Masa dewasa adalah masa dimana mulainya mencari jati diri atau
kemantapan dan masa reproduktif, yaitu masa yang penuh dengan masalah
dan kematangan emosional, perubahan nilai-nilai, punya tanggung jawab,
kematangan, kreativitas dan penyesuaian diri dengan lingkungan baru.
Dewasa secara etimologi adalah organisme yang telah matang yang
lazimnya merujuk pada dewasa bukan anak-anak lagi dan telah menjadi
pria dan wanita. Dan secara istilah dewasa berarti sudah akil baligh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud mobilitas sosial ?
2. Apa penyebab dari seseorang melakukan mobilitas sosial ?
3. Bagaimana cara seseorang dalam menyesuaikan peran seks pada masa
dewasa dini?
4. Apa saja hambatan dalam perkembangan pada masa dewasa dini?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm 265
2. Menikah dengan orang yang statusnya lebih tinggi.
3. Uang, baik dari hasil dari kerja keras sendiri maupun dari warisan yang
digunakan untuk membeli rumah yang lebih bagus dan di lingkungan yang
lebih baik pula.
Para pria umumnya naik ke jenjang sosial yang lebih tinggi karena usaha kerja
keras sendiri sedangkan wanita umumnya melalui perkawinannya dengan
pria yang berstatus sosial yang lebih tinggi atau mereka yang mau bekerja
sama melalui usaha dan prestasi pribadi. Daya tarik fisik adalah modal
yang paling penting bagi wanita dalam mobilitas sosial. Sedangkan pria
pendidikan lebih penting daripada penampilan fisik. 2
Sedangkan dalam jurnal yang saya temukan bahwa orang yang mengalami
mobilitas bukan hanya karena kondisi-kondisi di atas saja melainkan
adanya motivasi dan kepuasan kerja. Motivasi kerja dibutuhkan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan-kebutuhan pokok sehari-hari supaya
semangat dalam bekerja. Dan kepuasan dalam bekerja yaitu berupa gaji
atau upah, hubungan dengan sesama rekan kerja, pemimpin yang bijaksana
dan faktor lain yang menjadi faktor puas atau tidaknya dalam bekerja.
Para petugas K3L di Unpad setahun sekali diberikan thr dengan hitungan
sekali gaji yang didapatkan, mereka juga sering mendapatkan pinjaman
uang atau beras dari pihak Unpad yang bertanggung jawab untuk petugas
K3L, dan setahun sekali suka diadakan rekreasi bersama para petugas
K3L. Dari penuturan responden, mereka merasa betah dan senang bekerja
di Unpad karena hubungan antar rekan kerjanya sangat baik, dan suka
saling membantu satu dengan yang lainnya. Bentuk mobilitas sosial yang
dilakukan oleh para responden termasuk ke dalam mobilitas sosial
horizontal. Karena gerak sosial ini tidak membuat seseorang menjadi naik
kelas atau turun kelas, tetapi hanya membuat responden mengalami
perpindahan dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang
tingkatnya sederajat.
Hal utama adalah gaji atau upah yang diberikan, jika hal tersebut diperhatikan
oleh perusahaan, maka motivasi kerja dapat meningkat sehingga kerja
pegawai juga meningkat. Demikian, seseorang tidak akan mempunyai
keinginan untuk berpindah kerja ketempat yang lain. Tetapi jika semua
faktor motivasi kerja tersebut tidak terpenuhi dalam diri seseorang, maka
wajar jika keinginan untuk pindah kerja itu muncul. Mengingat kebutuhan
yang semakin meningkat, dan biaya hidup yang semakin mahal, seseorang
pasti akan mencari pekerjaan yang jauh lebih baik dan terjamin untuk
memperbaiki nasib keluarga.
Jauh sebelum masa remaja berakhir anak laki-laki dan perempuan telah
menyadari pembagian peran sexs yang telah direstui mayarakat, tetapi
belum tentu mereka mau menerimanya sepenuhnya. Pada saat ini banyak
wanita yang menginginkan perkawinan bukan berdasar impian namun
berdasarkan kesadaran bahwa telah terjadi perubahan yang mencolok
dalam pola kehidupan orang dewasa. Sebagai contoh, para isteri sering
bekerja samapa suaminya menyelesaikan studinya atau telah mapan dalam
suatu bisnis agar mereka memperoleh berbagai macam lambang status
yang diinginkan yang tidak dapat dibeli andaikan istri ikut bekerja. Yang
paling penting adalah wanita muda sadar akan hilangnya “standar ganda”,
tidak hanya pada perilaku dalam seksual dan moral, tapi juga dalam
kehidupan sosial, bisnis dan profesi.
a. Konsep Tradisional
1) Pria
Diluar rumah pria menduduki posisi yang berwenang dan berprestasi dalam
masyarakat dan dunia bisnis. Dirumah dia pencari nafkah, pemberi
keputusan, keputusan dan tokoh yang mendisiplinkan anak-anak.
2) Wanita
a. Pria
b. Wanita
Menurut buku Hurlock bahaya personal dan sosial pada masa dewasa dini itu
berasal dari kegagalan untuk menguasai beberapa atau sebagian besar
tugas perkembangan yang penting pada usia tersebut, yang mengakibatkan
seorang individu tampak belum matang dibanding dengan orang dewasa
muda lainnya. Secara bertahap, lewat prestasi dan harapan baru dari
kelompok sosial, sikap ketidakmatangan yang menandai awal periode ini
menghilang, digantikan oleh perkembangan yang lebih seimbang dan lebih
matang. Kegagalan dalam menguasai tugas-tugas perkembangan masa
dewasa dini yang mengakibatkan kegagalan memenuhi harapan sosial
dalam berbagai aspek perilaku mempengaruhi penyesuaian pribadi dan
3
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm : 267
sosial seseorang. Contohnya, orang muda dengan minat yang kekanak-
kanakan yang gagal mengembangkan minat yang lebih matang oleh orang
lain dianggap tidak dewasa, dan sebagai akibat timbul berbagai perasaan
kecewa padanya. Kekecewaan ini adalah suatu sikap yang merupakan
pembawaan dari masa remaja. 4
Beberapa bahaya terhadap penyesuaian diri dan sosial yang sangat umum dan
sering muncul selama tahun-tahun awal akil baligh secara ringkas akan
dibahas di bawah ini.
• Bahaya fisik
Bahaya fisik adalah ancaman dan bahaya yang paling penting dan yang paling
umum pada masa dewasa awal dikarenakan bentuk fisik dan penampilan
kurang menarik akan mempersulit penyesuaian pribadi dan kehidupan
sosial. Adanya cacat fisik ini berbahaya bagi kehidupan sosial maupun
kehidupan pribadi suatu individu.
Dalam jurnal yang saya temukan bahwa penyandang tuna daksa salah satunya
di BBRSBD Surakarta yang berjumlah 128 tuna daksa. Ada yang bawaan
dari lahir dan akibat kecelakaan. Tuna daksa artinya adalah kerusakan,
kacacatan, ketidaknormalan pada bentuk tubuhnya atau kelainan fisik pada
tulang atau gangguan pada sendi atau otot yang mengakibatkan
kekurangan kapasitas normal individu untuk bergerak dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
4
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm :269
sampel penelitian ini adalah purposive sampling didapatkan subjek
penelitian berjumlah 80 siswa. Penyandang tuna daksa bawaan lahir
berjumlah 40 siswa dan penyandang tuna daksa akibat kecelakaan
berjumlah 40 siswa.
Hal ini sesuai dengan penelitian Bujawati dkk (2015) bahwa sebelum
menjalani proses rehabilitasi responden mengakui bahwa mereka pernah
merasa tidak adil dengan kedisabilitasannya dan merasa malu terhadap
orang lain, sehingga sulit bagi responden untuk bersosialisasi dengan
nyaman. Tetapi setelah mereka mengikuti proses rehabilitasi, banyak
perubahan dalam diri mereka. Mereka merasa lebih berharga setelah
dibekali ilmu dan keterampilan yang didapatkan dari kegiatan rehabilitasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa dimana mulainya mencari jati diri atau
kemantapan dan masa reproduktif, yaitu masa yang penuh dengan masalah
dan kematangan emosional, perubahan nilai-nilai, punya tanggung jawab,
kematangan, kreativitas dan penyesuaian diri dengan lingkungan baru.
Pada masa ini seseorang memegang peranan penting.
Masa ini adalah masa peralihan dari masa remaja yang masih
bergantung menjadi masa dewasa yang menuntut untuk bisa mandiri.
Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang paling penting dalam hidup
seseorang dalam masa berkeluarga dengan pasangan hidupnya dan meniti
karier untuk memenuhi kebutuhan. Dalam masa ini diharapkan seseorang
dapat menempatkan dirinya dalam berbagai situasi baik yang senang-
senang maupun dalam berbagai masalah yang rumit-rumit.
Daftar Pustaka
Arianti,E.F dan Partini. 2017. Tingkat Depresi Ditinjau Dari Latar Belakang
Penyebab Kecacatan Dan Penyandang Tuna Daksa. Jurnal Ilmiah Psikologi. 2(2)