Anda di halaman 1dari 19

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA


DI YAYASAN PANTI ASUHAN MUSLIMIN DI JAKARTA PUSAT

Oleh :
Mayang Indah Lestari
1524090242
Tatiyani
0314096705

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I

JAKARTA

2019
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEBERMAKNAAN
HIDUP PADA REMAJA
DI YAYASAN PANTI ASUHAN MUSLIMIN DI JAKARTA PUSAT

Mayang Indah Lestari dan Tatiyani

Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI

Abstrak

Setiap individu ingin memiliki kehidupan yang bermakna. Remaja yang


menghabiskan masa mudanya yang jauh dari keluarga secara tidak langsung dapat
membentuk remaja menjadi pribadi yang merasa tidak berharga, kesepian dan
rendah diri yang dapat mengindikasikan adanya frustasi eksistensial dimana individu
tidak memiliki tujuan hidup yang jelas dan merasa hampa. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan kebermaknaan
hidup pada remaja di panti asuhan. Penelitian ini bertujuan uuntuk mengetahui
hubungan dukungan sosial dengan kebermaknaan hidup. Subyek penelitian adalah
remaja di panti asuhan dijakarta pusat yang berjumlah 60 orang. Penelitian ini
menggunakan skala dukungan sosial dari House dan Kahn serta skala kebermaknaan
hidup dari Bastaman dengan teknik analisis korelasi bivariate dan multivariate. Hasil
penelitian menunjukan adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan
kebermaknaan hidup.

Kata kunci : Kebermaknaan hidup, dukungan sosial, remaja dipanti asuhan.

PENDAHULUAN tetapi, pada kenyataannya tidak


semua anak dapat merasakan
Sebuah keluarga dengan orang
keberuntungan untuk merasakan
tua yang lengkap merupakan
keluarga seperti yang diharapkan.
dambaan bagi setiap anak. Akan
Seperti contohnya anak harus asuhan mempunyai alasan yang
dihadapkan oleh kematian orang sama dalam pelaksanaan praktek
tua, perceraian orang tua, rekuitmen dan penyeleksian anak
kemiskinan, keluarga tidak asuh. Panti asuhan lebih
harmonis, keluarga yang broken memfokuskan kepada anak-anak
home dan sebagainya. Kenyataan usia sekolah, anak dari keluarga
tersebut menyebabkan anak tidak miskin, anak dari keluarga yang
bisa merasakan fungsi keluarga kurang beruntung dan orang tua
yang sebenarnya, sehingga anak yang dirasa terlalu tua untuk
harus rela terlepas dari rengkuhan mengasuh sendiri anaknya (Nawir,
kasih sayang orang tua atau sumber:www.kemsos.go.id).
kadang harus menjalani kerasnya Kementrian Sosial Republik
kehidupan sendiri tanpa keluarga Indonesia menyatakan bahwa:
(Mayaza dan Supradewi, 2011). “panti asuhan adalah suatu
Kematian orang tua dan lembaga usaha kesejahteraan
kemisikinan merupakan salah satu sosial yang mempunyai tanggung
alasan hilangnya figur keluarga. jawab untuk memberikan
Kehilangan figur keluarga juga pelayanan kesejahteraan sosial
dialami anak yang tidak kepada anak terlantar, serta
diinginkan dan anak terlantar di melaksanakan penyantunan dan
jalanan. Permasalahan tersebut pengentasan anak terlantar,
menggerakkan pemerintah untuk memberikan pelayanan pengganti
memberikan solusi dengan atau perwalian anak dan
mendirikan panti asuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental
memberikan anak kurang dan sosial pada anak asuh,
beruntung tersebut pendidikan dan sehingga memperoleh kesempatan
kehidupan yang layak sebagai yang luas, tepat dan memadai bagi
bekal di masa depan. Semua panti perkembangan kepribadiannya
sesuai dengan yang diharapkan merupakan sekelompok orang
sebagai bagian dari generasi yang sedang mencari bentuk
penerus cita –cita bangsa dan identitas diri dan kebermaknaan
sebagai insan yang akan turut serta dalam hidupnya. Bentuk identias
aktif dalam bidang pembangunan remaja dan kebermaknaan hidup
nasional”. Tujuan didirikan panti ini digunakan untuk mencari siapa
asuhan adalah memberikan dirinya, bagaimana dirinya dan
pelayanan, bimbingan dan kemana dia akan menuju dalam
keterampilan kepada penghuni kehidupannya (Santrock, 2003).
panti asuhan agar mereka menjadi Menurut Marcia (dalam
manusia yang berkualitas Dacey,dkk,2009) penemuan
(Hartanto, 2011). identitas ini dapat dibagi dalam

Penghuni panti asuhan empat status yaitu difusi identitas

diantaranya ialah remaja. Remaja (identity diffusion), membuka

berasal dari kata latin (adolescere) identitas (identity foreclosure),

(kata bendanya, adolescentia yang moratorium identitas (identity

berarti remaja) secara keseluruhan moratorium) dan pencapaian

berarti “tumbuh”(Hurlock, 2012). identitas (identity achievement).

Muss (dalam Sarwono, 2011) Penemuan identitas dialami


mengungkapkan “tumbuh”disini juga oleh remaja yang tinggal di
memiliki arti tumbuh ke arah panti asuhan. Pencarian yang
kematangan. Remaja ini pada dilakukan oleh remaja tersebut
umumnya didefinisikan sebagai dilakukan dengan cara melewati
masa transisi dari anak-anak krisis atas penderitaannya dan
menuju dewasa yang berkisar berkomitmen untuk memilih panti
antara umur 12-21 tahun. Menurut asuhan sebagai tempat meraih
Erikson (dalam Rathi dan cita-citanya. Penemuan identitas
Rasthogi, 2007) remaja yang ditandai krisis dan komitmen
ini sering disebut dengan yang mendefinisikan
pencapaian identitas (Santrock, kebermaknaan hidup sebagai
2004). Pencarian identitas remaja kerangka kerja yang utuh untuk
memiliki peranan sebagaimana melihat kehidupan dan yang
yang didefinisikan oleh Erikson menyediakan perasaan bagi
(dalam Papalia,dkk,2009) yaitu seseorang bahwa tujuan hidupnya
digunakan sebagai sebuah telah terpenuhi. Kebermaknaan
konsepsi diri koheren, yang terdiri hidup ini memiliki proses dalam
dari penemuan tujuan, penemuan pencariannya. Proses tersebut
nilai, dan penemuan keyakinan mencakup tahapan-tahapan
yang dipercayai sepenuhnya oleh sebagai berikut:mengalami
individu yang akan menjadi fokus kenyataan pahit (tragic event),
selama masa remaja. Seseorang kehidupan tak bermakna
yang telah menemukan tujuan (meaningless life), pemahaman
hidupnya akan merasakan diri (self insight), penemuan
kehidupan yang berarti dan pada kebermaknaan dan tujuan hidup
akhirnya akan menimbulkan (finding meaning dan purpose of
perasaan bahagia (Bastaman, life), pengubahan sikap (changing
2007). attitude), keikatan diri (self-

Tujuan hidup merupakan hal commitment), kegiatan terarah

yang terkandung didalam dan pemenuhan kebermaknaan

kebermaknaan hidup (Bastaman, hidup (directed activicted and

2007). Adapun kebermaknaan fulfilling meaning), dan

hidup adalah sebuah kekuatan kebermaknaan hidup (meaningfull

utama yang ada dalam diri setiap life) yang akan menghasilkan

manusia (Frankl, 2003). Pendapat kebahagiaan (Bastaman,1996).

lain dikemukakan oleh Mascaro Remaja yang tinggal dipanti


dan Rosen (dalam Bellin, 2012) asuhan sangat membutuhkan
dukungan sosial. Dalam dan Syme (dalam Apollo dan
perkembangan identitas diri pada Cahyadi, 2012: 261) adalah
remaja faktor yang sangat sumber-sumber yang disediakan
mempengaruhi adalah dukungan orang lain terhadap individu yang
sosial dari orang tua. Berbeda dapat mempengaruhi
dengan remaja yang tinggal di kesejahteraan individu
panti asuhan remaja dapat bersangkutan. Lebih lanjut
memperoleh dukungan sosial dari dukungan sosial menurut House
pengasuh dan teman-teman di dan Khan (dalam Apollo dan
panti asuhan khususnya teman Cahyadi, 2012: 261) adalah
yang seusia dengannya. tindakan yang bersifat membantu

Dukungan Sosial adalah yang melibatkan emosi,

informasi atau umpan balik dari pemberian informasi, bantuan

orang lain yang menunjukkan istrumen, dan penilaian positif

bahwa seseorang dicintai dan pada individu dalam menghadapi

diperhatikan, dihargai, dan permasalahannya. Menurut Cohen

dihormati, dan dilibatkan dalam dan Hoberman (dalam Isnawati

jaringan komunikasi dan dan Suhariadi, 2013:3) dukungan

kewajiban yang timbal balik sosial mengacu pada berbagai

(King, 2012:226). Sedangkan sumber daya yang disediakan oleh

menurut Ganster, dkk., (dalam hubungan antar pribadi seseorang.

Apollo dan Cahyadi, 2012: 261) Aspek dukungan sosial yaitu


dukungan sosial adalah dukungan sosial dari orang yang
tersedianya hubungan yang istimewa berhubungan dengan
bersifat menolong dan mempunyai aspek kebermaknaan hidup yaitu
nilai khusus bagi individu yang makna hidup, apabila individu
menerimanya. Selanjutnya, menerima dan merasa puas akan
dukungan sosial menurut Cohen dukungan sosial yang diterima
dari orang yang istimewa, maka pekerjaan, dan orang-orang
individu tesebut akan merasakan terdekat.
kebemaknaan dalam hidupnya,
apabila kebermaknaan hidup telah
TINJAUAN PUSTAKA
didapat maka secara otomatis
A. Kebermaknaan Hidup
kebahagiaan pun mengikutinya.
1. Definisi Kebermaknaan Hidup
Hidup tanpa makna
Menurut Frank (Bastaman,
mengakibatkan hidup terasa
2007:14), kebermaknaan hidup
kosong, tanpa harapan dan hampa.
dapat diartikan sebagai suatu
Frankl menyatakan bahwa belum
usaha penumbuhan diri dan
terpenuhinya makna dalam hidup
aktualisasi diri dengan tidak
akan menimbulkan penghayatan
berfokus pada diri melaikan
hidup tanpa makna (meaningless),
dengan cara menghayati kualitas
hampa, gersang, tidak memiliki
dan tujuan hidup. Makna hidup
tujuan hidup, merasa bosan, tidak
sangat khas dan unik bagi setiap
berarti dan apatis (Bastaman,
individu dapat ditemukan dalam
2007).
setiap situasi termasuk penderitaan
Adapun faktor-faktor yang
dan kematian.
mempengaruhi kebermaknaan
Menurut Bastaman
hidup antara lain
(2007:45), kebermaknaan hidup
(a) Faktor internal berupa adalah hal-hal yang dianggap
penemuan pribadi, bertindak sangat penting dan berharga dan
positif, pengakraban lingkungan, memberikan nilai khusus bagi
pendalaman tri nilai, ibadah, dan seseorang, sehingga layak
kualitas insani dan dijadikan tujuan dalam kehidupan
(b) faktor eksternal berupa (the purpose in life). Bila hal itu
material, dukungan sosial, berhasil dipenuhi akan
menyebabkan seseorang Berdasarkan uraian di atas,
merasakan kehidupan yang berarti dapat disimpulkan bahwa
dan pada akhirnya akan kebermaknaan hidup adalah nilai-
menimbulkan perasaan bahagia. nilai dalam kehidupan yang
Crumbaugh dan Maholick dianggap berharga, diyakinin
(Koeswara, 1992:147) bener, layak diperjuangkan dan
menyatakan konsep tujuan hidup dijadikan pedoman tingkah laku
sebagai kuantifikasi dari makna dalam mencapai kehidupan yang
hidup, yaitu „signifikansi diinginkan.
ontologis hidup‟ dari titik pandang
individu yang mengalaminya. 2. Sumber-sumber makna hidup
Artinya, tujuan hidiup adalah
Menurut Bastaman
pengalaman hidup yang
(2007:47) terdapat empat bidang
mengalami terkait dengan makna
potensial bagi seseorang untuk
hidup, kepuasan hidup, kebebasan,
menemukan makna hidup, yaitu
sikap terhadap kematian, pikiran
sebagai berikut:
tentang bunuh diri dan kepantasan
1. Nilai-nilai kreatif (Creative
hidup.
Values)
Reker & Wong (dalam Zika
Melalui kegiatan
& Chamberlin, 1992:133)
berkarya, bekerja dan
berpendapat bahwa makna hidup
melaksanakan tugas dan
adalah pemahaman akan
kewajiban sebaik-baiknya dengan
ketentraman, koherensi dan tujuan
penuh tanggung jawab dapat
dalam eksistensi seseorang,
menemukan arti dan menghayati
pencarian dan pencapaian tujuan
kehidupan secara bermakna.
yang berguna dan rasa pemenuhan
Walaupun demikian berbagai nilai
yang mengiringinnya.
kreatif ini hanya merupakan
sarana yang dapat membantu tersebut. Sikap dapat menerima
seseorang untuk menemukan dengan ikhlas dan tabah dalam
makna hidup. Keberhasilan menjalani peristiwa tragis dalam
seseorang untuk meraih hidup dapat mengubah pandangan
kebermaknaan hidup tergantung seseorang yang semula hanya
dari kepribadian orang itu sendiri. melihat penderitaan semata
2. Nilai-nilai penghayatan menjadi melihat makna dan
(Experiental Values) hikmah dari penderitaan tersebut.

Keyakinan dan 4. Nilai pengharapan

penghayatan terhadap nilai-nilai Sumber makna hidup yang


kebenaran, keindahan, kebajikan, keempat yaitu nilai pengharapan.
keimanan, keagamaan, serta cinta Harapan adalah keyakinan akan
kasih. Menghayati dan meyakini terjadinya hal-hal yang baik atau
sesuatu nilai tertentu dapat mengandung tujuan yang dapat
memberikan arti pada kehidupan mengarahkan seseorang untuk
seseorang. menemukan makna.

3. Nilai-nilai bersikap (Attitudonal


Values) Faktor yang Mempengaruhi Makna
Hidup
Menerima dengan penuh
Reker dan Wong (Macdonald
ketabahan, kesabaran, dan
dkk, 2011) mengidentifikasi beberapa
keberanian segala bentuk
faktor yang mempengaruhi
penderitaan yang tidak mungkin
kebermaknaan hidup individu yang
dielakkan lagi. Dalam situasi
mencakup kebutuhan biologis dasar
seperti ini yang berusaha untuk
dan kebutuhan rohaninya.
diubah bukanlah keadaannya,
a. Memenuhi kebutuhan dasar
melaikan sikap yang diambil
seperti kebutuhan makan,
dalam menghadapi keadaan
tempat tinggal dan rasa k. Agama yang dianut oleh
aman setiap individu
b. Kebebasan untuk Faktor lain yang mempengaruhi
melakukan kegiatan atau kebermaknaan hidup seseorang
hobi salah satunya adalah dukungan
c. Pekerjaan yang bersifat sosial. Penelitian yang dilakukan
kreatif oleh Lee dkk (2015) adanya
d. Memiliki hubungan pribadi pengaruh dukungan sosial dengan
dengan orang lain kebermaknaan hidup. Dukungan
e. Meraih prestasi dalam dari orang-orang disekitar
kehidupannya baik dari membantu seseorang memaknai
karir maupun pendidikan hidupnya dengan lebih baik.
f. Aktif dibidang sosial dan
politik contohnya seperti
melakukan gerakan anti
korupsi
g. Menanamkan sifat peduli B. Dukungan Sosial
terhadap orang lain 1. Definisi Dukungan Sosial
disekitarnya Menurut Smet (2018)
h. Menanamkan nilai-nilai dan dukungan sosial adalah sebuah
cita-cita yang mengandung pertolongan dan bantuan yang
kebenaran, kebaikan, diterima individu dari interaksinya
keindahan, dan keadilan dengan lingkungan. Dukungan
i. Tradisi atau budaya yang sosial ini memberikan manfaat
tumbuh dilingkungan yang berarti untuk individu.
tempat tinggalnya Menurut Cohen dan
j. Peningkatan nilai-nilai yang Hoberman (dalam Isnawati &
ditanamkan dikeluarganya Suhariadi, 2012:174) dukungan
sosial mengacu pada berbagai dan simtom-sintom gangguan
sumber daya yang disediakan oleh tubuh bagi orang yang mengalami
hubungan antar pribadi seseorang. stres dalam pekerjaan. Dukungan
Dukungan sosial memiliki efek sosial yang diterima dapat
yang positif pada kesehatan, yang membuat individu merasa tenang,
mungkin terlihat bahkan ketika diperhatikan, dicintai dan timbul
tidak berada dibawah tekanan rasa percaya diri.
yang besar. Selajutnya dukungan Dari beberapa pengertian
sosial menurut House dan Khan tersebut dapat disimpulkan bahwa
(dalam Apollo & Cahyadi, dukungan sosial adalah bantuan
2012:261) adalah tindakan yang yang diberikan berupa
bersifat membantu yang kenyamanan fisik dan psikologis,
melibatkan emosi, pemberian melibatkan emosi, perhatian,
informasi, bantuan instrument, dan pemberian informasi, bantuan
penilaian positif pada individu instrumen dan penilaian positif
dalam menghadapi pada individu dalam menghadapi
permasalahannya. Sedangkan masalahnya.
menurut Sarason, Sarason dan
Pierce (dalam Baron & Byrne,
2005:244) mendefinisikan
dukungan sosial sebagai 2. Aspek-aspek Dukungan Sosial

kenyamanan fisik dan psikologis Ada beberapa aspek yang


yang diberikan oleh teman-teman terdapat dalam dukungan social
dan anggota keluarganya. menurut House dan Kahn (dalam

Menurut LaRocco (dalam Apollo & Cahyadi 2012:261)

Apollo & Cahyadi, 2012:261) yaitu:

manfaat dukungan sosial adalah 1) Dukungan Emosional


mengurangi kecemasan, depresi,
Dukungan ini mencangkup merasa dihargai dan berguna
ungkapan empati, kepedulian saat individu mengalami
dan perhatian terhadap tekanan.
individu, sehingga individu 3) Dukungan Instrumental
tersebut merasa nyaman, Meliputi bantuan secara
dicintai, dan memperhatikan. langsung sesuai yang
Dukungan ini meliputi dibutuhkan oleh seseorang,
perilaku seperti memberikan seperti memberi pinjaman
perhatian atau afeksi serta uang atau menolong dengan
bersedia mendengarkan keluh pekerjaan pada waktu
kesah orang lain. mengalami stress.
2) Dukugan Penghargaan 4) Dukungan Informatif

Dukungan ini terjadi lewat Mencangkup pemberian

ungkapan hormat positif untuk nasihat, saran atau umpan

orang tersebut, dorongan untuk balik yang diperoleh dari

maju atau persetujuan dengan orang lain, sehingga individu

gagasan atau perasaan individu dapat membatasi maslahnya

dan perbandingan positif orang dan mencoba mencari jalan

tersebut dengan orang lain. keluar untuk memecahkan

Pemberian dukungan ini masalahnya.

membantu individu untuk


melihat sisi segi positif yang C. Hipotesis Penelitian

ada dalam dirinya Berdasarkan dengan rumusan


dibandingkan dengan keadaan masalah dalam penelitian ini,
orang lain yang berfungsi maka hipotesis penelitiannya
untuk menambah penghargaan yaitu:
diri, membentuk kepercayaan
diri dan kemampuan serta
Ha1 : Adakah hubungan antara METODE PENELITIAN
dukungan sosial dengan Variabel adalah suatu atribut,
kebermaknaan hidup pada remaja sifat, nilai dari orang atau objek yang
di panti asuhan. mempunyai variasi tertentu yang

Ha2 : Adakah hubungan antara ditetapkan oleh penelitian untuk

dukungan sosial dengan dipelajari dan ditarik kesimpulannya

kebermanaan hidup pada remaja (Sugiyono, 2003:3). Terdapat dua

di panti asuhan. variabel dalam penelitian ini yaitu


variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependent
(variabel terikat) (Sugiyono, 2003:3).
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai
karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh penelitian untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya
Sugiyono (2003:57). Pada penelitian
ini populasi yang digunakan adalah
dukungan sosial remaja dipanti asuhan
di Yayasan Panti Asuhan Muslimin di
Jakarta Pusat yang berjumlah 30
orang.
Sampel adalah bagian dari cara menghitung alfa Cronbach
populasi yang diteliti, yang mewakili dibandingkan dengan alfa if item
keseluruhan populasi. Sugiyono deleted. Caranya jika alfa Cronbach >
(2003:56) menyatakan bahwa sampel alfa if item deleted, maka dinyatakan
merupakan sebagian dari jumlah valid dan jika alfa Cronbach < alfa if
karakteristik yang dimiliki oleh item deleted, maka dinyatakan gugur.
populasi tersebut. Disini penulis akan
Berdasarkan latar belakang masalah
mempergunakan teknik pengambilan
dan tujuan penelitian, metode yang
sampel sampling jenuh. Teknik
digunakan untuk menguji hipotesis
pengambilan sampling jenuh adalah
hipotesis tersebut menggunakan
teknik untuk pengambilan sampel
program SPSS for windows versi 22.0
dimana seluruh dari anggota untuk
dan menggunakan teknik perhitungan
sampel. Dalam hal ini adalah remaja
dengan rumus bivariate correlation
dipanti asuhan di Yayasan Panti
yaitu untuk menguji hubungan satu
Asuhan Muslimin di Jakarta Pusat
variabel bebas dengan satu variabel
sebanyak 30 orang.
terikat.
Menurut Yunanto (2016:13),
ANALISIS DATA DAN
validitas butir adalah validitas yang
PEMBAHASAN
diukur dengan besaran yang
Analisis data hasil penelitian yang
menggunakan instrumen sebagai suatu
pertama dilakukan adalah untuk
kesatuan (total butir) sebagai kriteria
menguji hipotesis yang diajukan pada
untuk menentukan validitas aitem atau
tujuan penelitian, yaitu untuk melihat
butir dari instrument dan sebagai
apakah ada hubungan antara dukungan
pengujian terhadap kualitas butir.
sosial dengan kebermaknaan hidup.
Instrumen yang valid memiliki alat
ukur yang digunakan untuk Pengujian hipotesis tersebut

mendapatkan data (mengukur) adalah menggunakan program SPSS for

valid. Pengujian ini dilakukan dengan windows versi 22.00 dan


menggunakan teknik perhitungan merupakan kontribusi dari faktor-
dengan rumus bivariate correlation faktor lainnya.
yaitu untuk menguji hubungan satu
Pada penelitian ini juga dilakukan
variabel bebas dengan satu variabel
uji normalitas yang bertujuan untuk
terikat.
mengetahui apakah data penelitian
Berdasarkan hasil analisis data berdistribusi normal atau tidak. Uji
penelitian pada hipotesis dengan normalitas dalam penelitian ini
menggunakan bivariate correlation dilakukan dengan melihat dari
antara variabel dukungan sosial Shapiro-Wilk karena responden dalam
dengan kebermaknaan hidup diperoleh penelitian ini kurang dari 100
koefisien korelasi (r) sebesar 0,363. responden.
Maka hipotesis nihil (H01) yang
Kategorisasi dalam penelitian ini
berbunyi “Tidak ada hubungan antara
menggunakan kategorisasi ordinal,
dukungan sosial dengan
yaitu rendah, sedang, tinggi pada
kebermaknaan hidup pada remaja di
variabel kebermaknaan hidup dan
panti asuhan Jakarta”, ditolak.
dukungan sosial yang keduanya
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha1)
memiliki data yang berdistribusi tidak
yang berbunyi “Ada hubungan antara
normal.
dukungan sosial dengan
kebermaknaan hidup pada remaja di Pada hasil uji normalitas yang

panti asuhan Jakarta” diterima. Selain dilakukan terhadap skala

itu, berdasarkan hasil koefisien kebermaknaan hidup menunjukkan

determinasi (R2) = 0,132 yang data berdistribusi tidak normal dengan

menunjukkan bahwa dukungan sosial p = 0,001 (p < 0,05). Pada skala

berkontribusi kepada kebermaknaan dukungan sosial menunjukkan pula

hidup adalah sebesar 13,2%, data berdistribusi tidak normal dengan

sedangkan sisanya sebesar 86,8% p = 0,018 (p < 0,05).


Berdasarkan hasil kategorisasi dengan hasil korelasi multivariate
skor, kebermaknaan hidup memiliki pada metode SPSS 22.0 version for
kategorisasi skor rendah dengan X < windows.
37,89, kategorisasi skor sedang 37,89
Berdasarkan hasil analisis data
≤ X < 40,10, kategorisasi skor tinggi
dengan program SPSS 22.0 version for
X > 40,10. Dukungan sosial memiliki
windows, didapatkan hasil bivariate
kategorisasi skor rendah dengan X <
antara variabel dukungan sosial
40,80, kategorisasi skor sedang 40,80
dengan kebermaknaan hidup dengan
≤ X ≤ 42,19, kategorisasi skor tinggi X
nilai 0,363 Maka hipotesis nihil (H01)
> 42,19. Pada skala kebermaknaan
yang berbunyi “Tidak ada hubungan
hidup dihasilkan mean temuan (X)
antara dukungan sosial dengan
sebesar 46,46, maka kebermaknaan
kebermaknaan hidup pada remaja di
hidup pada remaja panti asuhan berada
panti asuhan Jakarta”, ditolak.
pada kategori tinggi. Pada skala
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha1)
dukungan sosial dihasilkan mean
yang berbunyi “Ada hubungan antara
temuan (X) sebesar 50,45, maka
dukungan sosial dengan
dukungan sosial pada remaja panti
kebermaknaan hidup pada remaja di
asuhan berada pada kategori tinggi.
panti asuhan Jakarta” diterima. Selain
Penelitian ini dilakukan untuk itu, berdasarkan hasil koefisien
menguji apakah ada hubungan antara determinasi (R2) = 0,132 yang
dukungan sosial denga kebermaknaan menunjukkan bahwa dukungan sosial
hidup remaja di panti asuhan muslimin berkontribusi kepada kebermaknaan
di Jakarta Pusat. Setelah melakukan hidup adalah sebesar 13,2%,
analisis data, diperoleh hasil yang sedangkan sisanya sebesar 86,8%
menyebutkan bahwa ada hubungan merupakan kontribusi dari faktor-
antara dukungan sosial dengan faktor lainnya.
kebermaknaan hidup remaja di panti
asuhan di Jakarta, yang di buktikan
Menurut Smet (2018) KESIMPULAN
dukungan sosial adalah sebuah
pertolongan dan bantuan yang Kesimpulan penelitian ini, yaitu
diterima individu dari interaksinya diharapkan dapat memberikan
dengan lingkungan. Dukungan informasi kepada pihak-pihak yang
sosial ini memberikan manfaat terkait dengan remaja dipanti asuhan.
yang berarti untuk individu. Pengurus dipanti dapat lebih
Hubungan dukungan sosial memberikan dukungan bukan hanya
dengan kebermaknaan hidup dukungan fisik tetapi juga psikis untuk
diperkuat oleh hasil penelitian dari para remaja yang tinggal di panti
Zuraida (2018) yang mendapatkan tersebut, agar para remaja tidak
hasil hubungan signifikan yang merasa kesepian dan memiliki
positif antara dukungan sosial seseorang yang bisa mereka ajak
dengan kebermaknaan hidup, yang bicara dengan nyaman. Para pengurus
berarti semakin tinggi dukungan panti juga diharapkan dapat lebih
sosial yang diterima maka memantau dan menjaga hubungan
semakin tinggi pula kebermaknaan antar penghuni panti agar dapat
hidup individu. tercipta lingkungan yang harmonis.
Kategorisasi dalam penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan kategorisasi ordinal,
yaitu rendah, sedang, tinggi pada
Arintina, Y, C., dan Fauziah, N.
variabel kebermaknaan hidup dan (2015). Keharmonisan Keluarga
dan Kecenderungan Berperilaku
dukungan sosial yang keduanya
Agresif Pada Siswa SMK. Jurnal
memiliki data yang berdistribusi tidak Empati. Vol. 4 (1).
normal.
Anastasi, A and Urbina, S. (2007).
Tes Psikologi. (Terjemahan:
Robertus Hariyono S. Imam).
Jakarta: PT. Indeks
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Damayanti, R. (2012). Gambaran
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Forgivness Pada Remaja Yang
Tinggal Di Panti Asuhan. Jurnal
Apollo dan Cahyadi, (2012: 261). NOETIC Psychology. Vol. 2 (2).
Pengaruh Sikap Mandiri dan
Dukungan Sosial Terhadap Isnawati dan Suhariadi, (2013).
Intensi Berwirausaha Pada Siswa Hubungan Dukungan Sosial dan
Kelas XI Jurusan Pemasaran Penyesuaian Diri Pada Masa
SMK PGRI 2 Kota Jambi. Jurnal Pensiun Pejabat Struktual di
Psikologi 1-11. Pemerintahan Profinsi Bali. Vol.
3 4-12.
Bahkruddinsyah, R. (2016). Makna Mayaza dan Supradewi, (2011).
Hidup dan Arti Kebahagiaan Konsep Diri dan Kebermaknaan
Pada Lansia di Panti Werdha Hidup pada Remaja di Panti
Nirwana Putri Samarinda. Jurnal Asuhan. Jurnal Psikologi. Vol. 6
Psikologi. Vol.4 (4). 1-10.

Bahri, S., dan Zamzam, F. (2015). Macdonald dkk, (2011). Kebahagiaan


Model Penelitian Kuantitatif Ditinjau dari Status Pernikahan
Berbasis SEM-AMOS. Selaman: dan Kebermaknaan Hidup. Jurnal
Katalog Dalam Terbitan. Psikologi, Volume 14 1-9.

Bastaman, H, D. (1996). Meraih Purnama, Muhammad Zefry Wahyu.


Hidup Bermakna, Kisah Tragis (2016). Dukungan Sosial dengan
Dengan Pengalaman Tragis. Penerimaan Diri pada Penderita
Jakarta: Paramadina. Gagal Ginjal, Jurnal Psychology
& Humanity.
Bukhori, B. (2012). Dukungan
Kebermaknaan Hidup dan Papalia,dkk, (2009). Kebermaknaan
Dukungan Sosial Keluarga Hidup dan Kecemasan Dalam
Dengan Kesehatan Mental, Menghadapi Kematian Pada
Narapidana (Studi Kasus Nara Lansia di Panti Werdha
Pidana Kota Semarang). Jurnal Samarinda. Jurnal Psikologi. Vol
Ad-Din. Vol. 4 (1). , 4 1-14.

Creswell, J, W. (2016). Research Rathi dan Rasthogi, (2007). Proses


Design: Pendeatan Metode Pencarian Kebermaknaan Hidup
Kualitatif, Kuantitatif dan Pada Remaja yang Tinggal di
Campuran. Yogyakarta: Pustaka Panti Asuhan di Surakarta. Jurnal
Pelajar. Psikologi. 1-20
Rohman, T.N., Prihartanti, N., dan Zuraida, Mirawati, dan Zuraidah
Rosyid, H.F. (1997). Hubungan (2018). Hubungan Kecerdasan
Antara Dukungan Sosial Dengan Emosional dan Dukungan Sosial
Burnout Pada Perawat Putri di dengan Kebermaknaan Hidup
Rumah Sakit Swasta, Jurnal Remaja di Panti Asuhan Al
Psikologika, 4, 51-59. Jam‟iyatul Washliyah, Jurnal
Psikologi. 3,1-10.

Anda mungkin juga menyukai