PROPOSAL
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas karunia dan rahmat- Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas proposal mata kuliah Psikologi Keluarga dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Keluarga. Tentu masih banyak kekurangan dalam tugas proposal ini, baik
dari segi bahasa, analisis maupun penguasaan materi. Semoga makalah ini mampu
menambah wawasan serta pengetahuan bagi saya sendiri dan orang yang membacanya.
Tak lupa pula, saran dan kritik sangat diharapkan oleh penulis agar tugas proposal ini
menjadi lebih baik lagi. Sekian dari penulis, kurang lebihnya mohon maaf.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, yaitu berkembangnya
tanda-tanda kelamin sekunder yang akan mempengaruhi keadaan psikisnya
(Santrock, 2007). Gunarsa dan Gunarsa (2012) menyatakan bahwa rentang usia
remaja berlangsung antara 12 – 21 tahun. Rentang dibagi menjadi tige periode, yaitu
remaja awal dimulai usia 12-15 tahun, remaja pertengahan berusia antara 15 - 18
tahun, remaja akhir berusia 18 – 21 tahun. Sarwono (2013) menyatakan bahwa pada
masa remaja tengah remaja sangat membutuhkan teman, menyukai banyak teman
yang memperhatikan, menyukai teman yangmempunyai sifat yang sama dengan
dirinya, dan memiliki kecenderungan mencintai diri sendiri. Selain itu remaja juga
berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu harus memilih antara peka atau
tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialistis,
dan sebagainya, remaja juga sedang dalam puncak-puncaknya berusaha menentukan
identitas atau jati dirinya. Remaja yang termasuk dalam periode remaja tengah
memerlukan banyak penyesuaian dengan teman-teman sebaya apalagi dengan
statusnya sebagai siswa baru di SMA.
Menurut Soesilo Wandrini (dalam Sarwono,2013) menyatakan bahwa
beberapa ciri khas remaja pada masanya: remaja awal (usia 12-17 tahun): Pertama,
Status tidak menentu. Pada masa ini, remaja dalam masyarakat tidak dapat ditentukan
atau mem- bingungkan. Pada suatu waktu ia diperlakukan seperti anak-anak, akan
tetapi bila ia berkelakuan seperti anak-anak tidak di- perkenankan oleh sekelompok
masyarakat. Kedua, Emosional. Umumnya, pada masa remaja terjadi “strum and
drung”, yang artinya suatu masa dimana terdapat ketegangan emosi dipertinggi yang
disebabkan oleh perubahan- perubahan dalam keadaan fisik dab bekerjanya kelenjar-
kelenjar yang terjadi pada masa remaja tersebut. Ketiga, Tidak stabil ke-
adaannya. Remaja memiliki emosi yang masih labil, hal itu dapat dilihat dari pola
tingkah laku remaja yang sulit untuk ditebak. Hal itu disebabkan oleh adanya
perubahan emosi pada remaja awal yang lebih cepat. Bentuk dari ketakutan emosi
bisa bermacam-macam seperti bentuk kenakalan remaja, bahkan bisa berupa
kriminalitas. Masa remaja memiliki energi yang besar, perkembangan emosi yang
belum stabil seperti marah. iri hati: kasih - saying sedih, bahagia, rasa ingin tahu
pengendalian-diri pada remaja belum bisa dikendalikan dengan baik remaja yang
masih belum bisa mengontrol emosi negative. Sedangkan pengendalian diri pada
remaja belum bisa dikendalikan dengan baik.
Remaja yang belum bisa mengendalikan emosi negatif dengan baik dapat
mengakibatkan perilaku yang muncul pada remaja berupa perilaku yang negatif.
Dalam menghadapi suatu masalah remaja cenderung dengan cara emosi, memiliki
rasa tidak aman, marah dan tidak senang. Hurlock (1980, 213) mengemukakan bahwa
petunjuk kematangan emosi pada diri individu adalah kemampuan individu untuk
menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak
lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak
matang, sehingga akan menimbulkan reaksi emosional yang stabil dan tidak berubah-
ubah dari satu emosi atau suasana hati yang lain.
Untuk menciptakan suatu hubungan rumah tangga yang harmonis setidaknya ada
enam aspek yang harus diperhatikan, sebagaimana yang dikatakan oleh Hawari
(dalam Maria 2007):
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Peneliti melakukan penelitian ini dengan harapan dapat memberikan wawasan atau
pengetahuan tentang pentingnya kematangan emosi yang harus dimiliki oleh ramaja
dan hubungannya dengan keharmonisan keluarga kepada masyarakat umum,
khususnya kepada para orangtua.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan memberi manfaat bagi responden khusunya
orangtua untuk dapat memahami tentang hubungan keharmonisan keluarga dengan
kematangan emosi pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Sas Idiarni, Said Nurdin, Abu Bakar. 2018. Hubungan Antara Keharmonisan
Keluarga Dengan Kestabilan Emosi Remaja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling. Vol.3 No. 1. Hal 68-78
Della Putri Rizkyta, Nur Ainy Fardana N. 2017. Hubungan Antara Presepsi
Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan Dan Kematangan Emosi Pada remaja.
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Vol.6
Putri Ega Riana, Sofia Lisda. 2021. Kematangan Emosi Dan Religiusitas
Terhadap Keharmonisan Keluarga Pada Dewasa Awal. Jurnal Ilmiah Psikologi.
Vol.9 no.2