Di Susun Oleh :
Fani Nanda Irana
2014201172
Respon Mal-adaptif
B. Klasifikasi
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006):
Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa
seseorang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang
ingin bunuh diri mungkin mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak
akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mengomunikasikan secara
non verbal.
Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang
dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak
dicegah.
Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan
atau diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh
diri akan terjadi jika tidak ditemukan tepat pada waktunya.
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala menurut Fitria (2009):
Mempunyai ide untuk bunuh diri
Mengungkapkan keinginan untuk mati
Impulsif
Menunjukan perilaku yang mencurigakan
Mendekati orang lain dengan ancaman
Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
Latar belakang keluarga
Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk bunuh diri
yaitu gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia.
Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan
yang dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor
penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
faktor resiko untuk perilaku resiko bunuh diri
Faktor biokimia
Proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan dopamine dapat
menimbulkan perilaku resiko bunuh diri.
E. Stressor pencetus
Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang
memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum,
kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurungan. Selain itu, mengetahui
seseorang yang mencoba atau melakukan bunuh diri atau terpengaruh media
untuk bunuh diri, juga membuat individu semakin rentan untuk melakukan
perilaku bunuh diri.
F. Penilaian stressor
Upaya bunuh diri tidak mungkin diprediksikan pada setiap tindakan. Oleh
karena itu, perawat harus mengkaji faktor resiko bunuh diri pada pasien.
G. Sumber koping
Pasien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku destruktif-diri. Sering kali pasien secara
sadar memilih untuk bunuh diri.
H. Mekanisme koping
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang
berhubungan dengan perilaku destruktif-diri tidak langsung adalah
penyangkalan, rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi.
Isolasi Sosial
Penyebab
Diagnosa Keperawatan
- Sasaran jangka pendek : klien akan mencari bantuan staf bila ada perasaan
ingin mencederai diri.
- Saran jangka panjang : klien tidak akan mencederai diri
STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI
A. Kondisi Klien
Dea berusia 20 tahun. Tinggal daerah perbukitan. Ia selalu tampak murung
dan sedih. Setiap orang yang ingin mendekatinya akan selalu dijauhi. Dini
sering sekali mengatakan “segala sesuatu akan lebih baik jika tanpa saya. Saya
adalah orang yang selalu membawa musibah sudah sepantasnya saya pergi jauh
dari sini sehingga semua orang akan baik-baik saja”. Kondisi ini mulai terjadi
sejak tujuh hari yang lalu, semenjak sahabatnya yang bernama Mina jatuh
dari curug yang curam ketika sedang bermain berdua dengannya dan hal
tersebut mengakibatkan Nina meninggal. Ibu dan ayah Dini sangat cemas
melihat kondisi Dini sekarang ini.
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
C. Tujuan
Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
D. Tindakan Keperawatan
Tindakan yang dilakukan perawat saat melindungi pasien dengan risiko bunuh
diri meliputi :
ORIENTASI:
”Selamat pagi mbak, ini dengan mbak siapa?
KERJA
“Bagaimana perasaan Dini hari ini?
”Apa yang Dini rasakan setelah ini terjadi?
“Apakah dengan masalah ini Dini paling merasa menderita di dunia ini?
“Apakah Dini merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari
pada orang lain?
”Ya, saya setuju dengan Dini, kalau keinginan itu muncul maka Dini harus
langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga
atau teman yang sedang membesuk. Jadi Dini jangan sendirian ya,
katakan kepada teman, perawat, atau keluarga jika ada dorongan untuk
mengakhiri hidup.”
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan Dini setelah kita bincang – bincang ?
“Tadi kita sudah berdiskusi tentang cara mengatasi perasaan ingin bunuh
diri, coba sekarang Dea sebutkan cara tersebut ?
“Ya benar sekali Dini. Untuk pertemuan selanjutnya kita akan
membicarakan tentang meningkatkan harga diri ya Dini. Jam berapa Dini
bersedia berbincang-bincang seperti ini lagi? Mau dimana tempatnya
Dini?”
“Baik kalau begitu saya permisi dulu ya Dini, Selamat pagi Dini.”
DAFTAR PUSTAKA
Aditama