Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA USIA DEWASA AWAL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam

Penugasan

Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

Fani Nanda Irana

2114901024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

TANGERANG 2022/2023
A. Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya (UU RI nomor 18 tentang
kesehatan jiwa). Menurut Keliat (2014), kesehatan jiwa suatu kondisi mental
sejahtera yang harmonis dan produktif dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan wajar, dapat
berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak
dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18
bulan), masa toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (3-6
tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun),
dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L,
2009).

B. Pengertian Dewasa
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang
berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi
dewasa. Hurlock mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Perkembangan dewasa dibagi menjadi tiga bagian yaitu, dewasa muda
(young adulthood) dengan usia berkisar antara 20 sampai 40 tahun. Dewasa
menengah (middle adulthood) dengan usia berkisar antara 40 sampai 65 tahun dan
dewasa akhir (late adulthood) dengan usia mulai 65 tahun ke atas (Papalia et al,
2007).
antrock (2002) mengatakan masa dewasa muda adalah masa untuk bekerja
dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu
untuk hal lainnya. Kenniston (dalam Santrock, 2002)
mengemukakan masa muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan
pribadi, dan perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian dan menjadi terlibat
secara sosial. Periode masa muda rata-rata terjadi 2 sampai
8 tahun, tetapi dapat juga lebih lama. Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan
akhir masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi
dan kemandirian dalam membuat keputusan. Mungkin yang paling luas diakui
sebagai tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan
pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap (Santrock, 2002).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpul bahwa dewasa
adalah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna.

C. Pembagian Masa Dewasa


1. Masa Dewasa Dini
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun,
saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif.
2. Masa Dewasa Madya
Masa dewasa madya masa dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60
tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas
nampak pada setiap orang.
3. Masa Dewasa Lanjut (Lanjut Usia)
Masa dewasa lanjut senescence, atau usia lanjut dimulai pada umur 60 tahun
sampai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat
menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan
dandanan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan, bertindak dan
berperasaan seperti kala mereka masih lebih muda.

D. Tugas Perkembangan Dewasa


Ada beberapa tugas perkembagan dewasa menurut Hurlock :
1) Mencari dan memilih pasangan hidup
2) Belajar menyesuaikan diri dan hidup secara harmonis dengan pasangan
3) Mulai membentuk keluarga dan memulai peran baru sebagai orangtua
4) Membesarkan anak dan memenuhi kebutuhan mereka
5) Belajar menata rumah tangga dan memikul tanggung jawab
6) Mengembangkan karir atau melanjutkan pendidikan
7) Memenuhi tanggung jawab sebagai warga Negara
8) Menemukan kelompok sosial yang sesuai

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan


dewasa : Mencari dan memilih pasangan hidup, belajar menyesuaikan diri dan hidup
secara harmonis dengan pasangan, mulai membentuk keluarga dan memulai peran
baru sebagai orangtua, membesarkan anak dan memenuhi kebutuhan mereka, belajar
menata rumah tangga dan memikul tanggung jawab, mengembangkan karir atau
melanjutkan pendidikan memenuhi tanggung jawab sebagai warga Negara,
menemukan kelompok sosial yang sesuai.

E. Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa


Perkembangan psikososial dewasa muda (18-33 tahun) adalah tahapan
perkembangan individu mampu melakukan interaksi yang akrab dengan orang lain,
terutama lawan jenis dan mempunyai pekerjaan. Pada tahap ini, individu mencoba
untuk mandiri dan mencukupi kebutuhannya dengan bekerja. Interaksi yang
dilakukan mengarah pada bekerja, perkawinan dan mempunyai keluarga yang
menjadi bagian dari masyarakat. Kegagalan dalam berhubungan akrab dan
memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu menjauhi pergaulan dan merasa
kesepian kemudian menyendiri (Keliat dkk, 2011).
Tugas perkembangan kognitif pada tahap intimacy adalah mengungkapkan
adanya orang lain yang dekat dengan dirinya dan mampu belajar membuat keputusan
keputusan (Wade dan Tavris, 2007). Pada masa dewasa juga disertai dengan
berkembangnya intelegensi yang mempengaruhi keyakinan dan kepercayaan yang
mendasar dalam kehidupannya.
F. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Usia Dewasa
1) Pengkajian
Menurut Abdul (2013) Pengumpulan data tentang status kesehatan dewasa
meliputi observasi dan interprestasi pola perilaku, yang mencakup informasi
sebagai berikut :
a. Keadaan biofisik (peyakit,kecelakaan)
b. Keadaan emosi (status mental, termasuk proses berfikir)
c. dan pikiran tentang bunuh diri atau membunuh orang lain)
d. Latar belakang sosial budaya, ekonomi, agama
e. Pola penyelesaian masalah (pertahan egoseperti denial,acting out,
menarik diri)
f. Pola interaksi (keluarga, teman sebaya)

2) Tujuan
a. Individu dewasa mampu memahami karakteristik perkembangan
psikososial yang normal dan menyimpang
b. Individu dewasa mampu memahami cara mencapai perkembangan
psikososial yang normal
c. Individu dewasa mampu melakukan tindakan untuk mencapai
perkembangan psikososial yang normal

3) Diagnosa Keperawatan
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Dewasa

4) Tindakan Keperawatan
a. Diskusikan tentang perkembangan psikososial dewasa yang normal dan
menyimpang
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial dewasa yang normal
 Menetapkan tujuan hidup
 Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
 Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan dimasyarakat
 Memilih calon pasangan hidup
 Menetapkan karir/pekerjaan
 Mempunyai pekerjaan
 Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan
tindakan yang dapat memenuhi perkembangan psikososialnya

5) Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


a. Tujuan
 Keluarga mampu memahami perilaku yang menggambarkan
perkembangan dewasa yang normal dan menyimpang
 Keluarga mampu memahami cara menstimulasi perkembangan
dewasa
 Keluarga mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi
perkembangan dewasa
 Keluarga mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan dewasa

b. Tindakan
 Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan dewasa yang normal
dan menyimpang
 Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi
perkembangan psikososial dewasa yang normal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunarsa, Singgih D. 2012. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT. BPK Gunung


Mulia.
2. Spesialis Jiwa FIK dan tim pengajar spesialis jiwa ( 2011 ), Draf Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa, Jakarta: Program Magister Keperawatan
Jiwa FIK UI.
3. Stolte, K. (2014). Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC.
4. Jhon W. Santrock, Life-Span Development, University of Texas at Dallas, 2014
5. Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Gunung Mulia,
Jakarta, 2012
6. Sarlito W Sarwono, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh
Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta, 2014

Anda mungkin juga menyukai