Anda di halaman 1dari 90

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga

Dosen Pengajar : Ns. Selvie Rumagit., S.Kep., M.Kes.

Semester : VI

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN REMAJA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

Oliviani Senaen

Jacklyn Pungus

Yastasia Nender

Veronika Kapughu

Thias Suleman

Tri Fosya Dias

Eliseba Yesnath

Keren Tarumampen

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Remaja”. Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya makalah ini, berkat
bimbingan, bantuan, dan kerja sama serta dorongan berbagai pihak sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapakan kritik dan saran demi kesempurnan
penyusunan makalah yang selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap semoga isi
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang memerlukannya di
masa yang akan datang.

Tomohon, April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI REMAJA
2.2. TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA
2.3. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN REMAJA
2.4. TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA
2.5. KELUARGA
2.6. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA
2.7. MASALAH-MASALAH YANG TERJADI PADA KELUARGA DENGAN TAHAP
PERKEMBANGAN ANAK USIA REMAJA
MASALAH-MASALAH KESEHATAN
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. GAMBARAN KASUS
3.2. PENGKAJIAN
3.3. ANALISA DATA
3.4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.5. SCORING/ PEMBOBOTAN DAN PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
3.6. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.7. INTERVENSI
3.8. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki
karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya,
karena pada tahap ini seseorang mengalami peralihan dari masa anak-anak ke
dewasa. Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian
identitas diri. Karakteristik psikososial remaja yang sedang berproses untuk mencari
identitas diri ini sering menimbulkan banyak masalah pada diri remaja. Transisi dari
masa anak-anak dimana selain mneingkatnya kesadaran diri (self consciousness)
terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial maupun emosional pada remaja
sehingga remaja cenderung mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif
menjadi mudah marah, tersinggung bahkan agresif. Perubahan-perubahan
karakteristik pada masa remaja tersebut, ditambah dengan faktor-faktor eksternal
seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan gangguan mental pada orang
tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya masalah-masalah remaja (Pianta, 2005
dalam Santrock, 2007).
Laporan situasi Kependudukan Dunia Tahun 2012 pada peluncurannya,
disebutkan bahwa jumlah penduduk dunia terus tumbuh dan telah mencapai 7 miliar.
Sebanyak 1,2 miliar penduduk dunia atau hampir 1 dari 5 orang di dunia berusia 10-
19 tahun. Adapun 900 juta orang di antaranya tinggal di negara berkembang. Negara
Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan 1 dari 4 orang
penduduk Indonesia merupakan kaum muda berusia 10-24 tahun, dari 240 juta
penduduk Indonesia, jumlah remaja terbilang besar, mencapai 63,4 juta atau sekitar
26,7 % dari total penduduk (BKKBN, 2012).
Peran perawatn dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia
remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan
cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan
secara mandiri, dan masalah yang timbul bisa teratasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi remaja?
2. Bagaimana tugas perkembangan remaja?
3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja?
4. Bagiamana Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan anak remaja?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak remaja.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a) Menyebutkan definisi keluarga dengan anak remaja.
b) Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja.
c) Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Remaja


Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata
bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi dewasa.
Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal,
kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum,
yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-
tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006).

2.2 Tahap Perkembangan Remaja


Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa :
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran–heran
akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-
dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang
secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah
berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal
sulit dimengerti orang dewasa.
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senag kalau banyak teman yang menyukainya.
Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai
teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu,
ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang
mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,
idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri
dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-
kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa
dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini.
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (the public).

2.3 Karakteristik Perkembangan Remaja


Menurut Wong (2009), karakteristik perkembangan remaja dapat dibedakan
menjadi :
a. Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong (2009),
menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan
terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai dengan awitan pubertas dan
berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau ketika
hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis identitas
kelompok versus pengasingan diri.
Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk mencegah otonomi dari
keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difusi
peran. Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan
pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu
memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum
mereka mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam
kaitannya dengan keluarga dan masyarakat.
1) Identitas kelompok
Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok
semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal
yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan
kelompok dapat memberi mereka status. Ketika remaja mulai mencocokkan
cara dan minat berpenampilan, gaya mereka segera berubah. Bukti
penyesuaian diri remaja terhadap kelompok teman sebaya dan
ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa memberi kerangka pilihan
bagi remaja sehingga mereka dapat memerankan penonjolan diri mereka
sendiri sementara menolak identitas dari generasi orang tuanya. Menjadi
individu yang berbeda mengakibatkan remaja tidak diterima dan diasingkan
dari kelompok.
2) Identitas Individual
Pada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan hubungan yang
mereka kembangkan antara diri mereka sendiri dengan orang lain di masa
lalu, seperti halnya arah dan tujuan yang mereka harap mampu dilakukan di
masa yang akan datang. Proses perkembangan identitas pribadi merupakan
proses yang memakan waktu dan penuh dengan periode kebingungan,
depresi dan keputusasaan. Penentuan identitas dan bagiannya di dunia
merupakan hal yang penting dan sesuatu yang menakutkan bagi remaja.
Namun demikian, jika setahap demi setahap digantikan dan diletakkan pada
tempat yang sesuai, identitas yang positif pada akhirnya akan muncul dari
kebingungan. Difusi peran terjadi jika individu tidak mampu
memformulasikan kepuasan identitas dari berbagai aspirasi, peran dan
identifikasi.
3) Identitas peran seksual
Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran
seksual. Selama masa remaja awal, kelompok teman sebaya mulai
mengomunikasikan beberapa pengharapan terhadap hubungan
heterokseksual dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan, remaja
dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran seksual yang
matang yang baik dari teman sebaya maupun orang dewasa. Pengharapan
seperti ini berbeda pada setiap budaya, antara daerah geografis, dan
diantara kelompok sosioekonomis.
4) Emosionalitas
Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja
akhir. Mereka mampu menghadapi masalah dengan tenang dan rasional,
dan walaupun masih mengalami periode depresi, perasaan mereka lebih
kuat dan mulai menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa remaja
akhir. Sementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional, remaja akhir
dapat mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk
mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengekspresikan
dirinya dapat diterima masyarakat. Mereka masih tetap mengalami
peningkatan emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan, perilaku mereka
menggambarkan perasaan tidak aman, ketegangan, dan kebimbangan.
b. Perkembangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Wong (2009), remaja
tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri periode
berpikir konkret; mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan
terjadi. Pada saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan perhatian
pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa
yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan kuliah dan bekerja; memikirkan
bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti
hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan mereka, misalnya
dikeluarkan dari sekolah. Remaja secara mental mampu memanipulasi lebih dari
dua kategori variabel pada waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat
mempertimbangkan hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu dalam
membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat mendeteksi konsistensi atau
inkonsistensi logis dalam sekelompok pernyataan dan mengevaluasi sistem,
atau serangkaian nilai-nilai dalam perilaku yang lebih dapat dianalisis.
c. Perkembangan Moral
Teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam Wong (2009), masa
remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai moral dan
individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain. Mereka
memahami tugas dan kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain,
dan juga memahami konsep peradilan yang tampak dalam penetapan hukuman
terhadap kesalahan dan perbaikan atau penggantian apa yang telah dirusak
akibat tindakan yang salah. Namun demikian, mereka mempertanyakan
peraturan-peraturan moral yang telah ditetapkan, sering sebagai akibat dari
observasi remaja bahwa suatu peraturan secara verbal berasal dari orang
dewasa tetapi mereka tidak mematuhi peraturan tersebut.
d. Perkembangan Spiritual
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang lain,
beberapa diantaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga mereka.
Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ini sebagai
elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan
konflik pada periode pergolakan ini. Remaja mungkin menolak aktivitas ibadah
yang formal tetapi melakukan ibadah secara individual dengan privasi dalam
kamar mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap konsep
keberadaan Tuhan. Membandingkan agama mereka dengan orang lain dapat
menyebabkan mereka mempertanyakan kepercayaan mereka sendiri tetapi pada
akhirnya menghasilkan perumusan dan penguatan spiritualitas mereka.
e. Perkembangan Sosial
Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri
mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri
dari wewenang orang tua. Namun, proses ini penuh dengan ambivalensi baik
dari remaja maupun orang tua. Remaja ingin dewasa dan ingin bebas dari
kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka mencoba untuk memahami
tanggung jawab yang terkait dengan kemandirian.
1) Hubungan dengan orang tua
Selama masa remaja, hubungan orang tua-anak berubah dari
menyayangi dan persamaan hak. Proses mencapai kemandirian sering kali
melibatkan kekacauan dan ambigulitas karena baik orang tua maupun
remaja berajar untuk menampilkan peran yang baru dan menjalankannya
sampai selesai, sementara pada saat bersamaan, penyelesaian sering kali
merupakan rangkaian kerenggangan yang menyakitkan, yang penting untuk
menetapkan hubungan akhir. Pada saat remaja menuntut hak mereka untuk
mengembangkan hak-hak istimewanya, mereka sering kali menciptakan
ketegangan di dalam rumah. Mereka menentang kendali orang tua, dan
konflik dapat muncul pada hampir semua situasi atau masalah.
2) Hubungan dengan teman sebaya
Walaupun orang tua tetap memberi pengaruh utama dalam sebagian
besar kehidupan, bagi sebagian besar remaja, teman sebaya dianggap lebih
berperan penting ketika masa remaja dibandingkan masa kanak-kanak.
Kelompok teman sebaya memberikan remaja perasaan kekuatan dan
kekuasaan.
a) Kelompok teman sebaya
Remaja biasanya berpikiran sosial, suka berteman, dan suka
berkelompok. Dengan demikian kelompok teman sebaya memiliki
evaluasi diri dan perilaku remaja. Untuk memperoleh penerimaan
kelompok, remaja awal berusaha untuk menyesuaikan diri secara total
dalam berbagai hal seperti model berpakaian, gaya rambut, selera
musik, dan tata bahasa, sering kali mengorbankan individualitas dan
tuntutan diri. Segala sesuatu pada remaja diukur oleh reaksi teman
sebayanya.
b) Sahabat
Hubungan personal antara satu orang dengan orang lain yang berbeda
biasanya terbentuk antara remaja sesama jenis. Hubungan ini lebih dekat
dan lebih stabil daripada hubungan yang dibentuk pada masa kanak-
kanak pertengahan, dan penting untuk pencarian identitas. Seorang
sahabat merupakan pendengar terbaik, yaitu tempat remaja mencoba
kemungkinan peran-peran dan suatu peran bersamaan, mereka saling
memberikan dukungan satu sama lain.

2.4 Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja


Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut (Hurlock, 2001) antara
lain :
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar
dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki dan anak
perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugastugas tersebut selama
awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Kebanyakan
harapan ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa remaja muda akan meletakkan
dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.
b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita
Perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan
seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari
perubahan itu sendiri. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas
perkembangan dalam waktu yang relatif singkat sebagai akibat perubahan usia
kematangan yang menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan
yang menganggu para remaja.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila
sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang
penampilan diri pada waktu dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk
memperbaiki konsep ini dan untuk mempelajari cara-cara memperbaiki
penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai
banyak kesulitan bagi laki-laki; mereka telah didorong dan diarahkan sejak awal
masa kanak-kanak. Tetapi halnya berbeda bagi anak perempuan. Sebagai anak-
anak, mereka diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran
sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran feminin dewasa yang diakui
masyarakat dan menerima peran tersebut, seringkali merupakan tugas pokok
yang memerlukan penyesuaian diri selama bertahun-tahun. Karena adanya
pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang selama akhir masa
kanak-kanak dan masa puber, makan mempelajari hubungan baru dengan lawan
jenis berarti harus mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui lawan jenis
dan bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga
tidak mudah.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya
Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri
secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas
perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian emosi tidaklah sama dengan
kemandirian perilaku. Banyak remaja yang ingin mandiri, juga ingin dan
membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orang
tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya
dalam kelompok sebaya tidak meyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan
yang akrab dengan anggota kelompok.
f. Mempersiapkan karier ekonomi
Kemandirian ekonomi tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih
pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau remaja memilih
pekerjaan yang memerlukan periode pelatihan yang lama, tidak ada jaminan
untuk memperoleh kemandirian ekonomi bilamana mereka secara resmi menjadi
dewasa nantinya. Secara ekonomi mereka masih harus tergantung selama
beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja selesai dijalani.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Kecenderungan perkawinan muda menyebabkan persiapan perkawinan
merupakan tugas perkembangan yang paling penting dalam tahuntahun remaja.
Meskipun tabu sosial mengenai perilaku seksual yang berangsur-ansur
mengendur dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek seksual,
tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit yang dipersiapkan. Kurangnya
persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari masalah yang tidak
terselesaikan, yang oleh remaja dibawa ke masa remaja.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku
mengembangkan ideologi
Sekolah dan pendidikan tinggi mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang
sesuai dengan nilai dewasa, orang tua berperan banyak dalam perkembangan
ini. Namun bila nilai-nilai dewasa bertentangan dengan teman sebaya, masa
remaja harus memilih yang terakhir bila mengharap dukungan teman-teman
yang menentukan kehidupan sosial mereka. Sebagian remaja ingin diterima oleh
teman-temannya, tetapi hal ini seringkali diperoleh dengan perilaku yang oleh
orang dewasa dianggap tidak bertanggung jawab.

2.5 Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak
belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak
melakukan interaksi yang intim. Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga
pendidikan yang yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan
bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan
berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga
adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
dengan yang lain.
Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3 jenis (Duval,
1972 dalam Setiadi 2008), yaitu :
a. Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu keluarga yang
anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah.
b. Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari
ayah, ibu, serta family dari kedua belah pihak.
c. Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang telah menikah dan masih menumpang pada orang tuanya.

2.6 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.Tugas perkembangan :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

2.7 Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan


Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh
adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik
atau buat komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku
anggota keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini
hubungan keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap
usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan
sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk
memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan
atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau
hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan
tidak aman berlangsung lama, dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk
mengembangkan pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang
hubungan keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang
buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun semua hubungan, baik dalam
masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang
ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak
matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian sosial yang
baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh
romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan
kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial.
Masa ini akan membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-
anak, tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini
membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh,
canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan.
Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,
karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang
berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun
sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang
dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk
mengikitu pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan
dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-geng, dengan
menjadi anggota geng mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan
mental. Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan
merupakan bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan
tindakan-tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan berani
melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja
adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Satu sisi mereka
sudah mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan mereka memiliki
dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial melarang
pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak
persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan
hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan
sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia
remaja. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan,
membaca buku atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya
tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-
sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam
menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara
bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri
secara bertahap sampai akhirnya dewasa.

MASALAH-MASALAH KESEHATAN
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi
kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi
dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang
sehat mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan
pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan
terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan
biasanya mereka ini lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada
remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar,
dan patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi .
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan
yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang
perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat
dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda,
remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan,
menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan
perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja
untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua
diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan .
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan
untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua.
Konseling langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber
dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional,
dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum
juga diindikasikan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Gambaran Kasus


Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 April 2019 jam 10.00 WIB pada keluarga
Bp. R (38 tahun). Bp. R merupakan kepala keluarga dari Ibu R (30 tahun), An. H (14
tahun), An. F (12 tahun), An. L (9 tahun) dan Nenek. R (61 tahun). Pendidikan terakhir
Bp. R adalah SMP. Pekerjaan sehari-hari sebagai buruh di pabrik dan MC (pembawa
acara) di acara-acara pernikahan. Alamat tinggal sekarang ini di RT 02 RW 02 Kelurahan
Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Keluarga Bp. R merupakan keluarga
extended family (keluarga luas/besar) yang terdiri dari keluarga inti dan orang tua dari
Bp.R yaitu Nenek. R. Diamana keluarga Bp. R merupakan keluarga yang didalamnya
masih terdapat hubungan darah, perkawinan dan saling berinteraksi satu dengan yang
lain, mempunyai peran masing-masing, karena didalam satu rumah di keluarga Bp. R
terdiri dari 6 orang yang hidup bersama, segala kebutuhan dicukupi oleh kepala keluarga.
Keluarga Bp. R mengatakan bersuku Betawi. Keluarga Bp. R mempunyai kebiasaan jika
ada anggota keluarga yang sakit dibelikan obat warung terlebih dahulu untuk pertolongan
pertamanya. Ibu. R mengatakan keluarga beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan bepuasa. Di keluarga Bp. R pencari nafkah
utama adalah Bp. R yang bekerja sebagai buruh, selain itu Bp. R juga masih aktif sebagai
pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang ada
dirumah. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan suaminya
saat ini. Ibu. R mengatakan tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya
sesekali anaknya mengajak berwisata. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan
dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya nongkrong
sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan menonton balapan
motor. An. H juga mengatakan sering main dengan teman-temannya hingga malam hari.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Bp. R berada dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak remaja dimana tugas perkembangan keluarga
dengan remaja yaitu: Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
remaja mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa, mempertahankan hubungan
yang intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua, hindari perdebatan Ibu. R mengatakan bahwa An. H adalah anak pendiam dan
jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia remja An. H sudah
jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada dirumah An. H banyak menghabiskan
waktu di dalam kamarnya. An. H mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena
menurut An. H bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu, misalkan belajar, Bp. R
sering marah-marah sehingga An. H malas untuk menanggapinya. Ibu. R mengatakan
sebenanrnya Bp. R baik, tetapi memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu. R
juga mengatakan bahwa An. H sulit diatur semenjak memasuki SMP. An. H mengtakan
tidak mengetahui tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.,
karena sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan
maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan
orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2. Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan.
Terdapat 2 jendela yang kurang lebih yang berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping
pintu masuk. Namun, jendela yang selalu terlihat terbuka ini jarang dibersihkan. Anak-
anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di daerah setempat
RW 02. An. H mengatakan sudah jarang (suka membolos) dalam mengikuti pengajian.
An. H berteman dengan beberapa teman seusianya, sering nongkrong di pos hansip
dekat rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan
motor. Ibu. R mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan
keterbukaan. Namun, An. H mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada
teman-temannya dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain. Bp. R
sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya. Ibu. R juga
mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang apa saja tugas setiap
anggota keluarga. Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada
ibuya. An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu. R
mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu. R mengatakan
tidak pernah memantau aktivitas belajar anakya di rumah.
Ibu. R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling
terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk anak yang pendiam
dan jarang menyampaikan pendapatnya. Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah
berjalan degan baik. Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota yang sakit, maka
yang sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotik. Keluarga Ibu. R
juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja. Keluarga Bp. R
mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki masa remaja. An. H sudah
mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh teman-temannya, baik teman di sekolah
maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H juga sering nongkrong tidak jelas dengan
teman sekoah maupun teman di sekitar rumahnya tersebut. An. H juga mengatakan
pernah ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah
memiliki teman dekat wanita (pacar).
3.2 Pengkajian
a. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Bp. R
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pendidikan Terakhir : SMP
4. Usia : 38 tahun
5. Pekerjaan : Buruh
6. Alamat : RT 02 RW Kelurahan Cisalak Pasar Kec.
Cimanggis
7. Komposisi Keluarga :
Jenis Hubungan
No Nama Usia Pendidikan
Kelamin dg KK
1 Ibu R Perempuan Istri 30 thn SMP
2 An. H Laki-laki Anak 1 14 thn SMP kls 2
3 An. F Perempuan Anak 2 12 thn SD kls 6
4 An. L Perempuan Anak 3 9 thn SD kls 3
5 Nenek R Perempuan Ibu 61 thn SD

Genogram :

Nenek R
61 thn

Bp. R Ibu R
38 thn 30 thn

An. H An. F An. L


14 thn 11 thn 9 thn
Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Remaja / Pasien

: Cerai

: Tinggal dalam satu rumah

8. Tipe Keluarga :
Keluarga Bp. R termasusk tipe keluarga extended family (keluarga
luas/besar). Keluarga Bp. R (38 thn) terdiri dari Bp. R, Ibu R, ketiga anaknya
dan ibu dari Bp. R yaitu nenek R (61 thn).
9. Suku Bangsa :
Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu R juga berasal dari
Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka gunakan sehari-hari di rumah
adalah Bahasa Indonesia dalam percakapan. Ibu R mengatakan keluarganya
tidak memiliki kebiasaan khusus yang mempengaruhi status kesehatan
keluarga yang diajarkan turun-temurun.
10. Agama :
Seluruh keluarga Bp. R beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan puasa dilakukan. Menurut keluarga
Bp. R, agama berperan penting dalam kehidupan mereka, bahkan dalam hal
kesehatan. Ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga uga
selalu mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sedang sakit
tersebut.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Di keuarga Bp. R pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp. R yang
bekerja sebagai buruh dengan penghasilan 2.000.000 – 2.500.000 setiap
bulan. Selain itu Bp. R juga masih aktif menjadi pembawa acara/MC di acara-
acara pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang ada di rumah. Ibu R
sehari-hari membuka warung yang menjual kebutuhan sehari-hari dan
makanan ringan di rumahnya dengan penghasilan perhari 50.000-an.
Keperluan keluarga sehari-hari adalah untuk makan dan jajan An. H, An. F
dan An. L. Ibu R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan
penghasilan suaminya saat ini. Bp. R saat ini memiliki tabungan atau dana
kesehatan dari tempatnya bekerja.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bp. R tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga,
hanya sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu liburan biasanya
disesuaikan dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah, tetapi sekarang
jarang dilakukan., hanya jika ada waktu saja keluarga pergi rekreasi. Ibu R
juga mengatakan biasanya dirinya berkunjung ke rumah kerabat yang letak
rumahnya berdekatan dengan rumah keluarga Bp. R. Di rumah Ibu R
mengatakan keluarganya dapat menikmatihiburan melalui TV dan radio yang
tersedia di rumahnya. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan membuat
dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya
nongkrong sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan
menonton balapan motor. An. H juga mengatakan sering main dengan teman-
temannya hingga malam hari.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan keluarga
dengan anak remaja yang dilakukan oleh keluarga antara lain :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri.
Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. H untuk memilih
apa yang ingin dilakukan. An. H mengatakan tanggung jawabnya adalah
belajar dan membantu orang tua, itupun jarang dilakukan atas
kemauannya sendiri. An. H sudah memiliki cita-cita, yaitu menjadi seorang
pemain bola, tetapi hanya sebatas harapan dan tidak tahu bagaimana
mencapai tujuannya.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Pernikahan Bp. R dan Ibu R saat ini sudah berlangsung selama 15
tahu, anaknya yang paling kecil sudah memasuki usia sekolah. Saat ini,
Ibu R dan Bp. R mengatakan untuk berusaha membesarkan ketiga
anaknya dengan memenuhi segala kebutuhan mereka.
14. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi :
a. Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak.
Ibu R mengatakan bahwa An. H adalah anak yang pendiam dan
jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia remaja,
An. H sudah mulai jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada di
rumah An. H banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya. An. H
mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena menurut An. H
bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu misalnya belajar, Bp. R
sering marah-marah sehingga An. H malas untuk menanggapinya. Ibu R
mengatakan sebenarnya Bp. R baik, tetapi memang agak keras untuk
mendidik anak-anaknya. Ibu R juga mengatakan bahwa An. H sulit untuk
diatur semenjak memasuki SMP. An. H mengatakan tugas perkembangan
maupun tanggung jawabnya sebagai remaja, karena sebelumnya tidak
pernah mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja.
15. Riwayat Keluarga Inti :
Bp. R dan Ibu R menikah pada tahun 1998, dan anak pertamanya lahir
setahun kemudian. Ibu R dan Bp. R baru memutuskan memakai kontrasepsi
setelah kelahiran anak ke-3. Jenis kontrasepsi yang dipih adalah pil KB.
16. Riwayat Keluarga Sebelumnya :
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit, keluarga
Bp. R pergi ke dokter swasta langganan keluarga. Tidak ada pola makan atau
jenis makanan yang dibatasi.

c. Lingkungan
17. Karakteristik Rumah :
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen
peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2. Desain interior rumah
terbagi menjadi 6 ruangan, yang paling depan adalah ruang tamu. Lalu, 3
ruang tidur dan yang paling belakang adalah dapur dan kamar mandi. Kamar
tidur 1 digunakan oleh Bp. R dan Ibu R, sedangkan 2 kamar tidur lainnya
digunakan oleh anak-anak dan Nenek R yang tinggal bersama Bp. R dan Ibu
R. Lantai rumah terbuat dari kerami. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih
berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang
terlihat selalu terbuka ini jarang dibersihkan. Warna dinding rumah adalah
putih yang kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah tampak rapi dan bersih
dan terdapat beberapa perabot rumah yang sesuai. Sumber air yang
digunakan oleh keluarga berasal dari tanah (sanyo) sehingga airnya tidak
berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap
pencahayaan lampu dalam rumah Bp. R terbilang terang.
Denah Rumah

Kamar Dapur
Mandi

T
Ruang Ruang e
Tudur Keluarga r 10 m
a
s
Ruang Ruang Warung

Tidur Tamu

Teras

7m

18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :


Bp. R jarang berkumpul dengan tentangga karen akesibukannya,
namun Ibu R aktif di arisan PKK dan pengajian yang ada di lingkungan
rumah. Ibu R sendiri tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan
mengurus warung yang ada di rumah. Keluarga Bp. R tinggal di RT 02 RW
02, di sisi kanan rumah Bp. R yaitu rumah saudaranya dan sebelah kiri adalah
rumah tetangganya, di belakang rumah ada tanah kosong dan jalan.
Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.
19. Mobilitas Geografis Keluarga :
Saat ini keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang
selama 15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp.R sendiri sudah tinggal
di rumah tersebut sejak Bp. R lahir, karena Bp. R adalah anak tunggal dari
kedua orang tuanya yang telah bercerai maka di rumah tersebut ditinggali
keluarga Bp. R dan ibunya. Rumah Bp. R dibangun di atas tanah milik orang
tuanya, kepemilikan tanah masih milik ibunya Bp. R.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Bp. R selalu menekankan pada Ibu R supaya mengikuti acara yang
diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan kegiatan lainnya.
Apabila ada waktu luang Ibu R mengajak anaknya bermain ke tetangga.
Hubungan anggota keluarga terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu
dengan yang lain (terlihat harmonis).
Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan di daerah setempat RT 02. An. H mengatakan sudah jarang
(suka membolos) dalam mengikuti pengajian. Bp. R sendiri sering diminta
untuk menjadi pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan ataupun acara
yang diadakan RT/RW. Ibu R juga bersosialisasi dengan tetangga di kanan,
kiri dan depan rumahnya. Saudara Ibu R tinggal tidak jauh dari rumah Ibu R,
setiap hari selalu bertemu. An. H berteman dengan beberapa teman
seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat rumahnya, bermain ke
warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan motor.
21. Sistem Pendukung Keluarga :
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang menyelesaikan
dengan anggota keluarga. Kadang juga melibatkan orang tua, karena dengan
orang tua tinggal bersama dan berdekatan. Hal yang dirasakan sebagai
pendukung keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang
memperhatikan bila ada anggota keluarga yang sakit dan tetangga yang idup
saling menghormati serta menghargai. Disamping itu adanya fasilitas dana
kesehatan dari tempat kerja Bp. R untuk anggota keluarga yang sakit menurut
Ibu R sangat membantu keluarga.

d. Struktur Keluarga
22. Pola Komunikasi Keluarga :
Ibu R mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya menekankan
keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu R mendiskusikan
bersama Bp. R, terkadang meminta bantuan nasihat dari orang tu. Waktu
yang biasanya digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari
dan waktu makan bersama dengan anggota keluarga. Namun An. H
mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya
dibandingkan kepada orang tua ataupun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk
bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
23. Struktur Kekuatan Keluarga :
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepala
keluarga, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu R punya
pendapat sendiri dan membuat keputusan sendiri, misalnya pada saat
membeli keperluan rumah tangga dan mengatur posisi perabotan rumah
tangga. Terkadang Ibu R juga berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke
pelayanan kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung.
24. Struktur Peran :
 Bp. R
Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari nafkah
untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
 Ibu R
Ibu R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada
ibunya. Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu rumah tangga dan juga membuka
usaha warung di rumah.
 An. H
An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas
sekolahnya. Ibu R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan
nilainya pas-pasan. Ibu R mengatakan tidak pernah membantu aktivitas
belajar anaknya di rumah.
 An. F
Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu R yang pada tahun ini akan
memasuki SMP. An. F juga berperan sebagai adik dari An. H dan kakak
dari An. L.
 An. L
Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu R juga berperan sebagai adik dari
kedua orang kakaknya yaitu An. H dan An. F.
 Nenek R
Sebagai ibu dari Bp. R dan nenek dari ketiga cucunya yaitu An. H, An. F
dan An. L.
Ibu R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang
apa saja tugas setiap anggota keluarga.
25. Nilai dan Norma Keluarga :
Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Islam dan tidak terpengaru oleh norma budaya. Penerimaan
keluarga terhadap perawat sangat baik, setiap masalah yang ada diutarakan
dan menerima kehadiran perawat.
e. Fungsi keluarga
26. Fungsi Efektif :
Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat
saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk
anak yang pendiam dan jarang menyampaikan pendapat.
27. Fungsi Sosialisasi :
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga Bp.
R tergolong paling lama tinggal di wilayah tersebut.
28. Fungsi Perawatan Keluarga :
Ibu R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka
yang sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotek.
Keluarga Ibu R juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi
jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati
di rumah saja. Bp. R mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan fisik
dan tidak merokok hanya saja jika sedang banyak pekerjaan yang harus
diselesaikannya biasanya Bp. R mengeluhkan pegal-pegal pada badannya.

f. Stress dan Koping Keluarga


29. Stressor Jangka Pendek :
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki
masa remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh
teman-temannya, baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan
rumahnya. An. H juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah
maupun teman di lingkungannya tersebut. An. H juga mengatakan pernah
ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan
sudah memiliki teman dekat wanita (pacar).
30. Stressor Jangka Panjang :
Ibu R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang semakin mahal,
terlebih lagi tahun ini anak keduanya yaitu An. F akan lulus dari SD dan akan
memasuki SMP.
31. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah :
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari
masalah tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini kalau setiap
masalah ada jalan keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan dari orang
tua dan tetangga yang terdekat.
32. Strategi Koping yang Digunakan :
Ibu R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi
kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang ada.
33. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak ada.

g. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat berkunjung ke rumahnya
adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian
keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan batin.
Mereka juga berharap akan banyak mendapatkan banyak pengetahuan tentang
berbagai macam jenis penyakit dan cara perawatannya.
h. Pemeriksaan Fisik
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
1 Bp. R
130/90 86 21 36,7 68 172
(38 tahun)
Keluhan/RPS Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat Bp. R mengatakan
penyakit
dahulu
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler,
dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
2 Ibu. R
110/70 82 19 36,8 48 154
(30 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
3 An. H
120/80 88 20 36,5 51 156
(14 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan
tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
4 An. F
110/80 91 21 36,8 36 139
(12 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 21
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
5 An. L
110/70 92 22 36,9 31 134
(9 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 22
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
6 Nenek. R
140/90 90 23 37 52 155
(61 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 23
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.

Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik :


Bp. R :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan pada
pemerikasaan fisiknya, Bp. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak merokok, aktif
berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
Ibu R :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan pada
pemerikasaan fisiknya, Ibu R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak merokok, aktif
berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
An. H
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, tidak
meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan.
An. F
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, tidak
meiliki keluhan penyakit, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan.
An. L
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh kurus, tidak meiliki
keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan.
Nenek R
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, merokok, tidak meiliki keluhan fisik,
penglihatan mulai berkurang, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan.

3.3 Analisa Data


No. Data Etiologi Problem
1. DS : Ketidak mampuan Ketidakefektifan
- Ibu. R mengatakan dirumahnya keluarga mengenal performa peran
tidak ada peraturan yang jelas masalah tentang remaja An. H
tentang apa saja tugas setiap tugas dan fungsi keluarga Bp. R
anggota keluarga. perkembangan
- An. H mengatakan tidak keluarga dengan
mengetahui tugas anak remaja.
perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai
remaja.
- An. H mengatakan sebelumnya
tidak pernah mendapatkan
informasi mengenai tugas
perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai
remaja.
- Ibu. R mengatakan urusan
anaknya lebih banyak
diserahkan kepada ibunya

DO :
- An. H marupakan anak
pertama dalam keluarga.
- An. H berusia 14 tahun, berada
pada masa remaja awal.
- Dirumahnya tidak ada yang
mengajarkan peran dan
tanggung jawab kepada remaja
(An. H)
2. DS : Ketidak mampuan Ketidakefektifan
- Ibu. R mengatakan urusan keluarga mengenal koping keluarga
anaknya lebih banyak masalah tentang Bp.R
diserahkan kepada ibunya pentingnya
- Ibu. R mengatakan An. H lebih komunikasi efektif
suka menghabiskan waktunya antara orang tua
didalam kamar dari pada dan remaja.
berkumpul dengan keluarga
- Ibu. R mengatakan Bp. R
memang agak keras untuk
mendidik anak-anaknya
- An. H mengakui tidak pernah
menceritakan masalah yang
dihadapinya pada orang tua
- An. H mengatakan kadang
percakapan dengan orang tua
akan berakhir dengan
ketegangan
- An. H mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya
kepada teman-temannya
debandingkan kepada orang
tua ataupun keluarganya yang
lain.

DO :
- Bp. R sibuk bekerja dan jarang
menyempatkan berbicara
kepada anaknya.

3.4 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan
keluarga dengan anak remaja.
2. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal
masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.

3.5 Scoring/ Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah


1. Diagnosa : Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi
perkembangan keluarga dengan anak remaja.
Kriteria SKOR Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH (bobot Saat ini An. H masih
= 1) dalam tahap
- Tidak sehat 3 3/3 x 1 = 1 perkembangan remaja
- Ancaman kesehatan 2 yang membutuhkan
- Krisis atau keadaan 1 perhatian dan komunikasi
sejahtera yang efektif dalam
mengungkapkan
masalahnya. Orang tua
biasanya hanya
menanyakan kemana An.
H pergi dan kadang
memarahi jika ada
masalah dengan sekolah.
KEMUNGKINAN An. H masih dapat diajak
MASALAH DAPAT berkomunikasi dan
DIUBAH (bobot = 2) menurut pada orang
- Dengan mudah 2 2/2 x 2 = 2 tuanya, melalui
- Hanya sebagian 1 pendekatan komunikasi
- Tidak dapat 0 yang efektif akan
pengenalan peran dan
tanggung jawab remaja
maka penerapan peran
pada remaja di keluarga
Bp. R akan efektif.
POTENSIAL MASALAH Adanya perhatian yang
DAPAT DICEGAH (bobot baik dari orang tua dan
= 1) saudara An. H akan
- Tinggi 3 1/3 x 1 = perkembangan peran dan
- Cukup 2 1/3 tanggung jawabnya.
- Rendah 1
MENONJOLKAN Keluarga mengatakan
MASALAH (bobot = 1) ada masalah dan segera
- Masalh berat, harus 2 2/2 x 1 = 1 perlu ditangani karena
segera ditangani mereka takut anaknya
- Ada masalah, tapi 1 tidak bisa penerapkan
tidak perlu segera peran dan tanggung
ditangani jawab remaja di
- Masalah tidak 0 keluarga.
dirasakan
Total 4 1/3

2. Diagnosa : Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan keluarga


mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan
remaja.
Kriteria SKOR Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH (bobot Timbul mekanisme koping
= 1) negatif baik pada
- Tidak sehat 3 3/3 x 1 = 1 orangtua, keluarga
- Ancaman kesehatan 2 maupun remaja karena
- Krisis atau keadaan 1 kurangnya kualitas
sejahtera komunikasi antara
mereka.
KEMUNGKINAN Pola komunikasi antara
MASALAH DAPAT remaja dan orang tua
DIUBAH (bobot = 2) merupakan suatu proses
- Dengan mudah 2 2/2 x 2 = 2 yang harus dimulai dan
- Hanya sebagian 1 dijaga
- Tidak dapat 0 keberlangsungannya,
keluarga sudah
memberikan respon
positif dengan bertanya
cara komunikasi yang
baik dengan remaja.
POTENSIAL MASALAH Keluarga sudah
DAPAT DICEGAH (bobot mengetahui stressor dan
= 1) cara mencegahnya.
- Tinggi 3 3/3 x 1 = 1
- Cukup 2
- Rendah 1
MENONJOLKAN Keluarga menganggap
MASALAH (bobot = 1) masalah terjadi tetapi
- Masalah berat, harus 2 1/2 x 1 = tidak menjadikan masalah
segera ditangani 1/2 ini prioritas utama.
- Ada masalah, tapi 1
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
Total 4 1/2

3.6 Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal
masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
2. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan
keluarga dengan anak remaja.
INTERVENSI
1. Ketidakefektifan koping pada keluarga Bp. R
Tujuan Kriteria Evaluasi
Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakefektifan Setelah 1. Setelah 2 x 15 menit
koping pada dilakukan pertemuan, keluarga
keluarga Bp. R intervensi mampu mengenal
sebanyak 3 kali komunikasi yang
kunjungan, efektif dengan remaja,
diharapkan dengan mampu:
koping keluarga 1) Menyebutkan Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga
menjadi efektif. pengertian Verbal menyebutkan apa yang diketahui keluarga
komunikasi. komunikasi adalah mengenai pengertian
pengiriman dan komunikasi.
penerimaan pesan atau 2) Berikan pujian kepada
berita antara dua orang keluarga tentang pemahaman
atau lebih dengan cara keluarga yang benar.
yang tepat sehingga 3) Berikan informasi kepada
pesan yang dimaksud keluarga mengenai pengertian
dapat dipahami. komunikasi dengan
menggunakan media lembar
balik dan leaflet.
4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang akan
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

2) Menyebutkan Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


pengertian Verbal menyebutkan apa yang diketahui keluarga
komunikasi keluarga komunikasi keluarga mengenai pengertian
yang efektif. yang efektif adalah komunikasi keluarga yang
komunikasi yang efektif.
berjalan dua arah dan 2) Berikan pujian kepada
dapat mencapai tujuan keluarga tentang pemahaman
dari komunikasi keluarga yang benar.
tersebut. 3) Berikan informasi kepada
keluarga mengenai pengertian
komunikasi keluarga yang
efektif dengan menggunakan
media lembar balik dan leaflet.
4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

3) Menyebutkan Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


penyebab komunikasi verbal menyebutkan 3 dari 6 apa yang diketahui keluarga
tidak efektif. penyebab komunikasi tentang penyebab komunikasi
tidak efektif, yaitu: tidak efektif.
1) Orang tua lebih 2) Berikan pujian kepada
banyak bicara keluarga tentang pemahaman
daripada mendengar keluarga yang benar.
2) Orang tua merasa 3) Berikan informasi kepada
tahu lebih banyak keluarga tentang penyebab
3) Orang tua cenderung komunikasi tidak efektif
memberi arahan dan dengan menggunakan media
nasihat lembar balik dan leaflet.
4) Orang tua tidak 4) Berikan kesempatan kepada
berusaha untuk keluarga untuk bertanya
mendengar terlebih tentang materi yang
dahulu apa yang disampaikan.
terjadi dan 5) Berikan penjelasan ulang
sebenarnya terjadi terhadap materi yang belum
pada remaja dimengerti.
5) Orang tua tidak 6) Motivasi keluarga untuk
mencoba menerima mengulang materi yang telah
dahulu kenyataan dijelaskan.
yang di alami remaja 7) Berikan reinforcement positif
dan memahaminya atas usaha keluarga.
6) Orang tua merasa
putus asa dan
marah-marah karena
tidak tahu lagi apa
yang harus dilakukan
terhadap remaja

4) Menyebutkan syarat- Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


syarat komunikasi verbal menyebutkan 4 dari 6 apa yang diketahui keluarga
efektif dalam syarat-syarat komunikasi tentang syarat-syarat
keluarga. efektif dalam keluarga, komunikasi efektif dalam
antara lain: keluarga.
1) Mengenal diri sendiri 2) Berikan pujian kepada
2) Mengenal diri remaja keluarga tentang pemahaman
3) Mendengar aktif keluarga yang benar.
4) “Pesan kamu” dan 3) Berikan informasi kepada
“pesan saya” keluarga tentang syarat-syarat
5) Menentukan komunikasi efektif dalam
masalah siapa keluarga dengan
6) Mengenal dan menggunakan media lembar
menghindari gaya balik dan leaflet.
penghambat 4) Berikan kesempatan kepada
komunikasi keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

5) Mengidentifikasi Respon Keluarga mengetahui 1) Motivasi keluarga untuk


ketidakefektifan afektif bahwa komunikasi yang menyebutkan syarat-syarat
koping pada keluarga terjadi antara orang tua komunikasi yang efektif dalam
Bp. R terutama dan remaja di keluarga keluarga.
masalah komunikasi adalah komunikasi yang 2) Bantu keluarga untuk
inefektif antara orang tidak efektif. mengidentifikasi komunikasi
tua dan remaja. yang tidak efektif pada
keluarga Bp. R.
3) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga
2. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu mengambil
keputusan yang tepat
dalam menciptakan
komunikasi yang efektif
dalam keluarga, dengan
mampu:
1) Menyebutkan risiko Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga
akibat masalah verbal menyebutkan 3 dari 5 apa yang diketahui keluarga
komunikasi yang tidak risiko akibat masalah tentang risiko akibat masalah
efektif dalam keluarga komunikasi yang tidak komunikasi yang tidak efektif
bila tidak diatasi. efektif dalam keluarga dalam keluarga bila tidak
bila tidak diatasi, yaitu: diatasi.
1) Kenakalan remaja 2) Berikan pujian kepada
2) Menimbulkan keluarga tentang
perubahan sikap pemahaman keluarga yang
pada diri remaja benar.
3) Anggota keluarga 3) Berikan informasi kepada
saling tertutup satu keluarga tentang risiko akibat
sama lain masalah komunikasi yang
4) Seringnya terjadi tidak efektif dalam keluarga
perceraian orang tua bila tidak diatasi dengan
5) Anak remaja merasa menggunakan media lembar
kesepian balik dan leaflet.
4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

2) Mengambil keputusan Respon Keluarga memutuskan 1) Memotivasi anggota keluarga


yang tepat untuk afektif untuk mengikuti program dalam mengambil keputusan
mengikuti program mengatasi masalah untuk mengikuti program
mengatasi masalah ketidakefektifan koping masalah ketidakefektifan
ketidakefektifan terutama masalah koping terutama masalah
koping terutama komunikasi dengan komunikasi.
masalah komunikasi konseling individu dan 2) Berikan reinforcement positif
dengan konseling konseling keluarga. atas minat keluarga untuk
individu dan konseling mengikuti program masalah
keluarga. ketidakefektifan koping
terutama masalah
komunikasi.
3. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu menciptakan
komunikasi yang efektif
dalam keluarga, dengan
mampu:
1) Menyebutkan jenis- Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga
jenis komunikasi. verbal menyebutkan jenisjenis apa yang diketahui keluarga
komunikasi, yaitu: tentang jenis-jenis
1) Komunikasi verbal komunikasi.
dengan kata-kata 2) Berikan pujian kepada
2) Komunikasi non- keluarga tentang pemahaman
verbal disebut yang benar.
dengan bahasa 3) Berikan informasi kepada
tubuh keluarga mengenai jenis-jenis
komunikasi dengan
menggunakan media lembar
balik dan leaflet.
4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

2) Menyebutkan Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


hambatan dalam verbal menyebutkan apa yang diketahui keluarga
berkomunikasi. menyebutkan 7 dari 12 tentang hambatan dalam
hambatan dalam berkomunikasi.
komunikasi, yaitu: 2) Berikan pujian kepada
1) Memerintah keluarga tentang pemahaman
2) Menyalahkan yang benar.
3) Meremehkan 3) Berikan informasi kepada
4) Membandingkan keluarga mengenai hambatan
5) Memberi cap dalam berkomunikasi dengan
6) Mengancam menggunakan media lembar
7) Menasihati balik dan leaflet.
8) Membohongi 4) Berikan kesempatan kepada
9) Menghibur keluarga untuk bertanya
10) Mengkritik tentang materi yang
11) Menyindir disampaikan.
12) Menganalisa 5) Berikan penjelasan ulang
bertanya terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

3) Mendemonstrasikan Respon Cara berkomunikasi 1) Demonstrasikan dengan


cara komunikasi yang psikomotor efektif antara orang tua keluarga cara berkomunikasi
efektif antara orang dan remaja harus efektif antara orang tua dan
tua dan remaja. memenuhi syarat-syarat remaja.
komunikasi efektif. 2) Beri kesempatan keluarga
bertanya.
3) Beri kesempatan keluarga
mendemonstrasikan kembali
cara berkomunikasi efektif
antara orang tua dan remaja
4) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.
4. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu memodifikasi
lingkungan dalam
menciptakan komunikasi
yang efektif dalam
keluarga, dengan
mampu:
1) Menyebutkan faktor- Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga
faktor dalam diri verbal menyebutkan 2 dari 3 apa yang diketahui keluarga
remaja untuk faktor-faktor dalam diri tentang faktor-faktor dalam
mendukung remaja untuk diri remaja untuk mendukung
komunikasi efektif. mendukung komunikasi komunikasi efektif.
efektif, yaitu: 2) Berikan pujian kepada
1) Sebelum memulai keluarga tentang pemahaman
proses komunikasi yang benar.
hubungan remaja 3) Berikan informasi kepada
dan orang tua keluarga mengenai faktor-
hangat dan terbuka faktor dalam diri remaja untuk
2) Remaja telah mendukung komunikasi
menyatakan efektif dengan menggunakan
bersedia media lembar balik dan
mengungkapkan leaflet.
permasalahannya 4) Berikan kesempatan kepada
3) Teridentifikasi keluarga untuk bertanya
bahwa remaja tentang materi yang
berada pada kondisi disampaikan.
yang membutuhkan 5) Berikan penjelasan ulang
bantuan orang tua terhadap materi yang belum
untuk memfasilitasi dimengerti. 4.1.6
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

2) Menyebutkan faktor- Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


faktor dalam diri verbal menyebutkan 2 dari 4 apa yang diketahui keluarga
orang tua untuk faktor-faktor dalam diri tentang faktor-faktor dalam
mendukung orang tua untuk diri orang tua untuk
komunikasi efektif mendukung komunikasi mendukung komunikasi
efektif, yaitu: efektif.
1) Mendengar supaya 2) Berikan pujian kepada
remaja banyak bicara keluarga tentang pemahaman
2) Menerima dahulu yang benar.
perasaan remaja agar 3) Berikan informasi kepada
remaja lebih terbuka keluarga mengenai faktor-
dan dihargai faktor dalam diri orang tua
3) Berbicara supaya untuk mendukung komunikasi
didengar efektif dengan menggunakan
4) Mau berubah dimana media lembar balik dan
orang tua memiliki leaflet.
waktu yang khusus 4) Berikan kesempatan kepada
dalam mendengarkan keluarga untuk bertanya
dan berkomunikasi tentang materi yang
dengan remaja disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga
3) Menyebutkan faktor- Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga
faktor lingkungan afektif menyebutkan 2 dari 4 apa yang diketahui keluarga
untuk mendukung faktor-faktor lingkungan tentang faktor-faktor
komunikasi efektif untuk mendukung lingkungan untuk mendukung
komunikasi efektif, yaitu: komunikasi efektif.
1) Kondusif 2) Berikan pujian kepada
2) Tenang keluarga tentang pemahaman
3) Privacy remaja yang benar.
terjaga 3) Berikan informasi kepada
4) Jika dilakukan di keluarga mengenai faktor-
rumah sebaiknya faktor lingkungan untuk
dilakukan di ruangan mendukung komunikasi
tertutup untuk efektif dengan menggunakan
menjaga privacy media lembar balik dan
remaja dan leaflet.
keleluasaan remaja 4) Berikan kesempatan kepada
mengekspresikan keluarga untuk bertanya
perasaan tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.
5. Setelah 3 x 20 menit
pertemuan, keluarga
mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan
untuk fasilitasi
komunikasi efektif dalam
keluarga, dengan
mampu:
1) Menyebutkan jenis- Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga
jenis pelayanan verbal menyebutkan pelayanan mengenai jenis-jenis
kesehatan yang kesehatan yang dapat pelayanan kesehatan yang
dapat dikunjungi dikunjungi keluarga dapat dikunjungi keluarga
keluarga untuk untuk berkonsultasi untuk berkonsultasi masalah
berkonsultasi masalah komunikasi komunikasi antara orang tua
masalah komunikasi antara orang tua dan dan remaja yang ada disekitar
antara orang tua dan remaja, yaitu: tempat tinggal.
remaja. 1) Puskesmas (PKPR) 2) Motivasi keluarga untuk
2) Psikolog mengulang jenis-jenis
3) Guru wali kelas pelayanan kesehatan yang
4) Guru BP di sekolah dapat dikunjungi keluarga.
3) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

2) Mengunjungi fasilitas Respon Keluarga mengunjungi 1) Motivasi keluarga untuk


pelayanan kesehatan afektif pelayanan kesehatan berkunjung ke fasilitas
untuk berkonsultasi untuk konsultasi pelayanan kesehatan.
mengenai masalah mengenai masalah 2) Berikan reinforcement positif
komunikasi antara komunikasi antara orang atas usaha keluarga untuk
orang tua dan remaja. tua dan remaja. menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan

2. Ketidakefektifan peforma peran remaja pada keluarga Bp. R khususnya An. H


Tujuan Kriteria Evaluasi
Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakefektifan Setelah 1. Setelah 1 x 20 menit
performa peran dilakukan pertemuan, keluarga
remaja pada intervensi mampu mengenal
keluarga Bp. R sebanyak 3 kali masalah tumbuh
khususnya An. H kunjungan, kembang remaja, dengan
performa peran mampu:
remaja menjadi 1) Menyebutkan definisi
efektif tumbuh kembang. Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga
verbal menyebutkan apa yang diketahui keluarga
pertumbuhan adalah mengenai pengertian tumbuh
bertambahnya ukuran kembang.
anak dari segi jasmani. 2) Berikan pujian kepada
Sedangkan keluarga tentang pemahaman
perkembangan adalah keluarga yang benar.
berkembangnya 3) Berikan informasi kepada
kemampuan atau keluarga mengenai pengertian
keahlian anak. tumbuh kembang dengan
menggunakan media lembar
balik dan leaflet.
4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untukbertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

2) Menyebutkan definisi Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


remaja. verbal menyebutkan remaja apa yang diketahui keluarga
adalah anak yang mengenai pengertian remaja.
berusia 13-21 tahun. 2) Berikan pujian kepada
Remaja merupakan keluarga tentang pemahaman
masa transisi/ peralihan keluarga yang benar.
dari masa kanak-kanak 3) Berikan informasi kepada
menuju dewasa yang keluarga mengenai pengertian
ditandai dengan adanya remaja dengan menggunakan
perubahan aspek fisik, media lembar balik dan leaflet.
psikis dan psikososial. 4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untukbertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga

3) Menyebutkan definisi Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


tumbuh kembang verbal menyebutkan tumbuh apa yang diketahui keluarga
remaja kembang remaja adalah tentang definisi tumbuh
proses lebih lanjut kembang remaja.
remaja menuju tahap 2) Berikan pujian kepada
perkembangan dan keluarga tentang pemahaman
pertumbuhan selanjutnya keluarga yang benar.
(dewasa). 3) Berikan informasi kepada
keluarga tentang definisi
tumbuh kembang remaja
dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untukbertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

4) Menyebutkan Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


perubahanperubahan verbal menyebutkan 6 dari 11 apa yang diketahui keluarga
yang terjadi pada perubahan-perubahan tentang perubahanperubahan
remaja. yang terjadi pada pada remaja.
remaja, yaitu: 2) Berikan pujian kepada
1) Perubahan fisik, keluarga tentang pemahaman
meliputi: keluarga yang benar.
a) Perubahan TB dan 3) Berikan informasi kepada
BB keluarga tentang perubahan-
b) Perubahan bentuk perubahan pada remaja
tubuh: Remaja dengan menggunakan media
putri (penimbunan lembar balik dan leaflet.
jaringan lemak, 4) Berikan kesempatan kepada
kulit halus, suara keluarga untukbertanya
nyaring, payudara tentang materi yang
membesar, disampaikan.
tumbuh rambut di 5) Berikan penjelasan ulang
daerah tertentu. terhadap materi yang belum
Remaja putra dimengerti.
(peningkatan 6) Motivasi keluarga untuk
besar otot, kulit mengulang materi yang telah
kasar, tumbuh dijelaskan.
kumis, tumbuh 7) Berikan reinforcement positif
rambut di daerah atas usaha keluarga
tertentu).
c) Mengalami
pubertas: Remaja
putra (mimpi
basah). Remaja
putri (menstruasi).
2) Perubahan mental,
meliputi:
a) Berpikir abstrak b
b) Kritis
c) Egosentris
d) Selalu ingin tahu
e) Cenderung
menentang orang
tua
f) Ingin mencoba hal-
hal yang menguji
keberanian
3) Perubahan sosial,
meliputi:
a) Mulai melepaskan
diri dari keluarga
b) Membentuk
kelompok teman
sebaya

5) Mengidentifikasi Respon Keluarga mengatakan 1) Tanyakan kepada keluarga,


anggota keluarga yang afektif An. H adalah remaja. adakah anggota keluarga
berusia remaja. yang memiliki kriteria remaja
sebagaimana yang telah
dibahas.
2) Berikan reinforcement positif
atas apa yang telah
dikemukakan keluarga yang
tepat dan benar.
2. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu mengambil
keputusan yang tepat
untuk mengasuh anak
remaja, dengan mampu:
1) Menyebutkan Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga
permasalahan akibat verbal menyebutkan minimal 2 apa yang diketahui keluarga
perubahan fisik pada dari 4 permasalahan tentang akibat perubahan fisik
remaja akibat perubahan fisik pada remaja.
pada remaja, yaitu: 2) Berikan pujian kepada
1) Jerawat keluarga tentang pemahaman
2) Kegemukan yang benar.
3) Anemia 3) Berikan informasi kepada
4) Infeksi karena keluarga mengenai akibat
kekebalan tubuh perubahan fisik pada remaja
mulai menurun dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga

2) Menyebutkan Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


permasalahan akibat verbal menyebutkan 2 apa yang diketahui keluarga
perubahan kejiwaan permasalahan akibat tentang akibat perubahan
pada remaja. perubahan kejiwaan kejiwaan pada remaja.
pada remaja, yaitu: 2) Berikan pujian kepada
1) Mencari identitas diri keluarga tentang pemahaman
2) Timbul pertanyaan: yang benar.
Siapa aku ini? Apa 3) Berikan informasi kepada
jadinya aku ini? keluarga mengenai akibat
perubahan kejiwaan pada
remaja dengan menggunakan
media lembar balik dan leaflet.
4) Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga

3) Menyebutkan Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan bersama keluarga


permasalahan akibat verbal menyebutkan minimal 2 apa yang diketahui keluarga
perubahan sosial dari 3 permasalahan tentang akibat perubahan
pada remaja. akibat perubahan sosial sosial pada remaja.
pada remaja, yaitu: 2) Berikan pujian kepada
1) Timbul konflik dengan keluarga tentang pemahaman
orang tua akibat yang benar.
keinginan remaja 3) Berikan informasi kepada
ingin mempunyai keluarga mengenai akibat
keleluasaan pribadi. perubahan sosial pada remaja
2) Melibatkan remaja dengan menggunakan media
pada perkelahian lembar balik dan leaflet.
antar genk, bolos, 4) Berikan kesempatan kepada
terlibat dalam keluarga untuk bertanya
narkoba, minum tentang materi yang
minuman keras, disampaikan.
merokok akibat setia 5) Berikan penjelasan ulang
kawan kepada terhadap materi yang belum
kelompok. dimengerti.
3) Sifat egosentris dan 6) Motivasi keluarga
menonjolkan untukmengulang materi yang
kelompoknya. telah dijelaskan.
7) Berikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.

4) Mengambil keputusan Respon Keluarga mengatakan 1) Bantu keluarga untuk


yang tepat untuk afektif akan mengasuh anak mengenal dan menyadari
mengasuh anak remaja dengan tepat akan adanya remaja di
remaja. sesuai dengan tumbuh keluarganya.
kembangnya. 2) Bantu keluarga untuk
memutuskan mengasuh anak
remaja dengan tepat sesuai
dengan tumbuh kembangnya.
3) Berikan reinforcement positif
atas keputusan tepat yang
telah diambil keluarga.
3. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu mengasuh anak
remaja, dengan mampu:
1) Menyebutkan sikap Respon Keluarga mampu 1) Dorong keluarga untuk
orang tua dalam verbal menyebutkan minimal 3 menceritakan sikap orang tua
mengasuh anak dari 4 sikap orang tua dalam mengasuh anak
remaja dalam mengasuh anak remaja.
remaja, yaitu: 2) Informasikan kepada keluarga
1) Mengenal anak tentang sikap orang tua dalam
2) Sering melakukan mengasuh anak remaja
percakapan dengan dengan menggunakan media
anak lembar balik dan leaflet.
3) Mendampingi dan 3) Motivasi keluarga untuk
membimbing remaja menjelaskan kembali materi
dalam menghadapi yang telah disampaikan.
tantangan hidup 4) Tanyakan kepada keluarga
4) Menjadi pemimpin mengenai materi yang belum
dan teman bagi dimengerti.
remaja 5) Jelaskan kepada keluarga
mengenai materi yang belum
dimengerti.
6) Berikan reinforcement positif
terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga.

2) Menyebutkan sikap Respon Keluarga mampu 1) Dorong keluarga untuk


anak remaja dalam verbal menyebutkan minimal 3 menceritakan sikap anak
menjalani masa dari 5 sikap anak remaja remaja dalam menjalani masa
remaja. dalam menjalani masa remaja.
remaja, yaitu: 2) Informasikan kepadakeluarga
1) Mengetahui kelebihan tentang sikap anak remaja
dan kekurangan diri. dalam menjalani masa remaja
2) Menerima diri sendiri. dengan menggunakan media
3) Meningkatkan lembar balik dan leaflet.
keimanan kepada 3) Motivasi keluarga untuk
Tuhan semesta ini. menjelaskan kembali materi
4) Bersikap terbuka. yang telah disampaikan.
5) Memiliki kegiatan 4) Tanyakan kepada keluarga
positif. mengenai materi yang belum
dimengerti.
5) Jelaskan kepada keluarga
mengenai materi yang belum
dimengerti.
6) Berikan reinforcement
terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga.

3) Melakukan Respon Pada kunjungan yang 1) Tanyakan kepada keluarga,


komunikasi yang psikomotor tidak direncanakan, hal apa yang telah dibicarakan
terbuka dengan keluarga melakukan dengan anggota keluarga
remaja. komunikasi yang terbuka yang remaja.
dengan remaja dan 2) Berikan reinforcement positif
saling berbincang terhadap kemampuan yang
tentang kehidupan dicapai oleh keluarga.
remaja.
4. Setelah 1 x 15 menit Respon Keluarga mampu 1) Diskusikan cara memodifikasi
pertemuan, keluarga verbal menyebutkan 2 lingkungan yang sesuai
mampu memodifikasi modifikasi lingkungan dengan remaja.
lingkungan yang sesuai yang sesuai dengan 2) Jelaskan kepada keluarga
dengan anak remaja. remaja, yaitu: tentang cara memodifikasi
1) Pergaulan dengan lingkungan yang sesuai
teman sebaya yang dengan remaja dengan
baik (selektif memilih menggunakan media lembar
teman) balik dan leaflet.
2) Komunikasi terbuka 3) Motivasi keluarga untuk
dengan keluarga menjelaskan kembali cara
memodifikasi lingkungan yang
sesuai dengan remaja.
4) Tanyakan kepada keluarga
tentang materi yang belum
dimengerti.
5) Jelaskan kepada keluarga
mengenai materi yang belum
dimengerti.
6) Berikan reinforcement positif
terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga
5. Setelah 1 x 20 menit
pertemuan, keluarga
mampu menggunakan
fasilitas kesehatan yang
ada untuk berkonsultasi
mengenai tumbuh
kembang remaja,
dengan mampu:
1) Menyebutkan tempat Respon Keluarga dapat 1) Diskusikan bersama keluarga
pelayanan verbal menyebutkan fasilitas mengenai fasilitas kesehatan
kesehatan untuk yang dapat dikunjungi, yang ada disekitar tempat
berkonsultasi yaitu: tinggal.
mengenai tumbuh 1) Puskesmas (PKPR) 2) Motivasi keluarga untuk
kembang remaja. 2) Rumah sakit mengulang fasilitas kesehatan
3) Klinik dokter yang dapat dikunjungi.
4) Psikolog 3) Berikan reinforcement positif
5) Guru wali kelas atas usaha keluarga.
6) Guru BP di sekolah

2) Mengunjungi fasilitas Respon Keluarga mengunjungi 1) Motivasi keluarga untuk


pelayanan afektif pelayanan kesehatan berkunjung ke fasilitas
kesehatan untuk untuk konsultasi tumbuh kesehatan.
berkonsultasi kembang remaja 2) Berikan reinforcement positif
mengenai tumbuh atas usaha keluarga untuk
kembang remaja. menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa Tanggal dan
Implementasi Evaluasi Paraf
Ke Waktu
24 April 2019 1. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang S:
jam 13.00 WIB diketahui keluarga mengenai pengertian  Keluarga (Ibu. R) mampu menyebutkan
komunikasi. pengertian komunikasi
2. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai  Ibu. R mampu menyebutkan pengertian
pengertian komunikasi dengan menggunakan komunikasi keluarga yang efektif
media lembar balik dan leaflet.  Ibu. R mampu menyebutkan penyebab
3. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang komunikasi tidak efektif.
diketahui keluarga mengenai pengertian  Ibu. R mampu menyebutkan syaratsyarat
komunikasi keluarga yang efektif. komunikasi efektif dalam keluarga.
4. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai  Ibu. R mampu mengidentifikasi komunikasi
1 pengertian komunikasi keluarga yang efektif komunikasi yang tidak efektif pada keluarga
dengan menggunakan media lembar balik dan Bp. R.
leaflet.  Ibu. R mampu menyebutkan risiko akibat
5. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang masalah komunikasi yang tidak efektif dalam
diketahui keluarga tentang penyebab komunikasi keluarga bila tidak diatasi
tidak efektif.  Ibu. R mampu mengambil keputusan untuk
6. Memberikan informasi kepada keluarga tentang mengikuti program masalah ketidakefektifan
penyebab komunikasi tidak efektif dengan koping terutama masalah komunikasi.
menggunakan media lembar balik dan leaflet.
 Ibu. R mampu menyebutkan jenis-jenis
7. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang
komunikasi
diketahui keluarga tentang syarat-syarat
komunikasi efektif dalam keluarga.  Ibu. R mampu menyebutkan hambatan dalam
8. Memberikan informasi kepada keluarga tentang berkomunikasi
syarat-syarat komunikasi efektif dalam keluarga
dengan menggunakan media lembar balik dan O:
leaflet.  Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
9. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan cara komunikasi yang efektif dengan remaja
syaratsyarat komunikasi yang efektif dalam  Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
keluarga. cara mendengar aktif dan menyampaikan
10. Membantu keluarga untuk mengidentifikasi “pesan saya” pada remaja
komunikasi yang tidak efektif pada keluarga Bp. R.
11. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang A:
diketahui keluarga tentang risiko akibat masalah TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai dengan keluarga
komunikasi yang tidak efektif dalam keluarga bila telah mampu mengenal komunikasi yang efektif
tidak diatasi. antara orang tua dengan remaja, mengambil
12. Memberikan informasi kepada keluarga tentang keputusan dalam menciptakan komunikasi yang
risiko akibat masalah komunikasi yang tidak efektif efektif dalam keluarga dan mendemonstrasikan
dalam keluarga bila tidak diatasi dengan komunikasi yang efektif dengan anak remaja.
menggunakan media lembar balik dan leaflet.
13. Memotivasi anggota keluarga dalam mengambil P:
keputusan untuk mengikuti program masalah Evaluasi TUK 1, 2 dan 3 kemudian lanjutkan ke
ketidakefektifan koping terutama masalah TUK 4 dan 5
komunikasi.
14. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga tentang jenis-jenis komunikasi.
15. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai
jenis-jenis komunikasi dengan menggunakan
media lembar balik dan leaflet. 16. Mendiskusikan
bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang hambatan dalam berkomunikasi.
Memberikan informasi kepada keluarga mengenai
hambatan dalam berkomunikasi dengan
menggunakan media lembar balik dan leaflet.
16. Mendemonstrasikan dengan keluarga cara
berkomunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
17. Memberi kesempatan keluarga bertanya.
18. Memberi kesempatan keluarga
mendemonstrasikan kembali cara berkomunikasi
efektif antara orang tua dan remaja
19. Memberikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.
20. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan.
21. Memberikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
22. Memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dijelaskan.
23. Memberikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
1 27 Mei 2019 jam 1. Mengevaluasi TUK 1 – 3 S:
10.00 WIB 2. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang  Keluarga (Ibu. R) mampu menyebutkan
diketahui keluarga tentang faktor-faktor dalam diri kembali pengertian komunikasi
remaja untuk mendukung komunikasi efektif.  Ibu. R mampu menyebutkan kembali
3. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian komunikasi keluarga yang efektif
faktor-faktor dalam diri remaja untuk mendukung  Ibu. R mampu menyebutkan kembali
komunikasi efektif dengan menggunakan media penyebab komunikasi tidak efektif.
lembar balik dan leaflet.  Ibu. R mampu menyebutkan kembali syarat-
4. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang syarat komunikasi efektif dalam keluarga.
diketahui keluarga tentang faktor-faktor dalam diri  Ibu. R mampu mengidentifikasi kembali
orang tua untuk mendukung komunikasi efektif. komunikasi komunikasi yang tidak efektif pada
5. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai keluarga Bp. R.
faktor-faktor dalam diri orang tua untuk mendukung  Ibu. R mampu menyebutkan kembali risiko
komunikasi efektif dengan menggunakan media akibat masalah komunikasi yang tidak efektif
lembar balik dan leaflet. dalam keluarga bila tidak diatasi
6. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang  Ibu. R mengatakan sudah mengusahakan
diketahui keluarga tentang faktor-faktor lingkungan berbicara dengan anaknya
untuk mendukung komunikasi efektif.
 Ibu. R mampu mengambil keputusan untuk
7. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai
mengikuti program masalah ketidakefektifan
faktor-faktor lingkungan untuk mendukung
koping terutama masalah komunikasi.
komunikasi efektif dengan menggunakan media
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali jenis-
lembar balik dan leaflet.
jenis komunikasi.
8. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai jenis-
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali
jenis pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
keluarga untuk berkonsultasi masalah komunikasi hambatan dalam berkomunikasi.
antara orang tua dan remaja yang ada disekitar  Ibu. R mampu menyebutkan faktorfaktor
tempat tinggal. dalam diri remaja untuk mendukung
9. Memotivasi keluarga untuk mengulang jenisjenis komunikasi efektif.
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi  Ibu. R mampu menyebutkan faktorfaktor
keluarga. dalam diri orang tua untuk mendukung
10. Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas komunikasi efektif
pelayanan kesehatan.  Ibu. R mampu menyebutkan faktorfaktor
11. Memberikan pujian kepada keluarga tentang lingkungan untuk mendukung komunikasi
pemahaman yang benar. efektif
12. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk  Ibu. R mampu menyebutkan jenis-jenis
bertanya tentang materi yang disampaikan. pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
13. Memberikan penjelasan ulang terhadap materi keluarga untuk berkonsultasi masalah
yang belum dimengerti. komunikasi antara orang tua dan remaja yang
14. Memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang ada disekitar tempat tinggal.
telah dijelaskan.
15. Memberikan reinforcement positif atas usaha O:
keluarga.  Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
kembali cara komunikasi yang efektif dengan
remaja
 Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
kembali cara mendengar aktif dan
menyampaikan “pesan saya” pada remaja
A:
 TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai dengan
keluarga telah mampu mengenal komunikasi
yang efektif antara orang tua dengan remaja,
mengambil keputusan dalam menciptakan
komunikasi yang efektif dalam keluarga dan
mendemonstrasikan komunikasi yang efektif
dengan anak remaja.
 TUK 4 dan 5 tercapai ditandai dengan
keluarga telah mampu memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk memfasilitasi komunikasi
efektif dalam keluarga antara orang tua dan
remaja.

P:
Evaluasi TUK 1 – 5 untuk diagnosa pertama
(ketidakefektifan koping pada keluarga Bp. R)
1 29 Mei 2019 jam Mengevaluasi TUK 1 – 5 S:
10.00 WIB  Keluarga (Ibu. R) mampu menyebutkan
kembali pengertian komunikasi
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali
pengertian komunikasi keluarga yang efektif
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali
penyebab komunikasi tidak efektif.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali syarat-
syarat komunikasi efektif dalam keluarga.
 Ibu. R mampu mengidentifikasi kembali
komunikasi komunikasi yang tidak efektif pada
keluarga Bp. R. I
 bu. R mampu menyebutkan kembali risiko
akibat masalah komunikasi yang tidak efektif
dalam keluarga bila tidak diatasi
 Ibu. R mengatakan sudah mengusahakan
berbicara dengan anaknya
 Ibu. R mampu mengambil keputusan untuk
mengikuti program masalah ketidakefektifan
koping terutama masalah komunikasi.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali jenis-
jenis komunikasi.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali
hambatan dalam berkomunikasi.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali faktor-
faktor dalam diri remaja untuk mendukung
komunikasi efektif.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali faktor-
faktor dalam diri orang tua untuk mendukung
komunikasi efektif
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali faktor-
faktor lingkungan untuk mendukung
komunikasi efektif
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali jenis-
jenis pelayanan kesehatan yang dapat
dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi
masalah komunikasi antara orang tua dan
remaja yang ada disekitar tempat tinggal.

O:
 Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
kembali cara komunikasi yang efektif dengan
remaja
 Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
kembali cara mendengar aktif dan
menyampaikan “pesan saya” pada remaja

A:
TUK 1 – 5 tercapai ditandai dengan keluarga
telah mampu mengenal komunikasi yang efektif
antara orang tua dengan remaja, mengambil
keputusan dalam menciptakan komunikasi yang
efektif dalam keluarga, mendemonstrasikan
komunikasi yang efektif dengan anak remaja,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan untuk memfasilitasi
komunikasi efektif dalam keluarga antara orang
tua dan remaja.

P:
TUK 1 – 3 untuk diagnosa ke dua
(ketidakefektifan performa peran remaja pada
keluarga Bp. R khususnya An. H)
2 1 Juni 2019 jam 1. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang S:
10.00 WIB diketahui keluarga mengenai pengertian tumbuh  Keluarga (Ibu. R) mampu menyebutkan
kembang. pengertian tumbuh kembang.
2. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai  Ibu. R mampu menyebutkan pengertian
pengertian tumbuh kembang dengan remaja
menggunakan media lembar balik dan leaflet.  Ibu. R mampu menyebutkan definisi tumbuh
3. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang kembang remaja
diketahui keluarga mengenai pengertian remaja.  Ibu. R mampu menyebutkan syaratsyarat
4. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai komunikasi efektif dalam keluarga.
pengertian remaja dengan menggunakan media  Ibu. R mampu menyebutkan perubahan-
lembar balik dan leaflet. perubahan pada remaja.
5. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang  Ibu. R mampu mengidentifikasi An. H
diketahui keluarga tentang definisi tumbuh
kembang remaja. termasuk dalam remaja
6. Memberikan informasi kepada keluarga tentang  Ibu. R mampu menyebutkan akibat perubahan
definisi tumbuh kembang remaja dengan fisik pada remaja
menggunakan media lembar balik dan leaflet.  Ibu. R mampu menyebutkan akibat perubahan
7. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang kejiwaan pada remaja.
diketahui keluarga tentang perubahan-perubahan  Ibu. R mampu menyebutkan akibat perubahan
pada remaja. sosial pada remaja.
8. Memberikan informasi kepada keluarga tentang  Ibu. R mampu mengambil keputusan untuk
perubahan-perubahan pada remaja dengan mengasuh anak remaja dengan tepat sesuai
menggunakan media lembar balik dan leaflet dengan tumbuh kembangnya.
9. Menanyakan kepada keluarga, adakah anggota  Ibu. R mampu menyebutkan sikap orang tua
keluarga yang memiliki kriteria remaja dalam mengasuh anak remaja
sebagaimana yang telah dibahas.  Ibu. R mampu menyebutkan sikap anak
10. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang remaja dalam menjalani masa remaja
diketahui keluarga tentang akibat perubahan fisik
pada remaja. O:
11. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
akibat perubahan fisik pada remaja dengan cara komunikasi terbuka dengan remaja
menggunakan media lembar balik dan leaflet.
12. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang A:
diketahui keluarga tentang akibat perubahan TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai dengan keluarga
kejiwaan pada remaja. telah mampu mengenal masalah tumbuh
13. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai kembang remaja, mengambil keputusan yang
akibat perubahan kejiwaan pada remaja dengan
menggunakan media lembar balik dan leaflet. tepat untuk mengasuh anak remaja dan
14. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang mendemonstrasikan komunikasi yang terbuka
diketahui keluarga tentang akibat perubahan sosial dengan anak remaja.
pada remaja.
15. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai P:
akibat perubahan sosial pada remaja dengan Evaluasi TUK 1, 2 dan 3 kemudian lanjutkan ke
menggunakan media lembar balik dan leaflet. TUK 4 dan 5
16. Membantu keluarga untuk mengenal dan
menyadari akan adanya remaja di keluarganya.
17. Membantu keluarga untuk memutuskan mengasuh
anak remaja dengan tepat sesuai dengan tumbuh
kembangnya.
18. Mendorong keluarga untuk menceritakan sikap
orang tua dalam mengasuh anak remaja.
19. Menginformasikan kepada keluarga tentang sikap
orang tua dalam mengasuh anak remaja dengan
menggunakan media lembar balik dan leaflet.
20. Mendorong keluarga untuk menceritakan sikap
anak remaja dalam menjalani masa remaja.
21. Menginformasikan kepada keluarga tentang sikap
anak remaja dalam menjalani masa remaja
dengan menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
22. Menanyakan kepada keluarga, hal apa yang telah
dibicarakan dengan anggota keluarga yang
remaja.
23. Memberikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar
24. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan.
25. Memberikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
26. Memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dijelaskan.
27. Memberikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
2 6 Juni 2019 jam 1. Mengevaluasi TUK 1 – 3 S:
10.00 WIB 2. Mendiskusikan cara memodifikasi lingkungan  Keluarga (Ibu. R) mampu menyebutkan
yang sesuai dengan remaja. kembali pengertian tumbuh kembang.
3. Menjelaskan kepada keluarga tentang cara  Ibu. R mampu menyebutkan kembali
memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan pengertian remaja
remaja dengan menggunakan media lembar balik  Ibu. R mampu menyebutkan kembali definisi
dan leaflet. tumbuh kembang remaja
4. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali  Ibu. R mampu menyebutkan kembali syarat-
cara memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan syarat komunikasi efektif dalam keluarga.
remaja.  Ibu. R mampu menyebutkan kembali
5. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai perubahan-perubahan pada remaja.
fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat
tinggal.  Ibu. R mampu mengidentifikasi kembali An. H
6. Memotivasi keluarga untuk mengulang fasilitas termasuk dalam remaja
kesehatan yang dapat dikunjungi.  Ibu. R mampu menyebutkan kembali akibat
7. Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas perubahan fisik pada remaja
kesehatan.  Ibu. R mampu menyebutkan kembali akibat
8. Menanyakan kepada keluarga tentang materi yang perubahan kejiwaan pada remaja.
belum dimengerti.  Ibu. R mampu menyebutkan kembali akibat
9. Menjelaskan kepada keluarga mengenai materi perubahan sosial pada remaja.
yang belum dimengerti.  Ibu. R mampu menyebutkan kembali sikap
10. Memberikan reinforcement positif terhadap orang tua dalam mengasuh anak remaja
kemampuan yang dicapai oleh keluarga  Ibu. R mampu menyebutkan kembali sikap
anak remaja dalam menjalani masa remaja
 Ibu. R mengatakan sudah mengusahakan
berbicara dengan anaknya
 Ibu. R mampu menyebutkan cara
memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan
remaja
 Ibu. R mampu menyebutkan fasilitas
kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

O:
Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
kembali cara komunikasi terbuka dengan remaja
A:
 TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai dengan
keluarga telah mampu mengenal masalah
tumbuh kembang remaja, mengambil
keputusan yang tepat untuk mengasuh anak
remaja dan mendemonstrasikan komunikasi
yang terbuka dengan anak remaja.
 TUK 4 dan 5 tercapai ditandai dengan
keluarga telah mampu memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk memfasilitasi dalam
menerapkan peran dan tanggung jawab
remaja.

P:
Evaluasi TUK 1 – 5 untuk diagnosa ke dua
(ketidakefektifan performa peran pada keluarga
Bp. R khususnya An. H)
2 8 Juni 2019 jam Mengevaluasi TUK 1 – 5 S:
10.00 WIB  Keluarga (Ibu. R) mampu menyebutkan
kembali pengertian tumbuh kembang.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali
pengertian remaja
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali definisi
tumbuh kembang remaja
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali syarat-
syarat komunikasi efektif dalam keluarga.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali
perubahan-perubahan pada remaja.
 Ibu. R mampu mengidentifikasi kembali An. H
termasuk dalam remaja
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali akibat
perubahan fisik pada remaja
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali akibat
perubahan kejiwaan pada remaja.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali akibat
perubahan sosial pada remaja.
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali sikap
orang tua dalam mengasuh anak remaja
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali sikap
anak remaja dalam menjalani masa remaja
 Ibu. R mengatakan sudah mengusahakan
berbicara dengan anaknya
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali cara
memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan
remaja
 Ibu. R mampu menyebutkan kembali fasilitas
kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

O:
Orang tua (Ibu. R) dapat mendemonstrasikan
kembali cara komunikasi terbuka dengan remaja

A:
TUK 1 – 5 tercapai ditandai dengan keluarga
telah mampu mengenal masalah tumbuh
kembang remaja, mengambil keputusan yang
tepat untuk mengasuh anak remaja,
mendemonstrasikan komunikasi yang terbuka
dengan anak remaja, memodifikasi lingkungan
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
memfasilitasi memfasilitasi dalam menerapkan
peran dan tanggung jawab remaja.

P:
Evaluasi sumatif untuk diagnosa keperawatan
ketidakefektifan koping pada keluarga Bp. R
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau
kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat

4.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga melalui
penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan perkembangan keluarga sesuai
jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan
kesehatan keluarga yang optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan,
untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2012. Laporan situasi kependudukan dunia tahun 2012. Jakarta

Santrock, J. W. 2007. Perkembangan anak edisi kesebelas jilid 2. Jakarta: Erlangga

Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga edisi pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Slameto. 2006. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Mubarak, dkk. 2009. Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika

Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia

Wong, D. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

ners.unair.ac.id/materikuliah/askep%20remaja%20new.pdf

Anda mungkin juga menyukai