Dosen Pengampu
Disusun oleh :
Asisten Dosen
NIM. 1910811064
FAKULTAS PSIKOLOGI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami kelompok 3 yang beranggotakan, Nanda Putri
Novianti, Nabila Nur Aulia, Chika Aditya Yanuar D. Herzal Anwa Pratama dan Dwi
Ayu Sri Farhana dengan NIM 2010811058 dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Hasil Praktikum Wawancaea Survei” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Wawancara dan Observasi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
mengetahui bagaimana hubungan atau relasi serta kerharmonisan keluarga antara remaja dan
orangtua.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ria Wiyatfi
Linsiya, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog serta Ibu Istiqomah, S.Psi., M.Si., Psikolog,
selaku Dosen mata kuliah Wawancara dan Observasi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Asisten Dosen, Kak Nabila Nur
Imami dengan. Karena dengan bantuan Asisten dosen kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan tepat waktu tanpa hambatan.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Jember, 15 Januari 2022
Ketua Kelompok,
D. Manfaat
Dapat mengetahui bagaimana hubungan atau relasi remaja terhadap orang tua yang
menunjukan adanya keharmonisan dalam keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Fase
ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu,
dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan pada perkembangan masa dewasa
yang sehat (Konopka dalam Pikunas, 1976). Masa remaja atau
‘’adolescence’’ berasal dari bahasa latin ‘’adolescere’’ yang berarti ‘’tumbuh’’
menjadi dewasa’’. Apabila diartikan dalam konteks yang lebih luas, akan mencakup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Piaget dalam Hurlock, 1976:206).
Masa remaja menurut Hurlock (1997) diartikan sebagai suatu masa transisi atau
peralihan, yaitu periode dimana individu secara fisik maupun psikis berubah dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa dalam (Jannah, 2013).
Psikolog G. Stanley Hall “ adolescence is a time of “storm and stress “. Artinya,
remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana
terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang
menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta
menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung), Dalam hal ini,
Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh
dengan konflik. Menurut pandangan teori kedua, masa remaja bukanlah masa yang
penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama.
Menurut Zakiah Darajat (1996:67- 70) bahwa masa remaja adalah masa peralihan, yang
ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Semen tara dari segi usia
menurut Haditoro (2006: 288) remaja adalah yang berkisar antara usia 12-21 tahun,
dengan perincian 12-15tahun masa remaja awal, 15-18 tahun remaja pertengahan, 18-21
tahun masa remaja akhir dalam (Jannah, 2013). Masa remaja adalah masa transisi yang
ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia
10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan
sering di sebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke
masa dewasa. Sarwono (2013) menyatakan bahwa pada masa remaja tengah remaja
sangat membutuhkan teman, menyukai banyak teman yang memperhatikan, menyukai
teman yangmempunyai sifat yang sama dengan dirinya, dan memiliki kecenderungan
mencintai diri sendiri. Selain itu remaja juga berada dalam kondisi kebingungan karena
tidak tahu harus memilih antara peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,
optimis atau pesimis, idealis atau materialistis, dan sebagainya, remaja juga sedang
dalam puncak-puncaknya berusaha menentukan identitas atau jati dirinya. Maka dari
itu, pada masa remaja ini, keluarga berperan penting dalam perkembangan remaja,
keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan pondasi primer bagi
perkembangan anak, khususnya keluarga (Kartono, 2014). Menurut Bahri (2004) dalam
(Nawafilaty, 2015) Keluarga merupakan sebuah institusi yang utama dan bersifat
kodrati sebagai komunitas masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu kehidupan
keluarga yang harmonis perlu dibangun diatas dasar sistem interaksi yang kondusif
sehingga komunikasi dapat berlangsung dengan baik. Keluarga harmonis berarti sama
dengan cocok, selaras, sehati dan tidak berselisih hal ini berarti dalam interaksi antara
remaja dan orang tua harus mencerminkan hubungan timbal balik yang di tandai dengan
sikap saling menerima, saling percaya, saling menghormati, menghargai serta sikap
saling memaknai kebersamaan.
B. Teori
A. Keharmonisan Keluarga
Defrain dan Stinnett 2003 dalam (Hurulean, 2015) keharmonisan keluarga
adalah didasari oleh hubungan emosional yang positif antara anggota keluarga, sehingga
tercipta rasa nyaman antara satu dengan yang lainnya dan terjaminnya kesejahteraan
tiap anggota keluarga dalam hal ini berarti keluarga harmonis ditandai dengan
sedikitnya ketegangan, adanya kehangatan antara anggota keluarga dengan terjalinnya
kasih sayang, saling memahami satu sama lain, komunikasi yang positif, dan saling
bekerjasama dalam mengatasi situasi yang sulit. Kemudian penjelasan lanjutan, dari
Gerungan (2004) dalam (NSB, 2016) menyatakan keharmonisan keluarga akan
terbentuk keutuhan dalam interaksi keluarga, bahwa didalamnya berlangsung interaksi
sosial yang wajar (harmonis) dan tidak ada sikap saling bermusuhan yang disertai
tindakan-tindakan agresif. Keharmonisan keluarga adalah keutuhan keluarga,
kecocokan hubungan antara seluruh keluarga serta adanya ketenangan. Keharmosian ini
ditandai dengan suasana rumah yang teratur, tidak cenderung pada konflik dan peka
terhadap kebutuhan rumah tangga. Keharmonisan keluarga menurut Gunarsa & Gunarsa
(2004) dalam (Handayani dkk, 2016) merupakan suatu keadaan keluarga yang utuh dan
bahagia, serta didalamnya ada ikatan kekeluargaan yang memberikan rasa aman dan
tentram bagi setiap anggotanya. Dalam keluarga harmonis terdapat hubungan yang baik
antar anggota keluarga, yaitu hubungan antara orang tua (ayah-ibu), dan anak-anaknya.
Keluarga sebagai salah satu agent of change menjadi tempat penting bagi setiap anggota
yang berada di dalamnya. Secara emosional, dukungan keluarga menjadi kebutuhan dari
setiap anggotanya. Hal ini dikarenakan keluarga menjadi tempat untuk seseorang
memperoleh kenyamanan, cinta, dukungan emosional. Menurut Hawari (1997) dalam
(Ismaniyah, 2016) keharmonisan keluarga sendiri mempunyai beberapa kualifikasi yaitu
menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga, mempunyai waktu bersama
keluarga, mempunyai komunikasi yang baik antar keluarga, saling menghargai sesama
anggota keluarga, kualitas dan kuantitas konflik yang minim dan adanya hubungan atau
ikatan yang erat antar anggota keluarga.
Keharmonisan keluarga bersumber dari kerukunan hidup yang dalam keluarga.
Kebiasaan sesama anggota keluarga terdapat hubungan yang nyata, teratur dengan baik,
terutama sekali hubungan anak dengan orang tua. Jadi, keharmonisan keluarga
merupakan sarana pembentuk karakter dan kepribadian anak. Oleh sebab itu keluarga
yang memiliki latar belakang yang baik akan mampu membimbing dan mengarahkan
anaknya kearah yang mereka cita-citakan. Jadi dari beberapa definisi para tokoh terkait
dengan pengertian keharmonisan keluarga dapat disimpulkan bahwa keluarga yang
harmonis (fungsional) yaitu keluarga yang telah mampu melaksanakan fungsinya yaitu
memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang dan mengembangkan hubungan
yang baik diantara anggota keluarga.
Gunarsa (2002) dalam (Rahayu, 2017) menyatakan bahwa suasana rumah dapat
mempengaruhi keharmonisan keluarga. Suasana rumah adalah kesatuan yang serasi
antara pribadi-pribadi, kesatuan yang serasi antara orangtua dan anak. Jadi suasana
rumah yang menyenangkan akan tercipta bagi anak bila terdapat kondisi :
a. Anak dapat merasakan bahwa ayah dan ibunya terdapat saling pengertian dan
kerjasama yang serasi serta saling mengasihi antara satu dengan yang lainnya.
b. Anak dapat merasakan bahwa orangtuanya mau mengerti dan dapat
menghayati pola perilakunya, dapat mengerti apa yang diinginkannya, dan
memberi kasih sayang secara bijaksana.
c. Anak dapat merasakan bahwa saudara-saudaranya, mau memahami dan
menghargai dirinya menurut kemauan, dan cita-citanya, dan anak dapat
merasakan kasih sayang yang diberikan saudara-saudaranya.
B. Aspek Keharmonisan Keluarga
Terdapat beberapa aspek dalam keharmonisan suatu keluarga. Defrain dan
Stinnett dalam (Komariyah dkk, 2020) mengemukakan aspek-aspek keharmonisan
keluarga sebagai berikut.
1. Appreciation and Affection (Apresiasi dan Afeksi)
Keluarga yang harmonis memiliki rasa peduli satu sama lain, dan terbuka
dengan membiarkan anggota keluarga yang lain mengetahui perasaan
mereka. Mereka tidak ragu-ragu untuk mengekspresikan rasa cinta atau kasih
mereka kepada anggota keluarga lainnya baik secara verbal maupun non
verbal.
Dengan aspek turunannya yakni :
a. Peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak
proaktif terhadap kondisi atau keadaan disekitar kita, khususnya di
lingkungan keluarga.
b. Keterbukaan adalah kemampuan dalam memberikan informasi tentang
dirinya kepada orang lain, informasi ini dapat terkait dengan sikap,
perilaku, perasaan, keinginan, motivasi dan pendapat yang terdapat di
dalam diri seseorang.
c. Cinta adalah perasaan kasih sayang yang dirasakan oleh seseorang yang
ditunjukkan dengan cara antara lain selalu berusaha untuk berada di
dekatnya atau berusaha untuk membahagiakannya.
2. Commitment (Komitmen)
Keluarga yang harmonis memiliki komitmen saling menjaga dan
meluangkan waktu untuk keluarga demi kesejahteraan dan kebahagiaan
keluarga. Masing-masing anggota keluarga meluangkan waktu dan energi
untuk kegiatan keluarga dan tidak membiarkan pekerjaan atau kegiatan lain
mengambil waktu keluarga.
3. Positive Communication (Komunikasi yang Positif)
Keluarga yang harmonis sering mengidentifikasi masalah dan mencari
jalan keluar dari masalah dengan cara mengkomunikasikan secara bersama-
sama. Keluarga yang harmonis juga sering menghabiskan waktu untuk
berkomunikasi dan saling mendengarkan satu sama lain, walaupun persoalan
yang di bicarakan tidak terlalu penting.
Dengan aspek turunannya yakni :
a. Komunikasi adalah komunikasi keluarga adalah suatu pengorganisasian
yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara,
tindakan untuk menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta
saling membagi pengertian.
b. Mendengarkan (Listening Effectively) adalah proses yang aktif dan
kompleks yang mencakup perhatian, fisik menerima pesan, memilih dan
mengatur informasi, menafsirkan komunikasi, menanggapi,
danmengingat.
4. Enjoyable time together (Mempunyai waktu bersama keluarga)
Keluarga yang harmonis selalu memiliki waktu untuk bersama, seperti:
berkumpul bersama, makan bersama, mengontrol anak bermain dan
mendengarkan masalah dan keluhan-keluhan anak. Sehingga anggota
keluarga merasakan kepuasan dan nyaman berada di tengah keluarga, setiap
anggota keluarga merasa dekat satu dengan yang lain dan saling merawat.
5. Spiritual Well-Being (Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama)
Orang-orang dalam keluarga harmonis menggambarkan spiritualitas dalam berbagai
cara, beberapa berbicara tentang keimanan terhadap Tuhan, harapan atau rasa
optimisme dalam hidup, beberapa yang lain mengungkapkan spiritualitas dalam hal
nilai-nilai etis dan komitmen. Keluarga yang harmonis juga ditandai dengan
terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena
dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan. Landasan utama dalam
kehidupan keluarga berdasarkan ajaran agama adalah kasih sayang, cinta-mencintai
dan kasih-mengasihi.
6. Ability to Cope with Stress and Crisis (Kemampuan untuk Mengatasi Stres
dan Krisis)
Keluarga yang harmonis memiliki kemampuan untuk mengelola stres
sehari-hari dengan baik dan krisis hidup dengan cara yang kreatif dan efektif.
Keluarga yang harmonis tahu bagaimana mencegah masalah sebelum terjadi,
dan bekerja sama menyelesaikan masalah dengan cara mencari penyelesaian
terbaik dari setiap permasalahan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel yang ada dalam praktikum ini adalah Kerharmonisan Keluarga dimana
Menurut Defrain dan Stinnet (dalam Jenny, 2015) keharmonisan keluarga merupakan hubungan
emosional yang positif antara anggota keluarga, sehingga tercipta rasa nyaman antara satu
dengan yang lainnya dan terjaminnya kesejahteraan tiap anggota keluarga. Terdapat beberapa
aspek dalam keharmonisan suatu keluarga. Defrain dan Stinnet (dalam Dena, 2017)
mengemukakan aspek-aspek keharmonisan keluarga sebagai berikut:
Keluarga yang harmonis memiliki rasa peduli satu sama lain, dan terbuka dengan membiarkan
anggota keluarga yang lain mengetahui perasaan mereka. Mereka tidak ragu-ragu untuk
mengekspresikan rasa cinta atau kasih mereka kepada anggota keluarga lainnya baik secara
verbal maupun non-verbal.
2. Commitment (Komitmen)
Keluarga yang harmonis memiliki komitmen saling menjaga dan meluangkan waktu untuk
keluarga demi kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga. Masing-masing anggota keluarga
meluangkan waktu dan energi untuk kegiatan keluarga dan tidak membiarkan pekerjaan atau
kegiatan lain mengambil waktu keluarga.
Keluarga yang harmonis sering mengidentifikasi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah
dengan cara mengkomunikasikan secara be rsama-sama. Keluarga yang harmonis juga sering
menghabiskan waktu untuk berkomunikasi dan saling mendengarkan satu sama lain, walaupun
persoalan yang di bicarakan tidak terlalu penting.
Keluarga yang harmonis selalu memiliki waktu untuk bersama, seperti: berkumpul bersama,
makan bersama, mengontrol anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan-keluhan
anak. Sehingga anggota keluarga merasakan kepuasan dan nyaman berada di tengah keluarga,
setiap anggota keluarga merasa dekat satu dengan yang lain dan saling merawat.
6. Ability to Cope with Stress and Crisis (Kemampuan untuk Mengatasi Stres dan Krisis)
Keluarga yang harmonis memiliki kemampuan untuk mengelola stres sehari-hari dengan baik
dan krisis hidup dengan cara yang kreatif dan efektif. Keluarga yang harmonis tahu bagaimana
mencegah masalah sebelum terjadi, dan bekerja sama menyelesaikan masalah dengan cara
mencari penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan.
B. Sampel
Total populasi dalam praktikum ini berjumlah 25 orang, 14 orang laki-laki dan 11
perempuan. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang rentang usianya 16-18
tahun. Tetapi dalam hal ini, tester mengambil sampel pada remaja berusia 16 tahun.
Dimana 1 ( satu) tester mewawancarai 5 anak.
C. Metode Pengambilan Data
Wawancara merupakan suatu proses komunikasi dyadic dengan suatu tujuan dan
maksud yang serius yang dirancang untuk pertukaran perilaku dan melibatkan proses
tanya jawab. Yang dimaksud dengan proses pada hal ini adalah terjadinya suatu proses
yang dinamis yang saling bergantian dengan beberapa variabel yang terlibat dimana
derajat dari system/struktur tidak terlalu pasti (fleksibel). Sedangkan yang dimaksud
dengan dyadic adalah bahwa interview atau wawancara merupakan interaksi antar dua
pihak (individu ke individu) tidak lebih dari dua pihak yaitu interviewer (pewawancara)
dan interviewee (orang yang diwawancarai).
Menurut Lexy J.Moleong, Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu.
Yang mana percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak atau lebih, yaitu
pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya). Wawancara ialah suatu proses interaksi
person to person antara dua pihak yang mana ada pihak yang mewawancarai dan pihak
yang di wawancara, yang bertujuan untuk mendapatkan sebuah informasi dengan
melibatkan proses tanya jawan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertentu. Tujuan
umum wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi dan menggali informasi
secara mendalam melalui proses tanya jawab.
Wawancara penelitian dilaksanakan untuk keperluan riset dan wawancara ini biasanya
lebih tersusun dan terfokus. Isi dan bentuknya ditentukan untuk tujuan riset dan bukan
oleh kepentingan subjek. Survei ialah sebuah teknik untuk mengumpulkan informasi
dari responden dengan cara menanyakan sejumlah pertanyaan terstruktur kepada
responden. Wawancara bisa dikatakan sukses apabila pewawancara bisa dan mampu
mengajak responden untuk berpartisipasi didalam wawancara, menjamim kerahasiaan
dan berhasil untuk menjelaskan secara baik tujuan yang dilakukan.
Metode pengambilan data yang digunakan ialah Angket/Kuisioner yang merupakan
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna (Widoyoko, 2016:33). Menurut (Mardalis: 2008: 66)
angket ialah tekhnik pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk
mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.
Kuisioner dibagi menjadi 2 jenis yaitu kuisioner terbuka dan tertutup yaitu : kuisioner
tertutup ialah pertanyaan tertulis yang didalamnya sudah disertai dengan pilihan
jawaban bagi respondennya, jadi ketika akan menjawab pertanyaan dari kuisioner,
responden hanya akan memilih jawaban tersebut. Contoh : apakah saudara selalu
melibatkan oramng tua dalam menyelesaikan masalah? Apakah orang tua selalu
mendengarkan saudara?
Kuisoner terbuka ialah pertanyaan yang diajukan pada responden yang mana responden
harus mengisinya sendiri. Peneliti hanya menyediakan beberapa pertanyaan dan
responden hanya tinggal mengisi sesuai dengan pendapatnya. Contoh : bagaimana
respon saudara ketika melihat keluarga saudara bertengkar? Apa pendapat saudara
tentang pertengkaran orang tua yang langsung dihadapan anak?
Jadi pada praktikum wawancara survei ini, kelompok menggunakan angket/kuisioner
tertutup yang merupakan kuisioner pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban
pilihan, sehingga responden dapat langsung memilih salah satu dari jawaban yang telah
disediakan. Kelebihan pertanyaan tertutup ialah memudahkan responden menjawab,
menghemat waktu ketika bertanya dan Sedangkan kekurangan pertanyaan tertutup ialah
tidak memperoleh jawaban yang mendetail dan mendalam, kurang mampu menggali
ide-ide baru.
BAB IV
HASIL WAWANCARA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Nabila Nur Aulia
B. Observasi
1. Observasi Umum
Perilaku umum yang sering ditampakkan oleh itee ialah ketika iter memberikan
pertanyaan, itee menjawab dengan tenang, menatap mata iter ketika sedang menjawab.
Ketika itee sedang berpikir tentang pertanyaan yang diberikan oleh iter, itee
mengingatnya sambil mengaruk telinga sebelah kirinya, dan sesekali itee memaikan
jarinya dan sesekali juga itee tersenyum, sepanjang wawancara itee selalu memainkan tali
masker dan menggosok pelan lehernya. Proses wawancara berakhir pada jam 11.03 dan
ketika proses wawancara selesai itee terlihat tenang, tersenyum dan tertawa. Ini terlihat
dari wajahnya yang sering tersenyum ketika wawancara telah selesai.
Subjek 2
Iter melakukan wawancara survei di SMAN PAKUSARI pada itee 2 (berinisial V.E.A)
yaitu dikelas X-MIPA 3 pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 sampai 11.03. iter
datang dengan mengucapkan salam dan disambut dengan itee yang terlihat tersenyum
ketika iter datang. Ketika iter telah selesai menyiapkan tempat duduk bagi itee, iter
mempersilahkan itee untuk duduk dan iter kembali menyiapkan alat tulis, lembar
informed consent, guide wawancara survei, dan hp sebagai alat perekam. Suasana
ruang kelas cukup tenang dan pada saat itu itee memakai seragam batik, kerudung
coklat, menggunakan masker, dan bersepatu. Itee dan iter duduk berhadap-hadapan.
Pada saat itu itee masih memainkan hpnya dan sesekali melihat lembaran-lembaran
yang dibawa oleh iter. Setelah itu iter memberi tahu bahwa wawancara akan dimulai.
Tahap selanjutnya iter mengucapkan salam, menanyakan kabar, memperkenalkan diri,
memberi tahukan informasi penting pada itee lalu selanjutnya masuk kedalam
pertanyaan wawancara. Ketika wawancara dimulai itee tampak santai dengan duduk
tenang, ketika itee menjawab pertanyaan iter, itee berfikir dan menjawabnya sambil
melirik ke atas lalu itee melakukan kkontak mata dengan iter, itee juga terlihat sering
membenahi kerudungnya dan sering memaminkan pulpen ketika didalamproses
wawancara berlangsung. Proses wawancara selesai pada pukul 11.03 dan ketika proses
wawancara selesai, terilihat dari raut wajah iter yang tersenyum lalu melakukan kontak
mata dengan iter.
Subjek 3
Iter melakukan wawancara survei di SMAN PAKUSARI dengan itee3 (berinisial
I.F.H) yaitu dikelas X-MIPA 3 pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 sampai 11.03.
iter datang dengan mengucapkan salam dan disambut dengan itee yang terlihat
tersenyum ketika iter datang. Ketika iter telah selesai menyiapkan tempat duduk bagi
itee, iter mempersilahkan itee untuk duduk dan iter kembali menyiapkan alat tulis,
lembar informed consent, guide wawancara survei, dan hp sebagai alat perekam.
Suasana ruang kelas cukup tenang dan itee menggunakan baju seragam batik, sepatu
hitam dan menggunakan masker. Tahapan selanjutnya ialah iter mengucapkan salam di
pembukaan, menanyakan kabar, memperkenalkan diri, memberitahukan informasi
penting pada itee lalu berlanjut pada sesi wawancara survei. Perilaku umum yang sering
ditampakkan oleh itee ketika pada saat wawancara berlangsung ialah ketika menjawab
pertanyaan itee dan berfikir itee selalu melirik kearah kanan atas, itee juga selalu
mengenggam telapak tangannya, itee juga setelah menjawab pertanyaan ia langsung
tersenyum dan itee selalu memainkan pulpen yang dipegang olehnya. Proses wawancara
berakhir pada pukul 11.03 dan ketika proses wawancara berakhir iter mengucapkan
terimakasih dan meninggalkan ruang kelas.
Subjek 4
Iter melakukan wawancara survei di SMAN PAKUSARI dengan itee 4 (berinisial
R.L.S) yaitu dikelas X-MIPA 3 pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 sampai 11.03.
iter datang dengan mengucapkan salam dan disambut dengan itee yang terlihat
tersenyum ketika iter datang. Suasana ruang kelas cukup tenang dan itee menggunakan
baju seragam batik, kerudung coklat, sepatu hitam dan menggunakan masker. Pada
saat itu itee nampak santai dan tidak tegang, itee duduk dibawah sambil menunggu itee
menyiapkan guide wawancara survei, alat tulis, lembar informed consent dan hp sebagai
alat perekam. Iter telah siap dan menanyakan kepada itee apakah ia sudah siap untuk di
wawancara, lalu itee menjawabnya dengan menganggukkan kepala sambil tersenyum.
Pada saat pembukaan, iter mengucapkan salam, menanyakan kabar itee,
memperkenalkan diri, memberitahukan informasi penting kepada itee lalu masuk
kedalam proses wawancara survei. Perilaku umum yang sering ditampakkan oleh itee
ialah ketika saat menjawab pertanyaan, itee selalu fokus melakukan kontak mata dengan
iter, pandangannya hanya fokus pada iter, ketika itee berfikir untuk menjawab itee
mengerutkan keningnya, itee juga selalu memainkan ujung kerudungnya, ketika itee
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan iter, itee langsung tersenyum. Proses wawancara
akhirnya selesai pada pukul 11.03 dan setelah selesai itee nampak senang karena ini
terlihat dari raut wajahnya yang tersenyum dan terkadang tertawa ketika akhir
penutupan wawancara survei.
Subjek 5
Iter melakukan wawancara survei di SMAN PAKUSARI dengan itee 5 (berinisial
R.F.D) yaitu dikelas X-MIPA 3 pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 sampai
11.03. iter datang dengan mengucapkan salam dan disambut dengan itee yang terlihat
tersenyum ketika iter datang. Suasana ruang kelas cukup tenang dan itee menggunakan
baju seragam batik, sepatu hitam, jam tangan hitam dan menggunakan masker. Iter
menanyakan pada itee apakah ia sudah siap untuk diwawancara dan itee menajawabnya
dengan menganggukkan kepala. Itee duduk berhadap-hadapan dengan iter. Pada saat
pembukaan, iter mengucapkan salam, menanyakan kabar itee, memperkenalkan diri,
memberitahukan informasi penting kepada itee lalu masuk kedalam proses wawancara
survei. Perilaku umum yang sering ditampakkan oleh itee ialah pada saat menjawab
pertanyaan iter, itee menjawabnya dengan berfikir dan melirik ke arah kanan atas, itee
juga tersenyum ketika menjawab pertanyaan dan nampak bersemangat ketika
menjawab, itee juga sering membenarkan posisi rambutnya dan terkadang itee juga
sering memainkan gantungan kunci sepeda motor yang terletak di meja. Pada akhirnya
proses wawancara berakhir pada pukul 11.03 dan pada akhir penutupan wawancara itee
nampak senang karena ia terlihat tersenyum ceria disaat akhir wawancara.
Subjek 3
Pada hari jum’at tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.05 bertepatan SMA Pakusari
wawancara di lakukan di ruang kelas X MIPA 3 itee adalah orang berkulit putih dan
memiliki tubuh yang berpostur tinggi dan kurus , itee menggunakan seragam yang
cukup rapi dan bersih , itee terlihat tersenyum dan bahagia saat di wawancarai pada saat
di wawancarai itee bisa menjawab dengan lancar dan tepat
Subjek 4
Pada hari jum’at tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.05 bertepatan SMA Pakusari
wawancara di lakukan di ruang kelas X MIPA 3 itee memilki kulit kuning langsat
memiliki tubuh yang cukup tinggi itee terlihat malu malu saat menjawab dan sering
membuang pandagan saat melakukan kontak mata dengan iteer namum itee sedikit
kebingungan saat menjawab dan sedikit ragu ragu
Subjek 5
Pada hari jum’at tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.05 bertepatan SMA Pakusari
wawancara di lakukan di ruang kelas X MIPA 3 itee memiliki kulit kuning memiliki
tubuh yang cukup pendek itee terlihat tidak fokus dan sering melihat keluar ruangan
serta sering menanyakan lagi pertanyaan , itee bisa menjawab pertanyaan dan memiliki
kontak mata dengan iteer
3) Interviewer : Nanda Putri Novianti
Subjek 1
Pada hari Kamis tanggal 13 Januari 2022, yang bertepatan di SMA Negeri Pakusari,
ketika pertama kali bertemu dengan iter, wawancara dilakukan di ruang kelas X MIPA
4, dengan menggunakan pakaian almamater hari rabu SMA Negeri Pakusari. Itee
mendengarkan dengan seksama apa yang dijelaskan oleh iter, mulai dari pembukaan
hingga penutupan iter dapat menjawab pertanyaan yang iter berikan dengan baik.
Namun di pertengahan ia tidak terlalu memperhatikan iter karena sibuk mengobrol
dengan teman disebelahnya, tetapi tidak berlangsung lama itee segera kembali
mengalihkan atensinya pada iter yang bertanya padanya.
Subjek 2
Pada hari Kamis tanggal 13 Januari 2022, yang bertepatan di SMA Negeri Pakusari,
ketika pertama kali bertemu dengan iter, wawancara dilakukan di ruang kelas X MIPA
4, dengan menggunakan pakaian almamater hari rabu SMA Negeri Pakusari. Iter
tampak duduk dengan tenang dan pandangan yang lurus kedepan, iter mendengarkan
dengan teliti setiap perkataan dari itee. Iter menjawab pertanyaan dengan baik dan
semua pertanyaan yang dilayangkan oleh iter dapat terjawab semua tanpa terkecuali.
Subjek 3
Pada hari Kamis tanggal 13 Januari 2022, yang bertepatan di SMA Negeri Pakusari,
ketika pertama kali bertemu dengan iter, wawancara dilakukan di ruang kelas X MIPA
4, dengan menggunakan pakaian almamater hari rabu SMA Negeri Pakusari. Pada
awalnya itee tidak terlalu fokus pada pertanyaan yang iter ajukan karena itee terlalu
sibuk untuk mengobrol bersama temannya. Namun setelahnya itee mendengarkan
pertanyaan yang diajukan oleh iter, iter menjawab dengan baik meskipun pada awalnya
banyak gangguan ketika itee menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh iter.
Subjek 4
Pada hari Kamis tanggal 13 Januari 2022, yang bertepatan di SMA Negeri Pakusari,
ketika pertama kali bertemu dengan iter, wawancara dilakukan di ruang kelas X MIPA
4, dengan menggunakan pakaian almamater hari rabu SMA Negeri Pakusari. Ketika
pertama kali bertemu dengan iter, itee nampak menunduk. Namun setelah pertanyaan
diajukan, iter terlalu banyak bergurau dengan temannya tetapi tidak berlangsung lama,
setelahnya itee fokus untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh iter dengan baik.
Subjek 5
Pada hari Kamis tanggal 13 Januari 2022, yang bertepatan di SMA Negeri Pakusari,
ketika pertama kali bertemu dengan iter, wawancara dilakukan di ruang kelas X MIPA
4, dengan menggunakan pakaian almamater hari rabu SMA Negeri Pakusari. Itee
mendengarkan dengan seksama apa yang semua iter jelaskan, dari awal hingga akhir.
Dengan posisi duduk yang miring dan bersandar pada kursinya, pembawaannya terlihat
tenang ketika menjawab pertanyaan, suasana hatinya nampak bahagia dapat dilihat dari
itee yang selalu menunjukan tawa kecil.
Subjek 1
Iter datang ke sekolah Itee pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 WIB
menggunakan motor di SMAN Pakusari, ruang Itee berada di lantai 2. Itee memakai
baju seragam dihari kamis yaitu baju batik, celana rok hitam, sepatu hitam dan
kerudung hitam. Itee memakai gelang berwarna pelangi serta memakai masker KN 95
berwarna hitam. Saat jalannya proses tanya jawab, Itee tampak mendengarkan Iter
dengan menatap mata. Itee juga menggunakan bahasa yang sangat sopan dan selalu
menjawab pertanyaan dengan baik. Setelah jalannya proses tanya jawab selesai Itee
tidak langsung berdiri dan meninggalkan tempat tetapi Itee menunggu aba-aba yang
diberikan oleh Iter
Subjek 2
Iter datang ke sekolah Itee pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 WIB
menggunakan motor di SMAN Pakusari, ruang Itee berada di lantai 2. Itee memakai
baju seragam dihari kamis yaitu baju batik, rok hitam, sepatu hitam tetapi dibagian
bawah ada garis putih, berkacamata hitam, dan kerudung hitam. Itee menggunakan
masker medis berwarna hijau muda. Itee sangat malu-malu dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh Iter. Tetapi, Itee cukup baik dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh Iter. Saat proses wawancara berlangsung Itee juga tidak meninggalkan
tempat dilaksanakannya survei. Itee juga menunggu aba-aba dari Iter, ketika hendak
melakukan apapun.
Subjek 3
Iter datang ke sekolah Itee pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 WIB
menggunakan motor di SMAN Pakusari, ruang Itee berada di lantai 2. Itee memakai
baju seragam dihari kamis yaitu baju batik, celana hitam, sepatu hitam, dan memiliki
ramput cepak berwarna hitam. Saat jalannya proses diskusi Itee sering tidak fokus
sehingga Iter perlu mengulangi pertanyaan, hilangnya fokus pada Itee dikarenakan Itee
sibuk memainkan Hpnya. Padahal Iter sudah mengingankan diluar rekaman suara agar
saat jalannya proses tanya jawab, tidak boleh memainkan HP terlebih dahulu. Setelah
proses wawancara berlangsung Itee langsung meninggalkan tempat tanpa adanya aba-
aba terlebih dahulu.
Subjek 4
Iter datang ke sekolah Itee pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 WIB
menggunakan motor di SMAN Pakusari, ruang Itee berada di lantai 2. Itee memakai
baju seragam dihari kamis yaitu baju batik, celana hitam, sepatu hitam, dan memiliki
ramput cepak berwarna hitam. Itee memakai masker medis dan memakai gelang karet
berwarna hitam juga terdapat jam tangan berwarna hijau army di tangan sebelah kanan.
Saat jalannya proses wawancara berlangsung Itee cukup aktif dan menyimak setiap
pertanyaan yang diajukan oleh Iter. Itee juga tidak terlihat gugup sedikitpun. Setelah
proses wawancara berjalan, Itee tidak langsung meninggalkan tempat tetapi juga sama
dengan Itee 1 dan 2 menunggu aba-aba dari Iter terlebih dahulu.
Subjek 5
Iter datang ke sekolah Itee pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 10.00 WIB
menggunakan motor di SMAN Pakusari, ruang Itee berada di lantai 2. Itee memakai
baju seragam dihari kamis yaitu baju batik, celana hitam, sepatu hitam, dan memiliki
ramput cepak berwarna hitam. Itee sangat malu-malu dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh Iter. Tetapi, Itee cukup baik dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh Iter. Saat proses wawancara berlangsung Itee juga tidak meninggalkan tempat
dilaksanakannya survei. Itee juga menunggu aba-aba dari Iter, ketika hendak melakukan
apapun.
2. Observasi Khusus
15. Subjek 15 Dengan posisi yang melingkar, itee duduk di sebelah kiri dengan
jarak yang tidak terlalu dekat dengan iter. Itee duduk dengan
posisi yang menyamping dan bersandar pada kursi, ketika
pertanyaan diajukan itee menjawab pertanyaan dengan cepat,
tampa ragu-ragu. Dahinya nampak mengerut ketika berfikir, dan
itee juga sering menampakkan perilaku seperti berupa memainkan
kuku, membenahi rambutnya, dan menyolek teman disebelahnya.
Namun itee dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh iter
dengan baik tanpa kendala apapun.
Nilai-Nilai Spiritual dan Agama semua cenderung di jawab itee dengan jawaban
IYA pada nomor item 8,9,28,29. Pertanyaan mengenai aspek kemampuan untuk
Mengatasi Stres dan Krisis cenderung di jawab itee dengan jawaban IYA pada
nomor item 30,1,14 dan jawaban TIDAK pada nomor item 19, 31.
Subjek 2
Itee V.E.A. ini saat melakukan proses wawancara ia mendengarkan apa yang
dikatakan oleh iter, dan itee terlihat duduk dengan santai saat proses wawancara
berlangsung. Ketika itee bertanya mengenai pertanyaan aspek Apresiasi dan
Afeksi, itee cenderung menjawab dengan jawaban IYA pada nomor item 5, 17,
7, 14, 16, 26, 28 dan menjawab TIDAK pada nomor item 32, 27, 15. Pertanyaan
mengenai aspek Komitmen, itee cenderung menjawab semua pertanyaan dengan
jawaban IYA pada nomor item 3, 34, 21, 22, 20, 23. Pertanyaan mengenai aspek
Komunikasi yang Positif cenderung di jawab itee dengan jawaban IYA pada
nomor item 5, 33, 13, 1,12, 14,19,29 dan menjawab TIDAK pada nomor item
11,15. Pertanyaan aspek Mempunyai waktu bersama keluarga juga dijawab oleh
itee dengan jawaban IYA pada nomor item 24, 25, 17, 35 dan menjawab TIDAK
pada nomor item 4, 11. Pertanyaan mengenai aspek Menanamkan Nilai-Nilai
Spiritual dan Agama cenderung semua di jawab itee dengan jawaban IYA pada
nomor item 8, 9, 28, 29. Pertanyaan mengenai aspek Kemampuan untuk
Mengatasi Stres dan Krisis cenderung di jawab itee dengan jawaban IYA pada
nomor item 19, 30, dan menjawab TIDAK pada nomor item 31, 1, 4.
Subjek 3
Itee I.F.H. ini saat melakukan proses wawancara itee mendengarkan apa yang
dikatakan oleh iter, itee duduk dengan tegap ketika proses wawancara
berlangsung. Ketika itee bertanya mengenai pertanyaan aspek Apresiasi dan
Afeksi), itee cenderung menjawab dengan jawaban IYA pada nomor item 5, 17,
7, 14, 16, 15, 26, 28, dan menjawab TIDAK pada nomor item 32, 27.
Pertanyaan mengenai aspek Komitmen, itee cenderung menjawab pertanyaan
dengan jawaban IYA pada nomor item 34, 21, 22,23 Dan jawaban TIDAK pada
nomor item 3, 20. Pertanyaan mengenai aspek Komunikasi yang Positif juga
cenderung di jawab itee dengan jawaban IYA pada nomor item 5, 11, 33,13,14,
16, 10, 15, 29 dan jawaban TIDAK pada nomor item 12, 19. Pertanyaan pada
aspek Mempunyai waktu bersama keluarga dijawab oleh itee dengan jawaban
IYA pada nomor item 11,35, 17, dan jawaban TIDAK pada nomor item 4, 24,
25. Pertanyaan pada aspek Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama
dijawab oleh itee dengan jawaban IYA pada nomor item 8,28, 29 dan jawaban
Subjek 4
Itee R.L.S. ini saat melakukan proses wawancara ia mendengarkan apa yang
jelaskan oleh iter, itee tidak terlihat tegang dan duduk dengan santai saat proses
wawancara berlangsung. Ketika itee bertanya mengenai pertanyaan aspek
Apresiasi dan Afeksi, itee cenderung menjawab dengan jawaban IYA pada
nomor item 5, 17, 7, 14, 16, 28 dan menjawab TIDAK pada nomor item 32,
27, 15, 26. Pertanyaan mengenai aspek komitmen, itee cenderung menjawab
pertanyaan dengan jawaban IYA pada nomor item 3, 34, 21, 22, 23, 20.
waktu bersama keluarga juga dijawab oleh itee dengan jawaban IYA pada
nomor item 4, 11, 24, 25, 35, 17. Pertanyaan aspek menanamkan nilai-nilai
spiritual dan agama juga dijawab oleh itee dengan jawaban IYA pada nomor
item 8,9, 28,29. Pertanyaan pada aspek kemampuan untuk mengatasi stres dan
krisis dijawab oleh itee dengan jawaban IYA pada nomor item 14, 30 dan
jawaban TIDAK pada nomor item 19, 31, 1.
Subjek 5
Itee R.F.D ini saat melakukan proses wawancara ia mendengarkan apa yang
dikatakan oleh iter, itee terlihat santai, tidak tegang dan sering tersenyum ketika
proses wawancara berlangsung. Ketika itee bertanya mengenai pertanyaan
aspek Apresiasi dan Afeksi, itee cenderung menjawab dengan jawaban IYA
pada nomor item 5, 17, 7, 14, 16, 28,26 dan menjawab TIDAK pada nomor
item 32, 27, 15. Pertanyaan mengenai aspek komitmen, itee cenderung
menjawab pertanyaan dengan jawaban IYA pada nomor item 3, 21, 22, 23, 20
dan menjawab TIDAK pada nomor item 34. Pertanyaan mengenai aspek
komunikasi yang positif juga cenderung di jawab itee dengan jawaban IYA pada
nomor item 1, 5, 11,13, 12, 16, 10, 14,29, 19 dan menjawab TIDAK pada
nomor item 33, 15. Pertanyaan aspek mempunyai waktu bersama keluarga juga
dijawab oleh itee dengan jawaban IYA pada nomor item 4, 11, 24, 25, 35, 17.
Pertanyaan aspek menanamkan nilai-nilai spiritual dan agama juga dijawab oleh
itee dengan jawaban IYA pada nomor item 8,9, 28,29. Pertanyaan pada aspek
kemampuan untuk mengatasi stres dan krisis dijawab oleh itee dengan jawaban
IYA pada nomor item 14, 30 dan jawaban TIDAK pada nomor item 19, 31, 1.
Subjek 6
Ketika iteer bertanya mengenai pertanyaan aspek Apresiasi dan Afeksi itee
menjawab iya pada pertanyaan nomor 5,17,14,28 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 32,7,16,15. Pertanyaan mengenai aspek Komitmen itee
menjawab iya pada pertanyaan nomer 34,21,22 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 3,20,23. Pertanyaan mengenai aspek komunikasi yang posistif
itee menjawab pertanyaan iya pada nomor 5,11,13,12,5,10,14,29 dan menjawab
tidak pada pertanyaan nomor 33,1,16,15,19. Pertanyaan mengenai aspek
Mempunyai waktu bersama keluarga itee menjawab iya pada pertanyaan nomor
11,17 dan itee menjawab tidak pada pertanyaan nomor 4,24,25,35. Pertanyaan
mengenai aspek Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama itee menjawab
iya pada pertanyaan nomer 8,28,29 dan menjawab tidak pada pertanyaan nomor
9. Pertanyaan mengenai aspek Kemampuan untuk Mengatasi Stres dan Krisis
itee menjawab iya pada pertanyaan nomer 14 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 19,30,31,1
Subjek 7
Ketika iteer bertanya mengenai pertanyaan aspek Apresiasi dan Afeksi itee
menjawab iya pada pertanyaan nomor 5,17,32,7,14,28 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 16, 15 Pertanyaan mengenai aspek Komitmen itee menjawab
iya pada pertanyaan nomer 3,34,21,22, dan menjawab tidak pada pertanyaan
nomor 20,23. Pertanyaan mengenai aspek komunikasi yang posistif itee
menjawab pertanyaan iya pada nomor 5,11,33,13,1,12,10,14,29 dan menjawab
tidak pada pertanyaan nomor 16,1519. Pertanyaan mengenai aspek Mempunyai
waktu bersama keluarga itee menjawab iya pada pertanyaan nomor 4,11
24,25,17 dan itee menjawab tidak pada pertanyaan nomor 35,. Pertanyaan
mengenai aspek Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama itee menjawab
iya pada pertanyaan nomer 8,28,29 dan menjawab tidak pada pertanyaan nomor
9. Pertanyaan mengenai aspek Kemampuan untuk Mengatasi Stres dan Krisis
itee menjawab iya pada pertanyaan nomer 1,14 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 19,30,31,1
Subjek 8
Ketika iteer bertanya mengenai pertanyaan aspek Apresiasi dan Afeksi itee
menjawab iya pada pertanyaan nomor 5,17,32,7,16,15,28 dan menjawab tidak
pada pertanyaan nomor 14, Pertanyaan mengenai aspek Komitmen itee
menjawab iya pada pertanyaan nomer 3,21,22, 34 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 20,23. Pertanyaan mengenai aspek komunikasi yang posistif
itee menjawab pertanyaan iya pada nomor 5,13,16 ,15,19,29 dan menjawab tidak
pada pertanyaan nomor 11,33,1,12,10,14, . Pertanyaan mengenai aspek
Mempunyai waktu bersama keluarga itee menjawab iya pada pertanyaan nomor
24,25,17, 35 dan itee menjawab tidak pada pertanyaan nomor 4,11. Pertanyaan
mengenai aspek Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama itee menjawab
iya pada pertanyaan nomer 8,28,29 dan menjawab tidak pada pertanyaan nomor
9. Pertanyaan mengenai aspek Kemampuan untuk Mengatasi Stres dan Krisis
itee menjawab iya pada pertanyaan nomer 19, 30 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 31,1,14
Subjek 9
Ketika iteer bertanya mengenai pertanyaan aspek Apresiasi dan Afeksi itee
menjawab iya pada pertanyaan nomor 5,17,32,7,16,15,28 dan menjawab tidak
pada pertanyaan nomor 14, Pertanyaan mengenai aspek Komitmen itee
menjawab iya pada pertanyaan nomer 3,21,22, dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 20,23,34. Pertanyaan mengenai aspek komunikasi yang
posistif itee menjawab pertanyaan iya pada nomor 5,13,16 ,15,19,29, 33, 11 dan
menjawab tidak pada pertanyaan nomor 1,12,10,14, . Pertanyaan mengenai
aspek Mempunyai waktu bersama keluarga itee menjawab iya pada pertanyaan
nomor 24,25,17, 35, 11 dan itee menjawab tidak pada pertanyaan nomor 4,25.
Pertanyaan mengenai aspek Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama itee
menjawab iya pada pertanyaan nomer 8,28,29 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 9. Pertanyaan mengenai aspek Kemampuan untuk Mengatasi
Stres dan Krisis itee menjawab iya pada pertanyaan nomer 19, 30 dan
menjawab tidak pada pertanyaan nomor 31,1,14
Subjek 10
Ketika iteer bertanya mengenai pertanyaan aspek Apresiasi dan Afeksi itee
menjawab iya pada pertanyaan nomor 5,17,7,16, 28 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 14, 32,15.Pertanyaan mengenai aspek Komitmen itee
menjawab iya pada pertanyaan nomer 3,34,21,22 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 20,23. Pertanyaan mengenai aspek komunikasi yang posistif
itee menjawab pertanyaan iya pada nomor 5,13,16,19,29, 11,12 dan menjawab
tidak pada pertanyaan nomor 1,15,10,14,33, . Pertanyaan mengenai aspek
Mempunyai waktu bersama keluarga itee menjawab iya pada pertanyaan nomor
24,25,17, 35, 11 dan itee menjawab tidak pada pertanyaan nomor 4,25.
Pertanyaan mengenai aspek Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama itee
menjawab iya pada pertanyaan nomer 8,28,29 dan menjawab tidak pada
pertanyaan nomor 9. Pertanyaan mengenai aspek Kemampuan untuk Mengatasi
Stres dan Krisis itee menjawab iya pada pertanyaan nomer 19, 30 dan
menjawab tidak pada pertanyaan nomor 31,1,14
Subjek 11
Ketika melakukan proses wawancara, itee 1 berinisial S.H mendengarkan
dengan seksama apa yang di jelaskan oleh iter, itee nampak tidak terlalu tegang
ketika pertanyaan-pertanyaan dari iter diajukan pada itee. Saat iter bertanya
mengenasi aspek 1 terkait dengan Appreciation and Affection (Apresiasi dan
Afeksi) itee menjawab pertanyaan “Ya” pada pertanyaan nomor item 5, 6, 7, 14,
15, 17, 26, 27, 28, 32 dan menjawab “tidak” pada pertanyaan nomer 16, 26. Lalu
pada aspek kedua yakni Commitment (Komitmen), itee menjawab “ya” pada
pertanyaan item nomer 3, 20, 21, 22, 23 dan menjawab “tidak” pada nomer item
pertanyaan 34. Aspek ketiga terkait dengan Positive Communication
(Komunikasi yang Positif) itee menjawab “ya” pada nomer item pertanyaan 1, 2,
5, 10, 11, 13, 14, 15, 19, 29, 33 dan menjawab tidak pada nomer item pertanyaan
12, 16. Kemudian pada aspek keempat pada nomer item pertanyaan 4, 11, 17,
24, 35 itee menjawab pertanyaan tersebut dengan “ya” dan pada nomer item
nomer 25 itee menjawab “tidak”. Kemudian pada aspek Spiritual Well-Being
(Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama) itee menjawab “ya” pada semua
item nomer pertanyaan 8, 9, 28, 29. Dan terakhir pada aspek Ability to Cope with
Stress and Crisis (Kemampuan untuk Mengatasi Stres dan Krisis) pada item
nomer pertanyaan 1, 14, 19, 30, 31 semua jawaban itee adalah “ya”
Subjek 12
Subjek 13
Subjek 14
Subjek 15
Itee 16
Itee 17
Itee 18
Itee 19
Itee 20
Subjek 21
Itee M.E.D melakukan proses wawancara dengan sangat baik, ia mendengarkan
apa yang dikatakan oleh Iter, tidak ada perilaku khusus yang ditampakkan oleh
Itee. Ketika Iter bertanya tentang aspek Apresiasi dan Afeksi, Itee menjawab
IYA pada nomor, 5,17,32,6,7,14,16,18, 27,15, dan 28 dan TIDAK hanya pada
nomor 2 saja. Saat pertanyaan terkait Commitment (Komitmen) Itee menjawab
IYA pada pertanyaan nomor 3,21,22 dan tidak pada nomor 34,20,23.
Selanjutnya untuk aspek Positive Communication (Komunikasi yang Positif)
Itee menjawab nomor IYA 5,33,13,2,12,16,14,15,29 dan TIDAK pada 11,1,10,
dan 19. Untuk aspek keempat yaitu Enjoyable time together (Mempunyai waktu
bersama keluarga) Itee menjawab IYA pada nomor 25,35,17 dan tidak pada
nomor 4,11, dan 24. Ketika Iter bertanya tentang aspek kelima Spiritual Well-
Being (Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama) Itee menjawab IYA pada
nomor 8,9,28, 29 dan tidak ada jawaban TIDAK. Yang terakhir saat Iter
bertanya terkait aspek Ability to Cope with Stress and Crisis (Kemampuan untuk
Mengatasi Stres dan Krisis) Itee menjawab IYA pada nomor 30, 14 dan TIDAK
pada nomor 19, 31, dan 1.
Subjek 22
Subjek 23
Itee N.A melakukan proses wawancara kurang baik, karena ia kurang fokus
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Iter. Ketika Iter bertanya
tentang aspek Apresiasi dan Afeksi, Itee menjawab IYA pada nomor,
5,17,6,14,16,18, 27,15, 28, 2 dan TIDAK hanya pada nomor 32, 7. Saat
pertanyaan terkait Commitment (Komitmen) Itee menjawab IYA pada
pertanyaan nomor 3,21,22 dan tidak pada nomor 34,20,23. Selanjutnya untuk
aspek Positive Communication (Komunikasi yang Positif) Itee menjawab nomor
IYA 5,33,13,2,12,16,14,15,29,1,10 dan TIDAK pada 11 dan 19. Untuk aspek
keempat yaitu Enjoyable time together (Mempunyai waktu bersama keluarga)
Itee menjawab IYA pada nomor 24,35,17 dan tidak pada nomor 4,11, dan 25.
Ketika Iter bertanya tentang aspek kelima Spiritual Well-Being (Menanamkan
Nilai-Nilai Spiritual dan Agama) Itee menjawab IYA pada nomor 8,28, 29 dan
jawaban TIDAK untuk nomor 9. Yang terakhir saat Iter bertanya terkait aspek
Ability to Cope with Stress and Crisis (Kemampuan untuk Mengatasi Stres dan
Krisis) Itee menjawab IYA pada nomor 30, 14, 1 dan TIDAK pada nomor 19
dan 31.
Subjek 24
Itee M.Y.S melakukan proses wawancara sangat baik, tidak terlihat gugup dan
sangat lancar dalam menjawab pertanyaan. Ketika Iter bertanya tentang aspek
Apresiasi dan Afeksi, Itee menjawab IYA pada nomor 5,17 ,6,7,14,16,18, 15dan
TIDAK hanya pada nomor 27,28, 2,32,7saja. Saat pertanyaan terkait
Commitment (Komitmen) Itee menjawab IYA pada pertanyaan nomor 3,21,22
dan tidak pada nomor 34,20,23. Selanjutnya untuk aspek Positive
Communication (Komunikasi yang Positif) Itee menjawab nomor IYA
5,33,13,2,12,16,14,15,29,1,10,11. Untuk aspek keempat yaitu Enjoyable time
together (Mempunyai waktu bersama keluarga) Itee menjawab IYA pada nomor
35,17,11 dan tidak pada nomor 4,24,25. Ketika Iter bertanya tentang aspek
kelima Spiritual Well-Being (Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual dan Agama) Itee
menjawab IYA pada nomor 8,28, 29 dan TIDAK untuk nomor 9. Yang terakhir
saat Iter bertanya terkait aspek Ability to Cope with Stress and Crisis
(Kemampuan untuk Mengatasi Stres dan Krisis) Itee menjawab IYA pada nomor
30,1,19,14 dan TIDAK pada nomor 31.
Subjek 25
Itee R.A.A menjawab pertanyaan dengan nada malu-malu. Ketika Iter bertanya
tentang aspek Apresiasi dan Afeksi, Itee menjawab IYA pada nomor,
5,17,32,6,7,14,16,18, 27,15, dan 28 dan TIDAK hanya pada nomor 2 saja. Saat
pertanyaan terkait Commitment (Komitmen) Itee menjawab IYA pada
pertanyaan nomor 3,21,22 dan tidak pada nomor 34,20,23. Selanjutnya untuk
aspek Positive Communication (Komunikasi yang Positif) Itee menjawab nomor
IYA 5,33,13,2,12,16,14,15,29 dan TIDAK pada 11,1,10, dan 19. Untuk aspek
keempat yaitu Enjoyable time together (Mempunyai waktu bersama keluarga)
Itee menjawab IYA pada nomor 25,35,17 dan tidak pada nomor 4,11, dan 24.
Ketika Iter bertanya tentang aspek kelima Spiritual Well-Being (Menanamkan
Nilai-Nilai Spiritual dan Agama) Itee menjawab IYA pada nomor 8,9,28, 29
dan tidak ada jawaban TIDAK. Yang terakhir saat Iter bertanya terkait aspek
Ability to Cope with Stress and Crisis (Kemampuan untuk Mengatasi Stres dan
Krisis) Itee menjawab IYA pada nomor 30, 14 dan TIDAK pada nomor 19, 31,
dan 1.
4. Analisis dan Wawancara
7. berupa pujian, hadiah atau yang lain ketika saudara 20 80% 5 20%
25
mendapat prestasi?
11. waktu untuk berbicara dan saling bertukar pikiran 20 80% 5 20%
25
tentang segala hal dengan saudara?
Total 100% 0% 25
38% 62% 50
Total
Jawaban Tidak
*(diagram tersebut disesuaikan dengan hasil survey yang dilakukan) Tabel Analisa
Presentase
Aspek
Jawaban Iya Jawaban Tidak
71,72 % 28,28 %
Total
TOTAL = 100 %
Tabel Analisa
Aspek Presentase
C. Pembahasan
mengabaikan perintah dari orang tua “ jumlah IYA = 22 Mendapat % 88% dan
jawaban TIDAK = 3 Mendapat % 12 %
aturan atau perintah orangtua “ jumlah IYA = 14 Mendapat % 56% dan jawaban
TIDAK = 11 Mendapat % 44 %
selalu saling menjaga dan melindungi satu sama lainnya “ jumlah IYA = 25 Mendapat
% 100% dan jawaban TIDAK = 0 Mendapat % 0 %
kepada orangtua ketika orangtua saudara tidak menepati janji? “ jumlah IYA = 15
Mendapat % 60% dan jawaban TIDAK = 10 Mendapat % 40 %
pikiran tentang segala hal dengan saudara “ jumlah IYA = 20 Mendapat % 80% dan
jawaban TIDAK = 5 Mendapat % 20 %
saudara pernah berbohong kepada orang tua “ jumlah IYA = 25 Mendapat % 100 %
dan jawaban TIDAK = 0 Mendapat % 0 %
bertukar pikiran tentang segala hal dengan saudara “ jumlah IYA = 20 Mendapat %
80% dan jawaban TIDAK = 5 Mendapat % 20 %
17 “Apakah saudara merasa nyaman saat berkumpul bersama keluarga “ jumlah IYA =
23 Mendapat % 92% dan jawaban TIDAK = 2 Mendapat % 8 %
“Apakah orangtua saudara selalu menanamkan nilai religious kepada saudara “ jumlah
IYA = 25 Mendapat % 100% dan jawaban TIDAK = 0 Mendapat % 0 %
orangtua saudara berikan “ jumlah IYA = 25 Mendapat % 100% dan jawaban TIDAK
= 0 Mendapat % 0 %
dan Krisis) pada soal 19 “Apakah saudara pernah membentak orangtua “ jumlah IYA =
15 Mendapat % 60% dan jawaban TIDAK = 10 Mendapat % 40 %
dan Krisis) pada soal 30 “Apakah ketika adalah masalah dengan orangtua saudara selalu
dapat mengontrol emosi “ jumlah IYA = 17 Mendapat % 68% dan jawaban TIDAK =
8 Mendapat % 34 %
dan Krisis) pada soal 31 “Apakah saudara pernah marah kepada orangtua dalam jangka
dan Krisis) pada soal 1 “Apakah saudara selalu melibatkan orang tua dalam
dan Krisis) pada soal 14 “Apakah orang tua saudara selalu menasehati atau
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil wawancara dengan narasumber yang telah dianalisis, maka selanjutnya dapat
dibuat kesimpulan bahwa:
Keharmonisan tumbuh secara perlahan sepanjang waktu dan dipengaruhi oleh
interaksi, dukungan dan validasi atau pembenaran dan penerimaan. Keharmonisan
remaja dengan orang tua ditandai oleh kadar yang sedang mengenai apresiasi dan
afeksi, komunikasi yang positif, mempunyai waktu bersama keluarga, serta
menanamkan nilai-nilai spiritual dan agama, mampu bersama untuk mengatasi stres
dan krisis. Hubungan anak dengan orang tua sangat penting apabila antara hubungan
anak dengan orang tua terjalin secara harmonis maka anak akan mendapatkan emosi
yang baik atau emosi yang positif.
B. Saran
Saran untuk observasi yaitu dalam melakukan observasi sebaiknya dilakukan dengan
teliti dan apa adanya. Dan bagi penulis sendiri harus mampu menguasai materi
sehingga dapat atau mampu untuk menyelesaikan observasi survey ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Yunistiati, F., Djalali, M. A. A., & Farid, M. (2014). Keharmonisan keluarga, konsep
diri dan interaksi sosial remaja. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 3(01).
Komariyah, A., Anwar, Z., & Saraswati, P. (2021). Pemaafan Sebagai Jalan Menuju
Keharmonisan Keluarga. Psycho Holistic, 2(2), 234-246
Informed Concent