ketidakmampuan dalam berhadapan dengan inovasi, seperti ketidakmampuan
dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masalah sosial merupakan masalah yang saling terkait
antara satu gejala dengan gejala yang lain. Dari titik inilah kehadiran sosiologi adalah mencari
keterkaitan antar gejala yang ada, dan terutama mencari sebab-sebab timbulnya masalah
dan bukannya menekankan pada pemecahan masalah yang ada, yang merupakan bagian
dari pekerja sosial.
Masalah sosial dapat dibedakan dengan masalah kesejahteraan sosial. Masalah
kesejahteraan sosial merupakan bagian dari masalah sosial. Sebagai ilustrasi, kemiskinan
merupakan masalah utama yang terbentang dalam domain masalah sosial dan masalah
14
kesejahteraan sosial. Namun, secara khusus masalah kemiskinan, kemudian menyentuh
dimensi kesejahteraan sosial, seperti fakir miskin, orang dengan kecacatan (ODK), anak dan
lansia telantar, dan rumah tidak layak huni. Populasi yang mengalami problema ini dikenal
dengan istilah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (PPKS).
Sejalan dengan ide tersebut maka respons terhadap masalah
1. tersebut juga dapat dibedakan meskipun sangat bersinggungan. Penanganan masalah
sosial dilakukan melalui strategi pembangunan sosial. Sedangkan pembangunan
kesejahteraan sosial sejatinya lebih difokuskan pada penanganan masalah kesejahteraan
sosial. Peran yang dimainkan berbagai profesi juga tentunya akan berlainan. Peran
pekerja sosial lebih dominan dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Sedangkan profesi
lainnya, peranan dominannya adalah dalam domain khasnya masing- masing. Misalnya,
guru dalam domain pendidikan dan dokter dalam bidang kesehatan.

Sumber: http://www.policy.hu/suh arto/makIndo41.html


Kembali pada contoh kasus yang kita miliki maka kecanduan narkotika yang pada
awalnya merupakan masalah personal, kemudian menjadi keresahan umum, kini menjadi
masalah sosial. Kecanduan narkotika yang diikuti dengan tindakan-tindakan yang dianggap
melanggar norma yang berlaku di masyarakat, pada akhirnya menimbulkan kesamaan
persepsi di antara anggota masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa kejadian itu
merupakan suatu ancaman bagi kestabilan keadaan normal yang selama ini berlaku, dan di
antara anggota masyarakat itu sudah tercipta satu kesadaran bahwa mereka harus melakukan
satu tindakan yang harus dilakukan secara bersama-sama dan mendapat dukungan dari
semua anggota masyarakat.

F. FAKTOR PENYEBAB DAN SOLUSI PERMASALAHAN SOSIAL


Indonesia telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 dan dari saat itulah bangsa
Indonesia memulai pembangunan yang sebenarnya. Tujuan dari pembangunan yaitu tidak lain
adalah menyejahterakan rakyat atau menjadi lebih baik dari sebelumnya. Indonesia terdiri dari
pulau-pulau besar maupun kecil yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan terdiri dari
bermacam-macam suku dan kebudayaan. Tidaklah mudah bangsa Indonesia melaksanakan
pembangunan dengan keadaan yang beranekaragam. Tentu pembangunan tersebut harus

15
disesuaikan dengan keadaan wilayah dimana pembangunan itu dilaksanakan. Penduduk Indonesia
berjumlah 200 juta jiwa lebih, kekayaan alam melimpah ruah yang terbentang diseluruh
nusantara. Hal ini merupakan suatu modal yang sangat penting bagi pelaksanaan pembangunan di
Indonesia.
Sumber daya manusia di Indonesia sangatlah besar dan sangat mendukung
keberhasilan pembangunan. Rakyat Indonesia belum merasa sejahtera meskipun sumber daya
alam yang dimilki bangsa sangat besar. Sepertinya tujuan-tujuan pembangunan belum tercapai
dan masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pembangunan juga
belum merata diseluruh pelosok tanah air, masih banyak daerah-daerah terutama diluar Jawa
yang membutuhkan perbaikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Pembangunan memeng perlu
tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan
pembangunan iitu sendiri dibedakan menjadi tiga jangka waktu yaitu jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan. Maka dengan demikian jika pembangunan akan dilaksanakan perlu
ditinjau terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pembangunan itu termasuk jangka panjang,
menengah atau tahunan. Sehingga pembangunan itu dapat dilaksanakan dengan biaya yang
seminimal mungkin dan mendapat hasil yang semaksimal mungkin.

a. Permasalahan
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia mempunyai sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang sangat besar, tetapi pelaksanan pembanunan belum bisa maksimal atau
dapat dikatakan gagal. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pembangunan
di Indonesia? Pemerintah tidak tinggal diam dalam melihat hal ini. Apa solusi yang tepat agar
pembangunan di Indonesia dapat berjalan dengan lancar dan tujuan-tujuan pembangunan
dapat tercapai?
b. Pembahasan
Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia Pembangunan merupakan proses perubahan
yang berangkat dari situasi nasional tertentu untuk mencapai kondisi nasional yang lain yang
lebih baik. Sejak awal pembangunan kita bersepakat untuk memanusiawikan pembangunan
kita. Kita tidak ingin menjadi manusia mesin tanpa jiwa dan kalbu, dan sekedar menjadi
masyarakat teknologis. Masyarakat maju dan mandiri di Indonesia yang diinginkan dan
dikehendaki rakyat dan bangsa bukanlah masyarakat modern sekuler tanpa kendali agama
dan moral.
Kita tidak ingin terjebak dan terperosok kedalam penderitaan dan kesalahan bangsa lain
dalam pembangunan masa depan yang diinginkan rakyat Indonesia adalah masyarakat yang
berkeseimbangan kesejahteraan lahir dan batin. Kegagalan Pembangunan di Indonesia Krisis
sosial yang melanda Indonesia sejak 1997 hingga saat ini bukan terjadi begitu saja,
melainkan suatu proses panjang yang melibatkan seluruh stake holders. Dapat dikatakan,
krisis multidimensi yang terjadi hingga saat ini merupakan wujud nyata dari kegagalan
pembangunan. Puncak krisis adalah terjadinya kerusuhan 1998 yang disusul dengan
mundurnya Presiden Soeharto. Kegagalan pembangunan tidak hanya disebabkan oleh karut-
16
marutnya pelaksanaan pembangunan di lapangan, melainkan dimulai dari hulunya. Geografi
Indonesia sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau dengan sarana komunikasi dan
pengangkutan yang belum sempurna.
Hal ini mengakibatkan banyaknya hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di
Indonesia. Kemudian keadaan rakyat, yang menjadi sarana penerangan dan penyuluhan,
masih sangat heterogen dengan kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan serta
kecerdasan yang masih sangat terbatas. Keterikatan sebagian besar rakyat pada tradisi dan
kondisi lingkungan juga merupakan hambatan untuk mengadakan pembaharuan dalam
pandangan maupun sikap hidupnya. Jika kita menyoroti tentang sumber daya manusia yang
ada, dapat dikatakan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya manusia yang
sangat besar, tetapi kualitas SDMnya tidak sesuai yang diharapkan. Hal ini juga dapat
menghambat pelaksanaan pembangunan. Seperti yang kita lihat, tenaga-tenaga ahli
kebanyakan didatangkan dari luar negeri. Kemudian masalah sumber daya alam, sebenarnya
bangsa kita memiliki sumber daya alam yang sangat besar, tetapi kita tidak bisa
mengolahnya sehingga harus mengadakan kerjasama dengan perusahaan dari luar
negeri.
Dengan demikian, sumber daya alam yang seharusnya bisa kita manfaatkan untuk
kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya tidak bisa maksimal karena harus berbagi
keuntungan dengan pihak kedua. Kegagalan atau keberhasilan pembangunan sangat
tergantung dari pihak pelaksana (pemerintah dan masyarakat).
Pemerintah dalam merealisasikan suatu kebijakan harus
mendapat dukungan dari rakyatnya, karena tanpa dukungan dari masyarakat suatu kebijakan
tidak dapat berjalan dengan lancar. Kemudian orang-orang yang duduk di kursi pemerintahan
juga sangat menentukan kelacaran pembangunan, yaitu moral yang dimiliki oleh para
pejabat. Sebagai contoh banyak para pejabat yang melakukan korupsi, sehingga dana-dana
yang sebenarnya untuk pembangunan, sebagian masuk kantong para pejabat. Hal tersebut
tidak kita sadari dapat menyebabkan ketidaklancaran pembangunan.
Gagasan Mengatasi Kegagalan Pembangunan Setelah kita mengetahui beberapa hal yang
menyebabkan kegagalan pembangunan maka dapat diuraikan beberapa solusi yang mungkin
dapat memperlancar pembangunan. Pertama penerangan pembangunan, yaitu upaya
menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan melalui kegiatan penerangan pembangunan
bertujuan untuk menciptakan kondisi sosial kultural yang mantap dan dinamis, sehingga
setiap warga mau dan mampu mengembangkan potensi manusiawanya secara optimal.
Secara garis besar, tujuan penerangan pembangunan adalah secara kuatitatif mampu
menjangkau masyarakat seluas mungkin dan secara kualitatif mampu menumbuhkan dan
membina kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Kedua,
penyuluhan pembangunan yaitu suatu sistem pendidikan diluar sekolah untuk anggota
masyarakat.
Sasaran penyuluhan adalah manusia. Penyuluhan bertujuan
adalah untuk mewujudkan keadaan yang memungkinkan masyarakat berproduksi lebih baik,
melakukan usaha yang lebih menguntungkan, dan hidup lebih sejahtera baik materi maupun
17
spirit. Berdasarkan pengalama, untuk lebih berhasilnya pembangunan, maka fungsi
penyuluhan oleh instansi terkait selalu ditangani secara khusus selain fungsi pengaturan dan
pelayanan. Dalam konteks ini penyuluhan berfungsi sebagai faktor penunjang pembangunan.
Ketiga, apresiasi keadaan yaitu dalam rangka mengembangkan peranan dan kegiatan
penyuluhan, maka apresiasi keadaan masyarakat perlu dilakukan dengan cermat. Ada
beberapa langkah apresiasi kondisi masyarakat yang perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan.
Jangkauan media massa terhadap khalayak yang heterogen masih perlu ditingkatkan.
Sebagai contoh, RRI dan TVRI yang mempunyai stasiun penyiaran atau produksi, baik yang
stasioner maupun keliling di seluruh Indonesia, seharusnya dapat menjangkau seluruh pelosok
tanah air termasuk desa-desa. Hasil penelitian ternyata menunjukkan bahwa di berbagai
tempat siaran RRI dan TVRI kurang atau tidak dapat diterima khalayak dengan jelas. Tujuan
menggerakkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan melalui ide-ide
pembaharuan dan perubahan bidang ekonomi, politik, dan sosial dalam masyarakat tidak
selalu mudah diterima, kecuali apabila masyarakat mengerti dan menyadari betul mengenai
manfaat yang akan diperoleh dari hasil pembaharuan tersebut.
Laju komunikasi dalam masyarakat desa akan dapat berjalan dengan lancar apabila dalam
komunikasi ada pengertian yang benar dan menggunakan bahasa yang sama, sederhana, dan
mudah dimengerti. Pada umumnya, pemimpin setempat menyampaikan pesan pembaruan
kepada rakyat melalui media komunikasi tatap muka atau antarpribadi.
Dengan demikian, opini leader setempat memegang peranan penting dalam komunikasi
di daerah pedesaan. Di samping ketiga gagasan tersebut dapat juga dengan memperbaiki
mutu pendidikan di Indonesia. Menanamkan moral yang baik sejak dini sangat penting bagi
generasi yang akan datang. Perbaikan mutu pendidika tersebut bertujuan meningkatkan mutu
sumber daya manusia agar dimasa yang akan datang bangsa kita tidak perlu mendatangkan
ahli-ahli dari luar negeri. Penanaman moral yang baik sejak dini bertujuan untuk
meningkatkan mutu budi pekerti yang baik, jujur, dan bertanggung jawab bagi generasi yang
akan datang.

c. Penutup
Kesimpulan Pembangunan sangat dipengaruhi oleh para pelaksana pembangunan, yaitu
pemerintah dan warga masyarakat (berupa dukungan kepada kebijakan pemerintah).
Komunikasi juga menentukan berhasil tidaknya pembangunan, baik komunikasi melalui media
massa maupun secara langsung oleh para pemimpin setempat. Adanya kerjasama antara
pemerintah dengan masyarakat harus diciptakan agar pembangunan dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai hasil yang maksimal. Saran Untuk menagatasi kegagalan pembangunan
yang dialami oleh bangsa Indonesia diperlukan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang
telag ditetapkan, dengan tujuan kedepannya agar lebih baik dan membawa manfaat bagi
masyarakat luas. Kemudian memajukan pendidikan nasional sedini mungkin agar muncul
generasi-generasi muda yang berkualitas baik secara moral dan pola piker, lancar dalam
berkomunikasi yang benar dan menggunakan bahasa yang sama, sederhana, dan mudah
18
dimengerti. Pada umumnya, pemimpin setempat menyampaikan pesan pembaruan kepada
rakyat melalui media komunikasi tatap muka atau antarpribadi.
Dengan demikian, opini leader setempat memegang peranan penting dalam komunikasi
di daerah pedesaan. Di samping ketiga gagasan tersebut dapat juga dengan memperbaiki
mutu pendidikan di Indonesia. Menanamkan moral yang baik sejak dini sangat penting bagi
generasi yang akan datang. Perbaikan mutu pendidika tersebut bertujuan meningkatkan mutu
sumber daya manusia agar dimasa yang akan datang bangsa kita tidak perlu mendatangkan
ahli-ahli dari luar negeri. Penanaman moral yang baik sejak dini bertujuan untuk
meningkatkan mutu budi pekerti yang baik, jujur, dan bertanggung jawab bagi generasi yang
akan datang.

a. Lembar Observasi 1
Nama : ....................................................
Kelas : ....................................................
Observasi diri sendiri!

No Pertanyaan Refleksi pada diri


1 Siapakah saya?
2 Apa peran saya dalam
kehidupan?
3 Bagaimana nilai-nilai
yang saya anut?

4 Baik atau buruk?


5 Seperti apa fisik saya?
6 Bagaimana perasaan
saya dalam hidup di
lingkungan sekolah?

19
7 Bagaimana perasaan
saya dalam hidup di
lingkungan keluarga?

8 Apa kekuranganmu?
9 Apa kelebihanmu?
10 Apa tujuan dan
rencanamu? serta
harapan di masa
depanmu?

b. Lembar Observasi 2
Nama : ....................................................
Kelas : ....................................................
Refleksi diri sendiri
No Pertanyaan Refleksi pada diri
1. Apakah kamu nyaman hidup dalam
lingkunganmu?
2. Apa yang membuatmu
tidak nyaman berada dalam
lingkungan sosialmu?
3. Sumber dukungan sosial apa saja yang
kamu miliki?
4. Apakah kamu merasa
lingkungan sosialmu sesuai dengan
harapanmu?
5. Aspek-aspek dukungan
sosial apa saja yang kamu peroleh
dalam keluarga dan lingkunganmu?
6. Apakah kamu adalah
orang yang menguasai situasi dan
menghasilkan hasil yang positif dalam
lingkungan?
7. Bagaimana perasaan
saya dalam hidup di lingkungan
keluarga?
8. Apakah kamu percaya
bahwa kamu mampu melakukan
sesuaru untuk merubah keadaan yang
kurang baik menjadi baik di

20
lingkunganmu?
9. Apakah kamu mampu
menghadapi kesulitan- kesulitan yang
dialami? Apakah kamu mampu
menghadapi kesulitan- kesulitan yang
dialami?
10. Apakah kamu orang

dengan Self–efficacy?

c. Lembar Observasi 3
Nama : ....................................................
Kelas : ....................................................

A. Coba kalian perhatikan isi dari pasal-pasal dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945
tentang hak dan kewajiban di bawah ini, tuliskan makna dari isi pasal tersebut dan
berikan contoh pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Pelaksanaan dalam


No. Pasal Makna
Kehidupan Sehari-hari
Pasal
Pasal Tentang Hak

1 27 ayat 3

2 28
3 29 ayat 2

4 31

5 33 ayat 4

Pasal Tentang Kewajiban

6 27 ayat 1

7 27 ayat 3

8 28J ayat 1

9 28 ayat 2

10 30 ayat 1

B. Latihan Soal
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada
huruf A, B, C, D atau E!
1. Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Pasal ...

21
a. UU No. 9 Tahun 1998
b. UU No. 39 Tahun 1999
c. UU No. 20 Tahun 2003
d. UU No. 12 Tahun 2006
e. UU No. 36 Tahun 2009
2. Dibawah ini yang merupakan hak untuk melakukan upaya hukum
guna melawan atau menggugat keputusan-keputusan warga yang dinilai merugikan hak
konstitusional warga negara yang bersangkutan adalah ...
a. Mendapatkan pendidikan dan membela negara
b. Mendirikan partai politik
c. Mendaftarkan diri menjadi calon legislatif
d. Menjadi anggota TNI/Polisi
e. Mengajukan kasasi
3. “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
Merupakan isi dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal ...
a. Pasal 27 ayat 2
b. Pasal 27 ayat 3
c. Pasal 28
d. Pasal 29 ayat 2
e. Pasal 30 ayat 1
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas ...
a. Kekeluargaan
b. Demokrasi ekonomi
c. Kebersamaan
d. Hukum ekonomi
e. Perjanjian masyarakat
5. Berikut ini adalah pasal dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945 yang membahas tentang
kewajiban warga negara adalah ....
a. Pasal 27
b. Pasal 28
c. Pasal 28J ayat 1
d. Pasal 33 ayat 3
e. Pasal 34 ayat

d. Lembar Observasi 4
Nama:
1. ....................................................
2. ....................................................
3. ....................................................

22
A. Cara Kerja
1. Bentuk kelompok 5-6 kelompok
2. Jawablah bahan diskusi berikut bersama kelompok masing-masing!
3. Setiap kelompok membagi kelompoknya menjadi 2 sub kelompok, subkelompok tetap
tinggal dalam kelompok untuk menerima tamu, dan subkelompok 2 sebagai kelompok yang
berkunjung ke kelompok lain.
B. Bahan Diskusi
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang tepat!
1. Jelaskan pengertian interaksi sosial!
2. Sebutkan 2 syarat interaksi sosial!
3. Sebutkan 4 faktor terjadinya proses interaksi sosial!
4. Sebutkan 4 ciri-ciri interaksi sosial!
5. Sebutkan 3 jenis aturan interaksi sosial!

C. Hasil Diskusi

e. Lembar Observasi 5
Nama : ....................................................
Kelas : ....................................................

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1. Suatu kejadian dianggap sebagai keresahan umum jika ...
a. seseorang merupakan bagian dari kelompok masyarakat
b. kejadian itu sudah menjadi keresahan umum
c. dapat dilihat dari tataran horizontal dan vertikal
d. terjadi perbedaan kesadaran
2. Pandangan Sosiologi dalam mengkaji masalah sosial lebih menekankan pada ....
a. sebab-sebab munculnya masalah sosial
b. pemecahan masalah sosial
c. akibat yang akan ditimbulkan
d. pelaku (aktor) utamanya

23
3. Suatu isu dapat berubah menjadi masalah sosial, hal ini merupakan penjelasan tentang butir-
butir penting dalam masalah sosial, yang menggambarkan ....
a. sebagian berarti warga
b. tidak sesuai dengan nilai
c. adanya suatu kegiatan bersama
d. suatu kondisi yang dinyatakan
4. Sikap pasrah yang sering disebut sebagai berkebudayaan kemiskinan, merupakan
penjelasan tentang butir-butir penting dalam masalah sosial, yang menggambarkan ....
a. sebagian berarti warga b. tidak sesuai dengan nilai
c. adanya suatu kegiatan bersama
d. suatu kondisi yang dinyatakan
5. Masalah sosial berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga sosial. Ini dapat
diartikan bahwa masalah sosial itu ....
a. hanya menunjuk pada tata kelakuan yang menyimpang
b. bisa mencerminkan ukuran-ukuran umum tentang moral
c. akan selesai dengan sendirinya
d. merupakan suatu kondisi yang dinyatakan
6. Menurut Mills, dimensi masalah sosial, kecuali ....
a. adanya kesadaran anggota
b. munculnya persepsi yang sama
c. adanya kesepakatan untuk tindakan bersama
d. munculnya pelaku (aktor) utama

7. Ukuran-ukuran yang digunakan sosiologi dalam melihat masalah sosial, kecuali ....
a. sumber-sumber sosial
b. manifest social problem
c. kriteria utama
d. pelaku utamanya
8. Latent social problem bisa diartikan sebagai suatu kejadian yang....
a. berlawanan dengan norma, namun tetap diterima apa adanya
b. sesuai dengan norma sehingga diterima apa adanya
c. berlawanan dengan norma sehingga harus dihilangkan
d. sesuai dengan norma, namun harus dihilangkan

9. Manifest social problem bisa diartikan sebagai suatu kejadian yang....


a. berlawanan dengan norma, namun tetap diterima apa adanya

24
b. sesuai dengan norma sehingga diterima apa adanya
c. berlawanan dengan norma sehingga harus dihilangkan
d. sesuai dengan norma, namun harus dihilangkan
10. Ukuran yang digunakan dalam sosiologi menegaskan bahwa sumber masalah sosial ...
a. hanya berasal dari alam saja
b. bisa berasal dari alam
c. harus berasal dari alam
d. tidak bisa berasal dari alam

f. Lembar Observasi 6
Nama : ....................................................
Kelas : ....................................................

PERMASALAHAN

Pada permasalahan di atas, faktor apa yang dapat menyebabkan hal itu dapat terjadi? Solusi apa
yang dapat kamu berikan?

25

Anda mungkin juga menyukai