Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) JIWA PADA

ORANG DEWASA

Mata kuliah ; keperawatan kesehatan jiwa 1

Dosen ngampu : Ns. Shinta S,kep M,kep

Di susun oleh :

1 Cica despitasari (2222614008)


2 Dela wulandari (2222614009)
3 Maylinda tularifah (2222614025)
4 Fikhy anugrah (22226140 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

BHAKTI HUSADA BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini dengan judul
"Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada orang dewasa."
Askep ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi dari banyak pihak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan,
panduan, dan inspirasi dalam penyusunan askep ini. Tak lupa, kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi.

Askep ini bertujuan untuk memahami pentingnya identifikasi asuhan keperawatan


pada orang dewasa dan bagaimana langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelolanya.
Kami berharap askep ini dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya menjaga
keamanan dan kesehatan di lingkungan kerja rumah sakit.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, dan kami sangat menghargai
saran dan kritik yang membangun guna perbaikan di masa mendatang. Semoga askep ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Kami berharap askep ini dapat memberikan
wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada orang dewasa.
Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan.

Bengkulu, 30 october 2023


DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu memiliki usia dan karakter yang berbeda karena setiap orang adalah
unik. Dan disepanjang daur kehidupannya, individu akan mengalami fase kehidupannya.
Mulai dari fase perinatal, bayi, toddles, preschool, sekolah, remaja, hingga fase dewasa
muda menengah dan tua. Masing-masing dari semua fase itu memiliki tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda pula. Laju pertumbuhan bervariasi pada
tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda pula karena perkembangan
merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan. Adapun dari fase-fase yang terjadi terdapat
tugas-tugas perkembangan yang diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap
perkembangannya. Tugas-tugas ini harus dicapai sebelum seorang individu melangkah
ke tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila seseorang individu gagal dalam
memenuhi tugas perkembangannya, maka ia akan sulit untuk memenuhi dan
melaksanakan tugas perkembangan pada fase selanjutnya. Sebagai seorang perawat, kita
dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang manusia mulai dari masa perinatal
hingga masa dewasa tua itu. Oleh karena keunikan yang dimiliki setiap individu berbeda-
beda dan fase kehidupan yang juga bertahap-tahap sehingga dalam menangani kasus
yang samapun tindakan yang di berikan akan sangat berbeda.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum


1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pertumbuhan dan perkembangan orang
dewasa.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tahap perkembangan dewasa muda.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tugas perkembangan dari masingmasing fase
dewasa itu
4. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan sehat jiwa pada klien dewasa.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Untuk melakukan pengkajian pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada klien
dewasa.
2. Untuk menentukan diagnosa pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada klien
dewasa
3. Untuk melakukan intervesi pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada klien
dewasa
4. Untuk melakukan implementasi pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada klien
dewasa.
5. Untuk melakukan evaluasi pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada klien
dewasa
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dewasa awal

Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti
telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.
Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 20 tahun sampai
umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif. Dariyo (2003) mengatakan bahwa secara umum mereka yang
tergolong dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20- 40 tahun.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dewasa awal adalah individu yang
berada pada rentang usia antara 20 hingga 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan
psikologis pada diri individu yang disertai berkurangnya kemampuan reproduktif, merupakan
masa dimana individu tidak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis, maupun
psikologis pada orangtuanya, serta masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan masyarakat,
dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.

2.2 Tugas perkembangan masa dewasa awal


Hurlock (1980) membagi tugas perkembangan pada individu dewasa awal, antara lain:
a. mulai bekerja
b. memilih pasangan
c. mulai membina keluarga
d. mengasuh anak
e. mengelola rumah tangga
f. mengambil tanggung jawab sebagai warga negara 4
g. mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
2.3 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

2.3.1 Pertumbuhan Pertumbuhan

adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang dapat diukur secara kuantitatif.
Indicator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan
gigi. Pola pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang. Akan tetapi, laju pertumbuhan
bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.

2.3.2 Perkembangan

Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan keterampilan.


Perkembangan adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki individu untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan merupakan aspek perilaku dari
pertumbuhan.

2.4 Perkembangan Orang Dewasa

2.4.1 Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa


Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai
dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik.
Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan
dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini sangat dipengaruhi
oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan
kesehatan.
2. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang lebih
meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini tergantung pada
pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu
pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan
berpikir.
3. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman moral,
orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan moral.
4. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik utama
dari masa dewasa
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa adalah sebagai berikut

A. Faktor genetic

1) Faktor keturunan - masa konsepsi.


2) Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan.
3) Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti
temperamen.

B. Faktor eksternal / lingkungan

Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir
hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal
yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya.

1) Keluarga
2) Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa aman, perkembangan
emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu
mempelajari peran dan perilaku.
3) Kelompok teman sebaya Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan
struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya
perilaku yang berbeda. Fungsi kelompok teman sebayaadalah sebagai tempat
belajar kesuksesan dan kegagalan,
4) memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan penerimaan,
dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari
keluarga serta untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan
harapan.
5) Pengalaman hidup
6) Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang
dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
7) Kesehatan
8) Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan respon
orang lain pada individu. Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin). Ketidakmampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan karena kesehatan terganggu akan
mengakibatkan tumbuh kembang juga terganggu.
9) Lingkungan tempat tinggal
10) Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi juga
mempengaruhi perkembangan seseorang.

2.5 Dewasa Muda (20-40 tahun)


2.5.1 Tahap Perkembangan Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur.
Mereka sudah dapat memikul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan
mengharapkan hal uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi berbagai tugas dalam
hidup dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan dan bertanggung jawab
atas keputusan tersebut.
1) Perkembangna Fisik Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-
an. Semua sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan
reproduktif) juga berfungsi pada
efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat badan dan massa otot
dapat berubah akikab diet dan olah raga.
2) Perkembangan Psikososial Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah
pengalaman serta perubahan gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka
harus membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan, memulai rumah
tangga, dan untuk membesarkan anak. Tanggungjawab sosial meliputi membentuk
hubungan pertemanan yang baru dan menjalani beberapa kegiatan di masyarakat.
Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu:
a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan untuk mencapai
hubungan seksual yang matur (mengacu pada teori Freud).
b. Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran Havighurst:
Memilih pasangan, belajar untuk hidup bersama pasangan, membentuk sebuah
keluarga, membesarkan anak, mengatur rumah tangga, memulai suatu pekerjaan,
memikul tanggung jawab sebagai warga negara, menemukan kelompok social
yang cocok.
3) Perkembangan Kognitif Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi
kurang lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh:
membuat hipotesis) menandakan pemikiran selama massa dewasa, egosentrismenya
terus berkurang. Mereka mampu memahami dan menyeimbangkan argumen yang
diciptakan oleh logika dan emosi
4) Perkembangan Moral Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari
pengharapan dan aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait
prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik 8 dengan norma dan hukum masyarakat,
mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.
5) Perkembangan Spiritual Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu
dewasa yang berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi
mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut

2.6. Fase-fase interaksi dalam asuhan keperawatan sehat jiwa klien Dewasa

1) Pra-interaksi
Dimulai sebelum kontak pertama dengan pasien. Perawat mengeksplorasikan
perasaan, fantasi dan ketakutannya, sehingga kesadaran dan kesiapan perawat untuk
melakukan hubungan dengan klien dapat dipertanggung jawabkan. Tugas tambahan
pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang klien dan menentukan kontak
pertama.

2) Perkenalan atau orientasi


Dalam memulai hubungan, tugas utama adalah membina rasa percaya,
penerimaan, dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak
dengan pasien. Elemen-elemen kontrak perlu diuraikan dengan jelas pada klien
sehingga kerjasama perawat-pasien dapat optimal. Diharapkan pasien berperan serta
secara penuh dalam kontrak, namun pada kondisi tertentu, misalnya pasien dengan
gangguan realita maka kontrak dilakukan sepihak dan perawat perlu mengulang
kontak jika kontak realitas pasien meningkat.
3) Fase kerja Pada fase kerja,
perawat dan pasien mengeksplorasi stressor yang tepat dan mendorong
perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan
perbuatan klien. Perawat membantu pasien mengatasi kecemasan, meningkatkan
kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri, dan mengembangkan mekanisme
koping yang konstruktif. Perubahan prilaku yang maladaptif menjadi adaptif
merukapan fokus fase ini.

4) Terminasi
Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dalam hubungan
terapeutik. Rasa percaya dan hubungan intim yang terapeutik sudah terbina
dan berada dalam tingkat yang optimal (Dalami, Ermawati, dkk, 2009).
Kriteria penetapan kesiapan pasien untuk terminasi yaitu:
 Klien mengalami kelegaan dari masalah yang ada
 Fungsi klien sudah meningkat.
 Harga diri klien meningkat dan rasa identitas diri yang kuat.
 Klien menggunakan respon koping yang lebih adaptif.
 Klien telah mencapai hasil asuhan yang telah direncanakan.
 Kendala sudah ditemukan dalam hubungan perawat-klien yang tidak dapat
diselesaikan
(Stuart, Gail, 2016).

2.7. Asuhan Keperawatan Sehat jiwa pada klien remaja KASUS :

Di sebuah klinik x, Seorang klien tn. F umur 24 tahun yang baru saja menikah 1
tahun yang lalu, istrinya sedang mengandung dan usia kandungan istrinya sekarang
sudah 7 bulan, klien mengeluh tentang bagaimana dia akan menjadi seorang ayah
(kepala keluraga), dia merasa belum siap menjadi seorang ayah, klien juga merasa
cemas dan bingung akan penghasilannya dari pekerjaanya sebagai karyawan di
sebuah perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
PENGKAJIA DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
N
Data Subjektif: 1.Kesiapan 1. Untuk Diagnosa 1. Untuk Diagnosa 1. Untuk
1. Klien meningkatkan Pertama Peningkatan Pertama Diagnosa
mengata menjadi Efikasi Diri (5395) a. Mengksplorasi Pertama
kan merasa orangtua persepsi individu a. Klien
a). Eksplorasi persepsi
belum siap berhubungan mengenai mampu
individu mengenai
menjadi dengan keuntungan mengatasi
keuntungan
seorang mengekspresik melaksanakan menerima
melaksanakan perilaku
ayah n keinginan perilakuperilaku yang peran nya
perilaku yang
2. Klien untuk diinginkan sebagai
diinginkan
mengatakn meningkatkan b. Mengidentifikasi seorang ayah (
b). Identifikasi persepsi
penghasila peranmenjadi persepsi individu kepala
individu mengenai
nnya dari orangtua mengenai resiko tidak keluarga)
resiko tidak
pekerjaany ditandai melaksanakan
melaksanakan perilaku
a belum dengan klien perilaku-perilaku 2. Untuk
perilaku yang
mencukupi mengatakan yang diinginkan Diagnosa
diinginkan
kebutuhan merasa belum c. Memberikan Kedua a. Klien
c). Berikan penguatan
keluarga siap menjadi penguatan mampu
kepercayaan diri dalam
nya seorang ayah kepercayaan diri mengatasi
membuat perubahan
dan klien dalam membuat kecemasannya
perilaku dan
Data Objektif: tampak perubahan perilaku .
mengambil tindakan
bingung dan mengambil
d). Berikan contoh
1. Klien bagaimana tindakan
atau tunjukan perilaku
tampak cara menjadi d. Memberikan
yang diinginkan
bingung akan seorang ayah contoh atau tunjukan
e). Berikan penguatan
perannya perilaku yang
positif dan dukungan
sebagai 2.Ansietas diinginkan
emosi selama proses
orangtua berhubungan e. Memberikan
pembelajaran dan saat
2. Klien dengan penguatan positif dan
mengimplementasikan
tampak Ragu, perubahan dukungan emosi
perilaku
khawatir dan besar(mis: selama proses
gelisah status ekonomi f). Dukung interaksi pembelajaran dan
bagaimana dan dengan individu lain saat
cara lingkungan) yang telah berhasil mengimplementasika
mencukupi ditandai mengubah perilaku n perilaku
kebutuhan dengan klien (misalnya, dukungan f. Mendukung
keluarganya mengatakan kelompok atau interaksi dengan
penghasilannya berpartipasi pada individu lain yang
dari pendidikan kelompok telah berhasil
pekerjaanya mengubah perilaku
belum (misalnya, dukungan
mencukupi 2.Untuk Diagnosa kelompok atau
kebutuhan Kedua berpartisipasi pada
keluarga dank pendidikan
lien tampak Peningkatan Koping kelompok)
ragu, khawatir (5230)
dan gelisah a. Dukung pasien 2.untuk diagnosis
bagaimana untuk kedua

cara mengidentifikasika
mencukupi n deskripsi yang a. Mendukung pasien

kebutuhan realistik terhadap untuk

keluarganya adanya perubahan mengidentifikasikan

dalam peran deskripsi yang


realistik terhadap

b. Berikan suasana adanya perubahan


penerimaan dalam peran

c. Cari jalan untuk b. Memberikan

memahami suasana penerimaan

perspektif pasien c. Mencari jalan

terhadap situasi untuk memahami

penuh stress perspektif pasien

d. Bantu pasien terhadap situasi

untuk penuh stress


mengidentifikasi d. Membantu pasien
strategi-strategi untuk
positif mengidentifikasi
untuk mengatasi strategi-strategi
keterbatasan dan positif untuk
mengelola mengatasi
kebutuhan gaya keterbatasan dan
hidup maupun mengelola kebutuhan
perubahan peran gaya hidup maupun
e. Dukung pasien perubahan peran
untuk e. Mendukung pasien
mengidentifikasi untuk
kekuatan dan mengidentifikasi
kemampua diri kekuatan dan
f. Instruksikan kemampuan diri
pasien untuk f. Menginstruksikan
menggunakan pasien untuk
teknik relaksasi menggunakan teknik
sesuai dengan relaksasi sesuai
kebutuhan dengan kebutuhan
g. Evaluasi g. Mengevaluasi
kemampuan kemampuan pasien
pasien dalam dalam membuat
membuat keputusan.
keputusan.
2.8 Role Play

Suatu hari ada seorang pemuda, Tn. F yang baru membentuk keluarga 1
tahun yang lalu, istrinya sedang mendandung dan usia kandungan istrinya sudah 7
bulan, Tn. F mendatangi klinik X yang berada di daerah kota medan. dia datang ke
klinik untuk berkonsultasi dengan perawat yang ada diklinik tersebut.

Perawat 1 : Selamat pagi pak? (perawat dengan senyum)


Suami : Selamat pagi suster Perawat 1 : Ada yang bisa saya bantu pak?
Suami : Begini suster, saya ingin berkonsultasi.
Perawat 1 : Baiklah pak, silahkan masuk
Suami : Baik suster
Perawat 1 : Sebentar ya pak, tolong isikan format ini terlebih dahulu ya
Suami : (mengisi format) sudah selesai suster
Perawat 1 : Baiklah kalau begitu mari saya antarkan ke ruangan konsultasinya ya
pak.
Suami : iya suster

Di ruangan konsultasi

Perawat 1 : Selamat pagi kak ini ada klien kita,bapak Filipus, ingin melakukan
konsultasi kak, ini format konsultasi yang sudah diisi, permisi ya kak.
Perawat 2 : Baiklah, terimakasih ya.

Kemudian bapak tersebut masuk keruangan konsultasi.....

Perawat 2 : Selamat pagi pak


Suami : Selamat pagi suster
Perawat 2 : Perkenalkan saya ….. saya perawat yang bertanggung jawab untuk
melakukan tindakan konsultasi di klinik ini, apakah benar ini dengan bapak filipus?
Suami : ya, benar suster

Perawat 2 : kalau boleh tau pak, apa tujuan bapak datang kesini?
Suami : saya datang kesini untuk berkonsultasi mengenai permasalahan
saya. saya merasa belum mampu untuk menjadi orangtua. padahal istri saya
sekarang sedang mengandung, suster.
Perawat 2 : ohh begitu ya pak, sebenarnya apa masalah yang membuat bapak
merasa belum mampu untuk menjadi orangtua? dan kalau boleh saya tau, sudah
berapa bulan usia kandungan istri bapak?
Suami : saya merasa penghasilan saya tidak akan bisa mencukupi keluarga
kami nanti suster, apalagi membayar biaya untuk persalinan dan keperluan bayi
kami nanti setelah istri saya ini melahirkan. Kalau usia kandungan istri saya sudah 7
bulan, suster
Perawat 2 : kalau boleh tau pekerjaan bapak apa?
Suami : saya seorang karyawan di sebuah perusahaan suster
Perawat 2 : baiklah pak, jadi menurut saya mengenai masalah yang bapak
hadapi, sebaiknya bapak tidak perlu merasa begitu khawatir. Bapak mestinya
merasa bersyukur karena tidak ada ruginya jika mempunyai anak, apalagi ini nanti
merupakan anak pertama bapak, nah saya mau tanya, apakah bapak senang dengan
kehamilan istri bapak saat ini?
Suami : sangat senang suster,
Perawat 2 : nah kalau begitu bapak harus bisa menerima dan siap untuk
menjadi seorang suami sekaligus ayah, dan memang tanggungjawab bapak akan
semakin bertambah dan itu bukan sesuatu hal yang harus bapak cemaskan,
melainkan di saat seperti itulah bapak sudah harus memiliki rencana kedepan nya
harus seperti apa, apalagi dengan bertambahnya anggota keluarga baru yaitu anak
pertama bapak nantinya, dengan kehadiran anak pastinya ada perubahan, tetapi itu
merupakan sesuatu yang lumrah karena kehadiran anak pastinya akan membuat
kehidupan di keluarga lebih bewarna, bisa juga sebagai rejeki dan membawa
kebahagian terkhusus untuk bapak dan istri bapak.
Suami : iya suster, apa yang suster katakan benar
Perawat : iya pak, jadi bapak jangan mudah putus asa, melainkan bapak harus
semangat, bapak harus bisa menjadi teladan bagi keluarga dan lebih memberi
perhatian atau lebih memprioritaskan keluarga
Suami : baiklah suster, tetapi saya masih merasa khawatir dengan keuangan
saya . saya khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga kedepannya
Perawat 2 : nah, seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa bapak dari
sekarang sudah harus memiliki rencana, seperti menabung, menyisihkan uang agar
bisa di gunakan sewaktu-waktu. Bapak juga bisa ikut program asuransi seperti untuk
anak bapak, sehingga nanti masa depannya lebih terjamin.
Suami : oh iya suster, itu merupakan ide yang bagus untuk saya lakukan
mulai dari sekarang
Perawat 2 : iya pak, nah kalau bapak memang mencemaskan sesuatu, bapak
bisa merilekskan pikiran bapak, melalui hobi bapak, kalau boleh tau, hobi bapak apa
ya?
Suami : biasanya sih suster, jika saya sedang bosan saya akan bermain gitar
Perawat 2 : nah, itu lebih bagus pak, hobi bapak ini bisa menjadi salah satu cara
untuk mengurangi kecemasan. Bukankah setelah bermain gitar perasaan bapak
lebih rileks?
Suami : iya suster, serasa saya mampu untuk melanjutkan aktivitas saya
yang lain setelahnya.
Perawat 2 : Nah, bapak. Kita sudah membicarakan dan membahas banyak hal
pada petemuan ini. jadi bagaimana menurut bapak? Apakah bapak merasa sudah
lebih baik sekarang?
Suami : iya, suster. Setelah konsultasi ini saya merasa tidak perlu khawatir
lagi kalau saya akan menjadi seorang ayah karena itu bukan beban tetapi itu sudah
menjadi tanggung jawab yang harus saya jalani. Saya juga tidak perlu terlalu
mencemaskan keuangan saya. Jika saya sudah merencanakan kehidupan keluarga
saya untuk ke depannya sejak sekarang maka kebutuhan keluarga saya dapat
tercukupi.
Perawat 2 : Baiklah, pak. Saya rasa untuk sesi kali ini sudah cukup. Jika nantinya
bapak memiliki hal yang ingin dikonsultasikan dan dicari penyelesaiannya bersama,
bapak bisa berkunjung lagi ke sini.
Suami : iya suster, terimakasih banyak ya suster.
Perawat 2 : Sama-sama, pak.
Suami : kalau begitu saya permisi dulu ya suster, Selamat pagi (salaman).
Perawat 2 : Selamat pagi, pak. Hati-hati di jalan
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dewasa awal adalah individu yang berada pada rentang usia antara 20 hingga 40
tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu yang disertai
berkurangnya kemampuan reproduktif, merupakan masa dimana individu tidak lagi
harus bergantung secara ekonomis, sosiologis, maupun psikologis pada
orangtuanya, serta masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan masyarakat, dan
menjalin hubungan dengan lawan jenis
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, J.W. (2002) Life spon Development(perkembangan masa hidup,


jilid 2, penerjemah chusatri dan Damanik). Jakarta:Erlangga
Agnes Dariyo, (2003), proses perkembangan Dewasa muda, Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Development Psycology A life-spon approach
New york : Mc Grow-Hill
Hurlock, (1999). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan, Edisi Kimia

Anda mungkin juga menyukai